Anda di halaman 1dari 11

I.

PRINSIP PERCOBAAN
Ayakan adalah suatu proses pengecilan bahan menjadi ukuran tertentu
sehingga diperoleh keseragaman ukuran.

II. MAKSUD DAN TUJUAN PERCOBAAN


1. Memisahkan bahan atas dasar ukuran partikel, untuk memperoleh bahan
dengan ukuran partikel lebih uniform
2. Menentukan luas permukaan spesifik bahan.

III. REAKSI PERCOBAAN

Pengecilan ukuran merupakan salah satu proses dalam industri pengolahan


bahan pertanian. Operasi ini merupakan salah satu proses dalam rndustri yang
sangat penting. Operasi pengecilan ini bertujuan untuk mempermudah proses
selanjutnya, sehingga akan lebih efektif dalam penanganan pasca panen komoditas
pertanian. Operasi ini merupakan pengembangan dari operasi empiris yang
biasanya hanya dilakukan tanpa menggunakan mesin. Namun dengan
berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi, maka operasi pengecilan ukuran
pun dilakukan dengan bantuan mesin.

Dalam dunia industri pengecilan dapat dibedakan menjadi pengecilan yang


ekstrim dan pengecilan yang relatif masih berukuran besar misalnya hanya dengan
pemotongan yang menghasilkan bentuk khusus. Pengecilan biasanya dilakukan
dengan dua operasi yaitu operasi basah dsan operasi kering. Terdapat tiga gaya yang
digunakan dalam operasi pengecilan yaitu dengan penekanan, pukulan, dan
sobekan atau potongan. Ketiga cara tersebut dilakukan sesuai dengan karakteristik
bahan yang akan direduksi. Penggunaan alat pengecil ukuran bertujuan untuk
mendapatlkan efektifitas dalam operasi reduksi sehingga akan mendapatkan hasil
yang maksimal. Permasalahn yang sering dihadapi dalam penggunaan mesin
pengecil ukran ini adalah penentuan diameter bahan yang diinginkan, sehingga
sering dilakukan k operasi pengecilan antara lain yaitu hummer mill, disk mill,
multi mill, dan slicer. Mesin tersebut memiliki karakteristik, kelemahan, dan
kelebihan tersendiri. Oleh karena diperlukan pengetahuan yang cukup mengenai
mesin pengecil ukuran dan karakteristiknya. Salah satu alat untuk pengecilan
ukuran bahan yaitu ayakan.

Pengayakan (sieving) merupakan salah satu metode pemisahan sesuai dengan


ukuran yang dikehendaki. Pengayakan biasanya dilakukan terhadap material yang
sudah mengalami proses penghancuran (grinding). Partikel yang lolos melalui
ukuran saring tertentu disebut sebagai undersize dan partikel yang tertahan diatas
saringan tertentu disebut oversize. Beberapa ayakan yang sering digunakan antara
lain :

1. Grizzly : jenis ayakan dengan material yang diayak mengikuti aliran pada
posisi kemiringan tertentu.
2. Vibrating screen : ayakan dinamis dengan permukaan horizontal dan
miring, digerakkan pada frekuensi 1000-7000 Hz. Satuan kapasitas tinggi
dengan efisiensi pemisah yang baik, digunakan untuk interval ukuran
partikel yang luas.
3. Oscillating screen : ayakan dinamis pada frekuensi yang lebih rendah dari
vibrating screen yaitu pada frekuensi 100-400 Hz dengan waktu yang lebih
lama lebih linier dan tajam.
4. Recipracating screen : ayakan dinamis yang dioperasikan dengan gerakan
menggoyangkan, pantulan yang panjang dengan frekuensi 20-200 Hz.
5. Shifting screen : ayakan dinamis yang dioperasikan dengan gerakan
memutar dalam bidang permukaan ayakan. Gerakan aktual dapat berupa
putaran atau getaran memutar. Digunakan untuk pengayakan material basah
dan kering.
6. Revolving screen : ayakan dinamis dengan posisi miring, berotasi pada
kecepatan rendah yaitu 10-20 rpm. Digunakan untuk pengayakan basah dari
material- material relatif kasar.

