PENGENDALIAN pH
Anggota Kelompok :
1. Vira Rahmawati ( 331 17 004 )
2. Muyassarah ( 331 17 005 )
3. Ainun Tasbih ( 331 17 007 )
4. Diah Athifah Mahdiyah (331 17 008)
5. Ardiansyah ( 331 17 014 )
6. Ramansi ( 331 17 0 )
A. JUDUL
Pengendalian keasaman pH
B. TUJUAN PRAKTIKUM
1. Untuk megetahui prosedur pengendalian pH dengan
menggunakan alat pengendalian pH secara komputasi serta
menerapkan variabel-variabel yang dapat mempengaruhi pH.
C. PERINCIAN KERJA
1. Membuat larutan HCl (Asam Klorida) 0,001 M dan larutan
NaOH (Natrium Hidroksida) 0,001 M.
1. Unit proses.
2. Unit pengukuran. Bagian ini bertugas mengubah nilai
variable proses yang berupa besaran fisik atau kimia menjadi
sinyal standar (sinyal pneumatic dan sinyal listrik). Unit
pengukuran ini terdiri atas:
Respon Pengendali :
a. Hanya memiliki dua nilai keluaran, maksimum (100%) atau
minimum (0%).
y = sinyal pengukuran
tinggi air u = sinyal
kendali ke pompa
a. Dibuat lebih dari satu batas atas (BA) dan batas bawah
(BB)
b. Batas atas adalah batas tertinggi variable proses saat
naik
c. Batas bawah adalah batas terbawah variable proses
saat turun
d. BA dan BB disebut celah diferensial (differential gap), daerah
netral, atau histerisis
e. Fungsi celah diferensial adalah untuk memperlambat periode-
periode cycling
2. Pengendali Proporsional
Proporsional adalah persen perubahan sinyal kendali
sebanding dengan persen perubahan sinyal pengukuran. Dengan
kata lain sinyal kendali merupakan kelipatan sinyal pengukuran.
Respon proporsional merupakan dasar pengendali PID.
Pemakaian pengendali proporsional selalu menghasilkan offset.
Offset berarti pengendali mempertahankan nilai PV pada suatu
harga yang berbeda dengan setpoint. Offset muncul dalam usaha
pengendali mempertahankan keseimbangan massa dan/atau
energi. Pengendali proporsional hanya dapat digunakan untuk
proses yang dapat menerima offset. Faktor kelipatan disebut gain
pengendali (Kc). Pengendali proporsional sebanding dengan
error-nya.
Persamaan
matematika :
U = Kc.e +
Uo dengan,
dengan :
ti = waktu integral (integral action)
Aksi integral merespons besar dan lamanya error. Aksi integral
dapat dinyatakan dalam menit per-pengulangan (= waktu
integral) atau pengulangan per-menit (konstanta integral).
Respon loop terbuka pengendali proporsional integral (PI) pada
gambar di bawah ini.
Persamaan:
Dengan:
d = waktu derivative (menit)
Gambar 7. Respons steep loop terbuka pengendali (PID)
Sifat-sifat pengendali proporsional-integral-derivatif (PID)
yaitu tanggapan cepat dan amplitude osilasi kecil (lebih stabil),
tidak terjadi offset dan peka terhadap noise.
Respon Time
Us.TAD 1+ 3
.Ta
P+I 1.Ta TAD 30
Us.TAD T +3TaD /Ta
0.9+ 6 .Ta AD 9+20TaD
/Ta
P+D 1.Ta 5 6
TAD T −2TaD
Us.TAD 4+ /Ta
6 .Ta AD 9+20TaD
/Ta
P+I+ 1.Ta 4 32 4
D TAD T +6TaD /Ta T
Us.TAD 3+ AD 13+8TaD AD 11+2 TaD
4 .Ta /Ta /Ta
Dimana Us = penguatan sistem = Cp/M%
Kestabilan
Dalam kondisi normal, sistem pengendalian harus
menghasilkan operasi yang stabil. Artinya pengendali mampu
mengembalikan penyimpangan variabel proses ke nilai yang
diinginkan dengan sesedikit mungkin overshoot dan osilasi.
Dosing Pump
Dosing pump adalah pompa khusus untuk
menginjeksikan chemical secara terukur dan akurat serta manan
untuk berbagai aplikasi. Dosing pump/ pompa dosing/ metering
pump/ pompa injeksi kimia adalah pompa yang bertugas untuk
menginjeksikan bahan kimia dengan ukuran yang akurat untuk
mendapatkan hasil yang diinginkan.
