Pengertian Pengayakan
Pengayakan adalah sebuah cara pengelompokan butiran, yang akan dipisahkan menjadi
satu atau beberapa kelompok, dengan demikian dapat dipisahkan antara partikel lolos ayakan
(butiran halus) dan yang tertinggal di ayakan (butiran kasar). Ukuran butiran tertentu yang masih
bisa melintas ayakan, dinyatakan sebagai butiran batas.
Proses pengayakan dapat dilakukan dengan dua cara yaitu:
1) Pengayakan manual
Pengayakan dilakukan dengan memaksa bahan melewati lubang ayakan, umumnya dilakukan
dengan bantuan bilah kayu atau bilah bahan sintetis. Sekelompok partikel dinyatakan memiliki
tingkat kehalusan tertentu jika seluruh partikel dapat melintas dari lebar lubang yang sesuai
(artinya tanpa sisa diayakan).
2) Pengayakan mekanik
Pengayakan secara mekanik dapat dikelompokan dengan cara ayakannya yaitu, pengayak getar,
guncang atau kocokan dilakukan dengan bantuan mesin, yang umumnya mempunyai satu set
ayakan dengan ukuran lebar lubang standar yang berlainan. Bahan yang didalam ayakan, akan
bergerak-gerak diatas ayakan, berdesakan melalui lubang kemudian terbagi menjadi fraksi-fraksi
yang berbeda-beda.
Dari dua cara pengayakan tersebut terdapat kelebihan dan kekurangannya, bahwa
pengayakan dengan menggunakan mesin jauh lebih baik dari pada pengayakan manual. Alat ini
banyak digunakan pada bidang industri, ilmu pengetahuan dan teknologi. Seperti, di dalam
laboratorium pangan, laboratorium bahan bangunan, laboratorium tanah, di lapangan pengujian
tanah dan di dunia kuliner (Syamsunarto dan Yohanes 2018).
Pengayakan adalah proses pemisahan secara mekanik berdasarkan perbedaan ukuran
partikel. Pengayakan (screening) dipakai dalam skala industri, sedangkan penyaringan (sieving)
dipakai untuk skala laboratorium (Irma 2012; Syamsunarto dan Yohanes 2018).
Produk dari proses pengayakan/penyaringan ada 2 (dua), yaitu :
1) Ukuran lebih besar dari pada ukuran lubang-lubang ayakan (oversize).
2) Ukuran yang lebih kecil daripada ukuran lubang-lubang ayakan (undersize)
Dalam proses industri, biasanya digunakan material yang berukuran tertentu dan
seragam. Untuk memperoleh ukuran yang seragam, maka perlu dilakukan pengayakan. Pada
proses pengayakan zat padat itu dijatuhkan atau dilemparkan ke permukaan pengayak. Partikel
yang di bawah ukuran atau yang kecil (undersize), atau halusan (fines), lulus melewati bukaan
ayak, sedang yang di atas ukuran atau yang besar (oversize), atau buntut (tails) tidak lulus.
Pengayakan lebih lazim dalam keadaan kering.
Screening atau pengayakan secara umum merupakan suatu pemisahan ukuran
berdasarkan kelas-kelasnya pada alat sortasi. Namun pangayakan juga dapat digunakan sebagai
alat pembersih, memindahkan kontaminan yang ukurannya berbeda dengan bahan. Pengayakan
merupakan satuan operasi pemisahan dari berbagai ukuran bahan untuk dipisahkan kedalam dua
atau tiga praksi dengan menggunakan ayakan. Setiap praksi yang keluar dari ayakan mempunyai
ukuran yang seragam (Fellow 1988; Kusnanto 2017).
Permukaan ayakan yang digunakan pada screen bervariasi menurut Brown (1950), yaitu:
1. Plat yang berlubang (punched plate, bahan dapat berupa baja ataupun karet keras.
2. Anyaman kawat (woven wire), bahan dapat berupa baja, nikel, perunggu, tembaga, atau
logam lainnya.
3. Susunan batangan logam, biasanya digunakan batang baja (pararel rods). Sistem bukaan
dari permukaan ayakan juga bervariasi, seperti bentuk lingkaran, persegi ataupun persegi
panjang. Penggunaan bentuk bukaan ini tergantung dari ukuran, karakteristik material, dan
kecepan gerakan screen.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan material untuk menerobos ukuran ayakan adalah :
1. Ukuran buhan ayakan. Semakin besar diameter lubang bukaan akan semakin banyak material
yang lolos.
2. Ukuran relatif partikel. Material yang mempunyai diameter yang sama dengan panjangnya
akan memiliki kecepatan dan kesempatan masuk yang berbeda bila posisinya berbeda, yaitu
yang satu melintang dan lainnya membujur.
3. Pantulan dari material. Pada waktu material jatuh ke screen maka material akan membentur
kisi-kisi screen sehingga akan terpental ke atas dan jatuh pada posisi yang tidak teratur.
2. Tujuan Pengayakan
Tujuan dari proses pengayakan menurut (Taggart 1927) adalah:
1. Mempersiapkan produk umpan (feed) yang ukurannya sesuai untuk beberapa proses
berikutnya.
2. Mencegah masuknya mineral yang tidak sempurna dalam peremukan (primary crushing)
atau oversize ke dalam proses pengolahan berikutnya, sehingga dapat dilakukan kembali
proses peremukan tahap berikutnya (secondary crushing).
3. Untuk meningkatkan spesifikasi suatu material sebagai produk akhir.
4. Mencegah masuknya undersize ke permukaan. Pengayakan biasanya dilakukan dalam
keadaan kering untuk material kasar, dapat optimal sampai dengan ukuran 10 in (10 mesh).
Sedangkan pengayakan dalam keadaan basah biasanya untuk material yang halus mulai
dari ukuran 20 in sampai dengan ukuran 35 in.
5. Jenis-Jenis Ayakan
Pada gambar stationer screen, tampak bahwa cara kerja alat itu sangat sederhana, tidak
ada gerakan dalam pengoperasiannya. Partikel yang oversize akan terlewat, jatuh melewati
penampang ayakan, sedangkan padatan undersize akan lolos melewati ayakan.
Pada stationer screen permukaannya sangat keras dan terbuat dari batangan baja yang
dirangkai sejajar di pasang miring disesuaikan dengan angle of repose material agar material
yang kecil lolos dan yang besar menggelinding.
b. Dinamik screen.
Pada gambar dinamik screen, prinsip kerjanya adalah gerakan pada screen itu sendiri.
Dengan bergeraknya screen, maka padatan yang diayak akan bergerak dan bergesakan dengan
lempengan berlubang dengan ukuran tertentu (mesh), maka padatan tersebut lambat laun akan
jatuh ke dalam lubang (dengan ketentuan ukurannya lebih kecil dari ukuran lubang ayakan).
Untuk partikel yang tidak lolos saringan atau oversize, akan ada perlakuan yaitu
mengalirkannya kembali ke dalam unit crusher atau size reduction, lalu akan dibawa kembali ke
screening unit. Dan aliran itu akan berlangsung terus menerus.
a. Berdasarkan bahannya
Selain dinamik screen dan stationary screen (cara bekerja alat screen), ada juga jenis
screen bila dibedakan menurut medianya, yaitu:
1. Dry Screen (ayakan kering)
Dry screen adalah suatu screen yang dalam pengoperasionalnya membutuhkan material
atau bahan dalam kondisi kering. Apabila bahan yang basah harus menjalani treatmen drying
(prose s pengeringan) terlebih dahulu sebelum di screening.
Pada dry screen feed dikondisikan kering agar lebih mudah lolos dalam ayakan, karena
ukuran lubang yang sangat kecil, ditakutkan apabila dilanjutkan proses screen dalam kondisi
basah, maka akan terjadi hambatan atau sumbatan bila tetap dipaksakan.
Beberapa jenis ayakan yang sering digunakan dalam industry antara lain:
1. Grizzly
Grizzly merupakan jenis ayakan statis, dimana material yang akan diayak mengikuti aliran
pada posisi kemiringan tertentu. Grizzlies Screen adalah Suatu alat screening yang dalam
penggolongannya termasuk dalam dalam jenis Stationer Screening. Grizzly, merupakan jenis
ayakan statis, dimana material yang akan diayak mengikuti aliran pada posisi kemiringan
tertentu. Permukaannya sangat keras dan terbuat dari batangan baja yang dirangkai sejajar
dipasang miring disesuaikan dengan angle of repose material (sudut barang) agar material yang
kecil lolos dan yang besar menggelinding.
Dalam industri batu bara Grizzly screen berfungsi memisahkan fraksi batubara berukuran
+300 mm dengan -300 mm dan posisinya terletak tepat di bawah hopper. Lubang bukaan
(opening) grizzly berukuran 300 mm x 300 mm. Undersize grizzly -300 mm diangkut belt
conveyor untuk u mpan crusher primer. Sedangkan fraksi +300 mm di kembalikan ke tumpukan
untuk dire duksi ulang menggunakan hammer breaker. Hasil reduksi ulang dikembalikan lagi ke
grizzly untuk pemisahan atau pengayakan ulang. Proses ini berlangsung terus menerus selama
shift kerja berlangsung.
Contoh dari grizzlies screen yaitu Fixed Screen
Permukaannya sangat keras dan terbuat dari batangan baja yang dirangkai sejajar di pasang
miring disesuaikan dengan angle of repose material agar material yang kecil lolos dan yang besar
menggelinding.
3 metode dalam mengindikasikan fraksi ukuran :
Pertama Kedua Ketiga
Diatas ¼ in + ¼ in + ¼ in
Melewati ¼ in diatas 1/8 in -¼ + 1/8 in ¼ / 1/8 in
Melewati 1/8 in diatas 1/16 in -1/8 + 1/16 in 1/8 / 1/16 in
Undersize -1/16 in 1/16/0 in
KEUNTUNGANNYA
Harga relitif murah
Digunakan untuk material yang kasar
Peralatan sederhana
KERUGIANNYA
Memerlukan banyak tempat
Mudah tersumbat karena tidak ada getaran
Kurang efisien
Penjelasan :
Umum digunakan untuk pengayakan ukuran besar, 1 in ke atas.
Grizzlies terdiri dari sebuah set bar parallel dengan penangkap pada bagian ujung.
Kemiringan bar 20 ² 50 derajat horizontal, tergantung material apa yang akan diayak.
Bar terbuat dari baja mangan
Lebar ayakan biasanya 3 ² 4 ft dengan panjang bar 8 ² 10 ft.
Biasa digunakan sebelum material dikirim ke crusher untuk memisahkan partikel
kecildari umpan crusher.
Kapasitas ayakan umumnya 100 ² 150 ton material per luas ft kuadrat per 24 jam jika
jarak antar bar 1 in.
Cara kerjanya : material diumpankan dari bagian atas dan turun. Bagian oversize keluar
melalui bagian ujung dan partikel kecil akan melewati slot antar bar masuk kedalam
hopper yang terdapat dibawahnya
2. Vibrating screen
Vibrating Screen adalah alat screening yang berbentuk papan berbeda dengan trammel
yang berbentuk seperti tabung / drum. Vibrating Screen terdiri dari 3 deck / layer screening
(ayakan ). Untuk pemisahan material dengan ukuran 50 - 90 mesh. Jenis screen ini bergerak
(bergoyang) untuk mempercepat proses pengayakan & mencegah terjadinya
penyumbatan.Kecepatan vibrator / goyangan antara 25-125 rpm.
3. Reciprocating screen
Repciprocating screen yaitu ayakan dinamis dengan gerakan menggoyang, pukulan yang
panjang (20-200 Hz). Digunakan untuk pemindahan dengan pemisahan ukuran.
4. Oscillating screen
Oscillating screen yaitu ayakan dinamis pada frekuensi yang lebih rendah dari vibrating
screen (100-400 Hz) dengan waktu yang lebih lama (Alaini 2014). Oscilating Screen adalah
suatu alat screening yang berbentuk seperti tabung yang mana hampir mirip seperti trommel
screen, dimana didalam tabung terdapat sikat dan ayakan yang mengikuti bentuk tabung itu
sendiri. Oscilating mengayak dengan cara diputar.
PRINSIP KERJA
Bahan dimasukkan dari lubang diatas dan oscillator akan berputar kemudian partikel-partikel yang kecil akan
tersaring dan jatuh melewati lubang yang bawah sedangkan partikel yang besar tidak akan tersaring. Hasil giling
ini yang kemudian dimasukkan kedalam vibrating screener dan mengalami proses pengayakan.
Seperti yang dijelaskan Fellow (1988), pengayakan merupakan pemisahan berbagai campuran
partikel padatan yang mempunyai berbagai ukuran bahan dengan menggunakan ayakan. Untuk
memisahkan bahan-bahan yang telah dihancurkan berdasarkan keseragaman ukuran partikel-
partikel bahan, dilakukan dengan pengayakan dengan menggunakan ayakan standar.
5. Shifting screen
Shifting Screen yaitu ayakan dinamis yang dioperasikan dengan gerakan memutar dalam
bidang permukaan ayakan. Gerakan actual dapat berupa putaran, atau getaran memutar.
Digunakan untuk pengayakan material basah atau kering (Alaini 2014).
6. Revolving screen
Revolving screen ayakan dinamis dengan posisi miring, berotasi pada kecepatan rendah
(10-20 rpm). Digunakan untuk pengayakan basah dari material-material yang relatif kasar, tetapi
memiliki pemindahan yang besar dengan vibrating screen (Alaini 2014).
DAFTAR PUSTAKA
Ailani C. 2014. Reduksi dan pengayakan tepung ubi jalar menggunakan pengayak goyang
(shaker screen) dengan variabel ukuran partikel sebagai bahan baku pembuatan kue
tradisional. Semarang (ID): Universitas Dipenegoro
Brown, G.G. 1950. Unit Operation. Modern Asia Edition. New York
Kusnanto, AL. 2017. Perancangan mesin pengayak sisa flux pada pengelasan SAW
menggunakan dua lantai saringan dengan air vibrator kapasitas 215 kg/jam. Malang (ID):
Universitas Muhammadiyah Malang
Syamsunarto D, Yohanes. 2018.Studi eksperimental pengaruh variasi mekanis empat batang
pada mesin pengayak terhadap kapasitas produksi ayakan. J.FTEKNIK. 5 (1): 1-7