Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

FLUIDA DINAMIS

DOSEN PENGAMPU: RIZKA HASMI NST,M.pd

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 2

 AFRIJA AMALIA (2201011172)

 ASTI ANANTA (2201011174)

 ICUT SYAFRIZA (2201011276)

 JESICA TAMILA DEWI (2201011189)

 MARLINA (2201011190)

 RIWANTO INDRA JOSUA HUTAHAEAN (2201011102)


Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
karunia dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyusun makalah untuk menambah ilmu, yakni
dibidang mata-pelajaran Fisika, Kimia dan Matematika.Sumber baik modul,internet maupun
buku-buku manual maupun interaktif dengan mengacu pada Standar kompotensi.Dengan
makalah ini, diharapkan mahasiswa menggunakannya sebagai sumber belajar pokok untuk
mencapai kompetensi kerja standar.
Makalah ini disusun melalui beberapa tahapan proses, yakni mulai dari penyiapan materi
modul, penyusunan naskah secara tertulis, kemudian disetting dengan bantuan alat-alat
komputer, serta divalidasi dan diuji cobakan. sementara ujicoba dilakukan pada beberapa
mahasiswa UNM. Harapannya, makalah yang telah disusun ini merupakan bahan dan sumber
belajar yang berbobot untuk membekali mahasiswa dimasa yang akan datang. Namun demikian,
karena dinamika perubahan sains dan teknologi di industri begitu cepat terjadi, maka makalah ini
masih akan selalu dimintakan masukan untuk bahan perbaikan atau direvisi agar supaya selalu
relevan dengan hasil yang diharapkan.
Pekerjaan berat ini dapat terselesaikan, tentu dengan banyaknya
dukungan dan bantuan dari berbagai, dan kami ucapan terima kasih. Oleh karena itu, dalam
kesempatan ini tidak berlebihan bilamana disampaikan rasa terima kasih sebesar-besarnya
kepada berbagai pihak, terutama dosen fisika. Sehingga makalah ini dapat terselesaikan.
Kami mengharapkan saran dan kritik dari para pakar di bidang fisika dalam rangka
peningkatan kualitas makalah. Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita
semua,khususnya mahasiswa UNM untuk mata-pelajaran Matematika, Fisika, Kimia.
DAFTAR ISI

Halaman Sampul......................................................................................................1
.................................................................................................................................
Daftar isi..................................................................................................................3

I. PENDAHULUAN
a. Latar belakang...................................................................................................4
b. Metode penulisan...............................................................................................5
c. Tujuan penulisan................................................................................................6

II. TINJAUAN PUSTAKA


a. pengertian fluida dinamis................................................................................7
b. besar-besaran dalam fluida dinamis................................................................8
c. persamaan kontinuitas.....................................................................................9
d. hukum bernoulli...............................................................................................10
e. penerapan dalam teknologi..............................................................................11
f. sifat-sifat fluida................................................................................................12

III. PENUTUP
a. kesimpulan.......................................................................................................13
b. Saran................................................................................................................14

DAFTAR PUSTAKA

g. L11II
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar belakang

Pada umumnya materi dapat di bedakan menjadi tiga wujud, yaitu padat, cair dan gas.
Benda padat memiliki sifat mempertahankan bentuk dan ukuran yang tetap. Jika gaya bekerja
pada benda padat, benda tersebut tidak langsung berubah bentuk atau volumenya.
Benda cair tidak mempertahankan bentuk tetap, melainkan mengambilbentuk seperti
tempat yang di tempatinya, dengan volume yang tetap,sedangkan gas tidak memiliki bentuk dan
volume tetap melainkan akan terus berubah dan mmenyebar memenuhi tempatnya. Karena
keduanya memiliki kemampuan untuk mengalir. Zat memiliki kemampuan untuk mengalir
disebut dengan zat cair atau fluida.
Fluida dibedakan menjadi fluida static yaitu fluida dalam keadaan diam tidak mengalir
dan fluida dinamik. Fluida terbagi atas berbagai macam gaya gaya maupun tekanan-tekanan di
dalam fluida yang diam.

