Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

“ MANAJEMEN LABORATORIUM”
(Disusun untuk memenuhi mata kuliah sistem menejemen mutu)

DOSEN PENGAMPU :
RUFINA PRAMUDITA,S.SI,M.SI

NAMA KELOMPOK :
SRI WANTI (2201011207)
SYIFA SALSABILA (2201011208)
MUHAMAD RAZIF (2201011193)
ASTI ANANTA (2201011174)
NADYA FADILLAH (2201011195)
JESICA TAMILA DEWI (2201011189)
CELIS SIGALINGGING (2201011176)
MINIADI (2201011192)
DINA TAMBUNAN (2201011179)

PRODI S1 FARMASI
STIKES HELVETIA
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Kami
panjatkan puji dan sukur kehadirat Allah SWT , yang telah melimpahkan rahmat,
taufik, hidayah, serta inayahnya kepada kita semua, sehingga kami dapat
menyesaikan laporan makalah MANAJEMEN LABORATORIUM tentang penerapan
GLP pada laboratorium klinik/medik.

Makalah ilmiah ini telah di susun secara maksimal atas bantuan dari berbagai pihak
sehingga laporan makalah ini bisa selesai dengan lancar. Untuk itu, banyak
berterimakasih kepada semua pihak.Kami berharap, makalah ilmiah tentang penerapan GLP 
pada laboratorium klinik/medik ini memberikan manfaat dan inpirasi bagi pembaca.

Kami menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran
yang membangun, akan kami terima demi kesempurnaan makalah ini. Apabila terdapat
banyak kesalahan pada makalah ini, kami mohon maaf.

Medan, 29 NOVEMBER 2022


Penulis

DAFTAR ISI
DAFTAR ISIKATA
PENGANTAR...............................................i

DAFTAR ISI.................................................ii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang....................................... 1
1.2 Rumusan Masalah.......................................................... 2
1.3 Tujuan Masalah......................................................... 2
BAB II ISI
2.1 Pengertian Good Laboratory
Practice(GJP................................................. 3
A.Organisasi Laboratorium............................................... 7
B. Personel.................................................. 8
C. Validasi Metode......................................................... 9
2.2 Good Sampling
Practice......................................................... 10
2.3 Good Measurement
Practice......................................................... 11
A. Program Kalibarasi.......................................................12
2.4 Good Documentation
Practice..........................................................14
2.5 Good Housekeeping
Practice..........................................................14
A. Pengaruh kondisi
akomodasi......................................................15
B. Fasilitas Laboratorium.................................................15
2.6 Sistem Manajemen Mutu (SMM)
…………………………………… . 16
A.Pengertian (SMM)……………………………………
16
B. Metode dan Prosedur Laboratorium (SMM)
…………………............................... 17
C.Pengertian Pengendalian Sistem Mutu Quality Control
(QC)……………………….18
D. Pengertian Jaminan Mutu Quality Assurance (QA)
……………………………………… . 18
E. Jenis Persyaratan Sistem Mutu
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan........................................................19
DAFTAR PUSTAKA
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

cara berlaboratorium yang baik berkaitan dengan proses pengorganisasiandan kondisi


kegiatan laboratorium yang direncanakan, dilaksanakan,dipantau,direkamdan
dilaporkan.pengorganisasian laboratorium dalam proses pelaksanaan pengujian,
fasilitas,tenagakerja dan kondisi yang dapat menjamin agar pengujian dapat
dilaksanakan,dimonitor, dicatat dan dilaporkan sesuai standarnasional/internasional serta
memenuhi persyaratan keselamatan dan kesehatan.

Good Laboratory Practice (GLP) adalah keterpaduan suatu proses organisasi,fasilitas,


personel dan kondisi lingkungan laboratorium yang benar sehinggamenjamin pengujian di
laboratorium selalu direncanakan, dilaksanakan, dimonitor,direkam, dan dilaporkan sesuai
dengan persyaratan kesehatan dan keselamatanserta perdagangan. Penerapan GLP dapat
menghindari kekeliruan atau kesalahanyang mungkin timbul sehingga dapat menghasilkan
data yang tepat, akurat dan takterbantahkan yang pada akhirnya dapat dipertahankan secara
ilmiah maupun secarahukum. Dari definisi tersebut GLP adalah suatu alat manajemen
laboratorium yangmemberlakukan bagaimana mengorganisasikan laboratorium.

