Anda di halaman 1dari 16

Laporan

Mekanika Fluida dan Partikel

Commented [Ma1]: font


Screening
Gilang Maulana Alif* (1), Irfiani Nurul Mawaddah (2)
Marchel Abednego
Ir. Agung Subyakto, MS.
Departemen Teknik Kimia Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya
2019

Abstrak

Screening atau pengayakan adalah metode pemisahan partikel sesuai dengan ukurannya menjadi
dua atau lebih bagian. Pengayakan dipakai dalam skala industri, sedangkan penyaringan dipakai untuk
skala laboratorium. Produk dari proses pengayakan ada 2, yaitu ukuran lebih besar daripada ukuran
lubang ayakan (oversize dan ukuran yang lebih kecil dari ukuran lubang ayakan (undersize). Material
atau fraksi yang tertahan pada permukaan screening merupakan fraksi oversize, sedangkan fraksi
padatan yang lolos dari permukaan screening merupakan fraksi undersize. Percobaan pengayakan
(screening) untuk menentukan ukuran 120 dan 160 mesh untuk sebuah partikel dari sampel tepung
peyek Lombok, bubuk kacang hijau, dan bubuk greentea Vitayang dan untuk menentukan serta
mengetahui nilai TAAD (True Arithmatic Diameter), Dp (Mean Surface Diameter), dan Dv (Mean
Volume Diameter) sebuah partikel dari sampel tepung peyek Lombok, bubuk kacang hijau, dan bubuk
greentea Vitayang. Pada percobaan vibrating screen ini yang pertama dilakukan adalah menyiapkan
alat ayakan dengan ukuran 120 mesh dan 160 mesh. Setelah itu timbang sampel yang telah dihaluskan
seberat 75 gram untuk Tepung peyek Lombok, 75 gram bubuk kacang hijau, dan 75 gram bubuk
greentea Vitayang. Lalu ayak sampel dengan menggunakan ayakan 120 mesh dengan masing masing
variabel waktu yang ditentukan kemudian timbang produk oversizenya bersamaan dengan ayak sampel
undersize dari screen ukuran 120 mesh dengan screen ukuran 160 mesh dengan masing masing
variabel waktu yang ditentukan, dan timbang berat undersize dan oversizenya. Terakhir hitung hasil
percobaan presentase oversize & undersizenya. Pada percobaan sampel tepung peyek Lombok,
diperoleh nilai TAAD (True Arithmatic Diameter) dengan variabel waktu 10 menit sebesar 2.113E-12
inch. Pada sampel bubuk kacang hijau dengan variable waktu 5, 10, 15, 20, dan 25 menit berturut-
turut sebesar 6.10278E-12 inch; 4.06344E-12 inch; 5.84636E-12 inch; 3.60649E-12 inch; 3,74604E-12 inch.
Pada sampel bubuk greentea Vitayang dengan variable waktu 5, 10, 15, 20, dan 25 menit berturut-
turut sebesar 4.87703E-12 inch; 4.9127E-12 inch; 5.32125E-12 inch; 3.57202E-12 inch; 5.37375E-12 inch.
Semakin banyak waktu yang diperlukan semakin kecil nilai TAAD yang diperoleh, karena jumlah
partikel bertambah banyak karena semakin banyaknya waktu yang berjalan. Pada percobaan yang
telah dilakukan dengan sampel tepung peyek Lombok, diperoleh nilai Dp (Mean Surface Diameter)
dengan variabel waktu 10 menit sebesar 0,0039161 inch. Pada sampel bubuk kacang hijau dengan
variable waktu 5, 10, 15, 20, dan 25 menit berturut-turut sebesar 0,00421333 inch; 0,00417892 inch;
0,00413376 inch; 0,00409795 inch; 0,00410574 inch. Pada sampel bubuk greentea Vitayang dengan
variable waktu 5, 10, 15, 20, dan 25 menit berturut-turut sebesar 0.00418099 inch; 0.00417165 inch;
0.00413936 inch; 0.00412882 inch; 0.00412552 inch. Semakin lama waktu yang diperlukan untuk
pengayakan, maka semakin besar nilai Dp. Pada percobaan yang telah dilakukan dengan sampel
tepung peyek Lombok, diperoleh nilai Dv (Mean Volume Diameter) dengan variabel waktu 10 menit
sebesar 0,003923765 inch. Pada sampel bubuk kacang hijau dengan variable waktu 5, 10, 15, 20, dan
25 menit sebesar 0,004243216 inch; 0,004207541 inch; 0,0041600238 inch; 0,00412233 inch;
0,004130605 inch. Pada sampel bubuk greentea Vitayang dengan variable waktu 5, 10, 15, 20, dan 25
menit sebesar 0.004209695 inch; 0.004199957 inch; 0.00416613 inch; 0.004155029 inch;
0.004151546 inch. Semakin banyak waktu yang diperlukan maka semakin kecil nilai Dv. Hal ini karena
jumlah partikel bertambah banyak karena semakin banyaknya waktu yang berjalan.

