Anda di halaman 1dari 26

Laporan

Mekanika Fluida dan Partikel

Screening
Sekar Ajeng* (01) , I Putu Kevin* (02)
Putri Rayhani Rahmania
Ir. Agung Subyakto, MS.
Departemen Teknik Kimia Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya
2020

Abstrak
Screening atau pengayakan adalah proses pemisahan secara mekanik berdasarkan perbedaan
ukuran partikel. Manfaat dari pengayakan adalah kita bisa mendapatkan bahan yang seragam dari
segi ukurannya, sehingga kualitas bahan yang diayak dapat terjaga. Faktor yang harus diperhatikan
dalam pemilihan screen adalah kapasitas (kecepatan hasil yang diinginkan), kisaran ukuran (size
range), sifat bahan (densitas, kemudahan mengalir atau flowability), unsur bahaya bahan (mudah
terbakar, berbahaya, debu yang ditimbulkan), dan ayakan kering atau basah. Tujuan dilakukannya
percobaan ini adalah untuk menentukan ukuran 80 dan 160 mesh sebuah partikel dari sampel dan
untuk menentukan nilai TAAD (True Arithmatic Diameter), Dp (Mean Surface Diameter), dan Dv
(Mean Volume Diameter) sebuah partikel dari sampel.
Prosedur percobaan yang pertama adalah tahap percobaan yang meliputi proses menyiapkan alat
ayakan, penimbangan sampel, melakukan pengayakan sampel dengan menggunakan ayakan masing-
masing variabel waktu kemudian menimbang produk oversize. Selanjutnya dapat dilanjutkan dengan
mengayak sampel undersize dengan masing-masing variabel waktu, dan yang terakhir adalah
menghitung hasil percobaan.
Hasil perhitungan True Arithmatic Diameter (TAAD) pada sampel Bubuk Kopi setelah 5
menit sebesar 1,20805E-12, 10 menit sebesar 1,26732E-12, 15 menit sebesar 1,30392E-12, 20 menit
sebesar 1,62405E-12, dan 25 menit sebesar 1,48391E-12. Sedangkan pada sampel Bubuk ketumbar
didapatkan hasil dalam 5 menit sebesar 1,07525E-12, 10 menit sebesar 1,12187E-12, 15 menit
sebesar 1,32129E-12, 20 menit sebesar 1,09396E-12 dan 25 menit sebesar 1,11931E-12. Untuk hasil
perhitungan Mean Surface Diameter (Dp) pada sampel Bubuk Kopi pada 5 menit, 0,004680226 pada
10 menit, 0,004642203 pada 15 menit, 0,004438783 pada 20 menit, dan 0,004524722 pada 25 menit.
Sedangkan sampel Bubuk ketumbar mendapat hasil sebesar 0,004662525 pada waktu 5 menit,
0,004583921 pada waktu 10 menit, 0,004346463 pada waktu 15 menit, 0,004600783 pada waktu 20
menit, dan 0,00458659 pada waktu 25 menit. Sedangkan untuk hasil dari perhitungan Mean Volume
Diameter (Dv) pada sampel Bubuk Kopi sebesar 0,004766493 pada waktu 5 menit, 0,004739826
pada 10 menit, 0,00469079 pada 15 menit, 0,004431569 pada 20 menit, dan 0,00450524 pada 25
menit. Sedangkan hasil perhitungan pada sampel Bubuk ketumbar mendapat hasil sebesar
0,004716971 pada waktu 5 menit, 0,00461026 pada 10 menit, 0,004315171 pada 15 menit,
0,00463761 pada 20 menit, dan 0,004619441 pada 25 menit

