Anda di halaman 1dari 12

1.

Pengertian Pengayakan
Pengayakan adalah sebuah cara pengelompokan butiran, yang akan dipisahkan menjadi
satu atau beberapa kelompok, dengan demikian dapat dipisahkan antara partikel lolos ayakan
(butiran halus) dan yang tertinggal di ayakan (butiran kasar). Ukuran butiran tertentu yang masih
bisa melintas ayakan, dinyatakan sebagai butiran batas.
Proses pengayakan dapat dilakukan dengan dua cara yaitu:
1) Pengayakan manual
Pengayakan dilakukan dengan memaksa bahan melewati lubang ayakan, umumnya dilakukan
dengan bantuan bilah kayu atau bilah bahan sintetis. Sekelompok partikel dinyatakan memiliki
tingkat kehalusan tertentu jika seluruh partikel dapat melintas dari lebar lubang yang sesuai
(artinya tanpa sisa diayakan).
2) Pengayakan mekanik
Pengayakan secara mekanik dapat dikelompokan dengan cara ayakannya yaitu, pengayak getar,
guncang atau kocokan dilakukan dengan bantuan mesin, yang umumnya mempunyai satu set
ayakan dengan ukuran lebar lubang standar yang berlainan. Bahan yang didalam ayakan, akan
bergerak-gerak diatas ayakan, berdesakan melalui lubang kemudian terbagi menjadi fraksi-fraksi
yang berbeda-beda.
Dari dua cara pengayakan tersebut terdapat kelebihan dan kekurangannya, bahwa
pengayakan dengan menggunakan mesin jauh lebih baik dari pada pengayakan manual. Alat ini
banyak digunakan pada bidang industri, ilmu pengetahuan dan teknologi. Seperti, di dalam
laboratorium pangan, laboratorium bahan bangunan, laboratorium tanah, di lapangan pengujian
tanah dan di dunia kuliner (Syamsunarto dan Yohanes 2018).
Pengayakan adalah proses pemisahan secara mekanik berdasarkan perbedaan ukuran
partikel. Pengayakan (screening) dipakai dalam skala industri, sedangkan penyaringan (sieving)
dipakai untuk skala laboratorium (Irma 2012; Syamsunarto dan Yohanes 2018).
Produk dari proses pengayakan/penyaringan ada 2 (dua), yaitu :
1) Ukuran lebih besar dari pada ukuran lubang-lubang ayakan (oversize).
2) Ukuran yang lebih kecil daripada ukuran lubang-lubang ayakan (undersize)
Dalam proses industri, biasanya digunakan material yang berukuran tertentu dan
seragam. Untuk memperoleh ukuran yang seragam, maka perlu dilakukan pengayakan. Pada
proses pengayakan zat padat itu dijatuhkan atau dilemparkan ke permukaan pengayak. Partikel
yang di bawah ukuran atau yang kecil (undersize), atau halusan (fines), lulus melewati bukaan
ayak, sedang yang di atas ukuran atau yang besar (oversize), atau buntut (tails) tidak lulus.
Pengayakan lebih lazim dalam keadaan kering.
Screening atau pengayakan secara umum merupakan suatu pemisahan ukuran
berdasarkan kelas-kelasnya pada alat sortasi. Namun pangayakan juga dapat digunakan sebagai
alat pembersih, memindahkan kontaminan yang ukurannya berbeda dengan bahan. Pengayakan
merupakan satuan operasi pemisahan dari berbagai ukuran bahan untuk dipisahkan kedalam dua
atau tiga praksi dengan menggunakan ayakan. Setiap praksi yang keluar dari ayakan mempunyai
ukuran yang seragam (Fellow 1988; Kusnanto 2017).

Beberapa hal yang perlu dipehatikan dalam pengayakan yaitu :


1. Jenis ayakan.
2. Cara pengayakan.
3. Kecepatan pengayakan.
4. Ukuran pengayakan.
5. Waktu pengayakan.
6. Sifat bahan yang diayak.

