Anda di halaman 1dari 29

PROSES PEMISAHAN 1

“HUMIDIFIKASI DAN DEHUMIDIFIKASI”

DOSEN:
Dr. Amir Husin, S.T., M.T.

Disusun Oleh:
Ketua Kelompok : Dwina Rahmayani Hsb. -170405194
Anggota : Satria Bima C. Siregar -170405179
Vidya Anggini Naibaho -170405172
Erwan Benhard S. -170405182
Dahyar Mahmul P. -170405196
Dina Nietty Tamba -170405186
Isa Bela Novianti -170405146
Vivi Sundari Pratama -170405149

DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2019
1. Humidity from Vapor Pressure. Udara di ruangan pada suhu 37,8°C dan
tekanan total 101,3 kPa abs yang mengandung uap air dengan tekanan
parsial PA = 3,59 kPa. Hitunglah:
a. Kelembaban.
b. Saturasi kelembaban dan persentase kelembaban.
c. Persentase kelembaban relatif.

Penyelesaian
Diketahui: Kondisi udara di dalam sebuah ruangan
T = 37,8oC
P = 101,3 kPa
Mengandung uap air dengan tekanan parsial
𝑝𝐴 = 3,59 kPa
P = 101,3 kPa
Ditanya: (a). Humidity
(b). Humidity Jenuh
(c). Persentase Humidity Relatif
Jawaban:
Udara terdiri dari campuran uap A dan gas B.
Dimana: A = air (H2O)
B = udara kering

Berdasarkan Steam Table (pada Appendix Buku Geankoplis), pada temperatur


37,8oC yaitu :
Dari tabel tersebut diperoleh data sebagai berikut :
 Tekanan uap air jenuh
Pada T1 = 36oC PAS1 =5,947 kPa
Pada T2 = 40oC PAS2 =7,384 kPa
Sehingga dilakukan interpolasi untuk T = 37,8oC
T- T1 PAS -PAS1
=
T2 -T1 PAS2 -PAS1
37,8℃- 36℃ PAS -5,947 kPa
=
40℃-36℃ 7,384 kPa-5,947 kPa
1,8 PAS -5,947 kPa
=
4 1,437 kPa
2,5866 kPa = 4.PAS - 23,788 kPa
4.PAS = 23,788 kPa + 2,5866 kPa
26,3746 kPa
PAS =
4
PAS = 6,59365 kPa

(a). Humidity
BMH2 O PA
ϰ= .( )
BMudara P - PA
18,02 3,59
= .( )
28,97 101,3-3,59
3,59
= 0,622. ( )
97,71
= 0,622.(0,0367)
= 0,02285 kg H2O/kg udara kering
(b). Humidity Jenuh
BMH2 O PAS
ϰ𝑠 = .( )
BMudara P - PAS
18,02 6,599365
= .( )
28,97 101,3 - 6,599365
6,599365
= 0,622. ( )
94,70635
= 0,622.(0,069622)
= 0,111932 kg H2O/kg udara kering

(c). Persen Relatif Humidity


PA
ϰ𝑅 = 100.
PAS
3,59
= 100. ( )
6,59365
= 100. (0,54446)
= 54,446 %
2. Persentase dan Kelembaban Relatif
Udara di dalam ruangan memiliki kelembaban H 0,021 kg H2O / kg udara kering
pada 32,2oC dan tekanan 101,3 kPa abs. Menghitung:
(A) Persentase Humiditi Hp
(B) Persentase Humiditi Relatif HR
Jawaban: (a). HP = 67,5%; (b). HR = 68,6%

Penyelesaian:
Diketahui: Udara di dalam sebuah ruangan
kg H O
ϰ = 0,021 (kg udara2kering)

T = 32,2oC
P = 101,3 kPa
Ditanya: (a). Persentase Humidity, ϰ𝑃
(b). Persentase Relatif Humidity, ϰ𝑅
Jawaban:
Dalam kasus ini, udara terdiri dari campuran uap A dan gas B.
A adalah air (H2O) dan B adalah udara kering
Berdasarkan Steam Table pada Buku Geankoplis, pada temperatur 32,2oC:

 Tekanan Uap Air Jenuh


Pada T1 = 30oC PAS1 = 4,246 kPa
Pada T2 = 33oC PAS2 = 5,034 kPa
Lakukan interpolasi pada suhu, T = 32,2oC untuk mendapatkan nilai tekanan
uap air jenuh:
T- T1 PAS -PAS1
=
T2 -T1 PAS2 -PAS1
32,2℃- 30℃ PAS - 4,246 kPa
=
33℃-30℃ 5,034 kPa - 4,246 kPa
2,2 PAS - 4,246 kPa
=
3 0,788 kPa
1,7336 kPa = 3.PAS - 12,738 kPa
3.PAS = 12,738 kPa + 1,7336 kPa
14,4716 kPa
PAS =
3
PAS = 4,823867 kPa

 Menenentukan nilai PA

Dimana diketahui bahwa tekanan, P = 101,3 kPa


Menentukan nilai PA dari nilai humidity, ϰ
BMH2 O PA
ϰ = .( )
BMudara P - PA
18,02 PA
0,021 = .( )
28,97 P - PA
PA
0,021 = 0,622. ( )
P - PA
P 0,021
(P - AP ) = 0,622
A

P
(P - AP ) = 0,033762
A

PA = 0,033762 .P - 0,033762. PA
PA = 0,033762 .(101,3) - 0,033762. PA
PA = 0,033762 .(101,3) - 0,033762. PA
PA = 3,42 - 0,033762. PA
PA + 0,033762. PA = 3,42
1,033762. PA = 3,42
3,42
PA =
1,033762
PA = 3,3083 kPa

 Menentukan Nilai Humidity Jenuh

BMH2 O PAS
ϰ𝑠 = .( )
BMudara P - PAS
18,02 4,823867
= .( )
28,97 101,3 – 4,823867
4,823867
= 0,622. ( )
96,476133
= 0,622.(0,05)
kg H2 O
= 0,0311 ( )
kg udara kering
Sehingga:
a. Persentase Humidity
ϰ
ϰ𝑃 = . 100 %
ϰ𝑠
0,021
= (0,0311) . 100 %

= (0,67524). 100 %
= 67,524%
Jadi, nilai Persentase Humidity sebesar 67,524%.

b. Persentase Relatif Humidity


PA
ϰ𝑅 = . 100 %
PAS
3,3083
=( ) . 100 %
4,823867
= (0,6858). 100%
= 68,58%
Jadi, nilai Persentase Relatif Humidity Jenuh sebesar 68,58%.
3. Adiabatic Saturation Temperatur. Udara pada 82,2°C memiliki kelembaban H =
0,0655 kg H2O/kg udara kering yang terhubung pada keadaan adiabatik jenuh
dengan air. Kondisi ini meninggalkan saturasi 80%.

(A) apa nilai akhir dari H dan T°C?


(B) Untuk saturasi 100%, apa yang akan menjadi nilai-nilai H dan T?
Penyelesaian:
Diketahui: Udara pada: T = 82,2oC
ϰ = 0,0655 kg H2O/kg udara kering
Ditanya: (a). Nilai Akhir ϰ dan T (oC).

(b). Pada kejenuhan 100%, berapakah nilai ϰ dan T (oC).


Jawaban:
Udara dikontakkan oleh Saturator Adiabatik dengan Air, dimana meninggalkan
Kejenuhan sebesar 80%

(a). Berdasarkan Humidity Chart


Titik ϰ = 0,0655 kg H2O/kg udara kering dan T = 82,2oC

Berdasarkan Humidity Chart tersebut, maka dapat diambil kesimpulan bahwa:


Pada kejenuhan 80%, diperoleh nilai: T = 52,5oC
ϰ = 0,0795 kg H2O/kg udara kering
(b). Berdasarkan Humidity Chart Pada kejenuhan 100%

Berdasarkan Humidity Chart tersebut, maka dapat diambil kesimpulan bahwa:


Pada kejenuhan 100%, diperoleh nilai: T = 49oC
ϰ = 0,081 kg H2O/kg udara kering
4. Sebuah pengering panas langsung beroperasi dengan udara yang masuk pada
250°F dan 1 atm dengan temperatur bola basah (Wet Bulb Temp.) dari 105°F.
Tentukan dari grafik psychrometric dan hubungan dari Tabel 18.3. Tentukan:

(A) Humiditi
(B) Molal Humiditi
(C) Persentase Humiditi
(D) Relatif Humiditi
(E) Saturasi Humiditi
(F) Humid Volume
(G) Humid Heat
(H) Entalpi
(I) Suhu saturasi adiabatik
(J) Fraksi mol air dalam udara
Penyelesaian:
Diketahui:
Kondisi Alat Pengering:
T = 250oF
P = 1 atm
TW = 105oF
Ditanya: Gunakan Psychrometric Chart dalam menentukan:
a) Humidity
b) Molal Humidity
c) Persentase Humidity
d) Relatif Humidity
e) Humidity Jenuh
f) Humid Volum
g) Humid Panas
h) Entalpi
i) Temperatur jenuh adiabatik
j) Fraksi mol air dalam udara
Jawaban :
TWB = 105oF = 40,5oC
TDB = 250oF = 121,11oC
P = 1 atm = 101,325 kPa

1. Dari grafik humidity chart, dengan asumsi Temp. Wet bulb (TWB ) sama
dengan temp. Jenuh adiabatis.
Dengan mengikuti kurva kejenuhan adiabatis diperoleh nilai HA (Humidity
absolut) = 0,0175 dengan kondisi TWB= 105oF dan TDB= 250oF.
2. Menentukan Molal Humidity:
𝑀𝐴
ℋ = ℋ𝑚
𝑀𝐵
𝑃𝐴 𝑀𝐴
ℋ=
𝑃 − 𝑃𝐴 𝑀𝐵
𝑃𝐴 18,02
0,0175 =
(1 − 𝑃𝐴 ) 28,97
𝑃𝐴 . 0,62
0,0175 =
(1 − 𝑃𝐴 )
(1 − 𝑃𝐴 )0,0175 = 𝑃𝐴 . 0,62
0,0175 − 0,0175𝑃𝐴 = 0,62𝑃𝐴
0,0175 = (0,62 + 0,0175)𝑃𝐴
0,0175 = 0,6375𝑃𝐴
𝑃𝐴 = 0,0274 atm
𝑃𝐴
ℋ𝑚 =
𝑃 − 𝑃𝐴
0,0274
ℋ𝑚 =
1 − 0,0274
ℋ𝑚 = 0,028
3. Percentage Humidity

ℋ𝑃 = . 100%
ℋ𝑆
18,02 𝑃𝐴,𝑆
ℋ𝑆 =
28,97 (𝑃 − 𝑃𝐴,𝑆 )

Dilakukan interpolasi pada steam tabel geankoplis apendix A.2-9, diperoleh


nilai PA,S pada suhu 40,5oC adalah 7,384 kPa.
18,02 7,384
ℋ𝑆 =
28,97 (101,325 − 7,384)
ℋ𝑆 = 0,04889
Nilai ℋ𝑆 di substitusi ke dalam persamanℋ𝑃

ℋ𝑃 = . 100 %
ℋ𝑆
0,0175
ℋ𝑃 = . 100%
0,04889
ℋ𝑃 = 35,79%

4. Relative Humidity
PA
ϰ𝑅 = . 100%
PAS
2,776
=( ) . 100%
7,384
= (0,3759). 100%
= 37,59%
Jadi, nilai Persentase Relatif Humidity Jenuh sebesar 37,59% .

5. Saturation humidity
Dari steam tabel geankoplis apendix A.2-9 diperoleh nilai PA,S pada suhu105o F
(40,5oC) adalah 7,384 kPa.
18,02 7,384
ℋ𝑆 =
28,97 (101,325 − 7,384)
ℋ𝑆 = 0,04889

6. Humid Volume
22,41 1 1
𝜈ℋ = . 𝑇𝐾 ( + ℋ)
273 28,97 18,02
𝜈ℋ = (2,83 × 10−3 + 4,56 × 10−3 × 0,0175) 𝑇 𝐾
𝜈ℋ = (2,83 × 10−3 + 7,98 × 10−5 ) 𝑇 𝐾
𝜈ℋ = (2,9098 × 10−3 )(40,5 + 273)
𝑚3
𝜈ℋ = 0,91222 𝑢𝑑𝑎𝑟𝑎 𝑘𝑒𝑟𝑖𝑛𝑔
𝑘𝑔