Kata kunci : Screening, Mesh, Partikel


Laporan
Mekanika Fluida dan Partikel

1.0 Pendahuluan
Screening atau pengayakan adalah metode pemisahan partikel sesuai dengan ukurannya
menjadi dua atau lebih bagian. Pengayakan dipakai dalam skala industri, sedangkan
penyaringan dipakai untuk skala laboratorium. Produk dari proses pengayakan ada 2, yaitu
ukuran lebih besar daripada ukuran lubang ayakan (oversize dan ukuran yang lebih kecil dari
ukuran lubang ayakan (undersize). Material atau fraksi yang tertahan pada permukaan Commented [Ma2]: penulisan bahasa inggris
screening merupakan fraksi oversize, sedangkan fraksi padatan yang lolos dari permukaan
screening merupakan fraksi undersize (Santosa, 2018).
Pengayakan merupakan pemisahan berbagai campuran partikel padat yang mempunyai
berbagai ukuran bahan dengan menggunakan ayakan. Proses pengayakan juga digunakan
sebagai alat pembersih, pemisah kontaminan yang ukurannya berbeda dengan bahan baku.
Pengayakan memudahkan kita untuk mendapatkan serbuk dengan ukuran yang seragam.
Dengan demikian pengayakan dapat didefinisikan sebagai suatu metoda pemisahan berbagai
campuran partikel padat sehingga didapat ukuran partikel yang seragam serta memiliki ukuran
yang berbeda dengan menggunakan alat pengayakan (Irma, 2012).
Proses pengayakan dilakukan dengan menaruh bahan curah di atas ayakan sambil
menggoyang-goyangkan ayakan. Partikel yang berukuran lebih kecil dari nomor mesh akan
jatuh, sedangkan yang berukuran lebih besar akan tetap berada di atas ayakan. Tergantung
tujuannya, partikel yang berukuran besar dapat digerus kembali agar lebih kecil atau dibuang
karena tidak dibutuhkan (Didi, 2018). Commented [Ma3]: -pengertian
-masalah industri
Dalam proses industri, biasanya digunakan material yang berukuran tertentu dan seragam. -solusi
Untuk memperoleh ukuran yang seragam, maka perlu dilakukan pengayakan. Pada proses
pengayakan zat padat itu dijatuhkan atau dilemparkan ke permukaan pengayak. Partikel yang
di bawah ukuran atau yang kecil (undersize), atau halusan (fines), lulus melewati bukaan ayak,
sedang yang di atas ukuran atau yang besar (oversize), atau buntut (tails) tidak lulus.
Pengayakan lebih lazim dalam keadaan kering (Didi, 2018).
Menurut Didi (2018), Proses pengayakan dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu :
1. Pengayakan Manual
Pengayakan dilakukan dengan memaksa bahan melewati lubang ayakan, umumnya
dilakukan dengan bantuan bilah kayu atau bilah bahan sintesis. Sekelompok partikel
dinyatakan memiliki tingkat kehalusan tertentu jika seluruh partikel dapat melintas dari
lebar lubang yang sesuai (tanpa sisa diayakan).
2. Pengayakan Mekanik
Pengayakan secara mekanik dapat dikelompokan dengan cara ayakannya, yaitu
pengayak getar, guncang atau kocokan dilakukan dengan bantuan mesin, yang
umumnya mempunyai satu set ayakan dengan ukuran lebar lubang standar yang
berlainan. Bahan yang didalam ayakan, akan bergerakgerak diatas ayakan, berdesakan
melalui lubang kemudian terbagi menjadi fraksi-fraksi yang berbeda-beda
Dari dua cara pengayakan tersebut terdapat kelebihan dan kekurangannya, Bahwa
pengayakan dengan menggunakan mesin jauh lebih baik dari pada pengayakan manual. Alat
ini banyak digunakan pada bidang industri, ilmu pengetahuan, dan teknologi. Seperti, di dalam
laboratorium pangan, laboratorium bahan bangunan, laboratorium tanah, di lapangan pengujian
tanah, dan di dunia kuliner. Dengan demikian pengayakan dapat didefinisikan sebagai suatu
metoda pemisahan berbagai campuran partikel padat sehingga didapat ukuran partikel yang
seragam serta memiliki ukuran yang berbeda dengan menggunakan alat pengayakan yang
disesuaikan dengan ukuran masing-masing (Didi, 2018).
Dalam proses industri, biasanya digunakan material yang berukuran tertentu dan seragam.
Untuk memperoleh ukuran yang seragam, maka perlu dilakukan pengayakan. Pada proses
pengayakan zat padat itu dijatuhkan atau dilemparkan ke permukaan pengayak. Partikel yang
di bawah ukuran atau yang kecil (undersize), atau halusan (fines), lulus melewati bukaan ayak,
sedang yang di atas ukuran atau yang besar (oversize), atau buntut (tails) tidak lulus.
Pengayakan lebih lazim dalam keadaan kering (Santosa, 2018).
Menurut Santosa (2018), Tujuan dari proses pengayakan ini adalah :
1. Mempersiapkan produk umpan (feed) yang ukurannya sesuai untuk beberapa proses
berikutnya
2. Mencegah masuknya mineral yang tidak sempurna dalam permukaan (primary
crushing) atau oversize kedalam proses pengolahan berikutnya sehingga dapat
dilakukan kembali proses peremukan tahap berikutnya (secondary crushing)
3. Untuk meningkatkan spesifikasi suatu material sebagai produk akhir
4. Mencegah masuknya undersize ke permukaan
Pengayakan biasanya dilakukan dalam keadaan kering untuk material kasar dan dapat
optimal sampai dengan ukuran 10 in (10 mesh). Sedangkan pengayakan dalam keadaan basah
biasanya untuk material yang halus mulai dari ukuran 20 in sampai dengan ukuran 35 in. Mesh
dan space umumnya ditentukan oleh “mesh” yang merupakan jumlah lubang dalam 1 in linear,
misalnya ayakan 10 mesh, artinya sepanjang 1 in terdapat 10 lubang dengan arak antar pusat
kawat yang satu dengan kawat berikutnyaa = 1/10 = 0.1 in (Santosa, 2018).
Menurut Santosa (2018), Permukaan ayak yang digunakan pada screen bervariasi, yaitu :
1. Plat yang berlubang (punched plate), bahan dapat berupa baja ataupun karet keras
2. Anyaman kawat (woven wire), bahan dapat berupa baja, nikel, tembaga, perunggu, atau
logam lainnya.