Pengujian dengan tujuan mencegah kesalahan serta meningkatkan danmenjaga mutu data
hasil uji. Sebagai alat manajemen GLP bukan merupakan bagianpengetahuan ilmiah namun
merupakan praktek laboratorium untuk mencapai mutudata pengujian yang konsisten.
Sebagai alat manajemen, GLP bukan merupakanbagian dari ilmu pengetahuan ilmiah namun
hanya merupakan pelengkap dalampraktek berlaboratorium untuk mencapai mutu data hasil
uji yang konsisten.

1.2 Rumusan Masalah


● Bagaimana penerapan good laboratory practice (GLP)
1.3 TUJUAN PENELITIAN

Penerapan GLP bertujuan untuk meyakinkan bahwa data hasil uji yang dihasilkantelah
mempertimbangkan :

● Perencanaan dan pelaksanaan yang benar (Good Planning and execution)


● Praktek pengambilan sampel yang baik (Good Sampling Practice)
● Praktek melakukan analisa yang baik(Good Analytical Practice)
● Praktek melakukan pengukuran yang baik (Good Measurement Practice)
● Praktek mendokumentasikan hasil pengujian/data yang baik
(GoodDokumentationPractice)
● Praktek menjaga akomodasi dan lingkungan kerja yang baik (Good Housekeeping
practice)

BAB 2

PEMBAHASAN
2.1 PENGERTIAN GOOD LABORATORY PRACTICE (GLP)
Good Laboratory Practice atau GLP adalah suatu cara pengorganisasian laboratorium
dalam proses pelaksanaan pengujian, fasilitas, tenaga kerja dan kondisiyang dapat menjamin
agar pengujian dapat dilaksanakan, dimonitor, dicatat dandilaporkan sesuai standar
nasional/internasional serta memenuhi persyaratankeselamatan dan kesehatan. Penerapan
GLP bertujuan untuk meyakinkan bahwadata hasil uji yang dihasilkan telah
mempertimbangkan;

● Perencanaan dan pelaksanaan yang benar (Good Planning and execution)


● Praktek pengambilan sampel yang baik (Good Sampling Practice)
● Praktek melakukan analisa yang baik (Good Analytical Practice
● Praktek melakukan pengukuran yang baik (Good Measurement Practice)
● Praktek mendokumentasikan hasil pengujian/data yang baik (GoodDokumentation
Practice)
● Praktek menjaga akomodasi dan lingkungan kerja yang baik (GoodHousekeeping
Practice).

Dengan demikian, laboratorium pengujian yang menerapkan GLP dapat menghindari


kekeliruan atau kesalahan yang mungkin timbul, sehingga menghasilkan data yang tepat,
akurat dan tak terbantahkan, yang pada akhirnyadapat dipertahankan secara ilmiah maupun
secara hukum. Adapun aktor-faktory ang menentukan kebenaran dan kehandalan pengujian
yang dilakukan oleh laboratorium adalah;
● Personel
● Kondisi akomodasi dan lingkungan
● Metode pengujian dan kalibrasi serta validasi metode
● Peralatan
● Ketertelusuran pengukuran
● Pengambilan sampel uji
● Penanganan sampel yang akan diuji dan barang yang akan dikalibrasi
● jaminan mutu hasil pengujian dan kalibrasi
● Laporan hasil uji atau sertifikat kalibrasi

Sebagai alat manajemen, GLP bukan merupakan bagian dari ilmu pengetahuanilmiah namun
hanya merupakan pelengkap dalam praktek berlaboratorium untukmencapai mutu data hasil
uji yang konsisten .

