Anda di halaman 1dari 9

Rumusan masalah

1. Apa pengertian dan tujuan dari sizing


2. Klasifikasi dari proses sizing
3. Apa saja contoh alat dari sizing
4. Bagaimana mekanisme kerja dari alat-alat tersebut

Tujuan

1. Memahami pengertian dan tujuan dari sizing


2. Mengetahui klasifikasi proses sizing
3. Mengetahui mekanisme cara kerja alat sizing
2.1 Pengertian Sizing
Sizing merupakan proses pengklasifikasian material karena perbedaanukuran dan
berat jenis atau dapat juga dikatakan sebagai penyeragaman butir. Sizing dapat pula diartikan
sebagai proses pemisahan campuran partikel menjadikelompok-kelompok partikel yang berukuran
sama atau menjadi kelompok partikel yang mempunyai kisaran ukuran minimum dan maksimum
tertentu. Pada preparasi sering dilakukan pengendalian atau pengelompokan ukuran butir material
(sizing) dengan menggunakan pengayak (screen) maupun classifyer
.(Ajie, 2006

2.2 Klasifikasi Proses Sizing


Proses sizing meliputi 2 cara yakni pengayakan/penyaringan (screening/sieving) dan
klasifikasi (classification)
2.2.1 Pengayakan/ penyaringan

Pengayakan atau penyaringan adalah proses pemisahan secara


mekanik berdasarkan perbedaan ukuran partikel. Pengayakan (screening) dipakaidalam skala industri,
sedangkan penyaringan (sizing) dipakai untuk skala laboratorium

Prinsip pemisahannya didasarkan pada ukuran relatif antara ukuran partikel dengan lubang ayakan. Partikel-


partikel yang memiliki ukuranlebih kecil daripada ukuran lubang ayakan akan lolos ayakan.
Kelompok partikel ini disebut undersize dan partikel minus. Sedangkan pertikel- partikel yang berukuran lebih 
besar daripada lubang ayakan akan tertinggal di atas ayakan.

Parikel ini dikelompokan sebagai oversize atau partikel plus.Operasi pemisahannya dilakukan dengan
melewatkan partikel-partikeldi atas ayakan atau screen yang memiliki lubang dengan ukuran
tertentu.Pengayakan dilakukan dengan alat yang disebut ayakan atau screenseperti; grizzly yang terbuat dari
batang-batang sejajar atau plat berlubang,atau anyaman kawat berlubang.

Dalam proses industri, biasanya digunakan material yang berukurantertentu dan seragam. Untuk memperoleh
ukuran yang seragam, maka perlu dilakukan pengayakan. Pada proses pengayakan zat padat itudijatuhkan atau
dilemparkan ke permukaan pengayak.

Produk dari proses pengayakan/penyaringan ada dua yaitu :


 Oversize : partikel yang lebih besar daripada ukuran lubang-lubang ayakan
 Undersize : partikel yang ukurannya lebih kecil daripada ukuran lubang-lubang ayakan

Adapun tujuan dilakukannya proses pengayakan dalam PengolahanBahan Galian, antara lain:
 
1) Mempersiapkan produk umpan (feed) yang ukurannya sesuai untuk beberapa proses berikutnya

2) Mencegah masuknya mineral yang tidak sempurna dalam peremukan(primary crushing) atau oversize
ke dalam proses
pengolahan berikutnya, sehingga dapat dilakukan kembali proses peremukan tahap berikutnya
(secondary crushing)

3)  Untuk meningkatkan spesifikasi suatu material sebagai produk akhir.

4) Mencegah masuknya undersize ke permukaan.


5) Mengendalikan ukuran partikel yang akan masuk atau harus keluardalam unit atau alat tertentu.

6) Menghasilkan produk dengan ukuran atau selang ukuran tertentu

7) Menghasilkan ukuran produk yang sesuai dengan persyaratankonsumen.

8) Untuk mendapatkan efisiensi tinggi.

Jenis-jenis pengayakan
1. Berdasarkan bahannya
1) Dry screen adalah suatu proses pengayakan yang membutuhkan feeddalam kondisi kering.
2) Wet screen adalah suatu proses pengayakan yang membutuhkan feeddalam kondisi basah

2. Berdasarkan gerak pengayak.

1) Stasioner screen

2) Dinamik screen

3. Berdasarkan bentuk permukaann, screen dibagi menjadi :

 Parallel Rod Screen➔terbuat dari steel bars, kayu atau cast iron. Contohnya Grizzly;
 Punched Plate➔dibuat dari belt conveyor atau plat baja;
 Woven Wire Screen➔terbuat dari kawat yang dianyam, berupa baja, tembaga, monel
atau alloy-alloy lainnya.