B. Metode penulisan
       Dalam penulisan makalah ini penulis menggunakan metode penulisan :
1. Kepustakaan
2. Media Online Library di internet

C.  Tujuan penulisan

 Dapat menganalisis konsep laju aliran dan debit aliran fluida, kemudian menggunakannya
dalam memformulasikan persamaan kontinuitas berdasarkan hukum kekekalan massa dalam
aliran fluida.
 Merumuskan persamaan Bernoulli berdasarkan hukum kekekalan energi mekanik dalam
fluida.
 Menerapkan dan memanfaatkan hukum Bernoulli untuk mengukur laju aliran fluida.
 Memperlihatkan fenomena gesekan fluida terhadap benda yang bergerak dalam suatu fluida.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

a. Pengertian

Fluida dinamis adalah fluida (bisa berupa zat cair, gas) yang bergerak. Untuk
memudahkan dalam mempelajari, fluida disini dianggap steady (mempunyai kecepatan yang
konstan terhadap waktu), tak termampatkan (tidak mengalami perubahan volume), tidak kental,
tidak turbulen (tidak mengalami putaran-putaran).Dalam kehidupan sehari-hari, banyak sekali
hal yang berkaitan dengan fluida dinamis ini.

Fluida Dinamis
Secara umum kita mengenal dua macam fluida, yaitu:
a.       Fluida ideal
b.      Fluida sejati
Adapun sifat fluida ideal adalah:
1)      Tidak kompresibel (tidak mengalami perubahan volume) karena tekanan
2)      Ketika bergerak tidak mengalami gesekan
3)     Alirannya stationer (aliran fluida yang kecepatannya pada titik-titik tertentu konstan)
Sedangkan sifat fluida sejati:
1) Kompresibel (volumenya berubah/massa jenisnya bertambah bila ditekan)
2)  Mempunyai viskositas (gesekan dalam fluida)
3) Alirannya tidak stationer (turbulen)
Di dalam geraknya pada dasarnya dibedakan dalam 2 macam, yaitu :
a. Aliran laminar / stasioner / streamline.
Suatu aliran dikatakan laminar / stasioner / streamline bila :
Setiap partikel yang melalui titik tertentu selalu mempunyai lintasan (garis arus) yang tertentu
pula.
Partikel-partikel yang pada suatu saat tiba di K akan mengikuti lintasan yang terlukis pada
gambar di bawah ini. Demikian partikel-partikel yang suatu saat tiba di L dan M.Kecepatan
setiap partikel yang melalui titik tertentu selalu sama. Misalkan setiap partikel yang melalui K
selalu mempunyai kecepatan vK.
b. Aliran Turbulen
Aliran yang tidak memenuhi sifat-sifat di atas disebut : aliran turbulen

b. Besaran-besaran dalam fluida dinamis

Debit aliran (Q)

Jumlah volume fluida yang mengalir persatuan waktu, atau:

Dimana :

Q   =    debit aliran (m3/s)

A   =    luas penampang (m2)

V   =    laju aliran fluida (m/s)

Aliran fluida sering dinyatakan dalam debit aliran

Dimana :

Q   =    debit aliran (m3/s)

V   =    volume (m3)

t     =    selang waktu (s)

c. Persamaan Kontinuitas

Perhatikan fluida yang mengalir dalam sebuah pipa yang mempunyai ukuran penampang
berbeda.
Pipa terletak mendatar dengan ukuran simetris. Partikel fluida yang semula di A1
setelah Dt berada di A2. Karena Dt kecil    dan alirannya stasioner maka banyaknya fluida
yang mengalir di tiap tempat dalam waktu yang sama harus sama pula.
Banyaknya fluida yang mengalir di A1 sama dengan banyaknya fluida yang mengalir
di A2 karena mengikuti kekekalam massa.
                  massa  di A1         =          massa di A2
                        r.A1v1 ∆t        =           r.A2v2 ∆t
                             A1v1          =        A2v2
Bagaimana dengan pipa yang memiliki penampang berbeda dan terletak pada
ketinggian yang berbeda. Perhatikan tabung alir a-c di bawah ini. A1 adalah penampang
lintang tabung alir di a.
A2 = penampang lintang di c.  v1 = kecepatan alir fluida di a, v2 = kecepatan alir fluida
di c.

Air yang mengalir di dalam pipa air dianggap mempunyai debit yang sama di sembarang titik.
Atau jika ditinjau 2 tempat, maka:

Debit aliran 1 = Debit aliran 2

d. Hukum Bernoulli

Dalam hal ini berlaku Hukum Bernoulli yang menyatakan bahwa jumlah dari tekanan (p),
energi kinetik per satuan volum ( ½rv2) dan energi potensial per satuan volum (rgh) memiliki
nilai yang sama pada setiap titik sepanjang suatu garis arus.
p1 + ½ rv12 + rgh1              =       p2 + ½ rv22 + rgh2
atau        p + ½ r v2 + r g h     =          Konstan                      
Persamaan tersebut dikenal sebagai hukum Bernoulli.
Contoh penggunaan Hukum Bernoulli :
a)  Semprotan
b)  Sayap pesawat terbang
c)  Venturi meter=alat yang digunakan untuk menentukan kecepatan aliran cair.
d)  Pipa pitot
e)   Tower air
Dalam hal fluida tak bergerak (statis), v1 = v2 = 0, persamaan Bernoulli diturunkan
menjadi :
p1 + ½ r 02 + r g h1                 =          p2 + ½ r 02 + r g h2
p1 - p2 = rg(h2- h1)
Dalam hal fluida mengalir dalam pipa mendatar (horisontal) di mana h1 = h2
p1 - p2 = r(v22- v12)

Hukum Bernoulli adalah hukum yang berlandaskan pada hukum kekekalan energi yang
dialami oleh aliran fluida. Hukum ini menyatakan bahwa jumlah tekanan (p), energi kinetik
per satuan volume, dan energi potensial per satuan volume memiliki nilai yang sama pada
setiap titik sepanjang suatu garis arus. Jika dinyatakan dalam persamaan menjadi :

Dimana :

p   = tekanan air (Pa)

v    = kecepatan air (m/s)

g   = percepatan gravitasi

h    = ketinggian air

e. Penerapan dalam teknologi

Pesawat Terbang

Gaya angkat pesawat terbang bukan karena mesin, tetapi pesawat bisa terbang karena
memanfaatkan hukum bernoulli yang membuat laju aliran udara tepat di bawah sayap, karena
laju aliran di atas lebih besar maka mengakibatkan tekanan di atas pesawat lebih kecil
daripada tekanan pesawat di bawah.Akibatnya terjadi gaya angkat pesawat dari hasil selisih
antara tekanan di atas dan di bawah di kali dengan luas efektif pesawat.

Keterangan:              
-  ρ  = massa jenis udara (kg/m3)

-  va= kecepatan aliran udara pada bagian atas pesawat (m/s)

-  vb= kecepatan aliran udara pada bagian bawah pesawat (m/s)

-  F= Gaya angkat pesawat (N)

Pembahasan gaya angkat pada sayap pesawat terbang dengan menggunakan persamaan
Bernoulli dianggap bentuk  sayap pesawat terbang sedemikian rupa sehingga garis arus aliran
udara yang melalui sayap adalah tetap (streamline)

Penampang sayap pesawat terbang mempunyai bagian belakang yang lebih tajam dan sisi
bagian yang atas lebih melengkung daripada sisi bagian bawahnya. Bentuk ini menyebabkan
kecepatan aliran udara di bagian atas lebih besar daripada di bagian bawah (v2 > v1).
Dari persamaan Bernoulli kita dapatkan :
p1 + ½ .v12 +  g h1 = p2 + ½ .v22 +  g h
Ketinggian kedua sayap dapat dianggap sama (h1 = h2), sehingga   g h1 =  g h2.
dan persamaan di atas dapat ditulis :
 
p1 + ½ .v12 =  p2 + ½ .v22
p1 – p2 =  ½ .v22 -  ½ .v12
p1 – p2 =   ½ (v22 – v12)

Dari persamaan di atas dapat dilihat  bahwa v2 > v1 kita dapatkan p1 > p2 untuk luas
penampang sayap   F1 = p1  A  dan F2 = p2  A dan kita dapatkan bahwa F 1 > F2. Beda gaya
pada bagian bawah dan bagian atas (F 1 – F2) menghasilkan gaya angkat pada pesawat terbang.
Jadi, gaya angkat pesawat terbang dirumuskan sebagai :
F1 – F2 =  ½  A(v22-v12)
Dengan   = massa jenis udara   (kg/m3)

Penyemprot Parfum dan Obat Nyamuk

Prinsip kerja yang dilakukan dengan menghasilkan laju yang lebih besar pada ujung atas
selang botol sehingga membuat tekanan di atas lebih kecil daripada tekanan di bawah.
Akibatnya cairan dalam wadah tersebut terdesak ke atas selang dan lama kelamaan akan
menyembur keluar.

f. Sifat- Sifat Fluida


Sifat fisis fluida dapat ditentukan dan dipahami lebih jelas saat fluida berada dalam keadaan
diam (statis). Sifat-sifat fisis fluida statis ini di antaranya, massa jenis, tegangan permukaan,
kapilaritas, dan viskositas.
1.    Massa Jenis
       Pernahkah Anda membandingkan berat antara kayu dan besi? Benarkah pernyataan
bahwa besi lebih berat daripada kayu? Pernyataan tersebut tentunya kurang tepat, karena
segelondong kayu yang besar jauh lebih berat daripada sebuah bola besi. Pernyataan yang
tepat untuk perbandingan antara kayu dan besi tersebut, yaitu besi lebih padat daripada kayu.
Anda tentu masih ingat, bahwa setiap benda memiliki kerapatan massa yang berbeda-beda
serta merupakan sifat alami dari benda tersebut. Dalam Fisika, ukuran kepadatan (densitas)
benda homogen disebut massa jenis, yaitu massa per satuan volume. Jadi massa jenis adalah
pengukuran massa setiap satuan volume benda. Semakin tinggi massa jenis suatu benda, maka
semakin besar pula massa setiap volumenya. Massa jenis rata-rata setiap benda merupakan
total massa dibagi dengan total volumenya. Sebuah benda yang memiliki massa jenis lebih
tinggi (misalnya besi) akan memiliki volume yang lebih rendah daripada benda bermassa
sama yang memiliki massa jenis lebih rendah (misalnya air).
Satuan SI massa jenis adalah kilogram per meter kubik (kg·m-3)
Massa jenis berfungsi untuk menentukan zat. Setiap zat memiliki massa jenis yang berbeda.
Dan satu zat berapapun massanya berapapun volumenya akan memiliki massa jenis yang
sama.
Secara matematis, massa jenis dituliskan sebagai berikut.
Ρ=mV
  dengan: m = massa (kg atau g),
     V = volume (m3 atau cm3), dan
     ρ = massa jenis (kg/m3 atau g/cm3).
Jenis beberapa bahan dan massa jenisnya dapat dilihat pada Tabel berikut.

Tabel Massa Jenis atau Kerapatan Massa (Density)


Bahan Massa Jenis (g/cm3) Nama Bahan Massa Jenis (g/cm3)
Air 1,00 Gliserin 1,26
Aluminium 2,7 Kuningan 8,6
Baja 7,8 Perak 10,5
Benzena 0,9 Platina 21,4
Besi 7,8 Raksa 13,6
Emas 19,3 Tembaga 8,9
Es 0,92 Timah Hitam 11,3
Etil Alkohol 0,81 Udara 0,0012

2.      Tegangan permukaan


          Pernahkah kamu melihat sebuah jarum atau silet terapung diatas air? Atau kamu pasti
pernah melihat ada nyamuk atau serangga lain dapat berdiri diatas air. Fenomena ini erat
kaitannya dengan penjelasan tentang tegangan permukaan.
          Mari kita amati sebatang jarum atau sebuah silet yang kita buat terapung di permukaan
air sebagai benda yang mengalami tegangan permukaan. Tegangan permukaan disebabkan
oleh interaksi molekul-molekul zat cair dipermukaan zat cair. Di bagian dalam cairan sebuah
molekul dikelilingi oleh molekul lain disekitarnya, tetapi di permukaan cairan tidak ada
molekul lain dibagian atas molekul cairan itu. Hal ini menyebabkan timbulnya gaya pemulih
yang menarik molekul apabila molekul itu dinaikan menjauhi permukaan, oleh molekul yang
ada di bagian bawah permukaan cairan.
Sebaliknya jika molekul di permukaan cairan ditekan, dalam hal ini diberi jarum atau silet,
molekul bagian bawah permukaan akan memberikan gaya pemulih yang arahnya ke atas,
sehingga gaya pemulih ke atas ini dapat menopang jarum atau silet tetap di permukaan air
tanpa tenggelam.

       Gaya ke atas untuk menopang jarum atau silet agar tidak tenggelam merupakan perkalian
koefisien tegangan permukaan dengan dua kali panjang jarum. Panjang jarum disini adalah
permukaan yang bersentuhan dengan zat cair.
          Jadi dapat kita simpulkan bahwa pengertian dari tegangan permukaan adalah
kecenderungan permukaan zat cair untuk menegang, sehingga permukaannya seperti ditutupi
oleh suatu lapisan elastis.
3.    Kapilaritas
          Tegangan permukaan ternyata juga mempunyai peranan pada fenomena menarik, yaitu
kapilaritas. Contoh peristiwa yang menunjukkan kapilaritas adalah minyak tanah, yang dapat
naik melalui sumbu kompor. Selain itu, dinding rumah kita pada musim hujan dapat basah
juga terjadi karena adanya gejala kapilaritas.
          Untuk membahas kapilaritas, kita perhatikan sebuah pipa kaca dengan diameter kecil
(pipa kapiler) yang ujungnya terbuka saat dimasukkan ke dalam bejana berisi air. Kita dapat
menyaksikan bahwa permukaan air dalam pipa akan naik. Lain hasilnya jika kita
mencelupkan pipa tersebut ke dalam bejana berisi air raksa. Permukaan air raksa dalam
tabung akan turun atau lebih rendah daripada permukaan air raksa dalam bejana. Gejala inilah
yang disebut dengan gejala kapilaritas. 
          Penyebab dari gejala kapiler adalah adanya adhesi dan kohesi. Kohesi adalah gaya tarik
menarik antar molekul yang sama jenisnya. Gaya ini menyebabkan antara zat yang satu
dengan yang lain tidak dapat menempel karena molekulnya saling tolak menolak.
sedangkan adhesi adalah gaya tarik menarik antar molekul yang berbeda jenisnya. Gaya ini
menyebabkan antara zat yang satu dengan yang lain dapat menempel dengan baik karena
molekulnya saling tarik menarik atau merekat.
          Pada gejala kapilaritas pada air, air dalam pipa kapiler naik karena adhesi antara
partikel air dengan kaca lebih besar daripada kohesi antar partikel airnya. Sebaliknya, pada
gejala kapilaritas air raksa, adhesi air raksa dengan kaca lebih kecil daripada kohesi antar
partikel air raksa. Oleh karena itu, sudut kontak antara air raksa dengan dinding kaca akan
lebih besar daripada sudut kontak air dengan dinding kaca.
          Kenaikan atau penurunan zat cair pada pipa kapiler disebabkan oleh adanya tegangan
permukaan yang bekerja pada keliling persentuhan zat cair dengan pipa.
Berikut ini beberapa contoh yang menunjukkan gejala kapilaritas dalam kehidupan sehari-
hari:
a. Naiknya minyak tanah melalui sumbu kompor sehingga kompor bisa dinyalakan.
b. Kain dan kertas isap dapat menghisap cairan.
c. Air dari akar dapat naik pada batang pohon melalui pembuluh kayu.
          Selain keuntungan, kapilaritas dapat menimbulkan beberapa masalah berikut ini :
Air hujan merembes dari dinding luar, sehingga dinding dalam juga basah.
Air dari dinding bawah rumah merembes naik melalui batu bata menuju ke atas  sehingga
dinding rumah lembab.
4.    Viskositas
          Viskositas merupakan pengukuran dari ketahanan fluida yang diubah baik dengan
tekanan maupun tegangan. Pada masalah sehari-hari (dan hanya untuk fluida), viskositas
adalah "Ketebalan" atau "pergesekan internal". Oleh karena itu, air yang "tipis", memiliki
viskositas lebih rendah, sedangkan madu yang "tebal", memiliki viskositas yang lebih tinggi.
Sederhananya, semakin rendah viskositas suatu fluida, semakin besar juga pergerakan dari
fluida tersebut. Viskositas menjelaskan ketahanan internal fluida untuk mengalir dan mungkin
dapat dipikirkan sebagai pengukuran dari pergeseran fluida.
          Seluruh fluida (kecuali superfluida) memiliki ketahanan dari tekanan dan oleh karena
itu disebut kental, tetapi fluida yang tidak memiliki ketahanan tekanan dan tegangan disebut
fluide ideal

BAB III
PENUTUP
1 Kesimpulan
Dari hasil pembahasan diatas maka dapat ditarik beberapa kesimpulan, yaitu:
a)    Fluida adalah suatu bentuk materi yang mudah mengalir misalnya zat cair dan gas. Sifat
kemudahan mengalir dan kemampuan untuk menyesuaikan dengan tempatnya berada merupakan
aspek yang membedakan fluida dengan zat benda tegar.
b)   Dalam kehidupan sehari-hari, dapat ditemukan aplikasi Hukum Bernoulli yang sudah banyak
diterapkan pada sarana dan prasarana yang menunjang kehidupan manusia masa kini seperti
untuk menentukan gaya angkat pada sayap dan badan pesawat terbang, penyemprot parfum,
penyemprot racun serangga dan lain sebagainya.
2 Saran
Adapun Saran penulis sehubungan dengan bahasan makalah ini, kepada rekan-rekan
mahasiswa agar lebih meningkatkan, menggali dan mengkaji lebih dalam tentang bagaimana
fluida statis dan dinamis
DAFTAR PUSTAKA

Indrajit, Dudi.2002.FISIKA.Bandung:Grafindo Media Pratama


http://boycellyess.blogspot.com/2011/03/makalah-fluida.html
http://yusiseftiakanita.blogspot.com/2012/11/makalah-fluida.html

Anda mungkin juga menyukai