7. Humid heat
𝑏𝑡𝑢
𝐶𝑆 = 0,24 + 0,45(0,0175) = 0247 𝑑𝑟𝑦 𝑎𝑖𝑟. ℉
𝑙𝑏𝑚
8. Enthalpy
Dari grafik humidty chart diperoleh nilai:
Entalpi pada saturasi h′= 81,3 btu/lb dry air
Deviasi entalpi D = -2,3
Enthalpy sebenarnya h = 81,3-2,3=79 btu/lb dry air

9. Adiabatic-saturation temperature
Dari tabel superheated steam, diperoleh entalpi pada 1 atm pada berbagai
suhu sebagai berikut:
T = 100°C, H = 2676 kJ/kg
T = 150° C, H = 2776 kJ/kg
Udara masuk pada suhu 250°F atau sekitar 121°C, maka setelah
dilakukan interpolasi, H(121°C) = 2718 kJ/kg.

Neraca Energi:
dQ dW 1 1
- =FOut (H+gz+ v2 ) -Fin (H+gz+ v2 )
dt dt 2 2
 Sistem adiabatik, maka dQ/dt = 0
 Sistem tidak melakukan usaha, maka dW/dt = 0
 Tidak ada perbedaan ketinggian, perbedaan kecepatan dan laju alir
Maka persamaan neraca energi menjadi:
Hin = Hout= 2718 kJ/kg
Udara keluar dalam keadaan saturated, dari tabel saturated steam,
diperoleh informasi sebagai berikut:
H = 2714,5 kJ/kg, Tsat = 126,1°C
H = 2718,2 kJ/kg, Tsat = 128,7°C
Entalpi keluar = 2718 kJ/kg, setelah diinterpolasi diperoleh T sat = 128,5°C
(263,3°F)
Adiabatic-saturated steam = 128,5°C (263,3°F)
10. Mole fraction of water in the air
𝑃𝐴 = 𝑃. 𝑌𝐻2 𝑂
0,0274 = 1. 𝑌𝐻2 𝑂
𝑌𝐻2 𝑂 = 0,027
5. Suatu campuran nitrogen dan uap aseton pada tekanan total 800 mmHg dan 25°C,
memiliki persentase saturasi sebesar 80%. Hitunglah:
(a) molal humiditi mutlak
(b) humiditi mutlak, kg aseton/kg nitrogen
(c) tekanan parsial aseton
(d) humiditi relatif
(e) volume persen aseton
(f) dew point.

Penyelesaian:
Diketahui: Campuran Nitrogen dan Aseton
Dimana: P = 800 mmHg
T = 25oC
Persentase Saturasi = 80%
Ditanya: (a). Humidity molal absolut.
(b). Humidity absolut, kg acetone/kg nitrogen.
(c). Tekanan parsial Aseton.
(d). Humidity relatif.
(e). Persen volume Aseton.
(f). Dew Point
Jawaban:

Berdasarkan Tabel sebelumnya, maka dapat dihitung Nilai Tekanan Uap Aseton
pada 25oC dengan menggunakan Interpolasi. Sehingga diperoleh nilai Tekanan Uap
Aseton pada 25oC sebesar 225 mmHg
Menentukan Tekanan Uap Aseton (A) pada 25°C berdasarkan Persamaan Antoine
𝐵 2975,95
ln PA,s = 𝐴 − = 14,7 − = 3,4
𝑇+𝐶 298+(−34,5)
PA,s = 30 kPa = 225 mmHg

a. Molal Humidity (Hm)

yA p pA  mol A 
Hm   A   
yB pB P  p A  mol B 
pA pA 190
Hm   
p B P  p A 800  190

Hm = 0,311 mol aseton/ mol nitrogen

b. Humiditi Absolut (H), kg aceton/kg nitrogen


 Saturated Humidity (H s)
p M A, s p A, s MA 
H S  A, s   
pB M B P  p A, s  MB 

p A, s MA  225  58 
HS      
P  p As  M B  800  225  28 

Hs = 0,81 kg aseton/kg nitrogen

 Persentase Humiditi/saturation percentage (Hp)

H
H P  100%
HS
H
80%  100%
0,81

H = 0,648

Maka, didapatkan absolute humidity sebesar:


H = 0,648 kg aseton/ kg nitrogen
c. Tekanan Parsial Aseton
pA MA 
H   
P  pA  B
M
pA  58 
0,648   
800  p A  28 