Kata kunci : Screening, Sampel, Size

1.0 Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Pengayakan atau penyaringan adalah proses pemisahan secara mekanik berdasarkan
perbedaan ukuran partikel. Pengayakan (screening) dipakai dalam skala indutri, sedangkan
penyaringan (sieving) dipakai untuk skala laboratorium. Produk dari proses pengayakan atau
pengayakan ada 2 (dua), yaitu oversize (ukuran prodk lebih besar dari pada lubang ayakan)
dan undersize (ukuran produk lebih kecil dari pada lubang ayakan). (Putri Filia, 2015)
Salah satu cara untuk menentukan ukuran partikel (yang dilakukan di laboratorium)
disajikan di chapter 3 Brown, dan chapter 20 Perry, 7th ed adalah melalui screening.
Screening dilakukan dengan cara melewatkan bahan melalui ayakan seri ( sieve shaker) yang
mempunyai ukuran lubang ayakan semakin kecil. Setiap pemisahan padatan berdasarkan
ukuran diperlukan pengayakan. Standar screen mampu mengukur partikel dari 76 mm
sampai dengan 38 µm. Operasi screening dilakukan dengan jalan melewatkan material pada
suatu permukaan yang banyak lubang dengan ukuran yang sesuai.
Pada pengolahan mineral pengayakan berguna untuk mengendalikan ukuran partikel yang
akan masuk atau harus keluar dalam unit atau alat tertentu. Menghasilkan produk dengan
ukuran dan atau selang ukuran tertentu. Menghasilkan ukuran produk yang sesuai dengan
persyaratan konsumen. Oleh sebab itu dilakukan percobaan ini dengan tujuan untuk
menentukan ukuran 80 dan 160 mesh sebuah partikel dari sampel dan untuk menentukan nilai
TAAD (True Arithmatic Diameter), Dp (Mean Surface Diameter), dan Dv (Mean Volume
Diameter) sebuah partikel dari sampel.
1.2 Dasar Teori
Screening atau pengayakan adalah proses pemisahan secara mekanik berdasarkan
perbedaan ukuran partikel. Manfaat dari pengayakan adalah kita bisa mendapatkan bahan
yang seragam dari segi ukurannya, sehingga kualitas bahan yang diayak dapat terjaga.
(McCabe, 1993)
Menurut Perry (1984), faktor yang harus diperhatikan dalam pemilihan screen adalah
kapasitas (kecepatan hasil yang diinginkan), kisaran ukuran (size range), sifat bahan
(densitas, kemudahan mengalir atau flowability), unsur bahaya bahan (mudah terbakar,
berbahaya, debu yang ditimbulkan), dan ayakan kering atau basah.
Dalam proses industri, biasanya digunakan material yang berukuran tertentu dan seragam.
Untuk memperoleh ukuran yang seragam, maka perlu dilakukan pengayakan. Pada proses
pengayakan zat padat itu dijatuhkan atau dilemparkan ke permukaan pengayak. Partikel yang
di bawah ukuran atau yang kecil (undersize), atau halusan (fines), lulus melewati bukaan
ayak, sedang yang di atas ukuran atau yang besar (oversize), atau buntut (tails) tidak lulus.
Pengayakan lebih lazim dalam keadaan kering. Penggunaan screening ini, biasanya
ditempatkan setelah alat size reduction, tapi itu dikembalikan lagi pada proses pabrik, kapan
saatnya pabrik membutuhkan tahap pemisahan partikel padatan maka disitulah screening
akan digunakan. Sedangkan suatu alat ayakan yang dipakai di industri baik skala kecil
maupun besar dan digunakan untuk memisahkan partikel-partikel solid menurut ukuran
tertentu atau untuk mendapatkan ukuran partikel yang seragam berdasarkan alat yang dipakai
(tergantung dengan ukuran partikel yang diinginkan) disebut dengan screen. (Putri Filia, 2015)
Ukuran ayakan yang digunakan dalam pengayakan bisa dinyatakan dengan mesh maupun
mm (metrik). Yang dimaksud mesh adalah jumlah lubang yang terdapat dalam satu inchi
persegi (square inch), sementara jika dinyatakan dalam mm maka angka yang ditunjukkan
merupakan besar material yang diayak. Ayakan dengan nomor mesh kecil memiliki lubang
ayakan yang besar berarti ukuran partikel yang melewatinya juga berukuran besar. Dan
sebaliknya ayakan dengan nomor mesh besar memiliki lubang ayakan kecil berarti ukuran
partikel yang melewatinya kecil. Tujuan penyusunan ayakan adalah memisahkan partikel
sesuai dengan ukuran partikel masing-masing sehingga bahan yang lolos ayakan pertama
akan tersaring pada ayakan kedua dan seterusnya hingga partikel itu tidak dapat lagi melewati
ayakan dengan nomor mesh tertentu. Saat pengayakan sebaiknya granul tidak menumpuk
pada satu sisi saja agar kesempatan granul untuk lolos dari ayakan berjalan dengan baik.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pengayakan yaitu jenis ayakan, cara
pengayakan, kecepatan pengayakan, ukuran ayakan, waktu pengayakan, dan sifat bahan yang
akan diayak. (Putri Filia, 2015)
Beberapa dimensi atau ukuran yang digunakan untuk menyatakan ukuran suatu campuran
antara lain:
1. True Arithmatic Average Diameter (TAAD)
TAAD = jumlah partikel total
diameter total
2. Mean Surface Diameter (Dp)
Diameter yang dapat mewakili untuk menghitung luas permukaan total.
Luas permukaan total = (Luas permukaan dengan Dp)x(Jumlah total partikel)
Jika berbentuk bola, maka luas permukaan = 𝜋𝐷2
3. Mean Volume Diameter (Dv)
Diameter yang dapat mewakili untuk menghitung volum total campuran.
Volume partikel total = (Volume partikel dengan Dv)x(Jumlah total partikel)
Dengan (volume partikel total) = [Vol D1.N1]+[Vol D2.N2]+.........
= ∑[c. Di3. Ni]
c.Dv3. ∑ Ni = ∑[c. Di3. Ni]
dengan rumus Dv adalah

(Distantina, 2009)

2.0 Metodologi Percobaan


2.1 Alat dan Bahan Percobaan
Variabel Percobaan
1. Waktu
a. 5 menit
b. 10 menit
c. 15 menit
d. 20 menit
e. 25 menit
Bahan yang Digunakan
1. Bubuk Kopi (100 gram)
2. Bubuk ketumbar (100 gram)
Alat yang Digunakan
1. Alat screening
2. Cawan
3. Neraca Analitik
4. Piknometer
2.2 Metodelogi
1. Siapkan alat ayakan dengan ukuran 120 dan 160 mesh
2. Timbang sampel yang telah dihaluskan.
3. Ayak sampel dengan menggunakan ayakan dengan masing masing variabel waktu
yang ditentukan kemudian timbang produk oversizenya.
4. Ayak sampel undersize dari screen dengan screen ukuran dengan masing masing
variabel waktu yang ditentukan, dan timbang berat undersize dan oversizenya.
5. Hitung hasil percobaan presentase oversize & undersize.

2.3 Skema Alat

Gambar 1. Susunan Ayakan Untuk Memisahkan Partikel Sesuai dengan Ukurannya (Nur
Isnaeni, 2012)

Oversize Oversize Undersize


Waktu Wo
Bahan 120 mesh 160 mesh 160 mesh
(menit) (gram)
(gram) (gram) (gram)

3.0 Pembahasan
3.1 Hasil Pengamatan
Tabel 1. Hasil Pengukuran Oversize dan Undersize Tiap Variabel Waktu
5 100 93 6,4 0,1
10 100 90,6 7,6 0,2
Bubuk Kopi 15 100 88,8 10,2 0,3
20 100 72,3 25,6 0,6
25 100 80,1 18,9 0,4
5 100 88,4 8,9 0
10 100 85 14,6 0,2
Bubuk
15 100 65,1 34,1 0,1
ketumbar
20 100 86,6 13,1 0,5
25 100 85,2 14,3 0,3
Keterangan :
1. Diameter ayakan 120 mesh = 0,0049 inch
2. Diameter ayakan 160 mesh = 0,0037 inch
3. Densitas Bubuk Kopi = 0,1739 gram/cm3
4. Densitas Bubuk ketumbar = 0,1807 gram/cm3
5. C (partikel berbentuk bola) = 0,523

