TINJAUAN PUSTAKA
II-1
Laboratorium Teknologi Rekayasa Proses
Departemen Teknologi Rekayasa Kimia Indusri FV- ITS
tersebut tumbuh. Jamur juga dapat hidup pada sisa tumbuhan atau hidup melekat pada
organisme lain. Jamur memiliki kemampuan dan fungsi yang berbeda-beda sesuai dengan
lingkungan yang ditinggalinya. Salah satu media yang biasa digunakan untuk tempat
tumbuhnya adalah batang kayu. Jamur yang tumbuh pada batang kayu memiliki
kemampuan dalam menguraikan substansi kayu. Jamur kayu dibagi ke dalam 2 kelompok
sesuai dengan kemampuannya dalam mengurai substansi kayu yaitu white rot dan brown
rot. Jamur yang termasuk kedalam kelompok white rot yaitu jamur yang mampu
menguraikan lignin, selulosa dan hemiselulosa yang terkandung di dalam kayu. Sedangkan
jamur yang termasuk ke dalam brown rot adalah jamur yang hanya mampu menguraikan
selulosa dan hemiselulosa [CITATION VAL17 \l 1057 ]
Protozoa
Protozoa merupakan mikroorganisme bersel tunggal yang banyak terdapat di dalam
air laut, air tawar, tanah lembab, dan dalam tubuh organisme lain. Meskipun hanya terdiri
dari satu sel dengan satu atau beberapa inti, ternyata protozoa memiliki susunan anatomi,
fisiologi dan tingkah laku yang sangat kompleks. Sifat hidup Protozoa kebanyakan adalah
bebas di alam namun sebagian kecil bersifat parasit. Protozoa yang hidup bebas disebut
juga sebagai Protozoa nonpatogenik sedangkan yang parasit disebut Protozoa patogenik.
Protozoa nonpatogenik tidak akan merugikan organisme lain justru beberapa diantaranya
bermanfaat. Habitat Protozoa menyebar luas dan banyak ditemukan di perairan tawar,
sungai kecil dan kolam [ CITATION Ast17 \l 1057 ].
II.1.3 Metode Menghitung Bakteri
Penghitungan jumlah sel dapat dilakukan dengan beberapa cara diantaranya metode
hitungan preparat (Total Plate Count) dan hitungan mikroskopis langsung (Direct Count).
Cara lain penentuan jumlah sel adalah dengan menyaring sampel dengan saringan
membran kemudian saringan tersebut diinkubasi pada permukaan media yang sesuai.
Koloni-koloni yang terbentuk berasal dari satu sel tunggal yang dapat hidup. Metode
hitungan preparat menggunakan anggapan bahwa setiap sel akan hidup berkembang
menjadi satu koloni. Jumlah koloni yang muncul menjadi indeks bagi jumlah oganisme
yang terkandung di dalam sampel. Teknik penghitungan ini membutuhkan kemampuan
melakukan pengenceran dan dipreparatkan hasil pengenceran. Preparat tersebut kemudian
diinkubasi dan kemudian dihitung jumlah koloni yang terbentuk. Preparat yang dipilih
untuk penghitungan koloni, sesuai dengan kaidah statistik. dalam suatu preparat biasanya
berisi 30-300 koloni. Jumlah organisme yang terdapat dalam sampel asal dihitung dengan
cara mengalikan jumlah koloni yang terbentuk dengan faktor pengenceran pada preparat
bersangkutan [ CITATION Wij151 \l 1057 ].
Analisis kuantitatif mikrobiologi pada bahan pangan penting dilakukan untuk
mengetahui mutu bahan pangan tersebut. Beberapa cara dapat digunakan untuk
menghitung atau mengukur jumlah jasad renik didalam suatu suspensi atau bahan, salah
satunya yaitu perhitungan jumlah sel dengan metode hitung cawan. Prinsip dari metode ini
adalah jika sel mikroba masih hidup ditumbuhkan pada medium agar maka sel tersebut
akan berkembang biak dan membentuk koloni yang dapat dilihat langsung tanpa
menggunakan mikroskop. Cara pemupukan kultur dalam hitungan cawan yaitu dengan
metode tuang (pour plate) Jika sudah didapatkan hasil jumlah koloninya, kemudian
disesuaikan berdasarkan SPC (Standard Plate Count) (Taman, 2018).