PA = 190 mmHg
d. Relative humidity
 p 
H R  100%  A, 

 p A, S 
 190 
H R  100%  
 225 
HR = 84,44 %

e. volume percent acetone

Hm = 0,311 mol aseton/ mol nitrogen


Volume aseton (STP) = 0,311 x 22,4 = 6,97 m3
Volume nitrogen (STP) = 22,4 m3
P2 = 1 atm = 760 mmHg
T2 = 273 K
P1 = 800 mmHg
T1 = 25°C = 298 K
Volume aseton pada suhu 25°C
𝑃1 𝑥 𝑉1 𝑃2 𝑥 𝑉2
=
𝑇1 𝑇2
𝑃2 𝑥 𝑉2 𝑥 𝑇1
𝑉1 =
𝑇2 𝑥𝑃1

760𝑥 6,97 𝑥 298


𝑉1 =
273𝑥800

𝑉1 = 7,228 m3

Volume nitrogen pada suhu 25°C

760𝑥 22,4 𝑥 298


𝑉2 =
273𝑥800

𝑉2 = 23,23 m3

Volume total = volume aseton + volume nitrogen


= 7,228 + 23,23
= 30 ,458 m3
𝑉 𝑎𝑠𝑒𝑡𝑜𝑛
% volume aseton = 𝑥 100%
𝑉 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙

7,228
= 30,458 𝑥 100 %

= 23, 73 %
6. Kertas sedang dikeringkan dengan sirkulasi udara dalam dua tahap sistem
pengeringan operasi pada 1 atm. Udara memasuki pengering pertama pada 180°F,
di mana udara adiabatik jenuh dengan uap air. Udara kemudian dipanaskan
kembali dalam penukar panas pada suhu 174°F sebelum memasuki pengering
kedua, di mana udara adiabatik dilembabkan 80% kelembaban relatif. Udara
kemudian didinginkan sampai 60°F di penukar panas kedua, menyebabkan
beberapa kelembaban terkondesasi. Ini diikuti dengan pemanas ketiga untuk
memanaskan udara sampai 180°F sebelum kembali ke pengering pertama.

(A) Gambarkan diagram alir proses dari sistem dan berikan seluruh data yang masuk
(B) Tentukan lb H2O yang menguap di setiap pengering per lb udara kering yang
tersikukasi
(C) Tentukan lb H2O terkondensasi dalam penukar panas kedua per lb udara kering
yang tersikulasi
Penyelesaian:

Diketahui: Kertas akan dikeringkan dengan Udara Resirkulasi dengan 2 Tahap


Pengeringan.
Dimana: P = 1 atm
Udara masuk pada Pengering Pertama pada T = 180oF
Ditanya: (a). Diagram Alir
(b). Jumlah air yang diuapkan
Jawaban:
a. flow diagram
T=174OF
T=180OF
HR=80% T=60OF
P= 1 atm
D1 D2

T=180OF
b. Dryer 1
18,02 𝑃𝐴
ℋ=
28,97 𝑃 − 𝑃𝐴
T= 174 ℉ → 78,9℃
𝑃𝐴
ℋ𝑅 = 100
𝑃𝐴,𝑆
𝑃𝐴
0,8 = 100
45,45
𝑃𝐴 = 36,36 𝑘𝑃𝑎
18,02 36,36
ℋ=
28,97 101,3 − 36,36
𝐾𝑔𝐻2 𝑂
ℋ = 0,34
𝐾𝑔 𝑢𝑑𝑎𝑟𝑎 𝑘𝑒𝑟𝑖𝑛𝑔
𝑙𝑏𝑚
ℋ = 0,34 𝐾𝑔 × = 0,765 𝑙𝑏𝑚
0,45559 𝐾𝑔

Dryer 2
𝑃𝐴
ℋ = 0,62
𝑃 − 𝑃𝐴
T= 60℉ → 15,6 ℃

𝑃𝐴
ℋ𝑅 = 100
𝑃𝐴,𝑆
𝑃𝐴
0,8 = 100
1,7
𝑃𝐴 = 1,36 𝑘𝑃𝑎
1,36
ℋ = 0,62
101,3 − 1,36
𝐾𝑔𝐻2 𝑂
ℋ = 0,08
𝐾𝑔 𝑢𝑑𝑎𝑟𝑎 𝑘𝑒𝑟𝑖𝑛𝑔
𝑙𝑏𝑚
ℋ = 0,08 𝐾𝑔 × = 0,0186 𝑙𝑏𝑚
0,45559 𝐾𝑔
7. Problem 10.5-1

