Di susun Oleh:
1. Asti Ananta : 2201011174
2. Dina Tambunan : 2201011179
3. Jesica Tamila Dewi : 2201011189
4. Marlina : 2201011191
5. Nadya Fadillah :2201011195
6. Vingki May Hanny :2201011212
Dosen Pengajar:
Endang Maryanti,AMF.,SKM.,MKM
BAB I
SCREENING ( PENGGERUSAN)
Abstrak
Proses penggerusan merupakan dasar operasional penting dalam teknologi sediaan farmasi.
Proses penggerusan bertujuan untuk memperkecil ukuran zat padat. Proses ini melibatkan
perusakan dan penghalusan materi dengan konsekuensi meningkatnya luas permukaan. Ada
dua cara penggerusan yaitu penggerusan dengan mortir stamper dan penggerusan dengan
blender. Sedangkan penggerusan sesuai dengan tingkat kehalusan yang dicapai dapat
diklasifikasikan menjadi tiga kelompok, yaitu mesin penggerus butir kasar, butir sedang dan
butir halus. Pemilihan klasifikasi ini disesuaikan dengan tujuan bentuk sediaan farmasi yang
dikehendaki tergantung dari material dan sifat fisika kimia, ukuran partikel awal dari bahan
yang digerus, dan ukuran partikel akhir produk. Mikrokontroler AVR ATmega16 merupakan
salah satu alat penggerusan bahan obat otomatis yang bertujuan untuk meringankan beban
para apoteker dalam penggerusan obat.
Penggerusan adalah proses mekanik untuk memperkecil ukuran zat padat. Proses
penggerusan merupakan dasar opresional penting dalam teknologi farmasi. Proses ini
melibatkan perusakan dan penghalusan materi dengan konsekuensi meningkatnya luas
permukaan. Ukuran partikel atau ukuran butiran dapat menentukan tingkat homogenitas zat
aktif dan tingkat kerja optimal (Kurniawan, 2009).
Ada dua cara penggerusan yaitu penggerusan dengan mortir stamper dan penggerusan dengan
blender.
Lumpang/mortir biasanya digunakan untuk skala reseptur (peracikan di apotek) karena alat
dan cara penggunaannya yang sederhana, alunya (stamper) digunakan untuk menggerus
bahan, terutama yang berbentuk serbuk, sedangkan di industri biasanya menggunakan sistem
penggerusan dengan blender karena sistem ini merupakan alat penggerusan yang otomatis
untuk bahan yang lebih banyak sehingga bahan obat yang ingin digerus dapat halus dengan
cepat (Kurniawan, 2009).
Ada berbagai jenis untuk memperkecil ukuran material, teknik peralatan pengerusan yang
digunakan bisa diklasifikasikan menurut metode utama digunakan, yaitu:
Metode cutting
Prinsip pengoprasian pemotong terdiri dari serangkaian pisau menempel pada rotor horisontal
yang bertindak terhadap serangkaian pisau stasioner melekat ke alat. Selama pengerusan,
terjadi dengan fraktur partikel antara dua set pisau,
yang memiliki dengan beberapa milimeter. Sebuah layar dipasang di dasar casing alat dan
bertindak untuk mempertahankan bahan dalam alat sampai ukuran yang diinginkan (Aulton,
1994).
Metode compression
Prinsip pengoperasian alat dengan mengkompres, dilakukan dalam skala kecil dengan
menggunakan mortir dan stemper. Proses penghancuran melalui gesekan bahan
alu secara horisontal dan berputar di dalam mortir, sehingga kecilnya ukuran terjadi karena
gesekan serta kompresi (Aulton, 1994).
Metode Impact
Prinsip pengoprasian untuk memperkecil ukuran dilakukan menggunakan
hammer mill. Hammer terdiri dari rangkaian empat atau lebih palu, berpusat pada poros yang
tertutup yang terbuat dari logam yang kaku. Selama penggilingan palu ayunan keluar dari
poros pusat untuk berputar. Kecepatan sudut dari palu menghasilkan laju regangan yang
begitu tinggi sehingga partikel rapuh (Aulton, 1994).