Gambar 1. Permukaan screen

Menurut Santosa (2018), Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pengayakan, yaitu :
1. Jenis ayakan
2. Cara pengayakan
3. Kecepatan pengayakan
4. Ukuran ayakan
5. Waktu pengayakan
6. Sifat bahan yang akan diayak
Ukuran mesh banyak digunakan pada proses penepungan atau penghalusan suatu bahan
padatan, yang sebelum dihaluskan memiliki ukuran yanng lebih besar. Semakin luas ukuran
mesh yang digunakan akan mempercepat proses danperlu memperbesar volume pengayak,
sehingga sebaran bahan akan banyak dan mempercepat proses pengayakan. Rendemen
pengayakan dihitung berdasarkan rasio berat bahan yang diuji yang terayak dengan berat
bahan. Dari hasil pengujian didapat bahwa persentase rendamen bahan dipengaruhi oleh waktu
kerja alat. Semakin lama proses pengayakan berlangsung, rendemen bahan akan menurun
karena bahan yang diayak semakin sedikit. pengayakan dan kapasitas alat semakin meningkat
(Khandra, 2017).
Tabel 1. Konversi mesh ke milimeter
U.S.Mesh Milimeter U.S.Mesh Milimeter

3 6.730 25 0.707
4 4.760 30 0.595
5 4.000 40 0.400
6 3.360 45 0.354
7 2.830 50 0.297
8 2.380 80 0.177
10 2.000 100 0.159
12 1.680 120 0.125
14 1.410 170 0.088
16 1.190 230 0.0663
18 1.000 325 0.044
20 0.841 400 0.037

Dalam prakteknya, menghitung jumlah partikel sangatlah sulit, lebih menentukan massa
dari masing-masing ukuran. Oleh karena itu, dicari hubungan antara jumlah partikel dengan
massa pada masing-masing ukuran tersebut. Beberapa rumus yang dipakai dalam perhitungan
praktikum Screening, yaitu :

1. True Arithmatic Average Diameter (TAAD)

∑ 𝐷𝑖 ρ 𝑐
TAAD = 𝑋𝑖
𝑀 ∑ 3
𝐷𝑖

Keterangan :
M = massa partikel (gram)
𝑝 = massa berat partikel (gram/in3)
Xi = fraksi massa partikel
Di = diameter partikel (in)
2. Mean Surface Diameter (DP)

𝑋𝑖

𝐷𝑖
DP = √ 𝑋𝑖

𝑋𝑖 𝐷𝑖3

Keterangan :
Xi = fraksi massa partikel
Di = diameter partikel (in)
3. Mean Volume Diameter (DV)

3 ∑𝑋𝑖
DV = √𝑐 ∑ 𝑋𝑖
𝑐 𝐷𝑖3

Keterangan :
Xi = fraksi massa partikel
Di = diameter partikel (in)
c = konstanta partikel

2.0 Metode Penelitian


2.1 Alat dan Bahan Penelitian
Pada penelitian screening ini menggunakan alat penelitian berupa alat screening untuk
mengayak sampel, neraca analitik untuk menimbang berat dari sampel (berat awal, berat
oversize 120 mesh, berat oversize 160 mesh dan berat undersize 160 mesh), piknometer untuk
mengukur massa jenis atau densitas dari sampel, dan cawan untuk mewadahi sampel yang telah
dihaluskan.
Bahan yang digunakan untuk penelitian screening ini berupa tepung peyek Lombok, bubuk
kacang hijau, dan bubuk greentea Vitayang.

Gambar 2. Skema Alat Percobaan


2.2 Metodelogi
Pada percobaan screening ini yang pertama dilakukan adalah menyiapkan alat ayakan
dengan ukuran 120 mesh dan 160 mesh. Setelah itu timbang sampel yang telah dihaluskan
seberat 75 gram untuk kacang hijau, 75 gram untuk bubuk greentea Vitayang, dan 75 gram
tepung peyek Lombok. Lalu ayak sampel dengan menggunakan ayakan 120 mesh dengan
masing masing variabel waktu yang ditentukan kemudian timbang produk oversizenya
bersamaan dengan ayak sampel undersize dari screen ukuran 120 mesh dengan screen ukuran
160 mesh dengan masing masing variabel waktu yang ditentukan, dan timbang berat undersize
dan oversizenya. Terakhir hitung hasil percobaan presentase oversize & undersizenya.
3.0 Pembahasan
Dari percobaan yang telah dilakukan dapat diperoleh data berat oversize dan undersize di
setiap variabel waktu adalah sebagai berikut:
Tabel 2. Hasil pengayakan ketiga sampel Commented [Ma4]: Mana tabelnya ? turunin aja ini
Bahan Waktu Berat awal Oversize Oversize Undersize
(menit) (gram) 120 mesh 160 mesh 160 mesh
(gram) (gram) (gram)