Percobaan ini menggunakan bahan berupa bubuk kopi dan bubuk ketumbar dengan
berat awal masing-masing 100 gram yang selanjutnya dilakukan pengayakan diatas ayakan
dengan ukuran 120 mesh dan 160 mesh. Bubuk kopi dan bubuk ketumbar masing-masing
diayak menggunakan ayakan dengan ukuran 120 mesh dan 160 mesh dalam variabel waktu 5,
10, 15, 20, dan 25 menit. Kemudian hasil dari setiap variabel waktu ditimbang berat oversize
dan undersize-nya
Tujuan dari percobaan ini untuk mendapatkan True Arithmatic Diameter (TAAD)
yaitu rata-rata diameter total suatu partikel, Mean Surface Diameter (Dp) yaitu Diameter
yang dapat mewakili untuk menghitung luas permukaan total, dan Mean Volume Diameter
(Dv) yaitu Diameter yang dapat mewakili untuk menghitung volum total campuran.
Tabel 2. Hasil Perhitungan TAAD, Dp, dan Dv Partikel pada Sampel Bubuk Kopi
Bahan Waktu (menit) TAAD Dp Dv
5 8,30535E-13 0,004700831 0,004717585
10 8,71281E-13 0,004680226 0,004715976
Bubuk Kopi 15 8,96443E-13 0,004642203 0,004666314
20 1,11653E-12 0,004438783 0,004484737
25 1,02019E-12 0,004524722 0,004553893
5 1,07525E-12 0,004662525 0,004717133
10 1,12187E-12 0,004583921 0,004603897
Bubuk
15 1,32129E-12 0,004346463 0,004367467
ketumbar
20 1,09396E-12 0,004600783 0,004613603
25 1,11931E-12 0,00458659 0,004606412
3.2 Pembahasan Hasil Percobaan Pada Sampel Bubuk Kopi

Hubungan Waktu Pengayakan dengan Massa


Partikel Bubuk Kopi (Oversize 120 Mesh)
120
100
Massa (gram)

80
60
40
20
y = 1.9234x + 46.757
0 R² = 0.2565
0 6 12 18 24 30
Waktu (menit)

Gambar 2. Hubungan Bubuk Kopi Dengan Waktu Pada Oversize 120 Mesh
Berdasarkan Gambar 2, diketahui bahwa setelah percobaan pengayakan pada
oversize 120 mesh sampel Bubuk Kopi dengan berat awal 100 gram mendapatkan hasil
dalam waktu 5 menit sebesar 93 gram, 10 menit sebesar 90,6 gram, 15 menit sebesar 88,8
gram, 20 menit sebesar 72,3 gram dan 25 menit sebesar 80,1 gram.
Hasil percobaan yang didapat tidak sesuai dengan literatur, karena menunjukan hasil
dimana terjadi kenaikan dan penurunan. Perbedaan mesh untuk setiap lapisan ayakan cukup
besar, maka jumlah bahan yang tertahan karena memiliki ukuran partikel yang lebih besar
dari lubang ayakan berbeda untuk tiap tingkatan pengayakan. Semakin besar ukuran lubang
ayakan, maka bahan sampel yang tertahan semakin banyak. (Makky, dkk., 2017)
Hubungan Waktu Pengayakan dengan Massa
Partikel Bubuk Kopi (Oversize 160 Mesh)
32

24
Massa (gram)

16

8 y = 0.884x + 0.4
R² = 0.7975
0
0 6 12 18 24 30
Waktu (menit)

Gambar 3. Hubungan Massa Bubuk Kopi Dengan Waktu Pada Oversize 160 Mesh
Dapat dilihat pada Gambar 3, berdasarkan data percobaan pengayakan pada oversize
160 mesh dengan berat awal 100 gram sampel bubuk kopi mendapatkan hasil dalam waktu 5
menit sebesar 6,4 gram, 10 menit sebesar 7,6 gram, 15 menit sebesar 10,2 gram, 20 menit
sebesar 25,6 gram dan 25 menit sebesar 18,9 gram. Perbedaan mesh untuk setiap lapisan
ayakan cukup besar, maka jumlah bahan yang tertahan karena memiliki ukuran partikel yang
lebih besar dari lubang ayakan berbeda untuk tiap tingkatan pengayakan. Semakin besar
ukuran lubang ayakan, maka bahan sampel yang tertahan semakin banyak. Hasil percobaan
ini tidak sesuai dengan literatur karena data dimana terjadi kenaikan dan penurunan. (Makky,
dkk., 2017)

Hubungan Waktu Pengayakan dengan Massa


Partikel Bubuk Kopi (Undersize 160 Mesh)
1.5

1.2
Massa (gram)

0.9

0.6

0.3
y = 0.0206x + 0.0095
R² = 0.7935
0
0 6 12 18 24 30
Waktu (menit)

Gambar 4. Hubungan Massa Bubuk Kopi Dengan Waktu Pada Undersize 160 Mesh
Dapat dilihat di Gambar 4, bisa diketahui bahwa hasil percobaan pengayakan pada
undersize 160 mesh dengan berat 100 gram sampel Bubuk Kopi mendapatkan hasil setelah
waktu 5 menit sebesar 93 gram, 10 menit sebesar 90,6 gram, 15 menit sebesar 88,8 gram, 20
menit sebesar 72,3 gram dan 25 menit sebesar 80,1 gram. Semakin lama proses pengayakan
berlangsung, partikel bahan akan menurun, karena bahan yang diayak semakin sedikit. Hal ini
karena semakin luas ukuran mesh yang digunakan akan mempercepat proses pengayakan dan
kapasitas alat semakin meningkat. Hal ini terjadi pada proses pengayakan zat padat itu
dijatuhkan atau dilemparkan ke permukaan pengayak. Partikel yang dibawah ukuran atau
yang kecil (undersize), atau halus (fines) akan lolos melewati permukaan ayakan, sedangkan
yang zat pada yang memiliki partikel atas ukuran atau yang besar (Oversize) akan tertahan
pada permukaan ayakan. (A.M Gaudin, 2015)

Hubungan TAAD Bubuk Kopi Dengan


Waktu Percobaan
1.4E-12
1.2E-12 y = 3E-14x + 4E-13
R² = 0.6368
1E-12
Massa (gram)

