PRINSIP PERCOBAAN
Ayakan adalah suatu proses pengecilan bahan menjadi ukuran tertentu
sehingga diperoleh keseragaman ukuran.
1. Grizzly : jenis ayakan dengan material yang diayak mengikuti aliran pada
posisi kemiringan tertentu.
2. Vibrating screen : ayakan dinamis dengan permukaan horizontal dan
miring, digerakkan pada frekuensi 1000-7000 Hz. Satuan kapasitas tinggi
dengan efisiensi pemisah yang baik, digunakan untuk interval ukuran
partikel yang luas.
3. Oscillating screen : ayakan dinamis pada frekuensi yang lebih rendah dari
vibrating screen yaitu pada frekuensi 100-400 Hz dengan waktu yang lebih
lama lebih linier dan tajam.
4. Recipracating screen : ayakan dinamis yang dioperasikan dengan gerakan
menggoyangkan, pantulan yang panjang dengan frekuensi 20-200 Hz.
5. Shifting screen : ayakan dinamis yang dioperasikan dengan gerakan
memutar dalam bidang permukaan ayakan. Gerakan aktual dapat berupa
putaran atau getaran memutar. Digunakan untuk pengayakan material basah
dan kering.
6. Revolving screen : ayakan dinamis dengan posisi miring, berotasi pada
kecepatan rendah yaitu 10-20 rpm. Digunakan untuk pengayakan basah dari
material- material relatif kasar.
Bentuk penanganan bahan olahan yaitu pengecilann ukuran bahan olahan yang
dapat dilakukan dengan prosee basah dan kering. Berikut adalah macam-macam
karekteristik bahan olahan :
1. Tingkat kekerasan bahan olahan (tekstur bahan), dalam hal ini yang
digunakan istilah tekstur lembut, sedang dan keras.
2. Tingkat frioble bahan (tingkat kemudahan pecah) dari bahan olahan.
3. Tingkat kandungan serat dan golongan serat dalam bahan, kondisi ini
ditunjukin dengan golongan serat dalam bahan misalnya mudah sobek,
mudah patah atau putus.
4. Kadar cairan bahan.
Setelah bahan itu dipecah tentunya bahan tersebut mempunyai ukuran partikel
lebih kecil. Keseragaman ukuran dapat diperoleh melalui operasi ayakan, kemudian
bahan tersebut dianalisis dengan perlakuan memisahkannya secara mekanis. Salah
satu alat untuk menganalisis ukuran partikel yang telah menjadi ukuran kecil-kecil
adalah standar ayakan Tyler.
Berdasarkan ukuran zat padat yang akan dikecilkan (umpan), maka peralatan
pemecah atau pengecilan ukuran dibedakan atas :
Berikut hal adalah hal-hal yang harus diperhatikan dalam proses pengayakan :
- Jenis ayakan
- Cara pengayakan
- Kecepatan pengayakan
- Ukuran ayakan
- Waktu pengayakan
- Sifat dasar bahan yang akan diayak
Selain itu untuk pemilihan screen ada faktor yang harus diperhatikan, yaitu :
Analisis Ayak dengan deret ayak standar, biasa digunakan untuk mengukur dan
mendistribusikan besarnya besarnya partikel dalam jangkau ukuran 3 sampai
dengan 0,0015 inchi 9 76mm sampai dengan 38 μm). Ayakan uji terbuat dari kawat,
sedang rapat anyaman (mesh) dan ukuran kawatnya dibakukan dengan teliti.
Bukaan ayakan bebrbentuk bujur sangkar. Setiap ayakan diidentifikasikan menurut
ukuran mesh per inchi. Ukuran bukaan lebih kecil dari angka meshnya hal ini
dikarenakan tebal kawat tentu harus diperhitungkan juga.
Untuk mendapatkan pemisahan ukuran yang lebih rapat, dibuat pula ayakan
dengan ikuran antara yang masing-masing mempunyai dimensi mesh. Dalam
melakukan analisis, seperangkat ayak standar disusun secara deret dalam suatu
tumpukan, dimana ayak dengan anyaman paling rapat ditempatkan paling bawah,
dan anyaman paling besar ditempatkan paling atas.
Hasil dari analisis ayak ditabulasikan untuk menunjukan fraksi massa pada
setiap totokan ayak sebagai fungsi dari jangkau ukuran mesh pada setiap tototkan
itu. Oleh karena itu partikel yang tertahan pada suatu ayak tertentu adalah yang
lulus dari ayak yang atasnya., maka hanya diperlukan dua angka saja untuk
menentukan jangkau ukuran suatu totokan, angka yang pertama berdasarkan ayak
yang meluluskannya, dan yang kedua ayak yang menahannya.
Pada umumnya, “diameter” dapat ditentukan untuk setiap partikel yang
ekidimensional. Partikel yang tidak ekidimensional, yaitu yang panjang pada satu
arah ketimbang pada arah yang lain. Partikel itu dikarekterisasi dengan dimensi
utama yang kedua terpanjang.untuk partikel berbentuk jarum, umpannya Dp akan
menunjukan tebal partilel dan bukaan pada panjangnya.
Dalam percobaan pengayakan kali ini digunakan bahan arang aktif, berikut
adalah sifat fisika dan kimia dari bahan arang aktif.
Sifat fisika :
- Berbentuk padat
- Massa jenis : 2,267 g/cm3 (grafit) dan 3,513 g/ cm3 (intan)
- Titik lebur : 4300-4700 K
- Titik didih : 4000 K
- Kalor peleburan : 100kJ/ mol (grafit) dan 120 kJ/mol (intan)
- Kalor penguapan : 355,8 kJ/mol
Sifat kimia :
Kecenderungan atom karbon membentuk ikatan kovalen tunggal, rangkap dua, dan
rangkap tiga akan membentuk senyawa organik.
B. BAHAN
1. Bahan arang aktif
VIII. PEMBAHASAN
Pada praktikum operasi ayakan yang terjadi ini berdasarkan pada
standar ayakan tyler, ayakan disusun secara bertingkat dengan jumlah
mesh terkecil sampai terbesar ke bawah.
Praktikum ini memerlukan ketelitian dalam penimbangan coal yang
akan diayak, hal ini dimaksudkan untuk akurasi percobaan agar lebih
baik.
Akurasi juga diharuskan pada penimbangan tokokan awal kosong
dan bisa dipastikan tokokan dalam kondisi bersih.
Dalam opersionalnya didapat hasil yang telah diayak, jumlahnya
tidak sesuai pada permulaan bahan sebelum diayak dikarenakan alat yang
tidak layak lagi (harus diganti) sehingga menyulitkan proses
penimbangan.
Waktu dan frekuensi yang ditentukan sangat berpengaruh akan hasil
dari pengayakan tersebut.
Analisa yang didapat antara lain :
o Akurasi penimbangan yang kurang akibat alat sudah tidak layak
(rusak).
o Faktor angin sehingga menyebabkan pada saat ditimbang
kemungkinan akan jatuh kebawah.
o Proses pembersihan ayakan sebelum dimulai yang kurang bersih.
o Penglihatan pada waktu ayakan yang kurang ketelitian.
o Human error.
IX. KESIMPULAN
Dari hasil perhitungan didapatkan bahwa semakin besar guncangan yang
diberikan maka luas permukaan spesifik yang didapat semakin besar.
Begitupun juga bila semakin lama waktu untuk mengguncangkan maka
semakin besar pula luas permukaan spesifik yang didapat.
Perhitungan luas permukaan spesifik dengan metode Analisis
Differensial lebih kecil hasilnya bila dibandingkan dengan metode
Analisis Kumulatif.
Pada percobaan operasi ayakan ini diperlukan kelihaian dan kejelian
dalam penimbangan yang didapat.
Faktor penyebab berkurangnya jumlah bahan yang diayak haruslah
dihindarkan sedini mungkin, seperti angin, kesalahan penimbangan (bisa
diakibatkan oleh alat yang tidak layak), atau faktor akurasi lainnya.
X. DAFTAR PUSTAKA
Anonimus. 2003. Petunjuk Praktikum Operasi Teknik Kimia, Lab.
Operasi Teknik Kimia FT-UMJ. Fakultas Teknik, Jurusan. Kimia
Universitas Muhammadiyah Jakarta.
Cabe W.L, Mc. and Smith, J.C. 1956. Unit Operation of Chemical
Engineering, Mc.Graw Hill Ltd. New York
Satibi, Lukman Dr. Ir. 2003. Diktat Kuliah Operasi Teknik Kimia, Fakultas
Teknik, Jurusan. Kimia Universitas Muhammadiyah Jakarta.