Tepung 10 75 7,1 4,5 63,1


peyek
Lombok Commented [Ma5]: Kalo gak di pake hapus aja

5 35.5 15.7 22.9


bubuk 10 32.3 1.6 39.2
kacang 15 75 28 16.4 27.3
hijau 20 25.9 3.8 44.8
25 26.5 4.2 43.5
5 32.8 33.9 7.5
bubuk 10 32.1 33.9 8
greentea 15 75 29.5 31.4 13.4
Vitayang 20 28.7 1.5 44.4
25 28.6 30.7 15.8
Keterangan :
 Diameter ayakan 120 mesh = 0.0122 cm
 Diameter ayakan 160 mesh = 0.0098 cm
 Densitas Tepung Peyek Lombok = 0.300 g/cm3
 Densitas Bubuk Kacang Hijau = 0.381 g/cm3
 Densitas Bubuk Greentea Vitayang = 0.299 g/cm3
 C (partikel berbentuk bola) = 0.523
Tabel 3. Hasil Perhitungan TAAD, Dp, Dv Partikel pada Bahan
Bahan Waktu TAAD Dp Dv Commented [Ma6]: Dipisah sesuai variabel bahan. Tanya
kelompok 8A
Tepung
Peyek 10 menit 2,11E-12 0,0039161 0,003923765
Lombok
5 menit 6,10E-12 0,00421333 0,004243216
Bubuk 10 menit 4,06E-12 0,00417892 0,004205741
Kacang 15 menit 5,85E-12 0,00413376 0,004160238
Hijau 20 menit 3,61E-12 0,00409795 0,00412233
25 menit 3,75E-12 0,00410574 0,004130605
5 menit 4,88E-12 0,00418099 0,004209695
Bubuk 10 menit 4,91E-12 0,00417167 0,004199957
Greentea 15 menit 5,32E-12 0,00413936 0,00416613
Vitayang 20 menit 3,57E-12 0,00412882 0,004155029
25 menit 5,37E-12 0,00412552 0,004151546 Commented [Ma7]: do
Commented [Ma8]:
Percobaan pemisahan butiran padatan (screening) bertujuan untuk menentukan ukuran
Mesh untuk sebuah partikel dan untuk menentukan dan mengetahui nilai TAAD (True
Arithmatic Diameter), Dp (Mean Surface Diameter), dan Dv (Mean Volume Diameter).
Tujuan perhitungan TAAD (True Arithmatic Diameter) adalah untuk menghitung massa
atau jumlah partikel yang dapat lolos pada waktu proses screening. Pada percobaan pada
sampel tepung peyek Lombok, diperoleh nilai TAAD (True Arithmatic Diameter) dengan
variabel waktu 10 menit sebesar 2.113E-12 inch. Pada sampel bubuk kacang hijau dengan
variable waktu 5, 10, 15, 20, 25 menit berturut-turut sebesar 6.10E-12 inch; 4.06E-12 inch; 5.85E-
12 inch; 3.61E-12 inch; 3.75E-12 inch. Pada sampel bubuk greentea Vitayang dengan variable

waktu 5, 10, 15, 20, dan 25 menit berturut-turut sebesar 4.88E-12 inch; 4.91E-12 inch; 5.32E-12
inch; 3.57E-12 inch; 5.37E-12 inch. Semakin banyak waktu yang diperlukan semakin kecil nilai
TAAD yang diperoleh, karena jumlah partikel bertambah banyak karena semakin banyaknya
waktu yang berjalan.
Tujuan perhitungan Mean Surface Diameter (Dp) adalah untuk menghitung luas
permukaan total pada partikel yang lolos dalam proses pengayakan. Pada percobaan yang telah
dilakukan dengan sampel tepung peyek Lombok, diperoleh nilai Dp (Mean Surface Diameter)
dengan variabel waktu 10 menit sebesar 0,0039161 inch. Pada sampel bubuk kacang hijau
dengan variable waktu 5, 10, 15, 20, dan 25 menit berturut-turut sebesar 0,00421333 inch;
0,00417892 inch; 0,00413376 inch; 0,00409795 inch; 0,00410574 inch. Pada sampel bubuk
greentea Vitayang dengan variable waktu 5, 10, 15, 20, dan 25 menit berturut-turut sebesar
0.00418099 inch; 0.00417167 inch; 0.00413936 inch; 0.00412882 inch; 0.00412552 inch.
Semakin lama waktu yang diperlukan untuk pengayakan, maka semakin besar nilai Dp. Hal ini
sesuai dengan literatur, yaitu semakin luas ukuran mesh yang digunakan akan mempercepat
proses pengayakan dan kapasitas alat semakin meningkat. Semakin lama proses pengayakan
berlangsung, rendemen bahan akan menurun, karena bahan yang diayak semakin sedikit
(Khandra, 2017).
Tujuan dilakukannya perhitungan Dv pada partikel dalam proses screening adalah untuk
menghitung volume total campuran partikel saat dilakukannya proses pengayakan (screening).
Pada percobaan yang telah dilakukan dengan sampel tepung peyek Lombok, diperoleh nilai Dv
(Mean Volume Diameter) dengan variabel waktu 10 menit sebesar 0,003923765 inch. Pada
sampel susu bubuk kacang hijau dengan variable waktu 5, 10, 15, 20, dan 25 menit sebesar
0,004243216 inch; 0.004205741 inch; 0.004160238 inch; 0.00412233 inch; 0.004130605 inch.
Pada sampel susu bubuk kacang hijau dengan variable waktu 5, 10, 15, 20, dan 25 menit sebesar
0.004209695 inch; 0.004199957 inch; 0.00416613 inch; 0.004155029 inch; 0.004151546 inch.
Semakin banyak waktu yang diperlukan maka semakin kecil nilai Dv. Hal ini karena jumlah
partikel bertambah banyak karena semakin banyaknya waktu yang berjalan.