Bentuk penanganan bahan olahan yaitu pengecilann ukuran bahan olahan yang
dapat dilakukan dengan prosee basah dan kering. Berikut adalah macam-macam
karekteristik bahan olahan :
1. Tingkat kekerasan bahan olahan (tekstur bahan), dalam hal ini yang
digunakan istilah tekstur lembut, sedang dan keras.
2. Tingkat frioble bahan (tingkat kemudahan pecah) dari bahan olahan.
3. Tingkat kandungan serat dan golongan serat dalam bahan, kondisi ini
ditunjukin dengan golongan serat dalam bahan misalnya mudah sobek,
mudah patah atau putus.
4. Kadar cairan bahan.

Pengecilan bahan menjadi ukuran tertentu biasanya disesuaikan dengan


tujuannya. Bahan padat dapat dipecah dengan beberapa cara, antara lain :

a. Compression (tekanan) : biasanya digunakan untuk pemecah kasar zat padat


keras, dengan menghasilkan relatif sedikit halusan.
b. Impact (pukulan) : akan mebghasilkan hasil nyang berukuran kasar, sedang
dan halus.
c. Attrition (gesekan)
d. Cutting (potongan)

Setelah bahan itu dipecah tentunya bahan tersebut mempunyai ukuran partikel
lebih kecil. Keseragaman ukuran dapat diperoleh melalui operasi ayakan, kemudian
bahan tersebut dianalisis dengan perlakuan memisahkannya secara mekanis. Salah
satu alat untuk menganalisis ukuran partikel yang telah menjadi ukuran kecil-kecil
adalah standar ayakan Tyler.

Berdasarkan ukuran zat padat yang akan dikecilkan (umpan), maka peralatan
pemecah atau pengecilan ukuran dibedakan atas :

1. Pemecah kasar, yaitu menghasilkan padatan dengan ukuran umpan antara 2


sampai dengan 96 inchi.
2. Pemecah antara, yaitu menghasilkan padatan dengan ukuran 1 sampai
dengan 3 inchi.
3. Pemecah halus, yaitu menghasilkan padatan dengan ukuran 0,25 sampai
dengan 0,5 inchi.
Pengayakan atau penyaringan adalah proses pemisah secara mekanik
berdasarkan perbedaan ukuran partikel. Pengayakan (screening) dipakai dalam
skala industri, sedangkan penyaringan (sieving) dipakai untuk skala laboratorium.\

Produk dari proses pengayakan/ penyaringan ada 2 yaitu:

a. Ukuran lebih besar daripada ukuran lubang-lubang ayakan (oversize)


b. Ukuran yang lebih kecil daripada ukuran lubang-lubang ayakan (undersize)

Dalam proses industri, biasanya digunakan material yang berukuran tertentu


dan seragam. Untuk memperoleh ukuran yang seragam, maka harus dilakukan
proses pengayakan. Pada proses ini zat padat itu dijatuhkan atau dilemparkan ke
permukaan ayakan. Partikel yang dibawah ukuran kecil (undersize) atau halusan
(fines), lulus melewati bukaan ayak, sedangkan yang diatas ukuran (oversize), atau
buntut 9tails) tidak lulus. Pengayakan lebih baik dalam keadaan kering (Mc Cabe,
1999)

Berikut hal adalah hal-hal yang harus diperhatikan dalam proses pengayakan :

- Jenis ayakan
- Cara pengayakan
- Kecepatan pengayakan
- Ukuran ayakan
- Waktu pengayakan
- Sifat dasar bahan yang akan diayak

Faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan material untuk melewati ukuran


ayakan adalah :