Permukaan ayak dapat terdiri atas :


(1) Batang Baja: Batang-batang baja berjarak sedikit satu sama lain. Batang ini digunakan
untuk mengayak bahan kasar seperti: batu, batu bara, dll.
(2) Pelat Berlubang : Garis tengah lubang biasanya 1 cm atau lebih. Ukuran tebal pelat
meningkat sesuai dengan bertambah besarnya garis tengah lubang.
(3) Anyaman Kawat : Biasa dipakai kawat baja, karena kuat.
(4) Sutera Tenun : Bahan ini digunakan untuk mengayak zat yang sangat halus, seperti bunga
dan tepung.
(5) Rol Berputar : Permukaan ayak semacam ini terdiri atas sejumlah rol berusuk yang
disusun berdampingan dan digerakkan dengan kecepatan berlainan. Pengayakan pada
permukaan ayak semacam ini adalah sangat efektif.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Operasi Pengayakan


1) Waktu atau lama pengayakan. Waktu atau lama pengayakan (waktuoptimum), jika
pengayakan terlalu lama akan menyebabkan hancurnyaserbuk sehingga serbuk yang seharusnya
tidak terayak akan menjaditerayak. Jika waktunya terlalu lama maka tidak terayak sempurna.
2) Massa sampel. Jika sampel terlalu banyak maka sampel sulit terayak.Jika sampel sedikit maka
akan lebih mudah untuk turun dan terayak. Scribd Trusted by over 1 million members Try Scribd
FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial
Cancel Anytime.
3) Intensitas getaran. Semakin tinggi intensitas getaran maka akansemakin banyak terjadi
tumbukan antar partikel yang menyebabkanterkikisnya partikel. Dengan demikian partikel tidak
terayak denganukuran tertentu.
4) Pengambilan sampel yang mewakili populasi. Sampel yang baikmewakili semua unsur yang
ada dalam populasi, populasi yangdimaksud adalah keanekaragaman ukuran partikel, mulai
yang sangathalus sampai ke yang paling kasar.

Beberapa faktor lain yang harus diperhatikan dalam operasi pengayakanadalah:


a. Bentuk lubang ayakan.
b. Celah dan interval ayakan.
c. Ukuran partikel.
d. Kapasitas ayakan dan keefektifan.
e. Variabel dalam operasi pengayakan

Contoh alat pengayakan

 
Ayakan Girasi (Gyrating Screens) atau Reciproacating Screens
Reciprocating screen adalah Ayakan dinamis dengan gerakan menggoyang, pukulan yang panjang (20-
200 Hz). Digunakan untuk pemindahan dengan pemisahan ukuran. Separasi ini biasa digunakan untuk :
• Material yang halus
• Material yang kering
• Ukuran kecil (light) yaitu sekitar 10 sampai 20 µm, dan terkadang sampai 40 µm.
Reciprocating Screens terdiri dari sebuah : Gyratory horizontal yang bergerak pada ujung umpan dari
screen yang tegak lurus dengan bantuan dari poros yang berputar secara tidak teratur. Perputaran poros
tersebut sebesar 1000 rev/min. Gerakan memutar pada ujung feed dengan cepat menebarkan material-
material melintang ke seluruh lebar dari permukaan Screen. Gerakan memutar ini juga menyusun
material-material tersebut berdasarkan perbedaan mesh. Selama material-material tersebut melewati
permukaan dari screen, akan terjadi pereduksiaan jumlah pada ujung pemberhentian (ujung alat). Reduksi
ini membantu memisahkan material-material yang diistilahkan ‘near mesh particles’.

Mesin pengayak ini biasanya tersusun atas beberapa ayakan dengan berbagai ukuran aperture, satu diatas


yang lainnya dalam sebuah kotak atau casing. Ayakan dan casingnya digetarkan memutar untuk
meloloskan partikel dan dek ke dek lain, dan memindahkannya dan tempat masuk sampai tempat
keluarnya partikel. Sudut Kemiringan ayakan antara 16o sampai 30o terhadap
sumbu horizontal. Ayakan pada umumnya berbentuk persegi panjang dengan ukuran (1.5 x 4 ft) sampai (
5 x 14 ft). Kecepatan
girasi dan amplitudonya biasanya dapat diatur sesuai kebutuhan.Kecepatan girasi dapat mencapai 600 sa
mpai 1800 rpm. Gambardibwah adalah contoh gyrating screen yangGambar dibawah adalah contoh
gyrating screen yang digerakkanvertikal dan digerakkan horizontal (reciprocating screen).