A. Organisasi Laboratorium
Untuk mendapatkan suatu laboratorium pengujian yang efisien dan efektif sesuai dengan
GLP diperlukan suatu organisasi dan manajemen dengan uraian yang jelas mengenai
susunan, fungsi, tugas dan tanggung jawab serta wewenang bagipara pelaksananya. Struktur
organisasi laboratorium harus menunjukan gariskewenangan, ruang lingkup tanggung jawab,
uraian kerja serta hubungan timbalbalik semua personel yang mengelola, melaksanakan atau
memverifikasi pekerjaanyang dapat mempengaruhi mutu pengujian.Bentuk struktur
organisasi harus disesuaikan dengan tujuan utama laboratoriumdengan mempertimbangkan
ruang lingkup, jenis atau komoditi, serta bebankegiatan pengujian. Hal ini menyebabkan
organisasi pada setiap laboratoriumpengujian tidak akan sama.

Pimpinan laboratorium berfungsi sebagai pengambilkeputusan tentang kebijakan ataupun


sumber daya yang ada di laboratorium.Pimpinan laboratorium menunjuk manajer mutu yang
diberi tanggung jawab danwewenang untuk meyakinkan bahwa sistem manajemen mutu
diterapkan dandiikuti sepanjang waktu. Manajer mutu tersebut harus dapat berhubungan
langsungdengan manajer tertinggi laboratorium. Di samping itu, laboratorium
harusmempunyai manajer teknis yang mempunyai tanggung jawab atas seluruhoperasional
teknis serta menetapkan sumber daya yang dibutuhkan untukmeyakinkan bahwa operasional
laboratorium telah memenuhi persyaratan mutu

B. PERSONAL
Penempatan personel dalam organisasi laboratorium harus disesuaikandengan kualifikasi dan
pengalaman yang tepat. Laboratorium harus memilikiketentuan untuk menjamin agar seluruh
personelnya bebas dari pengaruh komersialbaik secara internal maupun eksternal, pengaruh
keuangan serta tekanan lainnyayang dapat mempengaruhi mutu kerjanya.

Untuk mendapatkan personel yang qualified, manajemen laboratorium harusmerumuskan


pendidikan, pelatihan, dan keterampilan personel laboratorium.Program pelatihan harus
relevan dengan tugas sekarang dan tugas masa depan yangdiantisipasi oleh laboratorium.
Harus ada catatan atau data tentang kualifikasi,pengalaman dan latihan yang dipunyai oleh
setiap personel. Secara umum jenispelatihan meliputi :
1) Internal Training, yang terdiri dari;
● on the job training untuk personel baru,merupakan pembekalan yangdilakukan dalam
bentuk pengarahan oleh personel senior yang berwenangterhadap personel baru
sebelum mendapat tugas dan tanggung jawab.
● in house training untuk seluruh atau sebagian personel lama, didasarkan
ataskebutuhan dan antisipasi terhadap lingkup pekerjaan laboratorium yangdirasakan
perlu bagi mayoritas persone

2) External training, dilaksanakan di luar laboratorium atas undangan dari pihakluar dalam
suatu program pelatihan. Training tersebut biasanya diikuti oleh personelyang kompeten
sehingga dapat memberikan pengetahuan yang didapat kepadapersonel lain. Pelatihan jenis
ini dikenal dengan istilah training of trainer.Metode pengujian adalah prosedur teknis tertentu
untuk melaksanakan pengujian.Tanpa metode laboratorium tidak mungkin melaksanakan
kegiatan pengujian,pengukuran atau kalibrasi. Karena itu, laboratorium harus menggunakan
metodedan prosedur yang tepat untuk semua jenis pengujian yang sesuai dengan
ruanglingkupnya, termasuk :

● pengambilan sampel uji


● penanganan sampel uji
● transportasi
● penyimpanan
● preparasi sampel /barang yang akan diuji dan/atau dikalibrasi
● perkiraan ketidakpastian pengukuran

teknik statistik untuk analisis data pengujian dan/atau kalibrasiUntuk memastikan agar
pengujian dilakukan dengan benar serta memberikan hasilyang memuaskan dan dapat
dipercaya, laboratorium harus menggunakan metodestandar internasional maupun nasional.
Selain itu, laboratorium dapat jugamenggunakan metode non-standar yang mempunyai
spesifikasi yang telah diakuiserta berisi informasi yang cukup dan ringkas tentang bagaimana
melaksanakan pengujian tersebut.