Keterangan :
A = Komputer
B = Stirrer
C = Sensor pH
D = Katup Output
E = Pumb A
F = Pumb B
G = Penampung larutan asam
H = Penampung larutan basa
G. PROSEDUR KERJA
1.Membuat Larutan Asam dan Basa
a. Membuat larutan HCl (asam klorida) 0,001 M
1) Menghitung volume HCl 1 M yang dibutuhkan untuk
membuat larutan HCl 0,001 M. •Konsentrasi awal M1
=1M
V1 = 20 mL
2) Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
3) Mengisi bak penampungan dengan air sebanyak 19,8 L
atau hingga batas yang ada pada bak penampungan.
V1 = 20 mL
2) Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
3) Mengisi bak penampungan dengan air sebnayak 19,8 L
atau hingga batas yang ada pada bak penampungan.
H. DATA PENGAMATAN
1. Tabel
1. Percobaan 1 (Pengaruh Perubahan Proportional Band
terhadap pH)
Tabel 1.1 Pengaruh Perubahan Proportional Band (10%) terhadap pH
2. Grafik
Percobaan 1
Grafik 1.1 Pengaruh Perubahan Proportional Band Terhadap PH
11.0
10.0
9.0
pH PB 0.1%
8.0 PB 1%
PB 3%
7.0
PB 10%
6.0
5.0
00:00 07:12 14:24 21:36 28:48
Waktu (menit)
Percobaan II
Grafik 2.1 Pengaruh Perubahan Kecepatan Pompa B terhadap Ph
11.0
10.5
10.0
9.5
9.0
pH
8.5
Pump B
8.0 30%
7.5
7.0
6.5
6.0
00:00 14:24 28:48 43:12 57:36 12:00
Waktu (menit)
Percobaan III
Grafik 3.1 Pengaruh Variasi Konsentrasi terhadap Ph
11.0
10.0
sebelum
9.0 penambah
an NaOH
+5 ml
pH
8.0 NaOH
7.0 +5 ml HCl
6.0
5.0
00:00 14:24 28:48 43:12 57:36 12:00
Waktu (menit)
Percobaan IV
Grafik 4.1 Simulasi Pengaruh Nilai PID terhadap pH
11.0
10.5
10.0
9.5
9.0
pH
8.5
8.0
7.5
7.0
6.5
6.0
00:00 02:53 05:46 08:38 11:31 14:24 17:17
Waktu (menit)
Sehingga :
Titik tertinggi = 7,2
Titik terendah = 6,5
Waktu tertinggi = 11 menit 1 detik = 661 sekon
Waktu terendah = 12 menit 1 detik = 721 sekon
Maka :
11.0
10.5
10.0
9.5
9.0
pH
8.5
8.0
7.5
7.0
6.5
6.0
00:00 01:26 02:53 04:19 05:46 07:12 08:38 10:05 11:31
Waktu (menit)
I. PEMBAHASAN
1. Vira Rahmawati ( 331 17 004 )
Pada percobaan pengendalian pH ini bertujuan untuk
mengendalikan pH larutan agar nilainya tetap konstan pada nilai yang
diinginkan sesuai dengan produk yang akan dihasilkan. Pada percobaan
ini dibuat larutan asam dan basa dimana pada larutan asam yaitu HCl
dengan konsentrasi 1 M dicampur air sebanyak 20 liter, sedangkan
NaOH 1 M juga dicampur air 20 liter. Pada alat pengendalian pH
memiliki dua wadah/baskom yaitu A dan B yang berisikan larutan
NaOH 0,001 M dan HCl 0,001 M yang terletak dibagian bawah. Umpan
ini kemudian dihubungkan dengan pompa sentrifugal untuk menarik
aliran tersebut lalu masuk ke dalam reactor. Mula-mula hanya larutan
asam yang di start up lalu setelah terdeteksi nilai pH-nya oleh elektroda
maka controller menginstruksikan sinyal ke pompa dimana laju alirnya
disesuaikan dengan nilai pH. Jumlah larutan yang masuk kedalam
reaktordapat diketahui dengan mengatur katup dan mengukur laju alir
dari flowmeter.