40 Commented [Ma9]: kasih judul grafiknya. Garis dalam


hilangkan. Garis liar gausah tebal2
Penambahan massa (gram)

35
30
25
20
15
10
5
0
0 5 10 15 20 25 30
Waktu (menit)

Grafik 1. Penambahan Massa Terhadap Variabel Waktu pada Oversize 120 Mesh Sampel
Bubuk Kacang Hijau

Berdasarkan Grafik 1. dapat dilihat pengaruh penambahan massa bubuk kacang hijau
terhadap variabel waktu 5 menit, 10 menit, 15 menit, 20 menit,dan 25 menit masing-masing
sebesar 35,5 gram; 32.3 gram; 228 gram; 25.9 gram; dan 26.5 gram, yaitu semakin lama waktu
pengayakan maka semakin menurun massa bubuk kacang hijau yang yang lolos ke dalam
ayakan oversize 120 mesh.
Hal ini karena semakin luas ukuran mesh yang digunakan akan mempercepat proses
pengayakan dan kapasitas alat semakin meningkat. Untuk menambah kapasitas alat grading
perlu memperbesar volume pengayak, sehingga sebaran bahan akan banyak dan mempercepat
proses pengayakan. Semakin lama proses pengayakan berlangsung, rendemen bahan akan
menurun, karena bahan yang diayak semakin sedikit (Khandra, 2017). Commented [Ma10]: tanya 8A

paragraf 1 : hasil grafik


18
Penambahan massa (gram)

paragraf 2 : opini + literatur


16
14
12 literatur juga di taruh di dasar teori
10 CEK YG LAIN
8
6
4
2
0
0 5 10 15 20 25 30
Waktu (menit)

Grafik 2. Penambahan Massa Terhadap Variabel Waktu pada Oversize 160 Mesh Sampel
Bubuk Kacang Hijau

Berdasarkan Grafik 2. dapat dilihat pengaruh penambahan massa bubuk kacang hijau
terhadap variabel waktu 5 menit, 10 menit, 15 menit, 20 menit,dan 25 menit masing-masing
sebesar 15.7gram; 1.6 gram; 16.4 gram; 3.8 gram; dan 4.2 gram, yaitu semakin lama waktu
pengayakan maka semakin menurun massa bubuk kacang hijau yang yang lolos ke dalam
ayakan oversize 160 mesh. Hasil grafik diatas menunjukkan fluktuasi.
Hal ini tidak sesuai dengan pernyataan dari Khandra (2017), Semakin luas ukuran mesh
yang digunakan akan mempercepat proses pengayakan dan kapasitas alat semakin meningkat.
Untuk menambah kapasitas alat grading perlu memperbesar volume pengayak, sehingga
sebaran bahan akan banyak dan mempercepat proses pengayakan. Semakin lama proses
pengayakan berlangsung, rendemen bahan akan menurun, karena bahan yang diayak semakin
sedikit.

50
Penambahan massa (gram)

45
40
35
30
25
20
15
10
5
0
0 5 10 15 20 25 30
Waktu (menit)

Grafik 3. Penambahan Massa Terhadap Variabel Waktu pada Undersize 160 Mesh Sampel
Bubuk Kacang Hijau
Berdasarkan Grafik 3. dapat dilihat pengaruh penambahan massa bubuk kacang hijau
terhadap variabel waktu 5 menit, 10 menit, 15 menit, 20 menit, dan 25 menit masing-masing
sebesar 22,9 gram, 39,2 gram, 27.3 gram, 44,8 gram, dan 43.5 gram, yaitu semakin lama waktu
pengayakan maka semakin meningkat massa bubuk kacang hijau yang lolos ke ayakan
Undersize 160 mesh. Hasil grafik menunjukkan fluktuasi.
Hal ini tidak sesuai dengan literatur, pada mesh kecil berarti jumlah partikel sedikit
maka luas permukaan penyerapan kecil sedangkan makin besar ukuran mesh jumlah partikel
semakin besar maka luas permukaan penyerapan juga semakin besar sehingga kemampuan
daya serap juga makin besar (Suratmin, 2014).