C.VALIDASI METODE
Laboratorium harus memvalidasi metode pengujian, termasuk metodepengambilan contoh,
sebelum metode tersebut digunakan. Validasi metode adalah konfirmasi dengan cara menguji
suatu metode dan melengkapi bukti-bukti yangobjektif apakah metode tersebut memenuhi
persyaratan yang ditetapkan dan sesuaitujuan tertentu. Dengan kata lain, validasi metode
merupakan proses mendapatkaninformasi penting untuk menilai kemampuan sekaligus
keterbatasan dari suatumetode untuk :
● memperoleh hasil yang dapat dipercaya
● menentukan kondisi di mana hasil data uji diperoleh

menentukan batasan suatu metode, misalnya akurasi, presisi, batas deteksi,pengaruh matrik,
dan lain-lain.Validasi metode sangat penting karena menyangkut elemen-elemen yang
dapatmempengaruhi, seperti personel, peralatan atau instrumentasi, bahan kimia,
kondisiakomodasi dan lingkungan, sampel /barang, dan waktu yang semuanya
merupakanfaktor yang dapat menimbulkan variasi pada suatu pengujian.Tujuan Validasi
metode adalah untuk mengetahui sejauh mana penyimpanganyang tidak dapat dihindari dari
suatu metode pada kondisi normal dimana seluruhelemen terkait telah dilaksanakan dengan
baik dan benar. Dalam pelaksanaannya,laboratorium harus memvalidasi :
● metode non-standar
● metode yang didesain/dikembangkan oleh laboratorium
● metode standar yang digunakan di luar ruang lingkup (rentang) yangditentukan
penegasan serta modifikasi metode standar untuk konfirmasi bahwa metodetersebut sesuai
penggunaan yang dimaksud.Hal-hal yang biasanya menjadi bahan pertimbangan dalam
melaksanakan validasimetode adalah :
● keterbatasan biaya, waktu, dan personel
● kepentingan laboratorium
● kepentingan pelanggan

diutamakan untuk pekerjaan yang bersifat rutin.Sebagai bukti bahwa laboratorium telah
melakukan validasi metode, laboratoriumharus mencatat hasil yang diperoleh, prosedur yang
digunakan untuk validasi, dansuatu pernyataan bahwa metode sesuai dengan penggunaan
yang dimaksud.

2.2 GOOD SAMPLING PRACTICE


Menyambung tulisan mengenai GLP, pada bagian 2 ini saya akan membahastentang Praktik
Pengambilan Sampel yang Baik (Good Sampling Practice). Tulisanberikutnya saya akan
membahas satu persatu penerapan GLP pada praktik-praktiklainnya. Pengambilan sampel
didefinisikan sebagai prosedur pengambilan suatubagian dari substansi, bahan, atau produk
untuk keperluan pengujian dari sampelyang mewakili kumpulannya. Hal-hal yang harus
dipertimbangkan dalampengambilan sampel adalah :
● Perencanaan pengambilan sampel
● Petugas pengambil sampel
● Prosedur pengambilan sampel
● Peralatan yang digunakan
● Lokasi dan titik pengambilan sampel
● Frekuensi pengambilan sampel
● Keselamatan kerja

Dokumentasi yang terkait Laboratorium harus mempunyai rencana pengambilan sampel


danprosedurnya, serta harus tersedia pada lokasi di mana pengambilan sampeldilakukan.
Perencanaan pengambilan sampel didasarkan pada metode statistik yangtepat dan ditujukan
kepada faktor-faktor yang dikendalikan untuk memastikanvaliditas hasil pengujian. Prosedur
pengambilan sampel harus menguraikanpemilihan, rencana pengambilan sampel, preparasi
sampel untuk menghasilkaninformasi yang diperlukan.Petugas pengamabil sampel harus
dilakukan oleh personel yang qualified,dibuktikan dengan pendidikan, pelatihan dan dapat
menunjukan keterampilannyadalam pengambilan sampel serta telah ditunjuk atau mewakili
laboratorium yangbersangkutan.