Secara klinik, ukuran partikel suatu obat dapat mempengaruhi penglepasannya dari
bentuk-bentuk sediaan yang diberikan secara oral, parenteral, rektal, dan
tropikal. Formulasi yang berhasil dari suspensi, emulsi dan tablet, dari segi kestabilan fisik,
dan respon farmakologis, juga bergantung pada ukuran partikel yang dicapai dari produk itu.
Dalam bidang pembuatan tablet dan kapsul, pengendalian ukuran partikel sangat penting
sekali dalam mencapai sifat aliran yang diperlukan dan pencampuran yang benar dari granul
dan serbuk. Salah satu metode paling sederhana yang digunakan untuk menentukan ukuran
partikel bahan obat tersebut, adalah menggunakan metode pengayakan. Pengayak terbuat dari
kawat dengan ukuran lubang tertentu. Istilah ini (mesh) digunakan untuk menyatakan jumlah
lubang tiap inchi linear.
Kata Kunci :pengayakan, metode pengayakan, nomor mesh, aplikasi dalam farmasi
__________________________________________________
Metode Attrition
Prinsip pengoperasian dengan Roller, menggunakan prinsip gesekan untuk menghasilkan
ukuran padatan dalam suspensi, pasta atau salep. Dua atau tiga porselen atau logam gulungan
yang dipasang secara horizontal dengan perbedaang yang disesuaikan. Giling berputar pada
kecepatan berbeda sehingga bahan yang digerus melewati celah dan akan ditransfer secara
perlahan ke gulungan yang lebih cepat (Aulton, 1994).
Sifat zat padat, terutama sifat fisik alamiah dari bahan menentukan kemampuannya untuk
melawan pengecilan ukuran dan mempengaruhi pemilihan penggerus untuk menghaluskan
bahan tersebut (Kurniawan, 2009). Bahan berserat (glisirhiza, rauwolfia) tidak dapat digerus
dengan tekanan atau tumbukan, mereka harus diiris. Bahan-bahan rapuh (tanah liat yang
disaring dan dikeringkan, sukrosa) cenderung pecah sepanjang permukaan bidang yang telah
dihaluskan dan dapat digerus dengan proses penggerusan, tumbukan dan tekanan. Adanya air
lebih dari 5% menghalangi penggerusan, dan sering menyebabkan massa lengket pada
penggerusan. Efek ini lebih nyata pada bahan yang halus dari pada partikel yang lebih besar.
Pada konsentrasi air lebih dari 50%, massa menjadi cair atau suspensi cairan. Proses menjadi
penggerusan basah yang sering memudahkan pengecilan ukuran (Lachman, 1989).
Secara konvensional, ukuran dinyatakan dengan istilah mesh (jumlah lubang pada tiap inci
linear dari ayakan). Sebagai klasifikasi pembanding untuk pertimbangan kefarmasian,
penggerusan kasar menghasilkan partikel-partikel yang lebih besar dari 20-mesh,
penggerusan sedang menghasilkan partikel-partikel berukuran antara 200-sampai 20-mesh
(74 sampai 840 mikron), dan penggerusan halus menghasilkan partikel-partikel yang lebih
kecil dari 200-mesh. Penggerusan tertentu dapat bekerja dengan baik dalam lebih dari satu
kelas. Penggerusan pula dapat dipakai untuk pemnbuatan granulasi 16-mesh dan menggerus
zat bentuk kristal sampai serbuk 120-mesh. Umumnya bahan-bahan yang digunakan di
bidang farmasi dapat diperkecil menjadi partikel kurang dari 40 mesh dengan penggerus-
penggerus bola, penggiling, palu energi cairan (Lachman,1989).
