Anda di halaman 1dari 1

 Indikator untuk AsidiAlkalimetri

Sebelum memulai titrasi indikator asam-basa yang sesuai harus ditentukan. Titik
ekivalen reaksi, keadaan di mana sejumlah ekivalen reaktan telah bereaksi, akan memiliki
pH yang bergantung pada kekuatan relatif asam dan basa yang digunakan. Nilai pH pada
titik ekivalen dapat diestimasi menggunakan aturan berikut:
a. Asam kuat akan bereaksi dengan basa kuat membentuk larutan netral (pH = 7).
b. Asam kuat akan bereaksi dengan basa lemah membentuk larutan asam (pH < 7).
c. Asam lemah akan bereaksi dengan basa kuat membentuk larutan basa (pH > 7).
Ketika suatu asam lemah bereaksi dengan basa lemah, larutan pada titik ekivalen
akan bersifat basa jika kebasaannya cukup kuat serta bersifat asam jika keasamannya
cukup kuat. Jika keduanya sama kuat, maka pH ekivalen akan netral. Tetapi, asam lemah
tidak selalu ditirasi dengan basa lemah karena perubahan warna yang ditunjukkan oleh
indikator terkadang sangat cepat, sehingga karenanya sangat sulit bagi pengamat untuk
melihat perubahan warna tersebut.
Keadaan di mana indikator mengalami perubahan warna disebut sebagai titik
akhir titrasi. Suatu indikator yang sesuai harus dipilih, lebih disukai indikator yang akan
mengalami perubahan warna (titik akhir titrasi) yang terdekat dengan titik ekivalen titrasi.
Titrasi asam-basa dilakukan dengan indikator bromotimol biru, untuk titrasi asam kuat-
asam lemah, indikator fenolftalein pada titrasi asam lemah - basa kuat, dan metil
jingga untuk titrasi asam kuat - basa lemah. Jika basa berada di luar rentang pH indikator-
indikator tersebut, misalnya basa dengan pH >13.5, dan asam dengan pH >5.5, dapat
digunakan indikator Alizarin kuning. Sementara itu, jika asam di luar rentang pH,
misalnya pH <0.5, dan basa dengan pH <8.5, indikator Timol biru dapat digunakan.

Anda mungkin juga menyukai