- Ukuran buah ayakan : semakin besar diameter lubang bukaan akan


semakin banyak material yang lolos.
- Ukuran relatif partikel : material yang mempunyai diameter yang sama
dengan panjangnya akan memiliki kecepatan dan kesempatan masuk
yang berbeda bila posisinya berbeda, yaitu yang satu melintang dan
lainnya membujur.
- Pantulan dari material : pada waktu material jatuh ke screen maka
material akan membentur kisi-kisi screen sehingga akan terpental ke
atas dan jatuh pada posisi yang tidak teratur.
- Kandungan air : kandungan air yang banyak akan sangat membantu tapi
bila hanya sedikit akan menyumbat screen.

Selain itu untuk pemilihan screen ada faktor yang harus diperhatikan, yaitu :

- Kapasitas, kecepatan hasil yang diinginkan.


- Kisaran ukuran (size range)
- Sifat bahan : densitas, kemudahan mengalir (flowbility)
- Unsur bahaya bahan : mudah terbakar, berbahaya, debu yang
ditimbulkan
- Ayakan kering atau basah.

Analisis Ayak dengan deret ayak standar, biasa digunakan untuk mengukur dan
mendistribusikan besarnya besarnya partikel dalam jangkau ukuran 3 sampai
dengan 0,0015 inchi 9 76mm sampai dengan 38 μm). Ayakan uji terbuat dari kawat,
sedang rapat anyaman (mesh) dan ukuran kawatnya dibakukan dengan teliti.
Bukaan ayakan bebrbentuk bujur sangkar. Setiap ayakan diidentifikasikan menurut
ukuran mesh per inchi. Ukuran bukaan lebih kecil dari angka meshnya hal ini
dikarenakan tebal kawat tentu harus diperhitungkan juga.

Untuk mendapatkan pemisahan ukuran yang lebih rapat, dibuat pula ayakan
dengan ikuran antara yang masing-masing mempunyai dimensi mesh. Dalam
melakukan analisis, seperangkat ayak standar disusun secara deret dalam suatu
tumpukan, dimana ayak dengan anyaman paling rapat ditempatkan paling bawah,
dan anyaman paling besar ditempatkan paling atas.

Hasil dari analisis ayak ditabulasikan untuk menunjukan fraksi massa pada
setiap totokan ayak sebagai fungsi dari jangkau ukuran mesh pada setiap tototkan
itu. Oleh karena itu partikel yang tertahan pada suatu ayak tertentu adalah yang
lulus dari ayak yang atasnya., maka hanya diperlukan dua angka saja untuk
menentukan jangkau ukuran suatu totokan, angka yang pertama berdasarkan ayak
yang meluluskannya, dan yang kedua ayak yang menahannya.
Pada umumnya, “diameter” dapat ditentukan untuk setiap partikel yang
ekidimensional. Partikel yang tidak ekidimensional, yaitu yang panjang pada satu
arah ketimbang pada arah yang lain. Partikel itu dikarekterisasi dengan dimensi
utama yang kedua terpanjang.untuk partikel berbentuk jarum, umpannya Dp akan
menunjukan tebal partilel dan bukaan pada panjangnya.

Ukuran partikel menurut konvensi, dinyatakan dalam berbagai satuan,


bergantung pada jangkauan ukuran yang terlibat. Partikel-partikel kasar diukur
dalam inchi atau milimeter, partikel halus dengan ukuran ayak, partikel yang sangat
halus dengan ukuran mikrometer. Partikel-partikel yang ultrahalus kadang-kadang
diberikan dengan luas permukaan persatuan massa, biasnya dalam meter persegi
per gram.