2.2.2 Klasifikasi (classification)


Classifying adalah proses pengelompokkan material yang mendasarkan pada
kecepatan jatuh material dalam suatu media (air atau udara), dipengaruhioleh densitas, 'olume
dan bentuk material, sehingga hasilnya tidak seragam. Alatuntuk melakukan classifying disebut
classifier.
Produk yang dihasilkan dari proses classifiying terbagi dua, yaitu sebagai berikut :
 Overflow merupakan produk yang berukuran kecil atau halus yang mengalir ke bagian
atas.
 Underflow merupakan produk yang berukuran besar atau kasar yang mengalir ke bagian
bawah

Tujuan yang ingin diperoleh dari proses classifiying,diantaranya tujuan tersebut adalah :

 a)Menyiapkan umpan proses pengolahan untuk memperoleh distribusi ukuran partikel


mineral yang relatif seragam sesuai dengan ukuran makasimal derajatliberalisasi mineral
berharganya.
 b)Mencegah partikel mineral kasar yang belum terliberalisasi mengalir ke proses
pengolahan berikutnya, sehingga perolehan mineral berharganya lebih
dapatditingkatkan.
 c)Menghasilkan produk akhir yang berukuran relatif seragam agar sesuai
denganspesifikasi pasar.

hal ini dapat berlangsung apabila sejumlah partikel dengan bermacam-macam ukuran jatuh
bebas di dalam suatu media atau fluida (udara atau air), makasetiap partikel akan menerima
gaya berat dan gaya gesek dari media. Pada saatkecepatan gerak partikel menjadi rendah
(tenang atau laminer), ukuran partikelyang besar-besar mengendap lebih dahulu, kemudian
diikuti oleh ukuran-ukuranyang lebih kecil, sedang yang terhalus (antara lain slimes) akan tidak
sempatmengendap

Berdasarkan media pemisahnya, classifying terdiri atas:

1. Sorting classifier menggunakan cairan kental

Pada sorting classifier, kondisi pengendapannya adalah “hindered setting” yaitu


pengendapan yang mengalami hambatan meskipun dalam media yang kental. Mineral yang
mempunyai berat jenis yang berat akan lebih dahulu mengendap jika dibandingkan dengan
mineral yang mempunyai berat jenis ringan. Contoh-contoh yang termasuk dalam sorting
classifier adalah Evan classifier, Fahrenwald sizer dan Hydrotator classifier.

2. Sizing classifier menggunkan cairan encer

Dalam sizing classifier diperlukan penambahan air disamping air yang telah ada dalam
suspensi. Sizing classifier ini menggunakan kondisi free settling yaitu pengendapan dari
material secara individu yang mengendap secara langsung/tanpa hambatan dari material
lain. Classifier dibagi menjai dua macam yaitu: settling cone dan mechanical classifier.

3. Sizing classifier menggunakan udara.

Pada sizing classfier karena menggunakan udara maka classifier ini sering disebut
dengan pneumatic classifier. Kebanyakan penggunaan classifier ini adalah untuk
menghilangkan debu-debu dengan menggunakan hembusan udara yang dilengkapi dengan
alat pengumpul debu/kotoran.

Contoh Alat Classifier

Cyclone Classifier

Cyclone Classifier banyak digunakan untuk klasifikasi kering dalam industri proses, seperti
proses mineral, pengolahan makanan, daur ulang sumber daya dan teknik kimia (Saphiro
dan Galperin, 2005; Hirajima et al., 2010; Karunakumari et al., 2005).

Pengklasifikasi udara statis memiliki keuntungan dari investasi yang rendah, konsumsi energi
operasional yang rendah, dan kemampuan beradaptasi yang baik untuk lingkungan yang
sangat keras. Namun, efisiensi klasifikasi mereka selalu rendah menggunakan teknologi
dengan level saat ini (Altun et al., 2016; Yardi, 2005; Lai et al., 2009). Lai dkk. (2009)

menunjukkan bahwa pengklasifikasi statis memiliki ketajaman parameter pemisahan


(d75/d25) lebih besar dari 3.