4.0 Kesimpulan
Berdasarkan hasil percobaan praktikum screening didapatkan kesimpulan sebagai berikut :
1. Pada sampel tepung peyek Lombok, diperoleh nilai TAAD (True Arithmatic Diameter)
dengan variabel waktu 10 menit sebesar 2.11E-12 inch.
2. Pada sampel bubuk kacang hijau dengan variable waktu 5, 10, 15, 20, 25 menit
berturut-turut sebesar 6.10E-12 inch; 4.06E-12 inch; 5.85E-12 inch; 3.61E-12 inch; 3.75E-
12 inch.

3. Pada sampel bubuk greentea Vitayang dengan variable waktu 5, 10, 15, 20, dan 25
menit berturut-turut sebesar 4.88E-12 inch; 4.91E-12 inch; 5.32E-12 inch; 3.57E-12 inch;
5.37E-12 inch.
4. Pada sampel tepung peyek Lombok, diperoleh nilai Dp (Mean Surface Diameter)
dengan variabel waktu 10 menit sebesar 0,0039161 inch.
5. Pada sampel bubuk kacang hijau dengan variable waktu 5, 10, 15, 20, dan 25 menit
berturut-turut sebesar 0,00421333 inch; 0,00417892 inch; 0,00413376 inch;
0,00409795 inch; 0,00410574 inch.
6. Pada sampel bubuk greentea Vitayang dengan variable waktu 5, 10, 15, 20, dan 25
menit berturut-turut sebesar 0.00418099 inch; 0.00417167 inch; 0.00413936 inch;
0.00412882 inch; 0.00412552 inch.
7. Pada percobaan yang telah dilakukan dengan sampel tepung peyek Lombok, diperoleh
nilai Dv (Mean Volume Diameter) dengan variabel waktu 10 menit sebesar
0,003923765 inch.
8. Pada sampel susu bubuk kacang hijau dengan variable waktu 5, 10, 15, 20, dan 25 menit
sebesar 0,004243216 inch; 0.004205741 inch; 0.004160238 inch; 0.00412233 inch;
0.004130605 inch.
9. Pada sampel susu bubuk kacang hijau dengan variable waktu 5, 10, 15, 20, dan 25 menit
sebesar 0.004209695 inch; 0.004199957 inch; 0.00416613 inch; 0.004155029 inch;
0.004151546 inch.
10. Semakin besar ukuran mesh pada screen maka semakin banyak pula partikel yang
ukurannya sangat kecil dan semakin kecil ukuran mesh pada screen maka semakin
sedikit produk sampel sebagai undersize yang didapatkan. Commented [Ma11]: tanya 8A
Daftar Pustaka
Sansdra Santosa. (2017). Pengantar Praktikum Operasi Teknik Kimia 1. Jurusan Teknik
Kimia: Politeknik Negeri Malang.
Suratmin. (2014). Pengaruh Waktu Aktivasi dan Ukuran Partikel Terhadap Daya Serap
Karbon Aktif Dari Kulit Singkong Dengan Aktivator NaOH. Jurusan Teknik Kimia:
Universitas Muhammadiyah Jakarta.
Khandra. (2017). Pengembangan Alat Grading Limbah Serbuk Gergaji untuk Pemanfaatannya
sebagai Bahan Campuran Komposit. Jurusan Teknik Pertanian: Fakultas Pertanian,
Universitas Andalas.
Syamsunarto, Didi., Yohanes. (2012). Karakterisasi Zeolit Mangan Komersial dan Aplikasinya
dalam Mengadsorpsi Ion Fosfat Study Eksperimental Pengaruh Variasi Mekanis Empat
Batang Pada Mesin Pengayak Terhadap Kapasitas Produksi Ayakan. Jurusan Teknik
Mesin: University of Riau Campus Bina Widya.
Appendiks
1. Fraksi Massa (X)
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑝𝑎𝑟𝑡𝑖𝑘𝑒𝑙
Fraksi massa partikel = 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑐𝑎𝑚𝑝𝑢𝑟𝑎𝑛
7,1 𝑔𝑟𝑎𝑚
a. Oversize pada screen 120 mesh tepung peyek Lombok t (10 menit) = 74.7 𝑔𝑟𝑎𝑚
4,5 𝑔𝑟𝑎𝑚
b. Oversize pada screen 160 mesh tepung peyek Lombok t (10 menit) = 74.7 𝑔𝑟𝑎𝑚
35,5𝑔𝑟𝑎𝑚
c. Oversize pada screen 120 mesh bubuk kacang hijau t (5 menit) =
74,1 𝑔𝑟𝑎𝑚
15,7 𝑔𝑟𝑎𝑚
d. Oversize pada screen 160 mesh bubuk kacang hijau t (5 menit) =
74,1 𝑔𝑟𝑎𝑚
32,3 𝑔𝑟𝑎𝑚
e. Oversize pada screen 120 mesh bubuk kacang hijau t (10 menit) = 73,1 𝑔𝑟𝑎𝑚
1,6 𝑔𝑟𝑎𝑚
f. Oversize pada screen 160 mesh bubuk kacang hijau t (10 menit) =
73,1 𝑔𝑟𝑎𝑚
28 𝑔𝑟𝑎𝑚
g. Oversize pada screen 120 mesh bubuk kacang hijau t (15 menit) = 71,7 𝑔𝑟𝑎𝑚
16,4 𝑔𝑟𝑎𝑚
h. Oversize pada screen 160 mesh bubuk kacang hijau t (15 menit) =
71,7 𝑔𝑟𝑎𝑚
25,9𝑔𝑟𝑎𝑚
i. Oversize pada screen 120 mesh bubuk kacang hijau t (20 menit) = 74,5 𝑔𝑟𝑎𝑚
2,8 𝑔𝑟𝑎𝑚
j. Oversize pada screen 160 mesh bubuk kacang hijau t (20 menit) =
74,5 𝑔𝑟𝑎𝑚
26,5 𝑔𝑟𝑎𝑚
k. Oversize pada screen 120 mesh bubuk kacang hijau t (25 menit) = 74,2 𝑔𝑟𝑎𝑚
4,2 𝑔𝑟𝑎𝑚
l. Oversize pada screen 160 mesh bubuk kacang hijau t (25 menit) =
74,2 𝑔𝑟𝑎𝑚