Beberapa waktu yang terakhir ini terjadi perkembangan teknologi dalam cara pembuatan
sediaan farmasi dalam hal ini serbuk. Adapun salah satu contoh pengembangan alat
penggerus di bidang teknologi farmasetika mencoba mengembangkan alat penggerusan obat
otomatis yang berbasis Mikrokontroler AVR ATmega16 dengan disertai tampilan LCD.
Tujuan utamanya untuk meringankan beban para apoteker dalam penggerusan obat secara
dan menggatinya dengan alat penggerus yang otomatis sehingga dapat mempermudah
pekerjaan apoteker dalam meracik obat (Noviana, 2010).
Gambar 4. tampak dalam tempat penggerus obat
BAB II
PENGAYAKAN
pengayakan, merupakan teknik yang tertua, teknik ini dapat dilakukan untuk
campuran heterogen khususnya campuran dalam fasa padat. Proses pemisahan didasari atas
perbedaan ukuran partikel didalam campuran tersebut. Sehingga ayakan memiliki ukuran pori
atau lubang tertentu, ukuran pori dinyatakan dalam satuan mesh (Zulfikar, 2010), contoh
ayakan dapat dilihat pada gambar di bawah ini
Pada pengayakan manual, bahan dipaksa melewati lubang ayakan, umumnya
dengan bantuan bilah kayu atau bilah bahan sintetis atau dengan sikat. Beberapa farmakope
memuat spesifikasi ayakan dengan lebar lubang tertentu. Sekelompok partikel dinyatakan
memiliki tingkat kehalusan tertentu jika seluruh partikel dapat melintasi lebar lubang yang
sesuai (artinya tanpa sisa diayakan). Dengan demikian ada batasan maksimal dari ukuran
partikel (Voigt, 1994).
Beberapa cara atau metode yang dapat digunakan dalam pengayakan tergantung
dari material yang akan dianalisa, anatara lain:
Cara pengayakan dalam metode ini, sampel terlempar ke atas secara vertikal dengan sedikit
gerakan melingkar sehingga menyebabkan penyebaran pada sampel dan terjadi pemisahan
secara menyeluruh, pada saat yang bersamaan sampel yang terlempar keatas akan berputar
(rotasi) dan jatuh di atas permukaan ayakan, sampel dengan ukuran yang lebih kecil dari
lubang ayakan akan melewati saringan dan yang ukuran lebih besar akan dilemparkan ke atas
lagi dan begitu seterusnya. Sieve shaker modern digerakkan dengan electro magnetik yang
bergerak dengan menggunakan sistem pegas yang mana getaran yang dihasilkan dialirkan ke
ayakan dan dilengkapi dengan kontrol waktu (Zulfikar, 2010).
2. Ayakan dengan gerakan horizontal
yang ukurannya lebih kecil dari lebar jala yang dijumpai, berjatuhan
melewatinya. Menghasilkan bahan halus (bahan yang lolos dari ayakan). Partikel yang
tinggal pada ayakan, membentuk bahan kasar.
Menurut metode U.S.P untuk menguji kehalusan serbuk suatu massa sampel
tertentu ditaruh suatu ayakan yang cocok dan digoyangkan secara mekanik. Nomor mesh
menyatakan banyaknya lubang dalam 1 inchi. Ayakan dengan nomor mesh kecil memiliki
lubang ayakan yang besar berarti ukuran partikel yang melewatinya juga berukuran
besar. Sebaliknya ayakan dengan nomor mesh besar memiliki lubang ayakan kecil berarti
ukuran partikel yang melewatinya kecil. Tujuan penyusunan ayakan adalah memisahkan
partikel sesuai dengan ukuran partikel masing-masing sehingga bahan yang lolos ayakan
pertama akan tersaring pada ayakan kedua dan seterusnya hingga partikel itu tidak dapat lagi
melewati ayakan dengan nomor mesh tertentu.