2.3 GOOD MEASUREMENT PRACTICE


Laboratorium harus dilengkapi dengan peralatan dan instrumentasi yang diperlukanagar
pengujian dapat dilaksanakan. Peralatan pengujian, termasuk perangkat kerasdan perangkat
lunak, harus dilindungi dari penyetelan atau pengoperasian yangdapat menyebabkan tidak
validnya hasil pengujian. Peralatan dan perangkat lunakyang digunakan untuk pengujian
harus sesuai dengan tugas dan ruang lingkuppengujian, mampu mencapai akurasi yang
disyaratkan, serta memenuhi spesifikasiyang relevan dengan penguji.
A. PROGRAM KALIBARASI
peralatan ukur dan instrumentasi harus terlebih dahulu dikalibrasisebelum digunakan dan
dikalibrasi ulang secara reguler. Sistem kalibrasi harusmemenuhi persyaratan standar.Jika
laboratorium menggunakan pelayanan kalibrasioleh pihak luar ada beberapa persyaratan yang
harus dipenuhi, yaitu :
❖ Mampu telusur pengukuran harus dijamin oleh laboratorium yangmelakukan
kalibrasi
❖ Laboratorium yang melakukan kalibrasi dapat
mendemonstrasikankompetensinya
❖ Dilakukan oleh personel yang qualified

Menggunakan prosedur yang tepat.Sertifikat kalibrasi yang diterbitkan oleh laboratorium


yang melakukan kalibrasiharus berisi hasil pengukuran, termasuk ketidakpastian pengukuran
dan/ataupernyataan kesesuaian spesifikasi metrologi yang ditetapkan.Standar banding
(Certified Reference Materials/SRMs) yang dipakai dalam kalibrasiharus bersertifikasi yang
dapat ditelusuri menuju standar pengukuran nasional.Apabila penelusuran tidak
memungkinkan (contoh : kalibrasi spektroskopi serapanatom), maka kalibrasi harus
divalidasi dengan referensi analilis. SRM.

2.4 GOOD DOCUMENTASION PRACTICE


Laboratorium harus mempunyai dan mengembangkan sistem dokumentasi danrekaman yang
sesuai dengan kebutuhannya dalam menerapkan Praktikberlaboratorium yang baik (GLP).
Rekaman data hasil uji, pemrosesan, sertapenerbitan laporan hasil uji merupakan unsur yang
sangat penting dalamkeseluruhan proses pengujian. Rekaman dapat berupa hard copy atau
mediaelektronik. Seluruh rekaman data yang berhubungan dengan pengujian harusmudah
dibaca, didokumentasikan, dan dipelihara sedemikian rupa sehingga rekaman tersebut dapat
mudah diperoleh kembali dengan cepat sampai bataswaktu yang ditentukan. Selain itu,
rekaman tersebut harus disimpan pada lokasiyang memadai untuk mencegah kerusakan,
kehilangan dan harus dijamin amanserta rahasia.

Biasanya rekaman disimpan selama 5 tahun, dan kemudiandimusnahkan sesuai prosedur


yang ditetapkan oleh laboratorium.Laboratorium harus mempunyai prosedur untuk
melindungi dan mempunyairekaman pendukung atau back-up yang disimpan secara
elektronik ataukomputerisasi serta mencegah adanya akses untuk mengubah rekaman
tersebutoleh personel yang tidak berwenang.Pencatatan atau rekaman berfungsi untuk
mendokumentasikan apa yang diperolehdari perhitungan atau pengamatan orisinil tanpa
direkayasa. Pengamatan,pencatatan data dan perhitungan harus direkam pada saat pengujian
dilakukanserta dapat diidentifikasi untuk pekerjaan tertentu.
2.5 GOOD HOUSEKEEPING PRACTICE
Laboratorium harus mempunyai ukuran, konstruksi, lokasi dan sistem pengendalianyang
memadai agar dapat memenuhi tugas dan fungsi laboratorium. Desain yangtidak tepat dan
fasilitas laboratorium yang kurang terawat dapat mengurangi mutudata hasil uji dan atau
kalibrasi, operasional kegiatan laboratorium, kesehatan dankeselamatan, serta moralitas
personel laboratorium. Pemeliharaan kondisiakomodasi dan lingkungan laboratorium yang
baik, selain untuk mencapaikeabsahan mutu data juga dapat melindungi personel
laboratorium dari bahayabahan kimia, kebakaran, serta bahaya lain yang timbul.