II.1.4 Kamar Hitung (Counting Chamber)
Menurut Wamid (2009), dalam metode ini akan dilakukan pengamatan langsung
dengan menggunakan mikroskop. Alat bantu yang digunakan adalah kamar hitung
Improved Neubauer. Alat ini terbuat dari gelas dan pada ruang penghitung terdapat 9
kotak, masing- masing berukuran 1 mm2 kotak dibagian tengah terbagi lagi menjadi 25
kotak besar yang masing-masing terbagi lagi menjadi 16 kotak kecil. Sehingga jumlah
kotak kecil dalam kotak bagian tengah ada 400 buah. Suspensi bakteri yang akan dihitung,
akan diteteskan pada kamar hitung, karena suspensi terlalu padat maka akan dilakukan
pengenceran secukupnya. Penghitungan dilakukan secara langsung pada kotak-kotak
tersebut dengan menggunakan mikroskop. Jumlah bakteri tiap milliliter larutan suspensi
dapat diperkirakan dengan membagi jumlah bakteri yang ada pada kotak-kotak dengan
volume ruang hitungnya, atau dapat dirumuskan :
jumlah spora terhitung
(1)
volume kamar yang digunakan × jumlah larutan induk
Jumlah spora yang terhitung dapat dilihat langsung pada mikroskop, dan langsung
dihitung jumlahnya, sedangkan volume kamar yang digunakan bisa bervariasi.
untuk menghitung jumlahnya dalam kotak yg besar tentu sedikit sulit, maka dapat
digunakan kotak yang kecil yaitu pada kotak berwarna biru atau kotak berwarna kuning.
Pada pengambilan data, penghitungan dilakukan pada kotak berwarna kuning dengan
volume 0,004 mm3 .
Teknik ini memerlukan agar yang belum padat dan dituang bersama suspensi bakteri ke
dalam cawan petri dan dihomogenkan lalu dibiarkan memadat. Hal ini akan
menyebabkan sel-sel bakteri tidak hanya terdapat pada permukaan agar saja tapi juga di
dalam atau dasar agar sehingga bisa diketahui sel yang dapat tumbuh dipermukaan agar
yang kaya O2 dan di dalam agar yang tidak banyak begitu banyak mengandung O2.
Prosedur kerjanya adalah penyiapan petridish dan tabung pengenceran, selanjutnya 1 ml
suspensi bakteri diteteskan secara aseptis ke dalam cawan kosong · Medium yang masih
cair dituang ke dalam petridish lalu petridish di putar membentuk angka 8 agar suspensi
bakteri dan media homogen, kemudian diinkubasi. Pada pour plate diteteskan sebanyak
1 ml karena membutuhkan ruang yang lebih luas untuk penyebarannya sehingga
diberikan lebih banyak dari pada spread plate.
3. Teknik Penanaman dengan Goresan (Streak)
Bertujuan untuk mengisolasi mikroorganisme dari campurannya atau meremajakan
kultur ke dalam medium baru.
4. Goresan Sinambung
Prosedur kerjanya adalah inokulum loop (ose) disentuhkan pada koloni bakteri dan
gores secara kontinyu sampai setengah permukaan agar. Lalu petridish diputar 180 o dan
dilanjutkan goresan sampai habis. Goresan sinambung umumnya digunakan bukan
untuk mendapatkan koloni tunggal, melainkan untuk peremajaan ke cawan atau medium
baru.
5. Goresan T
Prosedur kerjanya adalah petridish dibagi menjadi 3 bagian menggunakan spidol dan
daerah tersebut diinokulasi dengan streak zig-zag. Ose dipanaskan dan didinginkan, lalu
distreak zig-zag pada daerah berikutnya.
6. Goresan Kuadran (Streak quadrant)
Hampir sama dengan goresan T, namun berpola goresan yang berbeda yaitu dibagi
empat. Daerah 1 merupakan goresan awal sehingga masih mengandung banyak sel
mikroorganisma. Goresan selanjutnya dipotongkan atau disilangkan dari goresan
pertama sehingga jumlah semakin sedikit dan akhirnya terpisah-pisah menjadi koloni
tunggal.