Setelah diayak perlu dilakukan penimbangan untuk setiap ayakan untuk mengetahui
besar bobot yang hilang selama pengayakan, yang dapat disebabkan tertinggalnya dalam
pengayakan, hilang saat pemindahan bahan dari ayakan ketimbangan maupun hilang saat
pemindahan berlangsung. Pengayakan dilakukan sampai selisih dengan bobot sebelumnya
tidak lebih dari 5% untuk meminimalisir kesalahan karena jika lebih dari 5% berarti tidak
homogen. Secara statistik dihitung %bobot kumulatif bobot atas dan bobot bawah. Atas
ukuran maksudnya untuk mengetahui bobot sampel yang ada pada pengayakan paling atas
atau menghitung seluruh jumlah % partikel yang berada diatas ayakan, sedangkan bobot
kumulatif bawah dihitung berdasarkan perhitungan 100 nomor mesh (Anonim, 2010).
1. Waktu atau lama pengayakan. Waktu atau lama pengayakan (waktu optimum), jika
pengayakan terlalu lama akan menyebabkan hancurnya serbuk sehingga serbuk yang
seharusnya tidak terayak akan menjadi terayak. Jika waktunya terlalu lama maka tidak
terayak sempurna.
2. Massa sampel. Jika sampel terlalu banyak maka sampel sulit terayak. Jika sampel sedikit
maka akan lebih mudah untuk turun dan terayak.
3. Intensitas getaran. Semakin tinggi intensitas getaran maka akan semakin banyak terjadi
tumbukan antar partikel yang menyebabkan terkikisnya partikel. Dengan demikian
partikel tidak terayak dengan ukuran tertentu.
4. Pengambilan sampel yang mewakili populasi. Sampel yang baik mewakili semua unsur
yang ada dalam populasi, populasi yang dimaksud adalah keanekaragaman ukuran
partikel, mulai yang sangat halus sampai ke yang paling kasar.
Keuntungan dari metode pengayakan antara lain.
Ukuran partikel bahan obat padat mempunyai peranaan penting dalam farmasi, sebab
ukuran partikel mempunyai pengaruh yang besar dalam pembuatan sediaan obat dan juga
terhadap efek fisiologisnya. Ukuran partikel yang juga luas permukaan spesifik partikel,
dapat dihubungkan dengan sifat-sifat fisika, kimiawi dan farmakologi suatu obat. Secara
klinik, partikel memiliki pelepasan obat dari sediaan yang diberikan baik secara oral,
parenteral, rectal dan topical (Moechtar,1990).
BAB III
MIXING (PENCAMPURAN)
ABSTRAK
Pencampuran adalah peristiwa menyebarnya bahan-bahan secara acak, dimana bahan yang
satu menyebar ke dalam bahan yang lain demikian pula sebaliknya, sedang bahan-bahan itu
sebelumnya terpisah dalam keadaan dua fase atau lebih yang akhirnya membentuk hasil yang
lebih seragam (homogen). Pada proses pencampuran diperlukan gaya mekanik untuk
menggerakkan bahan-bahan sehingga didapat hasil yang homogen. Gaya mekanik diperoleh
sebagai akibat adanya aliran bahan ataupun dihasilkan oleh alat pencampur. Beberapa
peralatan yang biasa digunakan untuk mencampur zat cair dapat juga digunakan untuk
mencampur zat padat atau pasta, dan demikian juga sebaliknya.
Faktor-faktor yang mempengaruhi proses pencampuran, waktu pencampuran dan energi yang
diperlukan untuk pencampuran adalah :
Aliran
Aliran yang turbulen dan laju alir bahan yang tinggi biasanya menguntungkan proses
pencampuran. Sebaliknya, aliran yang laminar dapat menggagalkan pencampuran.
Kelarutan
Semakin besar kelarutan bahan-bahan yang akan dicampur satu terhadap lainnya, semakin
baik pencampurannya. Pada saat pelarutan terjadi, terjadi pula perstiwa difusi laju difusi
dipercepat oleh adanya aliran. Kelarutan sebanding dengan kenaikan suhu, sehingga dapat
dikatakan bahwa dengan naiknya suhu derajat pencampuran akan semakin baik pula.
Viskositas campuran
Jenis bahan yang dicampur
Urutan pencampuran
Suhu dan Tekanan (pada gas)
Bahan tambahan pada pencampuran seperti emulgator.
C. Keadaan Agregasi pada Pencampuran
Keadaan agregasi adalah bentuk penampilan materi yang dapat berupa gas, cairan atau padat.
Sehubungan dengan itu campuran dapat memperlihatkan sifat-sifat yang sangat berbeda satu
sama lain dan memerlukan persyaratan tertentu pada pemilihan alat pencampur.
Pemilihan alat pencampur dan juga metode pencampuran terutama didasarkan pada:
proses-proses kimia dan fisika serta juga untuk membuat produk akhir yang komersial. Alat
yang digunakan untuk pencampuran bahan cair-cair dapat berupa tangki atau bejana yang
dilengkapi dengan pengaduk. Tangki atau bejana biasanya berbentuk silinder dengan sumbu
terpasang vertikal, bagian atas bejana itu bisa terbuka saja ke udara atau dapat
pula tertutup. Ujung bawah tangki itu biasanya agak membulat, jadi tidak datar saja,
maksudnya agar tidak terdapat terlalu banyak sudut-sudut tajam atau daerah yang sulit
ditembus arus zat cair. Kedalaman zat cair biasanya hampir sama dengan diameter tangki. Di
dalam tangki itu dipasang pengaduk (impeller) pada ujung poros menggantung, artinya poros
itu ditumpu dari atas. Poros itu digerakkan oleh motor, yang kadang-kadang dihubungkan
langsung dengan poros itu, namun biasanya dihubungkan melalui peti roda gigi untuk
menurunkan kecepatannya.
Metode yang paling sering digunakan untuk mencampur cairan dengan cairan ialah dengan
metode turbulensi didalam bejana pengaduk atau dalam suatu pencampur getar. Metode
lainnya adalah misalnya dengan menyampur dengan penyemprot, dengan pompa, dengan
menghembuskan gas kedalam cairan atau dengan mesin pengecil ukuran.
Untuk persoalan pencampuran yang sederhana seperti untuk membuat larutan sejati, dapat
digunakan pengaduk dengan putaran lambat seperti pengaduk jangkar, pengaduk bingkai,
pengaduk palet dan pengaduk impeler. Untuk membuat emulsi halus dapat dipergunakan alat
pengaduk dengan putaran cepat seperti alat pengaduk propeler, pengaduk turbin, pengaduk
cakram gigi, ataupun pengaduk palet.
2. Pencampuran dengan alat semprot
Pada instalansi-instalansi yang bekerja secara kontinyu, cairan-cairan yang dapat saling
melarut seringkali tercampur dengan sendirinya di dalam saluran-saluran pipa. Akan tetapi
karena pencampuran oleh turbulensi di dalam pipa tanpa adanya alat pendukung lain tidak
begitu besar, cairan dengan volume yang lebih kecil seringkali dimasukkan bersama-sama
cairan lain ke dalam pipa.
Contoh :
berputar dan menyusuri dinding bejana. Karena putaran spiral, bahan diangkat dan kemudian
jatuh kembali kebawah mengikuti aliran spiral tersebut. Pencampur ini sesuai untuk
digunakan dalam mencapur bahan dalam jumlah yang besar.
Berupa seuah bejana yang bagian atasnya berbentuk silinder dan bagian bawah berbentuk
kerucut. Dibagian bawah terdapat cincin berongga yang dilengkapi dengan penyembur gas.
Jadi bahan dipusarkan oleh aliran gas. Pencampur ini tidak begitu populer karena prinsip
kerjanya yang rumit dan bahaya penggunaannya cukup besar
1. Pengaduk dikondisikan dapat berputar sesuai dengan kondisi operasi yang diinginkan
yaitu dengan jalan memberikan pelumas pada tangki pengaduk.
2. Semua peralatan dijaga jangan cepat berkarat terutama yang terbuat dari logam
besi dengan jalan membersihkan dari karat dengan mengamplas dan memoles.
3. Pengoperasian alat dehumidifier untuk mengurangi kelembaban udara dalam
ruangan yang di dalamnya menyimpan peralatan pencampuran yang rentan
terhadap serangan korosi. Peralatan-peralatan pencampuran yang rawan terhadap
pengaruh korosi perlu disimpan diruang tertutup, jauh dari kemungkinan
pencemaran udara akibat terlepasnya bahan-bahan korosif ke lingkungan.
4. Menutup alat sewaktu tidak dipergunakan untuk menghindari masuknya debu-
debu ke dalam alat. Perlu diketahui bahwa debu dapat tertempelipolutan korosif
yang apabila terbang terbawa udara dapat masuk ke dalam alat dan menempelkan
dirinya ke permukaan komponen-komponen elektronik di dalam alat tersebut.
H. RANGKUMAN
Pencampuran (mixing) adalah peristiwa menyebarnya bahan-bahan secara acak, dimana
bahan yang satu menyebar ke dalam bahan yang lain demikian pula sebaliknya, sedang
bahan-bahan itu sebelumnya terpisah dalam keadaan dua fase atau lebih yang akhirnya
membentuk hasil yang lebih seragam (homogen). Tujuan mixing antara lain menghasilkan
campuran bahan dengan komposisi tertentu dan homogen, memperluas permukaan kontak
antar komponen, dan menghasilkan bahan setengah jadi atau menghasilkan produk akhir
(produk komersial) yang baik. Mixing dipengaruhi oleh berbagai faktor antara lain: aliran
bahan, ukuran partikel, dan kelarutan. Pemilihan alat pencampur dan metode pencampuran
didasarkan pada: jenis-jenis bahan yang akan dicampur, jenis dan jumlah campuran yang
akan dibuat, tujuan pencampuran, dan system operasi yang digunakan. Berbagai jenis alat
pencampur dapat dipilih berdasarkan bahan yang akan dicampur, antara lain bahan cair-cair,
padat-cair, padat-padat, dan cair-gas. Perawatan dilakukan antara lain memberikan pelumas
pada tangki pengaduk, mengamplas dan memoles bagian logam, memasang alat pengurang
kelembaban, dan mengemas rapat.
Daftar Pustaka
Ansel, H. C., 2005, Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi Edisi Keempat. Universitas Indonesia
Press. Jakarta.
Gad, S.C. 2008 . Pharmaceutical Manufacturing Handbook. Published by John Wiley &
Sons, Inc., Hoboken, New Jers, Canada.
Lachman, L., Herbert, A. L., and Joseph, L. K., 1994, Teori dan Praktek Farmasi Industri II,
Indonesia University Press, Jakarta.
Voight, R., 1994, Buku Pengantar Teknologi Farmasi, diterjemahkan oleh Soedani, N., Edisi
V,
Ansel, H. C., 2005, Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi Edisi Keempat. Universitas Indonesia
Press. Jakarta.
Gad, S.C. 2008 . Pharmaceutical Manufacturing Handbook. Published by John Wiley &
Sons, Inc., Hoboken, New Jers, Canada.
Lachman, L., Herbert, A. L., and Joseph, L. K., 1994, Teori dan Praktek Farmasi Industri II,
Indonesia University Press, Jakarta.
Voight, R., 1994, Buku Pengantar Teknologi Farmasi, diterjemahkan oleh Soedani, N., Edisi
V,