dihasilkan. Pada percobaan ini dibuat larutan asam dan basa dimana
bawah alat. Baskom pada bagian kanan berisikan larutan NaOH dan
baskom yang terletak pada bagian kiri berisikan larutan HCl. Umpan
basa yang di start up lalu setelah terdeteksi nilai pH-nya oleh elektroda
didapatkan nilai setpoint dan ketika mencapai nilai set point maka
pH dan laju alir basa yang akan dikeluarkan sebagai output untuk
0,1%, 1%, 3% dan 10%. Berdasarkan data yang diperoleh dapat dilihat
bahwa waktu untuk mencapai set point pada PB 0,1% = 06.00 menit
menit (Tabel 1.2) dan pada PB 10% = 16.31 menit (Tabel 1.1). Dari
data tersebut dapat disimpulkan bahwa semakin besar nilai pada PB,
point yaitu 7. Dari variasi ini, dapat dianalisa bahwa semakin besar
nilai set point akan semakin kecil, hal ini dapat terjadi karena apabila
sedikit. Dimana pada kecepatan 30% set point tercapai selama 15.31
menit, pada kecepatan 50% set point selama 34.01 menit, sedangkan
terhadap pH. Dapat dilihat pada Grafik 3.1 bahwa sebelum penambahan
semakin tinggi dan waktu yang dibutuhkan untuk mencapai set point
dilakukan untuk mencari nilai PID, yang kemudian nilai PID tersebut
salah satu osilasi akan diukur nilai y nya yang merupakan selisih pH
antara puncak dan lembah serta nilai t yang merupakan selisih waktu.
pointnya.
mencapai setpoint maka pompa akan berhenti namun larutan asam terus
mengatur rentang pH dan laju alir basa yang akan dikeluarkan sebagai
0,1%, 1%, 3% dan 10%. Berdasarkan data yang diperoleh dapat dilihat
bahwa waktu untuk mencapai set point pada PB 0,1% = 06.00 menit
menit (Tabel 1.2) dan pada PB 10% = 16.31 menit (Tabel 1.1). Dari
data tersebut dapat disimpulkan bahwa semakin besar nilai pada PB,
bukaan katup 30%, 50% dan 70%. Pada Grafik 2.1 dapat dilihat bahwa
setiap kenaikan kecepatan pompa B dapat diperoleh nilai set point yaitu
7. Dari variasi ini, dapat dianalisa bahwa semakin besar bukaan katup
pompa, maka waktu yang dibutuhkan untuk memperoleh set point akan
semakin kecil, hal ini dapat terjadi karena apabila kecepatan pompa
dinaikkan maka aliran feed masuk ke tangki akan terisi dengan cepat
set poin.
terhadap pH. Dapat dilihat pada Grafik 3.1 bahwa sebelum penambahan
untuk mencapai set point akan semakin lama. Begitu pula pada
untuk mencari nilai PID, yang kemudian nilai PID tersebut akan
dimasukkan pada percobaan optimasi. Pada simulasi proses
salah satu osilasi akan diukur nilai y-nya yang merupakan selisih pH
antara puncak dan lembah serta nilai t yang merupakan selisih waktu.
diperoleh kurva dengan nilai yang semakin konstan menuju set point-
nya.
6. Ramansi ( 331 17 0)
Praktikum ini bertujuan untuk mengendalikan pH larutan agar
nilainya tetap konstan pada nilai yang diinginkan (set point) yang
dapat diamati bahwa saat nilai PB=0,1% waktu yang responnya yaitu
03.31 menit, saat PB= 1 % waktu responnya yaitu 03.00 menit, saat
PB=3% waktu responnya yaitu 02.01 menit, dan saat PB=10% waktu
katup 30%, 50% dan 70%. Berdasarkan dari hasil percobaan, waktu
yang dibutuhkan untuk mencapai set point pada kecepatan 30% yaitu
16.31 menit, pada kecepatan 50% yaitu 09.00 menit dan pada
kecepatan 70% yaitu 08.32 menit. Dari variasi ini, dapat dianalisa
dibutuhkan untuk memperoleh nilai set point akan semakin kecil, hal
point. Selain itu, bukaan pompa A (HCl) memiliki bukaan yang lebih
besar dan perlahan mengecil ketika akan mencapai set point. Pada
mencapai set point dengan baik. Metode yang digunakan yaitu dengan
tertinggi dan terendah diambil pada sumbu x, dan nilai ini merupakan
J. KESIMPULAN