A.Pengaruh kondisi akomodasi


.Kondisi akomodasi dan lingkungan dapat berpengaruh terhadap :

❖ Kondisi contoh yang akan diuji.Untuk menghindari kontaminasi serta perubahan


kondisi contoh, maka ruangantempat penerimaan contoh, penyimpanan, preparasi,
lingkungan pengujian harusbebas dari debu, asap serta faktor-faktor lain yang
berpengaruh terhadap contoh,misalnya tempertatur dan kelembaban.
❖ Kinerja peralatan laboratorium.Debu, temperatur, kelembaban, getaran dan kestabilan
tenaga listrik akanmempengaruhi peralatan laboratorium. Hendaknya peralatan yang
dapatdipengaruhi oleh faktor lingkungan tersebut ditempatkan pada lokasi yang tepat
❖ Personel laboratorium.Penerangan dan ventilasi di lingkungan pengujian harus cukup
serta terhindar darikebisingan agar memberikan rasa nyaman kepada personel yang
melakukankegiatan operasional laboratorium. Ruang yang memadai juga harus
tersedia untukmelaksanakan administrasi laboratorium, misalnya pencatatan,
pelaporan dankegiatan dokumentasi.
Kesesuaian kondisi yang dipersyaratkan.Persyaratan kondisi dalam metode pengujian serta
peralatan penunjang harusdipenuhi untuk mencapai keabsahan mutu data laboratorium.
B.Fasilitas Laboratorium

Pencahayaan.Untuk mendapatkan cahaya matahari yang cukup disarankan


laboratoriummenggunakan jendela kaca dengan luas sekitar satu pertiga (1/3) dari luas
lantairuangan. Jika bahan kimia atau peralatan instrumentasi sensitif terhadap sinarmatahari
langsung gedung laboratorium harus didisain sedemikian rupa untukmengihindari
penembusan langsung sinar matahari yang melebihi intensitas 70W/m2.Pencahayaan dalam
laboratorium yang diperlukan berkisar antara 54 -1075lux atau lumen per m2 pada area kerja.
Kualitas dan intensitas pencahayaan harusdikontrol agar masih dalam kisaran yang dapat
diterima. Untuk itu, seluruh rekamanpencahayaan dalam laboratorium serta pengendaliannya
harus dipelihara.
❖ Ventilasi
Ventilasi harus didesain sedemikian rupa sehingga memungkinkan kontaminasiudara
yang terjadi di ruang laboratorium yang disebabkan bahan kimia dapat keluardan
digantikan dengan udara segar. Sistem ventilasi laboratorium dapat dilakukandengan
menggunakan ventilasi alami dan buatan (AC). Jika digunakan AC di
ruanglaboratorium maka kebutuhan AC pada ruangan tersebut diperhitungkan
sebesar 1PK untuk 20 m2. Penggunaan ventilasi alami tidak dimungkinkan pada
ruanginstrumentasi, ruang srteril, atau ruang timbang karena akan menyebabkan
adanyadebu atau pergerakan udara yang dapat mempengaruhi peralatan dan
instrumentasilaboratorium. Seluruh sistem ventilasi laboratorium harus dimonitor
setidak-tidaknya 3 bulan sekali jika pemantauan kontinu tidak tersedia, serta harus
dievaluasi ulang ketika ada perubahan pada sistem tersebut.
❖ Sumber Energi
Laboratorium harus memastikan bahwa sumber energi cukup untuk
kegiatanoperasionalnya. Selain itu, laboratorium harus mempunyai jenset untuk
cadanganenergi apabila sewaktu-waktu ada pemadaman aliran listrik. Jika
laboratoriummenggunakan peralatan instrumentasi, kestabilan arus listrik adalah hal
yang perludiperhatikan, karena arus listrik akan sangat mempengaruhi kinerja
instrumentasiyang mempunyai sensitivitas tinggi. Karena itu perlu dipertimbangkan
penggunaanstabiliser, disamping isolated ground circuit dan instalasi listrik yang
memenuhi persyaratan.