Permukaan ayakan yang digunakan pada screen bervariasi menurut Brown (1950), yaitu:
1. Plat yang berlubang (punched plate, bahan dapat berupa baja ataupun karet keras.
2. Anyaman kawat (woven wire), bahan dapat berupa baja, nikel, perunggu, tembaga, atau
logam lainnya.
3. Susunan batangan logam, biasanya digunakan batang baja (pararel rods). Sistem bukaan
dari permukaan ayakan juga bervariasi, seperti bentuk lingkaran, persegi ataupun persegi
panjang. Penggunaan bentuk bukaan ini tergantung dari ukuran, karakteristik material, dan
kecepan gerakan screen.

Faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan material untuk menerobos ukuran ayakan adalah :
1. Ukuran buhan ayakan. Semakin besar diameter lubang bukaan akan semakin banyak material
yang lolos.
2. Ukuran relatif partikel. Material yang mempunyai diameter yang sama dengan panjangnya
akan memiliki kecepatan dan kesempatan masuk yang berbeda bila posisinya berbeda, yaitu
yang satu melintang dan lainnya membujur.
3. Pantulan dari material. Pada waktu material jatuh ke screen maka material akan membentur
kisi-kisi screen sehingga akan terpental ke atas dan jatuh pada posisi yang tidak teratur.

Produk dari proses pengayakan / penyaringan ada 2 yaitu:


a. Ukuran lebih besar daripada ukuran lubang-lubang ayakan (oversize).
b. Ukuran yang lebih kecil daripada ukuran lubang-lubang ayakan (undersize).

2. Tujuan Pengayakan
Tujuan dari proses pengayakan menurut (Taggart 1927) adalah:
1. Mempersiapkan produk umpan (feed) yang ukurannya sesuai untuk beberapa proses
berikutnya.
2. Mencegah masuknya mineral yang tidak sempurna dalam peremukan (primary crushing)
atau oversize ke dalam proses pengolahan berikutnya, sehingga dapat dilakukan kembali
proses peremukan tahap berikutnya (secondary crushing).
3. Untuk meningkatkan spesifikasi suatu material sebagai produk akhir.
4. Mencegah masuknya undersize ke permukaan. Pengayakan biasanya dilakukan dalam
keadaan kering untuk material kasar, dapat optimal sampai dengan ukuran 10 in (10 mesh).
Sedangkan pengayakan dalam keadaan basah biasanya untuk material yang halus mulai
dari ukuran 20 in sampai dengan ukuran 35 in.

3. Faktor-Faktor Pemilihan Ayakan (Screen)


Faktor yang harus diperhatikan dalam pemilihan screen:
1. Kapasitas, kecepatan hasil yang diinginkan
Dalam faktor ini, sangat mudah diketahui. Ambil saja contoh sehari-hari. Tidak mungkin
kita memilih baju yang lebih kecil dari tubuh kita. Maka pada faktor ini, kita harus
menilik dari kapasitas produk dari pabrik, atau kapasitas produk pada alat sebelum
memasuki tahap screen. Semakin banyak feed yang dihasilkan maka berbanding lurus
pula dengan kapasitas produk screening.
2. Kisaran ukuran (size range)
Faktor pemilihan screen, salah satunya adalah kisaran ukuran atau size average. Yaitu
ukuran dari produk yang ingin kita butuhkan dalam proses selanjutnya. Misalnya: dalam
industry gula tidak mungkin padatan gula dengan ukuran besar (sebesar batu) dikemas
langsung. Dalam industri gula, gula produk dalam ukuran tersebut akan di screening
dengan tujuan mendapatkan hasil yang seragam dan sesuai dengan permintaan pasar
(gula berbentuk kristal).