Prinsip kerja dari alat ini adalah umpan dimasukkan kedalam kotak penampung umpan.
Kemudian dengan menggunakan pompa air, larutanumpan dipompa keatas spiral. Mineral
berat akan keluar dari hydrocylone melalui pipa bagian bawah, sedangkan mineral ringan
keluar dari pipa bagianatas.Umpan memasuki saluran spiral dalam bentuk campuran yang
hampirhomogen. Ketika larutan air beserta umpan mengalir mengelilingi jalur spiral,
pemisahan terjadi pada bidang vertikal. Pemisahan biasanya terjadi sebagaihasil perpaduan
dari Hindered Settling dan Interstitial Trickling . Gaya Bagnol juga memberikan kontribusi
yang besar. Hasilnya adalah partikel-partikelyang berat akan mengalir pada daerah dengan
kecepatan rendah, pada sisi dalam dari bidang spiral, sedangkan partikel-partikel yang
ringan akanmengalir pada daerah dengan kecepatan tinggi, pada sisi luar bidang spiral

RAKE CLASSIFIER

Rake Classifier terdiri dari tangki persegi panjang dengan dasar miring/miring. Tangki
dilengkapi dengan garu bergerak (garu bolak-balik). Umpan dalam bentuk suspensi (slurry)
dimasukkan terus menerus di dekat bagian tengah tangki. Ujung bawah tangki memiliki
bendung pelimpah (discharge weir) dari mana butiran halus yang tidak mengendap keluar
bersama cairan luapan. Bahan berat (partikel kasar) tenggelam ke dasar tangki. Penggaruk
mengikis padatan yang mengendap ke atas di sepanjang bagian bawah tangki menuju
bagian atas tangki untuk dibuang dari saluran pembuangan pasir. Penggaruk reciprocating
menjaga bubur dalam agitasi terus menerus. Waktu penggarukan diatur sedemikian rupa
sehingga butiran halus tidak memiliki waktu untuk mengendap dan tetap berada di dekat
permukaan bubur, sedangkan partikel berat memiliki waktu untuk mengendap.
BAB 3
KESIMPULAN
3.1 KESIMPULAN
Sizing merupakan proses pengklasifikasian material karena perbedaanukuran dan berat jenis
atau dapat juga dikatakan sebagai penyeragaman butir. Sizing dapat pula diartikan sebagai
proses pemisahan campuran partikel menjadikelompok-kelompok partikel yang berukuran sama
atau menjadi kelompok partikel yang mempunyai kisaran ukuran minimum dan maksimum
tertentu.

Proses sizing meliputi 2 cara yakni pengayakan/penyaringan (screening/sieving) dan


klasifikasi (classification). Proses ini berbeda karena dalam pengayakan digunakan untuk
memisahkan partikel solid dari solid sedangkan classification atau klasifikasi digunakan untuk
memisahkan partikel solid dari partikel gas dan liquid

Dalam pengayakan Prinsip pemisahannya didasarkan pada ukuran relatif antara


ukuran partikel dengan lubang ayakan. Partikel-partikel yang memiliki ukuranlebih kecil
daripada ukuran lubang ayakan akan lolos ayakan.
Kelompok partikel ini disebut undersize dan partikel minus. Sedangkan pertikel- partikel yang be
rukuran lebih besar daripada lubang ayakan akan tertinggal di atas ayakan.

Sedangkan dalam klasifikasi adalah proses pengelompokkan material yang mendasarkan pada
kecepatan jatuh material dalam suatu media (air atau udara), dipengaruhi oleh densitas, volume
dan bentuk material, sehingga hasilnya tidak seragam. Alatuntuk melakukan classifying disebut
classifier.
 
DAFTAR PUSTAKA

Amin, Jaksen M dan Erlina Margaretty. 2015. Peralatan Industri Proses.Politeknik Negeri Sriwijaya. Palembang
.Moechtar. 1990. Farmasi Fisika. UGM Press.Yogyakarta

.Zulfikar. 2010. Pengayakan.

McCabe, Warren L & Smith, J.C. 1999. “Operasi Teknik Kimia”. Alih Bahasa

Jasiji, E.Ir. Edisi ke-4. Penerbit Erlangga : Jakarta

.Swinkels JJM. 1985. Sources of Starch, its Chemistry and Physics. Di dalam:Starch Conversion Technology. Van
Beynum GMA, Roels A, editor. New York : Marcel Dekker.

http://vvhavgod.blogspot.com/2011/02/pengolahan-bahan-galian.html

Zhanpeng Sun, Guogang Sun, Peiying Peng, Qinggang Liu, Xinqi Yu,

A new static cyclonic classifier: Flow characteristics, performance evaluation and industrial applications,

Chemical Engineering Research and Design,

Volume 145,

2019,

Anda mungkin juga menyukai