❖ Persediaan Air
Laboratorium harus memastikan persediaan air cukup untuk kegiatan operasional,baik air
destilasi, air bidestilasi, air demineralisasi, air untuk keperluan sehari-hari,misalnya air untuk
pencucian peralatan gelas, cuci tangan, atau keperluan di kamar kecil.untukmenjamin
lingkungan kerja yang bersih dan aman, diantaranya meliputi ;
▪ almari asam dan almari pengaman
▪ informasi safety
▪ alat untuk menangani tumpahan bahan kimia
▪ pakaian kerja dan alat pelindung diri
▪ saluran air dengan kran dan shower
▪ saluran gas dengan kran sentral
▪ jaringan listrik yang dilengkapi dengan sekering atau pemutus arus
▪ kotak P3K yang berisi lengkap obat
nomor telepon kantor pemadam kebakaran, rumah sakit, dan dokter
alat pemadam kebakaran yang siap pakai dan mudah dijangkau, bakberisi pasir kering dengan
sekop, selimut anti apa fasilitas pembuangan limbah Meja Kerja dan Area kerja Personel
Laboratorium Meja kerja sebaiknya disesuaikan dengan kenyamanan personel dalam
melakukankegiatan operasional laboratorium. Biasanya tinggi meja kerja sekitar 80 cm,
lebar90 cm, sedangkan panjang disesuaikan dengan ruangan yang ada. Untuk pemilihanmeja
laboratorium harus mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut :
▪ terbuat dari bahan yang kuat
▪ halus dan rata
▪ kedap air
▪ tahan terhadap bahan kimia
▪ mudah dibersihkan
Jarak minimum antar meja kerja harus dipertimbangkan untuk kenyamanan
dalammelakukan kegiatan laboratorium.

1.6 SISTEM MENEJEMEN MUTU (SMM)


A.PENGERTIAN SMM
SMM adalah bagian dari sistem manajemen organisasi yang memfokuskan perhatiannya
pada pencapaian hasil, berkaitan dengan sasaran mutu untuk memuaskan kebutuhan,
harapan, dan persyaratan dari pihak-pihak yang berkepentingan. Sehubungan dengan hal
tersebut, laboratorium harus mendokumentasikan kebijakan, sistem, program, prosedur,
dan instruksi sejauh yang diperlukan untuk menjamin mutu hasil pengujian/pemeriksaan
yang dihasilkan tetap konsisten.

B.METODE DAN PROSEDUR LABORATORIUM SMM


menentukan kriteria dan metode yang diperlukan untuk memastikan bahwa baik operasi
maupun kendali proses-proses tersebut efektif;
A. menjamin tersedianya sumber daya dan informasi yang diperlukan untuk mendukung
operasi dan pemantauan proses-proses tersebut; dan
B. memantau, mengukur dan menganalisis proses-proses tersebut; serta
mengimplementasikan tindakan yang diperlukan untuk mencapai hasil yang
direncanakan dan perbaikan berkesinambungan dari proses-proses tersebut.
Organisasi laboratorium perlu diarahkan dan dikendalikan secara sistematis dan
transparan agar bisa berhasil mencapai tujuan. Keberhasilan ini dapat dicapai melalui
pengimplementasian dan pemeliharaan Sistem Manajemen Mutu (SMM) yang didesain
untuk selalu memperbaiki efektivitas dan efisiensi kinerja sambil mempertimbangkan
kebutuhan semua pihak yang berkepentingan

Dokumentasi dari sistem tersebut harus ditetapkan, dikomunikasikan, dimengerti,


diterapkan, serta dipelihara dan efektivitasnya terus diperbaiki sesuai dengan standar
SMM yang berlaku. Data hasil pengujian/pemeriksaan Laboratorium bisa dikatakan
mempunyai mutu tinggi apabila data hasil tersebut dapat memuaskan Pelanggan dengan
tetap mempertimbangkan aspek teknis sehingga precision and
accuracy (ketelitian dan ketepatan) yang tinggi dapat dicapai. Selain itu, data tersebut
harus mempunyai kemampuan penelusuran, pengukuran dan terdokumentasi dengan baik
sehingga dapat dipertahankan secara
ilmiah maupun hukum. Hal itu berarti seluruh metode dan prosedur operasional
laboratorium harus terpadu, mulai dari perencanaan pengambilan sampel, penanganan,
pengujian/pemeriksaan Laboratorium, sampai pemberian laporan hasil ke Pelanggan.
Laboratorium harus selalu mengembangkan dan menerapkan
pengendalian mutu (Quality Control/QC) dan jaminan mutu (Quality Assurance/QA)
dalam setiap kegiatan pengujian /pemeriksaannya. Quality Control (QC) atau Quality
Assurance (QA) sering diartikan sebagai dua hal yang sama, padahal QC dan QA
mempunyai perbedaan yang nyata. Sesuai dengan ISO SNI 9000, QA adalah
bagian dari manajemen mutu yang difokuskan pada pemberian keyakinan bahwa
persyaratan mutu akan dipenuhi. Secara teknis QA diartikan sebagai sebuah kegiatan
yang sistematik dan terencana yang diterapkan dalam SMM serta didemonstrasikan jika
diperlukan, untuk memberikan suatu keyakinan yang memadai bahwa
suatu produk atau jasa akan memenuhi persyaratan mutu. Dengan menggunakan bahasa
yang lebih sederhana, QA adalah segala sesuatu yang dilakukan baik di dalam maupun di
luar Laboratorium untuk mencapai mutu data
hasil pengujian/pemeriksaaan Laboratorium. QC adalah bagian dari manajemen mutu
yang difokuskan pada laboratorium.

C.PENGERTIAN PENGENDALIAN SISTEM MUTU QUALITY CONTROL


(QC)
Pengertian Quality Control atau Kendali Mutu Quality control atau yang sering disebut
juga dengan kendali mutu merupakan sebuah proses penelitian produk yang dilakukan
perusahaan selama proses produksi yang berlangsung guna menjaga serta memperoleh
kualitas produk yang telah ditentukan kriteria serta standarnya.

D. PENGERTIAN JAMINAN MUTU QUALITY ASSURANCE (QA)


jaminan kualitas (QA) adalah tindakan yang direncanakan sistematis diperlukan untuk
memberikan keyakinan yang memadai bahwa suatu produk atau jasa akan memenuhi
persyaratan untuk kualitas yang diberikan.

E.JENIS SISTEM MUTU


inti dari sistem manajemen mutu meliputi:

1.) Adanya kebijakan mutu, perencanaan mutu, sasaran mutu, prosedur kerja, instruksi
kerja, dan rekaman mutu.
2.) Adanya jaminan bahwa standar manajemen mutu dilaksanakan, dipantau, dievaluasi,
dan diperbaiki.
3.) Adanya jaminan bahwa terjadi peningkatan kualitas yang berkesinambungan baik
dalam proses pelayanan dan proses produksi, maupun terhadap standar manajemen mutu
itu sendiri

BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Kesimpulan Penerapan GLP bertujuan untuk meyakinkan bahwa data hasil uji yang
dihasilkantelah mempertimbangkan :
• Perencanaan dan pelaksanaan yang benar (Good Planning and execution.
• Praktek pengambilan sampel yang baik (Good Sampling Practice).
• Praktek melakukan analisa yang baik (Good Analytical Practice).
• Praktek melakukan pengukuran yang baik (Good Measurement Practice).
• Praktek mendokumentasikan hasil pengujian/data yang baik (GoodDokumentation
Practice).
• Praktek menjaga akomodasi dan lingkungan kerja yang baik (GoodHousekeeping Practice.

DAFTAR PUSTAKA

1. Chernecky CC & Berger BJ. 2008. Laboratory Tests and Diagnostic Procedures 5tahun
edition. Saunders-Elsevier.
2. Hadi, A. 2000. Sistem Manajemen Mutu Laboratorium Sesuai ISO/IEC 17025:2000. PT.
Gramedia Pustaka Utama. Jakarta
.3. Depkes RI. 2004. Pedoman Praktek Laboratorium Yang Benar (Good
LaboratoryPractice) .Cetakan 3. Direktorat Laboratorium Kesehatan. Direktorat
JenderalPelayanan Medik Departemen Kesehatan RI. Jakarta

Anda mungkin juga menyukai