3. Sifat bahan: densitas, kemudahan mengalir (flowability)


Bila pada dua faktor diatas kita membahas mengenai alat ayakannya atau screening,
sekarang pada point ini akan kita bahas mengenai sifat bahannya. Pada bahasan
sebelumnya ada 2 macam screening menurut jenis bahannya yaitu wet screening dan dry
screening. Dalam pemilihan jenis tersebut sangat penting mengetahui paling tidak berat
jenis atau densitasnya. Apabila bahan tersebut densitasnya lebih besar dari air, maka
bahan tersebut akan sulit bila diperlakukan pada wet screening, mengingat screening
bekerja dengan prinsip merubah sifat bahan menjadi mudah mengalir seperti air (bila
menggunakan air)
4. Unsur bahaya bahan: mudah terbakar, berbahaya, debu yang ditimbulkan.
Selain secara fisik, kita juga harus mengetahui kandungan bahan feed secara kimia.
Jangan sampai kita menggunakan screening yang berbahan besi, sedangkan bahan kita
bersifat korosif. Bisa saja kita paksakan penggunaannya akan tetapi hal itu akan berefek
pada besarnya biaya perawatan screening yang harus dikeluarkan.

5. Ayakan kering atau basah.


Kondisi ayakan juga mempengaruhi proses pengayakan. Apabila ayakan basah, materi
yang seharusnya lolos melewati ayakan kemungkinan bisa tertahan pada ayakan,
sehingga efisiensi screeningnya menjadi rendah.

4. Macam-Macam Alat Pengayakan


Berbagai jenis alat pengayak yang dapat digunakan dalam proses sortasi bahan coran,
diklasifikasikan dalam dua bagian besar (Kusnanto 2017), yaitu:
1. Ayakan dengan celah yang berubah-ubah (Screen Apeture) seperti: roller screen (Pemutar),
belt screen (kabel kawat atau ban), belt and roller (ban dan pemutar), screw (balingbaling).
2. Ayakan dengan celah tetap, seperti: stationary (bersifat seimbang/tidak berubah), vibratory
(bergetar), rotary atau gyratory (berputar) dan recipro cutting (timbale balik).
Untuk memisahkan bahan-bahan yang telah dihancurkan berdasarkan keseragaman ukuran
partikel-partikel bahan dilakukan dengan pengayakan dengan menggunakan standar ayakan.
Standar kawat ayakan dibagi:
1. Tyler Standar, ukuran 200 mesh, diameter 0,0029 inci, dan SA 0,0021 inci.
2. British Standar, ukuran 200 mesh, SA 0,003 inci, dan SI 4√2. 3. US Standar, ukuran 18
mesh, SA 1 mm, dan SI 4√2.
Klasifikasi tersebut sangat bermanfaat tetapi tidak bersifat kaku. Proses pembersihan dan
sortasi untuk menghasilkan suatu pengkelasan mutu dan beberapa kasus selalu melibatkan proses
sortasi. Bagaimanapun, tingkatan operasi tersebut sangat berarti, terutama dalam penerapannya
sebagai tujuan utama dari suatu kegiatan.
Pengayak (screen) dengan berbagai desain telah digunakan secara luas pada proses
pemisahan butiran - butiran berdasarkan ukuran yang terdapat pada mesin-mesin sortasi, tetapi
pengayak juga digunakan sebagai alat pembersih, pemisahan kontaminan yang berbeda
ukurannya dari bahan baku. Istilah-istilah yang digunakan dalam pengayakan (screen) yaitu:
a) Under size yaitu ukuran bahan yang melewati celah ayakan.
b) Over size yaitu ukuran bahan yang tertahan oleh ayakan.
c) Screen aperture yaitu bukaan antara individu dari kawat mesh ayakan.
d) Mesh number yaitu banyaknya lubang-lubang per 1 inci.
e) Screen interval yaitu hubungan antara diameter kawat kecil pada seri ayakan standar.
(Kusnanto 2017).

5. Jenis-Jenis Ayakan

1. Berdasarkan gerak pengayak:


a. Stasioner screen

Pada gambar stationer screen, tampak bahwa cara kerja alat itu sangat sederhana, tidak
ada gerakan dalam pengoperasiannya. Partikel yang oversize akan terlewat, jatuh melewati
penampang ayakan, sedangkan padatan undersize akan lolos melewati ayakan.

Pada stationer screen permukaannya sangat keras dan terbuat dari batangan baja yang
dirangkai sejajar di pasang miring disesuaikan dengan angle of repose material agar material
yang kecil lolos dan yang besar menggelinding.

b. Dinamik screen.
Pada gambar dinamik screen, prinsip kerjanya adalah gerakan pada screen itu sendiri.
Dengan bergeraknya screen, maka padatan yang diayak akan bergerak dan bergesakan dengan
lempengan berlubang dengan ukuran tertentu (mesh), maka padatan tersebut lambat laun akan
jatuh ke dalam lubang (dengan ketentuan ukurannya lebih kecil dari ukuran lubang ayakan).

Untuk partikel yang tidak lolos saringan atau oversize, akan ada perlakuan yaitu
mengalirkannya kembali ke dalam unit crusher atau size reduction, lalu akan dibawa kembali ke
screening unit. Dan aliran itu akan berlangsung terus menerus.
a. Berdasarkan bahannya
Selain dinamik screen dan stationary screen (cara bekerja alat screen), ada juga jenis
screen bila dibedakan menurut medianya, yaitu:
1. Dry Screen (ayakan kering)

Dry screen adalah suatu screen yang dalam pengoperasionalnya membutuhkan material
atau bahan dalam kondisi kering. Apabila bahan yang basah harus menjalani treatmen drying
(prose s pengeringan) terlebih dahulu sebelum di screening.
Pada dry screen feed dikondisikan kering agar lebih mudah lolos dalam ayakan, karena
ukuran lubang yang sangat kecil, ditakutkan apabila dilanjutkan proses screen dalam kondisi
basah, maka akan terjadi hambatan atau sumbatan bila tetap dipaksakan.

2. Wet Screen (ayakan basah)


Adalah suatu jenis screen yang dalam pengoperasiannya membutuhkan material atau
bahan dalam kondisi basah. Apabila feed masuk berupa material kering, maka feed itu akan
dikontakkan dalam media air yang ditambahkan pada material sebelum proses screening
berlangsung.
Pada wet screen, di tetapkan kondisi tersebut dikarenakan lubang ayakan pada wet screen
lumayan besar, dan dikontakkan dalam air dimaksudkan agar feed tersebut memiliki sifat seperti
liquid. Yaitu mengalir ke bawah, sesuai dengan bentuk screen.

Beberapa jenis ayakan yang sering digunakan dalam industry antara lain:
1. Grizzly
Grizzly merupakan jenis ayakan statis, dimana material yang akan diayak mengikuti aliran
pada posisi kemiringan tertentu. Grizzlies Screen adalah Suatu alat screening yang dalam
penggolongannya termasuk dalam dalam jenis Stationer Screening. Grizzly, merupakan jenis
ayakan statis, dimana material yang akan diayak mengikuti aliran pada posisi kemiringan
tertentu. Permukaannya sangat keras dan terbuat dari batangan baja yang dirangkai sejajar
dipasang miring disesuaikan dengan angle of repose material (sudut barang) agar material yang
kecil lolos dan yang besar menggelinding.
Dalam industri batu bara Grizzly screen berfungsi memisahkan fraksi batubara berukuran
+300 mm dengan -300 mm dan posisinya terletak tepat di bawah hopper. Lubang bukaan
(opening) grizzly berukuran 300 mm x 300 mm. Undersize grizzly -300 mm diangkut belt
conveyor untuk u mpan crusher primer. Sedangkan fraksi +300 mm di kembalikan ke tumpukan
untuk dire duksi ulang menggunakan hammer breaker. Hasil reduksi ulang dikembalikan lagi ke
grizzly untuk pemisahan atau pengayakan ulang. Proses ini berlangsung terus menerus selama
shift kerja berlangsung.
Contoh dari grizzlies screen yaitu Fixed Screen
Permukaannya sangat keras dan terbuat dari batangan baja yang dirangkai sejajar di pasang
miring disesuaikan dengan angle of repose material agar material yang kecil lolos dan yang besar
menggelinding.
3 metode dalam mengindikasikan fraksi ukuran :
Pertama Kedua Ketiga
Diatas ¼ in + ¼ in + ¼ in
Melewati ¼ in diatas 1/8 in -¼ + 1/8 in ¼ / 1/8 in
Melewati 1/8 in diatas 1/16 in -1/8 + 1/16 in 1/8 / 1/16 in
Undersize -1/16 in 1/16/0 in
KEUNTUNGANNYA
 Harga relitif murah
 Digunakan untuk material yang kasar
 Peralatan sederhana
KERUGIANNYA
 Memerlukan banyak tempat
 Mudah tersumbat karena tidak ada getaran
 Kurang efisien

Penjelasan :
 Umum digunakan untuk pengayakan ukuran besar, 1 in ke atas.
 Grizzlies terdiri dari sebuah set bar parallel dengan penangkap pada bagian ujung.
 Kemiringan bar 20 ² 50 derajat horizontal, tergantung material apa yang akan diayak.
 Bar terbuat dari baja mangan
 Lebar ayakan biasanya 3 ² 4 ft dengan panjang bar 8 ² 10 ft.
 Biasa digunakan sebelum material dikirim ke crusher untuk memisahkan partikel
kecildari umpan crusher.
 Kapasitas ayakan umumnya 100 ² 150 ton material per luas ft kuadrat per 24 jam jika
jarak antar bar 1 in.
 Cara kerjanya : material diumpankan dari bagian atas dan turun. Bagian oversize keluar
melalui bagian ujung dan partikel kecil akan melewati slot antar bar masuk kedalam
hopper yang terdapat dibawahnya

PEMISAHAN UKURAN PARTIKEL


1. Grizzlies yang konstruksinya terdiri dari palang pararel pada jarak yang cukup digunakan
untuk memisahkan produk yang diameternya lebih besar dari 5 cm.
2. Saringan silinder yang berputar berotasi pada 15‐20 rpm dan dibawah kecepatan kritis;
cocok untuk penyaringan basah atau kering pada rentang 10‐60 mm.
3. Penyaring datar yang bergetar atau dikocok atau dipengaruhi bola yang
melompat‐lompat. Penyaring cenderung bergetar pada 600‐7000 strokes/min dan
digunakan untuk 38 μm kebawah meskipun kapasitas turun dengan tajam dibawah 200
μm. Penyaring reciprocating beroperasi dalam rentang 30‐1000 strokes/min dan
menangani ukuran dibawah 0.25 mm pada kecepatan yang lebih tinggi.
4. Ayakan berputar beroperasi pada 500‐600 rpm dan cocok untuk rentang 12 mmhingga 50
μm.
5. Pengkategorian udara dipilih untuk ukuran yang bagus karena saringan dengan 150 mesh
dan finer mudah rusak dan lambat.
6. Kategori basah kebanyakan digunakan untuk membuat dua rentang produk, ukuran
berlebih dan ukuran kurang, dengan pemisahan umumnya pada rentang antara 28 dan 200
mesh. Kategori rake beroperasi pada sekitar 9 strokes/min dan ketika melakukan
pemisahan pada 200 mesh, dan 32 strokes/min pada 28 mesh. Kandungan padatan tidak
kritis, dan overflow mungkin sebesar 2‐20% atau lebih.
7. Hidrosiklon menangani hingga 600 cuft/min dan dapat memisahkan partikel dalam
rentang 300‐5 μm dari suspensi terlarut. Dalam sebuah kasus, unit berdiameter 20 in.
memiliki kapasitas 1000 gpm dengan pressure drop sebesar 5psi dan potongan antara
50‐150 μm.

2. Vibrating screen
Vibrating Screen adalah alat screening yang berbentuk papan berbeda dengan trammel
yang berbentuk seperti tabung / drum. Vibrating Screen terdiri dari 3 deck / layer screening
(ayakan ). Untuk pemisahan material dengan ukuran 50 - 90 mesh. Jenis screen ini bergerak
(bergoyang) untuk mempercepat proses pengayakan & mencegah terjadinya
penyumbatan.Kecepatan vibrator / goyangan antara 25-125 rpm.

Gambar 2.2.D. Contoh Kerja Vibrating Screen


CARA KERJA
Vibrating Screen berbentuk jajar genjang pada umumnya, dimana vibrating terdiri dari 3
lapisan. Dimana lapisannya banyak ukuran yang diinginkan mulai terbesar sampai terkecil. Feed
masuk dari atas, kemudian feed diayak sambil berjalan, feed akan masuk lubang bila ukuran feed
sesuai dengan besarnya ukuran lubang. Feed yang tidak masuk / lolos akan masuk ke lubang
ayakan berikutnya atau keluar dengan sendirinya kemudian dibawa belt conveyor untuk di
recycle.
1. Unbalance, alat ini dilengkapi dengan per, roll, pemberat seingga pada saat roll berputar
akan menimbulkan getaran pada screen.
2. Excentric, alat ini dapat bergetar karena gerakan excentric shaft sehingga menimbulkan
gerakan naik turun.
3. Cam dan Spring, getarannya dikarenakan gerakan berputar dari gear yang bergerigi yang
dihubungkan dengan bagian screen sehingga gerakan putaran gear diubah menjadi
gerakan naik turun.
4. Electromagnetic, alat ini bergetar karena adanya gaya tarik magnet. Magnet dibuat secara
induksi, yaitu dengan mengalirkan listrik pada kumparan kawat email.

Spesifikasi Vibrating Screen :


Vibrating Screen Specification:
Screen Feeder Vibrating Double
ScreenSpec Screen Capacity Power
Type Mesh Opening Frquency Amplitude
(mm) Deck (t/h) (kw)
(mm) (mm) (r/min) (mm)
YK1237 1200x3700 1 4~50 ≤200 10~80 5.5x2 960 4~8
2YK1237 1200x3700 2 4~50 ≤200 10~80 5.5x2 960 4~8
2YK1548 4800x1500 2 3~100 ≤400 30~275 15 870 5~9
3YK1548 4800x1500 3 3~100 ≤400 47~275 15 870 5~9
2YK1848 4800x1800 2 3~100 ≤400 56~330 18.5 870 5~9
3YK1848 4800x1800 3 3~100 ≤400 56~330 18.5 870 5~9
2YK1860 6000x1800 2 3~100 ≤400 65~586 22 870 5~9
3YK1860 6000x1800 3 3~100 ≤400 65~586 22-30 870 5~9
2YK2160 6000x2100 2 3~100 ≤400 81~720 30 730 5~9
3YK2160 6000x2100 3 5~100 ≤400 81~720 30~37 930 7~9
4YK2160 6000x2100 4 5~100 ≤450 66~720 45 740 8
2YK2460 6000x2400 2 3~150 ≤400 150~810 30 730 8
3YK2460 6000x2400 3 5~150 ≤200 450~650 37 740 8
4YK2460 6000x2400 4 5~150 ≤200 450~650 45 740 8

KELEBIHAN DAN KELEMAHAN


Keuntungan :
 Mampu menghasilkan produk yang uniform.
 Perawatan rendah.
 Teknologi terbaru pada vibrating screen yaitu, mudah dibawa kemana – mana ( portable)
include dengan proses reycyle.
 Papan lubang pada vibrating screen dapat diatur sesuai kebutuhan
Kerugian:
 Harga alatnya lebih mahal dari Trommel Screen
 Perawatan Mesin sangat mahal terutama pada motor penggerak ayakan

3. Reciprocating screen
Repciprocating screen yaitu ayakan dinamis dengan gerakan menggoyang, pukulan yang
panjang (20-200 Hz). Digunakan untuk pemindahan dengan pemisahan ukuran.

4. Oscillating screen
Oscillating screen yaitu ayakan dinamis pada frekuensi yang lebih rendah dari vibrating
screen (100-400 Hz) dengan waktu yang lebih lama (Alaini 2014). Oscilating Screen adalah
suatu alat screening yang berbentuk seperti tabung yang mana hampir mirip seperti trommel
screen, dimana didalam tabung terdapat sikat dan ayakan yang mengikuti bentuk tabung itu
sendiri. Oscilating mengayak dengan cara diputar.

Fraksi yang dipisahkan dalam alat ini ada dua kelompok :


o Pasir dan tanah yang terbawa dari kebun bersama TBS dan brondolan..Umumnya pabrik telah
memiliki Sand Trap Tank (STT) untuk mengendapkan partikel-partikel yang mempunyai
berat jenis yang lebih besar dari l (satu).Karena waktu pengendapan sangat singkat sehingga
tidak seluruh pasir atau gumpalan tanah terpisahkan, maka proses pemisahannya dilanjutkan
pada ayakan getar.
o Serat atau ampas yang terikut dalam minyak dipisahkan dengan maksud agar kadar kotoran
minyak sesuai dengan standard kualitas.

PRINSIP KERJA
Bahan dimasukkan dari lubang diatas dan oscillator akan berputar kemudian partikel-partikel yang kecil akan
tersaring dan jatuh melewati lubang yang bawah sedangkan partikel yang besar tidak akan tersaring. Hasil giling
ini yang kemudian dimasukkan kedalam vibrating screener dan mengalami proses pengayakan.
Seperti yang dijelaskan Fellow (1988), pengayakan merupakan pemisahan berbagai campuran
partikel padatan yang mempunyai berbagai ukuran bahan dengan menggunakan ayakan. Untuk
memisahkan bahan-bahan yang telah dihancurkan berdasarkan keseragaman ukuran partikel-
partikel bahan, dilakukan dengan pengayakan dengan menggunakan ayakan standar.

5. Shifting screen
Shifting Screen yaitu ayakan dinamis yang dioperasikan dengan gerakan memutar dalam
bidang permukaan ayakan. Gerakan actual dapat berupa putaran, atau getaran memutar.
Digunakan untuk pengayakan material basah atau kering (Alaini 2014).

6. Revolving screen
Revolving screen ayakan dinamis dengan posisi miring, berotasi pada kecepatan rendah
(10-20 rpm). Digunakan untuk pengayakan basah dari material-material yang relatif kasar, tetapi
memiliki pemindahan yang besar dengan vibrating screen (Alaini 2014).
DAFTAR PUSTAKA
Ailani C. 2014. Reduksi dan pengayakan tepung ubi jalar menggunakan pengayak goyang
(shaker screen) dengan variabel ukuran partikel sebagai bahan baku pembuatan kue
tradisional. Semarang (ID): Universitas Dipenegoro
Brown, G.G. 1950. Unit Operation. Modern Asia Edition. New York
Kusnanto, AL. 2017. Perancangan mesin pengayak sisa flux pada pengelasan SAW
menggunakan dua lantai saringan dengan air vibrator kapasitas 215 kg/jam. Malang (ID):
Universitas Muhammadiyah Malang
Syamsunarto D, Yohanes. 2018.Studi eksperimental pengaruh variasi mekanis empat batang
pada mesin pengayak terhadap kapasitas produksi ayakan. J.FTEKNIK. 5 (1): 1-7

Anda mungkin juga menyukai