Menara air yang mendinginkan (didinginkan) secara countercurrent. Sebuah menara


pendingin air dengan aliran paksa dirancang berlawanan untuk mendinginkan air dari
43,3-26,7°C. Udara memasuki bagian bawah menara pada 23,9°C dengan suhu wet
bulb 21,1°C. Nilai HG untuk kondisi aliran HG = 0,533 m. Ketahanan (resistansi)
panas dalam fasa cair akan diabaikan, HL sangat besar. Oleh karena itu, nilai dari H y
seharusnya digunakan. Hitunglah tinggi menara yang diperlukan jika nilai 1,5 kali
minimum laju udara yang digunakan.
Penyelesaian:
Diketahui: Kondisi aliran sebagai berikut
HG = 0,533 m
TG1= 23,9°C dengan TWB = 21,1°C

TG2 TL1= 43,3°C

Z = ...?

TG1= 23,9°C TL2= 26,7°C

Ditanya:
Hitunglah tinggi menara yang diperlukan jika nilai 1,5 kali minimum laju udara yang
digunakan
Jawaban:
Langkah 1: Tentukan H1 dari humidity chart dengan plot TG1 & Tw
Pada TG1=23,9oC & Tw = 21,1oC, H1 = ?

Humidity
0,0145

Dari grafik Humidity Chart tersebut diperoleh nilai H1 = 0,0145 kg H2O/kg udara
kering.

Langkah 2: Tentukan nilai Hy1 dengan persamaan 9.3-9:


 Hy1 = (1.005 + 1.88H1)(T°C-0) + 2501,4H1

Hy1 = (1.005 + 1.88 x 0,0145)(23,9-0) + 2,5014x106(0,0145)


Hy1 = 60,94 x103 J/kg udara kering
 Langkah 3: Hitung Hy2 minimum dengan plot data Hy1 dan TL1 diperoleh Hy2 minimum=
191x103 (grafik terlampir).

Gunakan persamaan 10.5-2:


 G(Hy2-Hy1) = LcL(TL2-TL1) dimana, cL = 4,187 x 103 J/kg.K

= Gmin (191-60,94)x103 = L (4,187 x 103)(43,3-26,7)


= L/Gmin = 1,871
Gunakan 1,50 Gmin
Sehingga diperoleh, L/G = 1,871/1,50 = 1,248
Masukkan nilai L/G ke persamaan 10.5-2:
(Hy2-60,94x103) = (1,248) (4,187 x 103)(43,3-26,7)
Sehingga diperoleh, Hy2 = 147,68 x 103 J/kg udara kering
 Langkah 4: Plot equilibrium line (table 10.5-1) pada grafik Hy vs TL

TL (°C) Hy* Hy Hy*-Hy 1/( Hy*-Hy)


x103 x103 x103 x10-5

26,7 84,0 60,94 23,06 4,337

30 100,0 78,0 22,0 4,545

34 122,8 99,0 23,8 4,200

36 136,0 109,0 26,7 3,745

38 150,0 119,7 30,3 3,300

40 167,0 130.0 37,0 2,703

42 185,0 140,3 44,7 2,237

43,3 197,2 147,68 49,52 2,019

 Langkah 5: Gambar operating-line dengan point (TL1,Hy1) dan (TL2,Hy2) pada


grafik (terlampir).
200
Hy2min
180

160 Hy2
Hy (J/kg)10-3

140
Equilibrium Line
120
Minimum G
100

80 Operating
Line
Hy1 60
24 TL1 29 34 39 TL2 44
44
TL(°C)

 Langkah 6: Menentukan Tinggi Menara dengan persamaan 10.5-16


𝐻𝑦2 𝑑𝐻𝑦
 z = HG ∫𝐻
𝑦1 (𝐻𝑦∗ − 𝐻𝑦 )

Plot 1/(Hy*- Hy) vs Hy, sebagai berikut:

Luas Area = 3,188

Maka, z = HG x (3,188)
= 0,533 x 3,188
= 1,70 m
8. Problem 10.5-2

Laju gas minimum dan tinggi menara pendingin air. Menara pendingin air ini
direncanakan untuk mendinginkan air dari 110°F ke 85°F dalam sebuah menara isian
pendingin air countercurrent menggunakan udara yang masuk pada 85°F dengan
suhu bola basah 75°F. Aliran air adalah 2000 lbm/h.ft 2 dan laju udara adalah 1400
lbm udara/h.ft2. Koefisien perpindahan massa keseluruhan adalah KGa = 6,90
lbmol/h.ft3.atm.
(A) Hitunglah laju udara minimum yang dapat digunakan
(B) Hitung tinggi menara diperlukan jika aliran udara 1400 lbmair / h.ft2 digunakan.

Penyelesaian:
Diketahui: Kondisi menara pendingin air
L = 2000 lbm/h.ft2
G = 1400 lbm udara/h.ft2
KGa = 6,90 lbmol/h.ft 3.atm
TWB udara masuk = 75 °F
Ditanya: a. Laju udara minimum
b. Tinggi menara (z)
Jawaban: a. Laju udara minimum

TG2 TL2 = 110°F

Z = ...?

TG2 = 85°F TL1 = 85°F


 Langkah 1: Tentukan H1 dari humidity chart dengan plot TG1 & Tw
 Pada TG1= 85oF (29,4oC) & Tw = 75oF (23,8oC), H1 = ?

Humidity
0,0165

Dari grafik Humidity Chart tersebut diperoleh nilai H1 = 0,0165 lbm H2O/lbm udara
kering.
 Langkah 2: Tentukan nilai Hy1 dengan persamaan 9.3-9:
 Hy1 = (0,24 + 0,45H1)(T°F-32) + 1075,4 H1

Hy1 = (0,24 + 0,45(0,0165))(85-32) + 1075,4 (0,0165))


Hy1 = 30,8 btu/lbm udara kering
 Langkah 3: Hitung Hy2 minimum dengan plot data Hy1 dan TL1 diperoleh Hy2 minimum=
84,3 btu/lbm (grafik terlampir).

Gunakan persamaan 10.5-2:


 G(Hy2-Hy1) = LcL(TL2-TL1) dimana, cL = 1,00 btu/lbm.°F

= G (84,3-30,8) = 2000 (1,0)(110-85)


= Gmin = 935 lbm udara/h.ft 2 (4241 kg udara/h.m2
90

80

Hy2 70
Hy (btu/lbm)

60
Equilibrium Line
50
Operating
40 Line
Hy1 30 Minimum G
TL2
20
80 TL1 90 100 110 120
TL °F
b. Tinggi Menara (z)
Gunakan nilai G= 1400 lbm udara/h.ft12
Gunakan persamaan 10.5-2:
 G(Hy2-Hy1) = LcL(TL2-TL1) dimana, cL = 1,00 btu/lbm.°F

= 1400 (Hy2-30,8) = 2000 (1,0)(110-85)


= Hy2 = 66,7 btu/lbm.°F
Sehingga diperoleh, Hy2 = 66,7 btu/lbm.°F
 Langkah 4: Plot equilibrium line (table 10.5-1) pada grafik Hy vs TL

TL (°F) Hy* Hy Hy*-Hy 1/( Hy*-Hy)


85 81,8 30,8 11,0 0,0908
90 48,0 38,0 10,0 0,1000
95 55,3 45,2 10,1 0,0990
100 63,7 52,4 11,3 0,0885
1005 73,6 59,5 14,1 0,0710
110 84,5 66,7 17,8 0,0562
 Langkah 5: Gambar operating-line dengan point (TL1,Hy1) dan (TL2,Hy2) pada
grafik (terlampir).
 Langkah 6: Menentukan Tinggi Menara dengan persamaan 10.5-15
G 𝐻𝑦2 𝑑𝐻𝑦
 z= ∫
MB KG aP 𝐻 𝑦1 (𝐻𝑦∗ − 𝐻𝑦 )

Plot 1/(Hy*- Hy) vs Hy, sebagai berikut:

Luas Area = 3,12

G 𝐻 𝑑𝐻𝑦
 Maka, z =
MB KG
∫ 𝑦2 (𝐻
aP 𝐻 𝑦1 𝑦∗ − 𝐻𝑦 )

1400
= x 3,12
29(6,90)(1,00)

= 21,8 ft (6,64 m)

Anda mungkin juga menyukai