8E-13
6E-13
4E-13
2E-13
0
0 5 10 15 20 25 30
waktu (menit)

Gambar 5. Hubungan True Arithmatic Diameter (TAAD) Bubuk Kopi Dengan Waktu
Percobaan
Hubungan TAAD Bubuk Kopi Dengan Waktu
Percobaan
1.4E-12
y = 3E-14x + 4E-13
1.2E-12
R² = 0.6368
1E-12
Massa (gram)

8E-13

6E-13

4E-13

2E-13

0
0 5 10 15 20 25 30
waktu (menit)

Sesuai dengan Gambar 5, bahwa hasil perhitungan True Arithmatic Diameter


(TAAD) pada sampel Bubuk Kopi setelah 5 menit sebesar 1,20805E-12, 10 menit sebesar
1,26732E-12, 15 menit sebesar 1,30392E-12, 20 menit sebesar 1,62405E-12, dan 25 menit
sebesar 1,48391E-12. Menurut literatur (Septiansyah, 2018), hasil perhitungan TAAD akan
semakin banyak seiring dengan bertambahnya jumlah partikel dalam berjalanya waktu. Hal
ini dikarenakan semakin besar ukuran ayakan atau semakin kasar ukuran sampel maka
semakin besar nilai persentase fraksi massa lolosnya. Begitu juga sebaliknya semakin kecil
ukuran ayakan atau semakin halus ukuran batu granit maka semakin kecil pula persentase
fraksi massa lolosnya. Artinya semakin lama waktu pengayakan akan membuat produk
undersize semakin banyak. Akan tetapi, dalam percobaan kali ini ditemukan sedikit
ketidaksesuain dengan literatur, karena diperoleh hasil penurunan pada waktu 25 menit.
Hubungan Waktu Dengan Dp Pada Bubuk Kopi
0.006

0.005

0.004
Dp

0.003

0.002

0.001 y = 0.0001x + 0.0023


R² = 0.3844
0
0 5 10 15 20 25 30
Waktu (menit)

Gambar 6. Hubungan Mean Surface Diameter (Dp) Bubuk Kopi Dengan Waktu
Percobaan
Dari Gambar 6, dapat diketahui bahwa hasil perhitungan Mean Surface Diameter
(Dp) pada sampel Bubuk Kopi sebesar 0,004700831 pada waktu 5 menit, 0,004680226 pada
10 menit, 0,004642203 pada 15 menit, 0,004438783 pada 20 menit, dan 0,004524722 pada
25 menit. Menurut (Septiansyah, 2018), semakin lama waktu pengayakan maka hasil
perhitungan Dp akan semakin kecil. Hal ini dikarenakan produk undersize hasil pengayakan
akan semakin banyak seiring dengan lamanya waktu pengayakan. Semakin semakin kasar
ukuran sampel maka semakin besar nilai persentase fraksi massa lolosnya. Begitu juga
sebaliknya semakin semakin halus ukuran batu granit maka semakin kecil pula persentase
fraksi massa lolosnya. Akan tetapi, ada sedikit perbedaan antara hasil percobaan dengan
literatur, karena pada waktu 25 menit mengalami kenaikan hasil dibanding waktu
sebeleumnya.
Hubungan Waktu Dengan Dv Pada Bubuk Kopi
0.006
0.0055
0.005
0.0045
0.004
0.0035
Dv

0.003
0.0025
0.002
0.0015
0.001 y = 0.0001x + 0.0023
0.0005 R² = 0.3872
0
0 5 10 15 20 25 30
Waktu (menit)

Gambar 7. Hubungan Mean Volume Diameter (Dv) Bubuk Kopi Dengan Waktu
Percobaan
Berdasarkan Gambar 7, hasil dari perhitungan Mean Volume Diameter (Dv) pada
sampel Bubuk Kopi sebesar 0,004766493 pada waktu 5 menit, 0,004739826 pada 10 menit,
0,00469079 pada 15 menit, 0,004431569 pada 20 menit, dan 0,00450524 pada 25 menit.
Menurut literatur, semakin lama waktu pengayakan maka hasil perhitungan Dp akan semakin
kecil. Hal ini dikarenakan Setiap ukuran mesh memiliki modulus kehalusan yang berbeda,
tergantung dari bahan yang tertahan pada mesh ayakan tersebut. Semakin lama waktu
pengayakan maka semakin besar nilai modulus kehalusan menunjukkan bahwa makin besar
butir - butir agregatmya. Akan tetapi, sedikit terdapat perbedaan antara hasil percobaan
dengan literatur, karena pada waktu ke 25 memperolah hasil Dv yang lebih banyak dari pada
waktu ke 20. (Makky, dkk., 2017)

3.3 Pembahasan Hasil Percobaan Pada Sampel Bubuk ketumbar


Hubungan Waktu Pengayakan dengan Massa
Partikel Bubuk Ketumbar (Oversize 120 Mesh)
120

100
Massa (gram)

80

60

40

20 y = 2.2897x + 39.762
R² = 0.3837
0
0 6 12 18 24 30
Waktu (menit)

Gambar 8. Hubungan Massa Bubuk ketumbar Dengan Waktu Pada Oversize 120
Mesh
Menurut dengan Gambar 8, pada sampel bubuk ketumbar dengan berat awal 100
gram mendapatkan hasil dalam waktu 5 menit sebesar 88,4 gram, 10 menit sebesar 85 gram,
15 menit sebesar 65,1 gram, 20 menit sebesar 86,6 gram dan 25 menit sebesar 85,2 gram.
Hasil diatas menunjukkan hubungan yang sesuai antara waktu pengayakan dengan massa.
Dalam percobaan praktikum ini semakin lama proses pengayakan partikel bahan semakin
sedikit di Oversize 120 mesh dan semakin banyak yang turun pada Oversize 160 mesh.
Semakin lama proses pengayakan berlangsung, partikel bahan akan menurun, karena bahan
yang diayak semakin sedikit. Hal ini terjadi pada proses pengayakan zat padat itu dijatuhkan
atau dilemparkan ke permukaan pengayak. Partikel yang dibawah ukuran atau yang kecil
(undersize), atau halus (fines) akan lolos melewati permukaan ayakan, sedangkan yang zat
pada yang memiliki partikel atas ukuran atau yang besar (Oversize) akan tertahan pada
permukaan ayakan. Pengayakan seharusnya dilakukan dalam keadaan kering agar hasil yang
diperoleh lebih optimal. (A.M Gaudin, 2015)
Hubungan Waktu Pengayakan dengan Massa
Partikel Bubuk Ketumbar (Oversize 160 Mesh)
40