2. Presentase Massa
Presentase massa = fraksi massa x 100%
a. Oversize pada screen 120 mesh tepung peyek Lombok t (10 menit)
= 0,095 x 100% = 9,5%
b. Oversize pada screen 160 mesh tepung peyek Lombok t (10 menit)
= 0,060 x 100% = 6,0%
c. Oversize pada screen 120 mesh bubuk kacang hijau t (5 menit)
= 0,4790 x 100% = 47,9%
d. Oversize pada screen 160 mesh bubuk kacang hijau t (5 menit)
= 0,211 x 100% = 21,1%
e. Oversize pada screen 120 mesh bubuk kacang hijau t (10 menit)
= 0,441 x 100% = 44,1%
f. Oversize pada screen 160 mesh bubuk kacang hijau t (10 menit)
= 0,021 x 100% = 2,1%
g. Oversize pada screen 120 mesh bubuk kacang hijau t (15 menit)
= 0,39 x 100% = 39%
h. Oversize pada screen 160 mesh bubuk kacang hijau t (15 menit)
= 0,228 x 100% = 22,8%
i. Oversize pada screen 120 mesh bubuk kacang hijau t (20 menit)
= 0,347 x 100% = 34,7%
j. Oversize pada screen 160 mesh bubuk kacang hijau t (20 menit)
= 0,051 x 100% = 5,1%
k. Oversize pada screen 120 mesh bubuk kacang hijau t (25 menit)
= 0,357 x 100% = 35,7%
l. Oversize pada screen 160 mesh bubuk kacang hijau t (25 menit)
= 0,056 x 100% = 5,6%

3. Massa Partikel
a. Oversize pada screen 120 mesh tepung peyek Lombok t (10 menit)
= ρ x c x D3
= 0,3 x 0,523 x 0,000119187
= 0,0000187004
b. Oversize pada screen 160 mesh tepung peyek Lombok t (10 menit)
= ρ x c x D3
= 0,3 x 0,523 x 0,0000574352
= 0,0000030116
c. Oversize pada screen 120 mesh bubuk kacang hijau t (5 menit)
= ρ x c x D3
= 0,381 x 0,523 x 0,000119187
= 0,0000237496
d. Oversize pada screen 160 mesh bubuk kacang hijau t (5 menit)
= ρ x c x D3
= 0,381 x 0,523 x 0,0000574352
= 0,0000114447
e. Oversize pada screen 120 mesh bubuk kacang hijau t (10 menit)
= ρ x c x D3
= 0,381 x 0,523 x 0,000119187
= 0,0000237496
f. Oversize pada screen 160 mesh bubuk kacang hijau t (10 menit)
= ρ x c x D3
= 0,381 x 0,523 x 0,0000574352
= 0,0000114447
g. Oversize pada screen 120 mesh bubuk kacang hijau t (15 menit)
= ρ x c x D3
= 0,381 x 0,523 x 0,000119187
= 0,0000237496
h. Oversize pada screen 160 mesh bubuk kacang hijau t (15 menit)
= ρ x c x D3
= 0,381 x 0,523 x 0,0000574352
= 0,0000114447
i. Oversize pada screen 120 mesh bubuk kacang hijau t (20 menit)
= ρ x c x D3
= 0,381 x 0,523 x 0,000119187
= 0,0000237496
j. Oversize pada screen 160 mesh bubuk kacang hijau t (20 menit)
= ρ x c x D3
= 0,381 x 0,523 x 0,0000574352
= 0,0000114447
k. Oversize pada screen 120 mesh bubuk kacang hijau t (25 menit)
= ρ x c x D3
= 0,381 x 0,523 x 0,000119187
= 0,0000237496
l. Oversize pada screen 160 mesh bubuk kacang hijau t (25 menit)
= ρ x c x D3
= 0,381 x 0,523 x 0,0000574352
= 0,00001144477
4. Jumlah Partikel (Ni)
𝑋𝑁
Jumlah partikel = 𝑀𝑃
a. Oversize pada screen 120 mesh tepung peyek Lombok t (10 menit)
7,1 𝑥 0.0049
= = 36086400
1,87𝐸−8
b. Oversize pada screen 160 mesh tepung peyek Lombok t (10 menit)
4,5 𝑥 0,060
= 9,01𝐸−9 = 30081791,8
c. Oversize pada screen 120 mesh bubuk kacang hijau t (5 menit)
35,5 𝑥 0,47908
= = 912506629
1,86𝐸−8
d. Oversize pada screen 160 mesh bubuk kacang hijau t (5 menit)
15,7 𝑥 0,211
= = 370365427
8,98𝐸−9
e. Oversize pada screen 120 mesh bubuk kacang hijau t (10 menit)
0,054026504 𝑥 5,3
= = 765746813
1,86𝐸−8
f. Oversize pada screen 160 mesh bubuk kacang hijau t (10 menit)
0,692150866 𝑥 67,9
= 8,98𝐸−9
= 3899167,84
g. Oversize pada screen 120 mesh bubuk kacang hijau t (15 menit)
0,02034588 𝑥 2
= = 586670752
1,86𝐸−8
h. Oversize pada screen 160 mesh bubuk kacang hijau t (15 menit)
0,589013225 𝑥 57,9
= 8,98𝐸−9
= 417655190
i. Oversize pada screen 120 mesh bubuk kacang hijau t (20 menit)
0,019308943 𝑥 1,9
= = 483104169
1,86𝐸−8
j. Oversize pada screen 160 mesh bubuk kacang hijau t (20 menit)
0,493902439 𝑥 48,6
= = 21580438,4
8,98𝐸−9
k. Oversize pada screen 120 mesh bubuk kacang hijau t (25 menit)
0,016260163 𝑥 1,6
= 1,86𝐸−8
= 507791347
l. Oversize pada screen 160 mesh bubuk kacang hijau t (25 menit)
0,390243902 𝑥 38,4
= 8,98𝐸−9
= 26469395,2