Untuk menentukan ukuran partikel yang sangat halusdapat ditentukan dengan


berbagai metode, antara lain dengan sedimentasi differensial, pengukuran porositas
pada hamparan endapan, absorpsi cahaya di dalam suspensi, adsorpsi gas pada
permukaan partikel, dan dengan mencacah secara visual di bawah mikroskop.
Dalam salah satu peranti pengukur, yaitu yang dinamakan pencacah Coulter.,
suspensi encer partikel dibuat di dalam zat cair pembawa yang bersifat penghantar
listrik. Suspensi itu dilewatkan secara perlahan melalui orifice ayng sangat halis.
Di dalam zat cair melintas orifice itu diberikan penurunan tegangan listrik. Arus
yang mengalir diantara hulu dan elektrode hilir lalu diukur.

Dalam percobaan pengayakan kali ini digunakan bahan arang aktif, berikut
adalah sifat fisika dan kimia dari bahan arang aktif.

Sifat fisika :

- Berbentuk padat
- Massa jenis : 2,267 g/cm3 (grafit) dan 3,513 g/ cm3 (intan)
- Titik lebur : 4300-4700 K
- Titik didih : 4000 K
- Kalor peleburan : 100kJ/ mol (grafit) dan 120 kJ/mol (intan)
- Kalor penguapan : 355,8 kJ/mol
Sifat kimia :

1. Karbon bereaksi langsung dengan flour,


2. Karbon dibakar dalam udara yang terbats jumlahnya menghasilkan karbon
monoksida
3. Jika dibakar dalam kelebihan udara, akan terbentuk karbon dioksida
4. Membnetuk asam oksi. Bila karbon dipanaskan dalam udara, unsur ini
bereaksi dengan oksigen membentuk CO2 dan jika CO2 ini bereaksi
dengan air akan membentuk asam karbonat.
5. Membentuk asam oksi, asam karbonat, suatu asam diprotik yang khas,
bereaksi dengan basa menghasilkan karbonat dan bikarbonat.

Kecenderungan atom karbon membentuk ikatan kovalen tunggal, rangkap dua, dan
rangkap tiga akan membentuk senyawa organik.

IV. ALAT DAN BAHAN PERCOBAAN


A. ALAT
1. Satu set ayakan dan timbangan
a. Tombol pengatur frekuensi
b. Tombol pengatur waktu
c. Peganggan/ pengikat

B. BAHAN
1. Bahan arang aktif

V. RANGKAIAN ALAT PERCOBAAN


VI. PROSEDUR KERJA PERCOBAAN
1. Ditimbang totokan dan pan kosong dari alat ayakan
2. Alat diset sesuai gambar dengan urutan pan paling bawah dan
selanjutnya totokan yang berurutan semakin ke atas nilai mesh-nya
semakin kecil
3. Bahan padat/ arang ditimbang sebanyak 10 gram
4. Arang dimasukkan ke dalam totokan paling atas
5. Alat ayakan dinyatakan sampai waktu dan frekuensi tertentu
6. Bahan dianalisis dengan dua percobaan berat konstan dan waktu
konstan
7. Pan yang berisi coal ditimbang
VII. DATA PENGAMATAN
➢ Data Pengayakan Dengan Variasi Waktu dengan Massa 10 gram
Bobot Variasi Waktu
No Nama
Awal 5 Menit 7.5 Menit 10 Menit
1 Pan 262.14 g 0.71 g 0.73 g 0.76 g
2 Mesh 90 214,93 g 8.91 g 8.90 g 8.88 g
3 Mesh 106 225,11 g 0.02 g 0.03 g 0.00 g
4 Mesh 125 211.62 g 0.02 g 0.02 g 0.01 g
5 Mesh 150 225.13 g 0.18 g 0.18 g 0.19 g
6 Mesh 180 236.33 g 0.10 g 0.09 g 0.09 g
7 Mesh 250 235.74 g 0.02 g 0.00 g 0.00 g

➢ Data Pengayakan Dengan Variasi Bobot dengan Waktu 6 Menit

No Nama Bobot Awal Bobot 10.00 g

1 Pan 262.10 g 1.00 g


2 Mesh 90 214,94 g 8.75 g
3 Mesh 106 225,10 g 0.03 g
4 Mesh 125 211.62 g 0.03 g
5 Mesh 150 225.12 g 0.11 g
6 Mesh 180 236.33 g 0.07 g
7 Mesh 250 235.74 g 0.02 g