32
Massa (gram)

24

16

8 y = 0.592x + 6.7667
R² = 0.2445
0
0 6 12 18 24 30
Waktu (menit)

Gambar 9. Hubungan Massa Bubuk ketumbar Dengan Waktu Pada Oversize 160
Mesh
Dari Gambar 9, diperoleh data bahwa sampel bubuk ketumbar setelah pengayakan
dengan berat awal 100 gram mendapatkan hasil setelah waktu 5 menit sebesar 8,9 gram, 10
menit sebesar 14,6 gram, 15 menit sebesar 34,1 gram, 20 menit sebesar 13,1 gram, dan 25
menit sebesar 14,3 gram. Dari percobaan yang telah dilakukan didapat hasil bahwa semakin
lama proses pengayakan partikel bahan semakin sedikit di Oversize 120 mesh dan semakin
banyak yang turun pada Oversize 160 mesh. Semakin lama proses pengayakan berlangsung,
partikel bahan akan menurun, karena bahan yang diayak semakin sedikit. Hal ini karena
semakin luas ukuran mesh yang digunakan akan mempercepat proses pengayakan dan
kapasitas alat semakin meningkat. Hal ini terjadi pada proses pengayakan zat padat itu
dijatuhkan atau dilemparkan ke permukaan pengayak. Partikel yang dibawah ukuran atau
yang kecil (undersize), atau halus (fines) akan lolos melewati permukaan ayakan, sedangkan
yang zat pada yang memiliki partikel atas ukuran atau yang besar (Oversize) akan tertahan
pada permukaan ayakan. (A.M Gaudin, 2015)
Hubungan Waktu Pengayakan dengan Massa
Partikel Bubuk Ketumbar(Undersize 160
Mesh)
1.5 y = 0.0223x + 0.0714
R² = 0.2541
1.2
Massa (gram)

0.9
0.6
0.3
0
0 6 12 18 24 30
Waktu (menit)

Gambar 10. Hubungan Massa Bubuk ketumbar Dengan Waktu Pada Undersize 160
Mesh
Berdasarkan Gambar 10, diperoleh data bahwa sampel bubuk ketumbar dengan berat
awal 100 gram dilakuakn pengayakan dan didapat hasil pada undersize 160 Mesh setelah
waktu 5 menit sebesar 0 gram, 10 menit sebesar 0,2 gram, 15 menit sebesar 1,1 gram, 20
menit sebesar 0,5 gram, dan 25 menit sebesar 0,3 gram. Dari percobaan praktikum yang telah
dilakukan didapat hasil bahwa semakin lama proses pengayakan partikel bahan semakin
sedikit di Oversize 120 mesh dan semakin banyak yang turun pada undersize 160 mesh.
Semakin lama proses pengayakan berlangsung, partikel bahan akan menurun, karena bahan
yang diayak semakin sedikit. Hal ini karena semakin luas ukuran mesh yang digunakan akan
mempercepat proses pengayakan dan kapasitas alat semakin meningkat. Hal ini terjadi pada
proses pengayakan zat padat itu dijatuhkan atau dilemparkan ke permukaan pengayak.
Partikel yang dibawah ukuran atau yang kecil (undersize), atau halus (fines) akan lolos
melewati permukaan ayakan, sedangkan yang zat pada yang memiliki partikel atas ukuran
atau yang besar (Oversize) akan tertahan pada permukaan ayakan. (A.M Gaudin, 2015)
Hubungan Waktu Dengan TAAD Pada Bubuk
Ketumbar
1.6E-12
1.4E-12
1.2E-12
1E-12
TAAD

8E-13
6E-13
4E-13
2E-13 y = 3E-14x + 5E-13
R² = 0.4311
0
0 5 10 15 20 25 30
Waktu (menit)

Gambar 11. Hubungan True Arithmatic Diameter (TAAD) Bubuk ketumbar Dengan
Waktu Percoban
Dapat dilihat pad Gambar 11, bahwa hasil perhitungan True Arithmatic Diameter
(TAAD) pada sampel bubuk ketumbar dalam 5 menit sebesar 1,07525E-12, 10 menit sebesar
1,12187E-12, 15 menit sebesar 1,32129E-12, 20 menit sebesar 1,09396E-12 dan 25 menit
sebesar 1,11931E-12. Menurut literatur (Septiansyah, 2018), semakin besar ukuran ayakan
atau semakin kasar ukuran sampel maka semakin besar nilai persentase fraksi massa
lolosnya. Begitu juga sebaliknya semakin kecil ukuran ayakan atau semakin halus ukuran
sampel maka semakin kecil pula persentase fraksi massa lolosnya. Artinya semakin lama
waktu pengayakan akan membuat produk undersize semakin banyak maka hasil perhitungan
TAAD akan semakin banyak seiring dengan bertambahnya jumlah partikel dalam berjalanya
waktu.

Hubungan Waktu Dengan Dp Pada Bubuk


Ketumbar
0.006

0.005

0.004
Dp

0.003

0.002

0.001 y = 0.0001x + 0.0022


R² = 0.4171
0
0 5 10 15 20 25 30
Waktu (menit)

Gambar 12. Hubungan Mean Surface Diameter (Dp) Bubuk ketumbar Dengan
Waktu Percobaan
Dapat dilihat pada Gambar 12, bahwa hasil dari perhitungan Mean Surface Diameter
(Dp) pada sampel bubuk ketumbar mendapat hasil sebesar 0,004662525pada waktu 5 menit,
0,004583921 pada waktu 10 menit, 0,004346463 pada waktu 15 menit, 0,004600783 pada
waktu 20 menit, dan 0,00458659 pada waktu 25 menit. Semakin lama waktu pengayakan
maka hasil perhitungan Dp akan semakin kecil. Hal ini dikarenakan produk undersize hasil
pengayakan akan semakin banyak seiring dengan lamanya waktu pengayakan. Semakin
semakin kasar ukuran sampel maka semakin besar nilai persentase fraksi massa lolosnya.
Begitu juga sebaliknya semakin semakin halus ukuran batu granit maka semakin kecil pula
persentase fraksi massa lolosnya. (Septiansyah, 2018)
Hubungan Waktu Dengan Dv Pada Bubuk
Ketumbar
0.006
0.0055
0.005
0.0045
0.004
0.0035
Dv

0.003
0.0025
0.002
0.0015
0.001
0.0005 y = 0.0001x + 0.0022
0 R² = 0.4113
0 5 10 15 20 25 30
Waktu (menit)

Gambar 13. Hubungan Mean Volume Diameter (Dv) Bubuk ketumbar Dengan Waktu
Percobaan
Menurut Gambar 13, diketahui bahwa hasil dari perhitungan Mean Volume Diameter
(Dv) sedangkan hasil perhitungan pada sampel Bubuk ketumbar mendapat hasil sebesar
0,004716971 pada waktu 5 menit, 0,00461026 pada 10 menit, 0,004315171 pada 15 menit,
0,00463761 pada 20 menit, dan 0,004619441 pada 25 menit. Menurut literatur, setiap ukuran
mesh memiliki modulus kehalusan yang berbeda, tergantung dari bahan yang tertahan pada
mesh ayakan tersebut. Semakin lama waktu pengayakan maka semakin besar nilai modulus
kehalusan menunjukkan bahwa makin besar butir - butir agregatmya. Artinya Semakin lama
waktu pengayakan makan hasil perhitungan Dv akan semakin kecil. (Makky, dkk, 2017)

4.0Kesimpulan
Berdasarkan hasil percobaan praktikum screening didapatkan kesimpulan sebagai berikut:
1. Semakin semakin kasar ukuran sampel maka semakin besar nilai persentase fraksi
massa lolosnya. Begitu juga sebaliknya semakin semakin halus ukuran batu granit
maka semakin kecil pula persentase fraksi massa lolosnya
2. Hasil perhitungan True Arithmatic Diameter (TAAD) pada sampel Bubuk Kopi
setelah 5 menit sebesar 1,20805E-12, 10 menit sebesar 1,26732E-12, 15 menit sebesar
1,30392E-12, 20 menit sebesar 1,62405E-12, dan 25 menit sebesar 1,48391E-12.
Sedangkan pada sampel Bubuk ketumbar didapatkan hasil dalam 5 menit sebesar
1,07525E-12, 10 menit sebesar 1,12187E-12, 15 menit sebesar 1,32129E-12, 20 menit
sebesar 1,09396E-12 dan 25 menit sebesar 1,11931E-12
3. Hasil perhitungan Mean Surface Diameter (Dp) pada sampel Bubuk Kopi pada 5
menit, 0,004680226 pada 10 menit, 0,004642203 pada 15 menit, 0,004438783 pada
20 menit, dan 0,004524722 pada 25 menit. Sedangkan sampel Bubuk ketumbar
mendapat hasil sebesar 0,004662525 pada waktu 5 menit, 0,004583921 pada waktu
10 menit, 0,004346463 pada waktu 15 menit, 0,004600783 pada waktu 20 menit,
dan 0,00458659 pada waktu 25 menit
4. Hasil dari perhitungan Mean Volume Diameter (Dv) pada sampel Bubuk Kopi sebesar
0,004766493 pada waktu 5 menit, 0,004739826 pada 10 menit, 0,00469079 pada 15
menit, 0,004431569 pada 20 menit, dan 0,00450524 pada 25 menit. Sedangkan hasil
perhitungan pada sampel Bubuk ketumbar mendapat hasil sebesar 0,004716971 pada
waktu 5 menit, 0,00461026 pada 10 menit, 0,004315171 pada 15 menit, 0,00463761
pada 20 menit, dan 0,004619441 pada 25 menit
Daftar Pustaka

A.M.Gaudin, Proses Pengolahan Bahan Galian, Repository.Unisba.Ac.Id. (2015) 1–21.

Distantina. 2019. Penanganan Bahan Padat. S1 teknik Kimia FT UNS.

Makky, Muhammad., dkk. 2017. Pengembangan Alat Grading Limbah Serbuk Gergaji untuk
Pemanfaatannya sabagai Bahan Campuran Komposit. Universitas Andalas

McCabe, W., Smith, J.C., and Harriot, P., 1993, “Unit Operation of Chemical Engineering”,
McGraw Hill Book, Co., United States of America.
Nur Isnaeni, Wahyu., dkk. 2012. Metode Pengayakan Pembuatan Sediaan Farmasi.
Universitas Soedirman

Perry. 1998. chapter 3 Brown, dan chapter 20 Perry, 7th ed

Putri Filia. 2015. Screening and Sieving. Surakarta


Septiansyah, Sy. Indra dan Idris Herkan. 2018. Analisis Persentase Fraksi Massa Lolos
Ayakan Batu Granit Hasil Peremukan Jaw Crusher dan Double Roll Crusher.
Politeknik Negeri Ketapang
Appendiks
a. Perhitungan Vsolid dan ρsolid Kopi
M3 -M1
Vsolid =
ρair
21,7-10,8
=
0,99
= 11,01

M2 -M1
ρsolid =
Vsolid
11,9-10,8
=
11,01
= 0,09990826

b. Perhitungan Vsolid dan ρsolid Bubuk ketumbar


M3 -M1
Vsolid =
ρair
21,7-10,8
=
0,99
= 11,01
M2 -M1
ρsolid =
Vsolid
12,1-10,8
=
11,01
= 0,118073394

c. Perhitungan Fraksi Massa (X) Partikel


Rumus fraksi massa partikel:
Wakhir
X =
W0
Contoh perhitungan untuk partikel oversize pada screen ukuran 120 mesh:
93
X =
100
X = 0,93
Dengan cara yang sama dilakukan perhitungan mencari fraksi massa untuk variabel yang lain dan
diapatkan data sebagai berikut:
Tabel A1. Fraksi Massa Partikel Oversize Screen 120 Mesh

Bahan Waktu (menit) Fraksi Massa (X)

5 0,93
10 0,906
Kopi 15 0,888
20 0,723
25 0,801
5 0,884
10 0,85
Bubuk ketumbar 15 0,651
20 0,866
25 0,852

Tabel A2. Fraksi Massa Partikel Oversize Screen 160 Mesh

Waktu Fraksi
Bahan
(menit) Massa (X)

5 0,064
10 0,076
Kopi 15 0,102
20 0,256
25 0,189
5 0,089
Bubuk 10 0,146
ketumbar 15 0,341
20 0,131
25 0,143

Tabel A3. Fraksi Massa Partikel Undersize Screen 160 Mesh

Waktu Fraksi
Bahan
(menit) Massa (X)

5 0,001
10 0,002
Kopi 15 0,003
20 0,006
25 0,004
5 0
10 0,002
Bubuk
15 0,011
ketumbar
20 0,005
25 0,003

d. Perhitungan Presentase Massa


Rumus presentase massa partikel:
= fraksi massa x 100%
Contoh perhitungan untuk partikel oversize pada screen ukuran 120 mesh:
= 0,93 x 100%
= 93%
Dengan cara yang sama dilakukan perhitungan mencari presentase massa untuk variabel yang lain
dan diapatkan data sebagai berikut:

Tabel A4. Presentase Massa Partikel Oversize Screen 120 Mesh


Waktu Presentase
Bahan
(menit) Massa
5 93%
10 90,6%
Kopi 15 88,8%
20 72,3%
25 80,1%
5 88,4%
10 85,0%
Bubuk
15 65,1%
ketumbar
20 86,6%
25 85,2%

Tabel A5. Presentase Massa Partikel Oversize Screen 160 Mesh


Waktu Presentase
Bahan
(menit) Massa
5 6,4%
10 7,6%
Kopi 15 10,2%
20 25,6%
25 18,9%
5 8,9%
10 14,6%
Bubuk
15 34,1%
ketumbar
20 13,1%
25 14,3%

Tabel A6. Presentase Massa Partikel Undersize Screen 160 Mesh


Waktu Presentase
Bahan
(menit) Massa
5 0,1%
10 0,2%
Kopi 15 0,3%
20 0,6%
25 0,4%
5 0,0%
10 0,2%
Bubuk
15 1,1%
ketumbar
20 0,5%
25 0,3%

e. Perhitungan Massa Partikel


Rumus massa partikel:
= ρ x C x D3
Dimana nilai C = 0,523

Contoh perhitungan untuk partikel oversize pada screen ukuran 120 mesh:
= 0,145321101 x 0,523 x 0,00480315
= 8,4219 x 10-9

Dengan cara yang sama dilakukan perhitungan mencari massa partikel untuk variabel yang lain
dan diapatkan data sebagai berikut:
Tabel A7. Massa Partikel Oversize Screen 120 Mesh
Waktu
Bahan ρ C D (in) M (gram)
(menit)
5 0,099908257 0,523 0,00480315 5,79004E-09
Kopi
10 0,099908257 0,523 0,00480315 5,79004E-09
15 0,099908257 0,523 0,00480315 5,79004E-09
20 0,099908257 0,523 0,00480315 5,79004E-09
25 0,099908257 0,523 0,00480315 5,79004E-09
5 0,118073394 0,523 0,00480315 6,8428E-09
10 0,118073394 0,523 0,00480315 6,8428E-09
Bubuk
15 0,118073394 0,523 0,00480315 6,8428E-09
ketumbar
20 0,118073394 0,523 0,00480315 6,8428E-09
25 0,118073394 0,523 0,00480315 6,8428E-09

Tabel A8. Massa Partikel Oversize Screen 160 Mesh


Waktu
Bahan ρ C D (in) M (gram)
(menit)
5 0,099908257 0,523 0,00385827 3,0011E-09
10 0,099908257 0,523 0,00385827 3,0011E-09
Kopi 15 0,099908257 0,523 0,00385827 3,0011E-09
20 0,099908257 0,523 0,00385827 3,0011E-09
25 0,099908257 0,523 0,00385827 3,0011E-09
5 0,118073 0,523 0,00385827 3,5468E-09
10 0,118073 0,523 0,00385827 3,5468E-09
Bubuk
15 0,118073 0,523 0,00385827 3,5468E-09
ketumbar
20 0,118073 0,523 0,00385827 3,5468E-09
25 0,118073 0,523 0,00385827 3,5468E-09

Tabel A9. Massa Partikel Undersize Screen 160 Mesh


Waktu
Bahan ρ C D (in) M
(menit)
5 0,099908257 0,523 0,00385827 3,0011E-09
10 0,099908257 0,523 0,00385827 3,0011E-09
Kopi 15 0,099908257 0,523 0,00385827 3,0011E-09
20 0,099908257 0,523 0,00385827 3,0011E-09
25 0,099908257 0,523 0,00385827 3,0011E-09
5 0,118073 0,523 0,00385827 3,5468E-09
10 0,118073 0,523 0,00385827 3,5468E-09
Bubuk
15 0,118073 0,523 0,00385827 3,5468E-09
ketumbar
20 0,118073 0,523 0,00385827 3,5468E-09
25 0,118073 0,523 0,00385827 3,5468E-09

f. Perhitungan Jumlah Partikel


Rumus jumlah partikel:
Xm
=
massa partikel

Contoh perhitungan untuk partikel oversize pada screen ukuran 120 mesh:
0,93 x 93
=
8,42187E-09
= 10269686545

Dengan cara yang sama dilakukan perhitungan mencari jumlah partikel untuk variabel yang lain
dan didapatkan data sebagai berikut:
A10. Jumlah Partikel Oversize Screen 120 Mesh
Waktu
Bahan X m (gram) M (gram) Ni
(menit)
5 0,93 93 5,79004E-09 14937725883
10 0,906 90,6 5,79004E-09 14176694604
Kopi 15 0,888 88,8 5,79004E-09 13618978054
20 0,723 72,3 5,79004E-09 9028075515
25 0,801 80,1 5,79004E-09 11081119048
5 0,884 88,4 6,84277E-09 1,142E+10
10 0,85 85 6,84277E-09 1,0559E+10
Bubuk
15 0,651 65,1 6,84277E-09 6193410962
ketumbar
20 0,866 86,6 6,84277E-09 1,096E+10
25 0,852 85,2 6,84277E-09 1,0608E+10

A11. Jumlah Partikel Oversize Screen 160 Mesh


Waktu
Bahan X m (gram) M (gram) Ni
(menit)
5 0,064 6,4 3,0011E-09 136483390
10 0,076 7,6 3,0011E-09 192462906
Kopi 15 0,102 10,2 3,0011E-09 346673142
20 0,256 25,6 3,0011E-09 2183734242
25 0,189 18,9 3,0011E-09 1190264448
5 0,089 8,9 3,5468E-09 223331097
10 0,146 14,6 3,5468E-09 601000589
Bubuk
15 0,341 34,1 3,5468E-09 3278520807
ketumbar
20 0,131 13,1 3,5468E-09 483851150
25 0,143 14,3 3,5468E-09 576555688

A10. Jumlah Partikel Undersize Screen 160 Mesh


Waktu m
Bahan X M (gram) Ni
(menit) (gram)
Kopi 5 0,001 0,1 3,0011E-09 33321,1402
10 0,002 0,2 3,0011E-09 133284,561
15 0,003 0,3 3,0011E-09 299890,261
20 0,006 0,6 3,0011E-09 1199561,05
25 0,004 0,4 3,0011E-09 533138,243
5 0 0 3,5468E-09 0
10 0,002 0,2 3,5468E-09 112779,244
Bubuk
15 0,011 1,1 3,5468E-09 3411572,12
ketumbar
20 0,005 0,5 3,5468E-09 704870,273
25 0,003 0,3 3,5468E-09 253753,298

g. Perhitungan TAAD
Rumus TAAD:
∑D
=
∑Ni

Contoh perhitungan untuk partikel oversize pada screen ukuran 120 mesh:
0,012519685
=
10363541784
= 1,20805E-12

Dengan cara yang sama dilakukan perhitungan mencari TAAD partikel untuk variabel yang lain
dan didapatkan data sebagai berikut:
A11. Nilai TAAD Partikel Sampel Kopi dan Bubuk ketumbar
Waktu
Bahan ∑D Ni TAAD
(menit)
5 0,012519685 15074242594 8,30535E-13
10 0,012519685 14369290794 8,71281E-13
Kopi 15 0,012519685 13965951086 8,96443E-13
20 0,012519685 11213009318 1,11653E-12
25 0,012519685 12271916634 1,02019E-12
5 0,012519685 11643498008 1,07525E-12
10 0,012519685 11159699640 1,12187E-12
Bubuk
15 0,012519685 9475343342 1,32129E-12
ketumbar
20 0,012519685 11444383184 1,09396E-12
25 0,012519685 11185141633 1,11931E-12

h. Perhitungan Dp
Rumus Dp:
X

D
=√ X
∑ 3
D
Contoh perhitungan untuk partikel oversize pada screen ukuran 120 mesh:
210,4698898
=√
9524469,141
= 0,004700831

Dengan cara yang sama dilakukan perhitungan mencari Dp partikel untuk variabel yang lain dan
didapatkan data sebagai berikut:
A11. Nilai Dp Partikel Sampel Kopi dan Bubuk ketumbar
Waktu
Bahan ∑X/D ∑X/D3 Dp
(menit)
5 210,4698898 9524469,141 0,004700831
10 208,8425563 9534224,472 0,004680226
Kopi 15 212,0929745 9841880,173 0,004642203
20 218,4323522 11086364,8 0,004438783
25 216,788023 10588916,57 0,004524722
5 207,1132488 9527206,804 0,004662525
10 215,326397 10247621,98 0,004583921
Bubuk
15 226,7687189 12003590,17 0,004346463
ketumbar
20 215,5473405 10183081,87 0,004600783
25 215,2244231 10230848,99 0,00458659

i. Perhitungan Dv
Rumus Dp:

3 ∑x
= √c ∑ X
cD3

Contoh perhitungan untuk partikel oversize pada screen ukuran 120 mesh:
3 1
= √0,523 x 18211222,07
= 0,00471785

Dengan cara yang sama dilakukan perhitungan mencari Dv partikel untuk variabel yang lain dan
didapatkan data sebagai berikut:
A11. Nilai Dv Partikel Sampel Kopi dan Bubuk ketumbar
Waktu
Bahan ∑X C ∑X/cD3 Dv
(menit)
5 1 0,523 18211222,07 0,004717585
Kopi 10 1 0,523 18229874,71 0,004715976
15 1 0,523 18818126,53 0,004666314
20 1 0,523 21197638,24 0,004484737
25 1 0,523 20246494,41 0,004553893
5 1 0,523 18216456,6 0,004717133
10 1 0,523 19593923,49 0,004603897
Bubuk
15 1 0,523 22951415,25 0,004367467
ketumbar
20 1 0,523 19470519,83 0,004613603
25 1 0,523 19561852,75 0,004606412
LEMBAR REVISI
Modul Percobaan : Screening (Praktikum ke- 6)
Kelompok/NRP : 4B/016-21
Tanggal Percobaan : 18-12-2020

Tanggal Revisi Tanggal Kembali Keterangan Tanda Tangan


5-12-2020 17-12-2020 Membenarkan font
Merapikan format
24-12-2020 24-12-2020 Membenarkan format pembahasan
25-12-2020 25-12-2020 Membenarkan grafik
Merapikan
25-12-2020 25-12-2020 Memperbaiki Pembahasan
Merapikan Format
25-12-2020 25-12-2020 Memperbaiki Pembahasan

25-12-2020 25-12-2020 Memperbaiki Pembahasan

25-12-2020 25-12-2020 Memperbaiki Pembahasan

25-12-2020 25-12-2020 ACC

Anda mungkin juga menyukai