5. D average
𝐷𝑖𝑎𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟 120 𝑚𝑒𝑠ℎ+𝐷𝑖𝑎𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟 160 𝑚𝑒𝑠ℎ 0,0125+0,0098
2
= 2
= 0,01115

6. Menghitung TAAD
a. Pada sampel tepung peyek Lombok pada t = 10 menit
∑𝐷
=
∑𝑁𝑖
0,012637802
= 8480881669
= 0,00000000000149015
b. Pada sampel bubuk kacang hijau pada t = 5 menit
∑𝐷
=
∑𝑁𝑖
0,012637802
= 3754855710
= 0,00000000000336572
c. Pada sampel bubuk kacang hijau pada t = 10 menit
∑𝐷
=
∑𝑁𝑖
0,012637802
=
4505193938
= 0,00000000000280516
d. Pada sampel bubuk kacang hijau pada t = 15 menit
∑𝐷
= ∑𝑁𝑖
0,012637802
=
4140167477
= 0,00000000000305249
e. Pada sampel bubuk kacang hijau pada t = 20 menit
∑𝐷
= ∑𝑁𝑖
0,012637802
= 3989679795
= 0,00000000000316762
f. Pada sampel kacang hijau pada t = 25 menit
∑𝐷
= ∑𝑁𝑖
0,012637802
=
4185171230
= 0,00000000000301966

Menghitung Mean surface diameter (Dp)


a. Pada sampel tepung peyek Lombok pada t = 10 menit
𝑋

𝐷
=√ 𝑋
∑ 3
𝐷

259,1275499
=√
17401919
= 0,003858853
b. Pada sampel bubuk kacang hijau pada t = 5 menit
𝑋

𝐷
=√ 𝑋
∑ 3
𝐷

245,2436063
=√15164766,58
= 0,0000808597
c. Pada sampel bubuk kacang hijau pada t = 10 menit
𝑋

𝐷
=√ 𝑋
∑ 3
𝐷

256,158933
=√
16923578,98
= 0,0000756811
d. Pada sampel bubuk kacang hijau pada t = 15 menit
𝑋

𝐷
=√ 𝑋
∑ 3
𝐷

258,044497
=√17227404,37
= 0,0000748936
e. Pada sampel bubuk kacang hijau pada t = 20 menit
𝑋

𝐷
=√ 𝑋
∑ 3
𝐷

258,1025485
=√ 17236758,35
= 0,0000748698
f. Pada sampel bubuk kacang hijau pada t = 25 menit
𝑋

𝐷
=√ 𝑋
∑ 3
𝐷

258,2732304
=√ 17264260,72
= 0,0000000748

Menghitung Mean Volume Diameter (Dv)


a. Pada sampel tepung peyek Lombok pada t = 10 menit
3 ∑𝑋
=√ 𝑋
𝑐∑
𝑐 𝐷3

3 1
= √17401919,24
= 0,003858936
b. Pada sampel bubuk kacang hijau pada t = 5 menit
3 ∑𝑋
=√ 𝑋
𝑐∑
𝑐 𝐷3

3 1
= √15164766,58
= 0,004040063
c. Pada sampel bubuk kacang hijau pada t = 10 menit
3 ∑𝑋
=√ 𝑋
𝑐∑
𝑐 𝐷3

3 1
= √16923578,98
= 0,003894956
d. Pada sampel bubuk kacang hijau pada t = 15 menit
3 ∑𝑋
=√ 𝑋
𝑐∑
𝑐 𝐷3

3 1
= √17227404,37
= 0,003871923
e. Pada sampel bubuk kacang hijau pada t = 20 menit
3 ∑𝑋
=√ 𝑋
𝑐∑
𝑐 𝐷3

3 1
=√
17236758,35
= 0,003871223
f. Pada sampel bubuk kacang hijau pada t = 25 menit
3 ∑𝑋
=√ 𝑋
𝑐∑
𝑐 𝐷3

3 1
= √17264260,72
= 0,003869166

Anda mungkin juga menyukai