No Nama Bobot Awal Bobot 15.00 g

1 Pan 262.12 g 1.79 g


2 Mesh 90 214,94 g 12.79 g
3 Mesh 106 225,09 g 0.03 g
4 Mesh 125 211.60 g 0.05 g
5 Mesh 150 225.13 g 0.09 g
6 Mesh 180 236.34 g 0.05 g
7 Mesh 250 235.74 g 0.00 g
No Nama Bobot Awal Bobot 20.00 g

1 Pan 262.10 g 2.38 g


2 Mesh 90 214,94 g 17.21 g
3 Mesh 106 225,10 g 0.08 g
4 Mesh 125 211.62 g 0.06 g
5 Mesh 150 225.12 g 0.12 g
6 Mesh 180 236.33 g 0.11 g
7 Mesh 250 235.74 g 0.01 g

VIII. PEMBAHASAN
Pada praktikum operasi ayakan yang terjadi ini berdasarkan pada
standar ayakan tyler, ayakan disusun secara bertingkat dengan jumlah
mesh terkecil sampai terbesar ke bawah.
Praktikum ini memerlukan ketelitian dalam penimbangan coal yang
akan diayak, hal ini dimaksudkan untuk akurasi percobaan agar lebih
baik.
Akurasi juga diharuskan pada penimbangan tokokan awal kosong
dan bisa dipastikan tokokan dalam kondisi bersih.
Dalam opersionalnya didapat hasil yang telah diayak, jumlahnya
tidak sesuai pada permulaan bahan sebelum diayak dikarenakan alat yang
tidak layak lagi (harus diganti) sehingga menyulitkan proses
penimbangan.
Waktu dan frekuensi yang ditentukan sangat berpengaruh akan hasil
dari pengayakan tersebut.
Analisa yang didapat antara lain :
o Akurasi penimbangan yang kurang akibat alat sudah tidak layak
(rusak).
o Faktor angin sehingga menyebabkan pada saat ditimbang
kemungkinan akan jatuh kebawah.
o Proses pembersihan ayakan sebelum dimulai yang kurang bersih.
o Penglihatan pada waktu ayakan yang kurang ketelitian.
o Human error.
IX. KESIMPULAN
 Dari hasil perhitungan didapatkan bahwa semakin besar guncangan yang
diberikan maka luas permukaan spesifik yang didapat semakin besar.
 Begitupun juga bila semakin lama waktu untuk mengguncangkan maka
semakin besar pula luas permukaan spesifik yang didapat.
 Perhitungan luas permukaan spesifik dengan metode Analisis
Differensial lebih kecil hasilnya bila dibandingkan dengan metode
Analisis Kumulatif.
 Pada percobaan operasi ayakan ini diperlukan kelihaian dan kejelian
dalam penimbangan yang didapat.
 Faktor penyebab berkurangnya jumlah bahan yang diayak haruslah
dihindarkan sedini mungkin, seperti angin, kesalahan penimbangan (bisa
diakibatkan oleh alat yang tidak layak), atau faktor akurasi lainnya.

X. DAFTAR PUSTAKA
Anonimus. 2003. Petunjuk Praktikum Operasi Teknik Kimia, Lab.
Operasi Teknik Kimia FT-UMJ. Fakultas Teknik, Jurusan. Kimia
Universitas Muhammadiyah Jakarta.

Cabe W.L, Mc. and Smith, J.C. 1956. Unit Operation of Chemical
Engineering, Mc.Graw Hill Ltd. New York

Satibi, Lukman Dr. Ir. 2003. Diktat Kuliah Operasi Teknik Kimia, Fakultas
Teknik, Jurusan. Kimia Universitas Muhammadiyah Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai