Anda di halaman 1dari 14

SIEVING

I.Tujuan Percobaan

 Membuat sieve analysis table


 Mengevaluasi data pada sieve analysis table dalam bentuk kurva-kurva
distribusi (fractional-cumulative-frequency),dan nilai-nilai dari diameter
partikel tengah (dpm,media particle size),dpf,dan luas permukaan spesifik.

II.Alat Dan Bahan

A.Alat Yang Digunakan

 Mesin Ayak(bidang ayak)


 Vibrator(penggoyangan/penggetaran)
 Neraca analitik(neraca kasar)
 Kompresor
 Kuas/Sikat
 Piknometer
 Termometer
B.Bahan Yang Digunakan
 Batu bata merah kering
 Aquadest
III.Dasar Teori

Sieving atau pengayakan adalah metode pengukuran ukuran partikel padat yang paling
penting untuk partikel berukuran diatas 0,04 mm.Dengan sieving bisa ditentukan
misalnya distribusi ukuran partikel-partikel padat hasil proses mekanis menggunakan
crusher,ball mill,dan lain-lain.Umumnya,pengayakan dilakukan dengan menggunakan
mesin ayak yang memiliki beberapa tingkat bidang ayak dengan ukuran kawat dan
lubang/celah antar kawat ayak yang berbeda-beda,yang mana semakin ke bawah
ukurannya semakin mengecil.(Zogg,1987)

Pengayakan dimulai dengan mengatur bidang-bidang ayak dengan ukuran tertentu


dan menaruh sampel diatas bidang ayak pada tingkat paling atas.Jika vibrator mesin
ayak diaktifkan, maka partikel-partikel akan bergerak-gerak dan karena gerakan-gerakan
ini maka partikel-partikel yang berukuran lebih kecil daripada celah antara kawat ayak
akan jatuh ke bidang ayak dibawahnya.(Zogg,1987)

Proses pengayakan dianggap selesai jika tidak terjadi lagi perpindahan partikel
pada setiap bidang ayak ke bidang ayak dibawahnya.Pada tahap ini,partikel-partikel
berukuran paling lembut akan berada pada tingkat ayakan paling bawah dan sebaliknya
partikel-partikel yang berukuran paling besar akan berada pada tingkat ayakan paling
atas.Selanjutnya untuk semua partikel yang tertahan pada suatu bidang ayak ke i
terhitung dari atas,disebut dengan produk atas ke -i (oversize product,Opi).(Zogg,1987)

Pada sieving dikenal istilah mesh,yaitu jumlah celah/lubang ayak per 1 inchi
panjang kawat ayakan.standar ayakan yang paling umum digunakan adalah Tyler
standard,dimana diameter kawat yang digunakan untuk setiap ayakan dapat dilihat
dalam referensi lain(Alan.S.Foust,1960).Contoh:ukuran ayakan standar 200 mesh
menyatakan bahwa pada ayakan tersebut terdapat 200 celah ayakan per inchi panjang
kawat ayakan.(Zogg,1987)

Size reduction (pengecilan ukuran) berarti membagi-bagi suatu bahan padat


menjadi bagian-bagian yang lebih kecil dari ukuran semula, sesuai dengan
kebutuhan dengan menggunakan gaya-gaya mekanis. Umumnya tujuan dari
size reduction adalah mempercepat pelarutan, mempercepat reaksi kimia,
untuk memperkecil bahan-bahan berserat akan mudah penanganannya,
mempertinggi kemampuan penyerapan, menambah kekuatan warna, agar
transportasi menjadi lebih mudah dan mempermudah proses lanjut (Hilda
Rosalina, 2012).
Pada proses pengayakan, bahan dibagai menjadi bahan kasar yang
tertinggal (hasil atas) dan bahan lebih halus yang lolos melalui ayakan (hasil
bawah). Bahan yang tertinggal hanyalah partikel yang berukuran lebih besar
daripada lubang ayakan, sedangkan bahan yang lolos berukuran lebih kecil
daripada lubang itu. Dalam praktek sering kali terjadi penyimpangan dari
keadaan ideal ini. Penyimpangan dapat dinyatakan dalam efisiensi, yaitu
perbandingan antara jumlah bahan yang lolos dalam kenyataannya dan
jumlah bahan yang lolos secara teoritik efisiensi selalu lebih kecil dari satu
atau kurang dari 100%.
Faktor - faktor yang mempengaruhi efisiensi adalah :
1. Bentuk Butir
Padatan yang berupa butir tidak beraturan lebih mudah lolos jika
dibandingkan dengan bahan-bahan berbentuk bola, jarum atau sisik yang
dapat menyumbat atau menutupi lubang ayakan.
2. Gerakan dan Waktu Tinggal
Gerakan dan waktu tinggal bahan diatas ayakan harus dipilih agar setiap
butiran paling sedikit satu kali berada pada sebuah lubang ayakan.
Efisiensi pengayakan akan turun jika bahan yang diayak membentuk
lapisan yang terlalu tebal atau bergerak terlalu cepat. Selain itu, gerakan
yang terlalu kuat dapat menyebakan pengecilan ukuran akibat pengikisan,
terutama bahan yang lunak.
3. Kelembapan
Umpan yang lembab atau lekat ikut menyebabkan penggumpalan bahan
dan menutup lubang ayakan.
4. Lubang Ayakan
Pada dasarnya semakin halus bahan yang diayak, semakin awal
terdapatnya kecenderungan penyumbat lubang ayakan. Prinsip
pemisahannya didasarkan pada ukuran relative antara ukuran partikel
dengan lubang ayakan. Partikel-partikel yang memiliki ukuran lebih kecil
daripada ukuran lubang ayakan akan lolos ayakan. Kelompok partikel ini
disebut undersize product atau partikel minus. Sedangkan partikel-partikel
yang berukuran lebih besar daripada lubang ayakan akan tertinggal di atas
ayakan (Ekaandrians,2014)
Partikel ini dikelompokkan sebagai oversize product atau partikel plus.
Operasi pemisahannya dilakukan dengan melewatkan partikel- partikel diatas
ayakan atau screen yang memiliki lubang dengan ukuran tertentu.
Pengayakan dilakukan dengan alat yang disebut ayakan atay screen seperti:
grizzly yang terbuat dari batang-batang sejajar atau anyaman kawat
berlubang.
Pengayakan (sieving) merupakan salah satu metode pemisahan sesuai
dengan ukuran yang dikehendaki. Pengecilan ukuran dimaksudkan untuk
memperluas permukaan bahan sehingga kontak antara bahan dan perlarut bisa
berlangsung optimum. Pengayakan biasanya dilakukan terhadap material
yang telah mengalami proses penghancuran . Partikel yang lolos melalui
ukuran saringan tertentu disebut sebagai undersize dan partikel yang tertahan
diatas saringan disebut oversize. Bahan yang lolos melewati sederet ayakan
dengan bermacam-macam ukuran akan terpisahkan menjadi beberapa fraksi
berukuran(size fraction) yaitu fraksi-fraksi yang ukuran maksimum dan
minimumnya diketahui (Hilda Rosalina, 2012).
Proses pemisahan didasari atas perbedaan ukuran partikel didalam
campuran tersebut. Sehinggah ayakan memiliki ukuran pori atau lubang
tertentu, ukuran pori dinyatakan dalam satuan mesh, contoh ayakan dapat

dilihat pada gambar di bahwah ini

Saringan dengan ukuran


pori dalam mesh
Gambar 1. Saringan dengan ukuran pori dalam mesh
Pada pengayakan secara mekanik (pengayak getaran, guncangan atau
kocokan) dilakukan dengan bantuan mesin, yang umumnya mempunyai satu
set ayakan dengan ukuran lebar lubang standar yang berlainan. Bahan yang
dipak, bergerak-gerak diatas ayakan, berdesakan melalui lubang kemudian
terbagi menjadi fraksi-fraksi yang berbeda. Beberapa mesin pengayak bekerja
dengan gerakan melingkar atau ellipsoid terhadap permukaan ayakan. Pada
jenis ayakan yang statis, bahan yang diayak dipaksa melalui lubang dengan
menggunakan bantuan udara kencang atau juga air deras (Voigt, 1994).

1. Ayakan dengan
gerak

Gambar 2. Ayakan dengan gerakan melempar


Cara pengayakan dalam metode diatas, sampel terlempar ke atas
secara vertikal dengan sedikit gerakan melingkar sehingga menyebabkan
penyebaran
pada sampel dan terjadi pemisahan secara menyeluruh, pada saat yang
bersamaan sampel yang terlempar keatas akan berputar (rotasi) dan jatuh di
atas permukaan ayakan, sampel dengan ukuran yang lebih kecil dari lubang
ayakan akan melewati saringan dan yang ukuran lebih besar akan
dilemparkan ke atas lagi dan begitu seterusnya. Sieve shaker modern
digerakkan dengan electro magnetik yang bergerak dengan menggunakan
sistem pegas yang mana getaran yang dihasilkan dialirkan ke ayakan dan
dilengkapi dengan kontrol waktu (Zulfikar, 2010).

2. Ayakan dengan gerakan horizontal


Gambar 3. Ayakan dengan gerakan horizontal
Cara Pengayakan dalam metode ini, sampel bergerak secara
horisontal (mendatar) pada bidang permukaan sieve (ayakan), metode ini baik
digunakan untuk sampel yang berbentuk jarum, datar, panjang atau berbentuk
serat. Metode ini cocok untuk melakukan analisa ukuran partikel aggregat.
Metode pengayakan digunakan untuk mengetahui ukuran partikel
berdasarkan nomor mesh. Metode ini merupakan metode langsung karena
ukuran partikel dapat dilhat secara dua dan tiga dimensi. Metode ini
menggunakan suatu seri ayakan standar yang dikalibrasi oleh The National
Bureau of Standard. Ayakan umumnya digunakan untuk memilih partikel-
partikel yang lebih kasar, tetapi jika digunakan dengan sangat hati-hati,
ayakan-ayakan tersebut bisa digunakan untuk mengayak bahan sampai
sehalus 44 mikrometer.
Jika diinginkan analisis yang lebih rinci, ayakan bisa disusun lima
berturut- turut mulai dari yang kasar di atas, sampai dengan yang terhalus di
bawah. Satu sampel yang ditimbang teliti ditempatkan pada ayakan paling
atas, dan setelah ayakan tersebut digoyangkan untuk satu periode waktu
tertentu, sampel yang tertinggal di atas tiap saringan ditimbang. Kesalahan
pengayakan akan timbul dari sejumlah variabel termasuk beban ayakan dan
lama serta intensitas penggoyangan.
Menurut metode U.S.P untuk menguji kehalusan serbuk suatu massa
sampel tertentu ditaruh suatu ayakan yang cocok dan digoyangkan secara
mekanik. Nomor mesh menyatakan banyaknya lubang dalam 1 inchi. Ayakan
dengan nomor mesh kecil memiliki lubang ayakan yang besar berarti ukuran
partikel yang melewatinya juga berukuran besar. Sebaliknya ayakan dengan
nomor mesh besar memiliki lubang ayakan kecil berarti ukuran partikel yang
melewatinya kecil. Tujuan penyusunan ayakan adalah memisahkan partikel
sesuai dengan ukuran partikel masing-masing sehingga bahan yang lolos
ayakan pertama akan tersaring pada ayakan kedua dan seterusnya hingga
partikel itu tidak dapat lagi melewati ayakan dengan nomor mesh tertentu.

Gambar 4. Susunan ayakan untuk memisahkan partikel sesuai dengan ukuran


partikel masing-masing
Waktu pengayakan dilakukan selama 10 menit karena waktu tersebut
dianggap waktu optimum untuk mendapatkan keseragaman bobot pada tiap
ayakan (nomor mesh). Bila waktu lebih dari 10 menit dikhawatirkan partikel
terlalu sering bertumbukan sehingga pecah dan lolos keayakan berikutnya, dengan
begitu akan terjadi ketidakvalidan data. Jika kurang dari 10 menit partikel belum
terayak sempurna.
Setelah diayak perlu dilakukan penimbangan untuk setiap ayakan untuk
mengetahui besar bobot yang hilang selama pengayakan, yang dapat disebabkan
tertinggalnya dalam pengayakan, hilang saat pemindahan bahan dari ayakan ke
timbangan maupun hilang saat pemindahan berlangsung.
Dalam hal dasar, pengayak terdiri dari wadah yang berisi saringan kawat
dengan ukuran tertentu. Mesin pengayak ini digetarkan oleh motor listrik
sehingga partikel kecil dapat melewati lubang mesh dan setiap partikel atau
kontaminasi yang terlalu besar tetap di atas. Kasa baja stainless dengan toleransi
yang tinggi pada lubang juga ditentukan untuk memberikan kualitas produk yang
sangat baik.
Faktor-faktor yang mempengaruhi proses pengayakan antara lain :
1. Waktu atau lama pengayakan. Waktu atau lama pengayakan (waktu optimum),
jika pengayakan terlalu lama akan menyebabkan hancurnya serbuk sehingga
serbuk yang seharusnya tidak terayak akan menjadi terayak. Jika waktunya
terlalu lama maka tidak terayak sempurna.
2. Massa sampel. Jika sampel terlalu banyak maka sampel sulit terayak. Jika
sampel sedikit maka akan lebih mudah untuk turun dan terayak.
3. Intensitas getaran. Semakin tinggi intensitas getaran maka akan semakin
banyak terjadi tumbukan antar partikel yang menyebabkan terkikisnya partikel.
Dengan demikian partikel tidak terayak dengan ukuran tertentu.
4. Pengambilan sampel yang mewakili populasi. Sampel yang baik mewakili
semua unsur yang ada dalam populasi, populasi yang dimaksud adalah
keanekaragaman ukuran partikel, mulai yang sangat halus sampai ke yang
paling kasar.

Gambar 5. Mesin Penggetar atau vibrator yang digunakan dalam praktikum

Keuntungan dari metode pengayakan antara lain.

1. Lebih cepat dan praktis.


2. Dapat diketahui ukuran partikel dari kecil sampai besar.
3. Dalam waktu relatif singkat dapat diperoleh hasil yang diinginkan.
4. Tidak bersifat subyektif.
5. Lebih mudah diamati.
6. Tidak membutuhkan ketelitian mata pengamat.
Kerugian dari metode pengayakan antara lain.
1. Tidak dapat mengetahui bentuk partikel secara pasti seperti pada metode
mikroskopi.
2. Ukuran partikel tidak pasti karena ditentukan secara kelompok
(berdasarkan keseragaman). Tidak dapat menentukan diameter partikel
karena ukuran partikel diperoleh berdasarkan nomor mesh ayakan.
3. Adanya agregasi karena adanya getaran sehingga mempengaruhi validasi
data.
4. Tidak dapat melihat bentuk partikel dan dapat menyebabkan erosi pada
bahan-bahan granul.
Beberapa faktor yang harus diperhatikan dalam operasi pengayakan adalah :
o Bentuk lubang ayakan
o Celah dan interval ayakan
o Ukuran partikel
o Kapasitas ayakan dan keefektifan
o Variabel dalam operasi pengayakan :
1. Metode pengumpanan
2. Permukaan ayakan
3. Sudut kemiringan
4. Kecepatan putaran
5. Frekuensi getaran
(Jobsheet OTK 1 PNUP)
Beberapa ayakan yang sering digunakan antara lain :
1. Grizzly, merupakan jenis ayakan dimana material yang diayak mengikuti
aliran pada posisi kemiringan tertentu.
2. Vibrating screen, ayakan dinamis dengan permukaan horizontal dan
miring digerakkan pada frekuensi 1000-7000 hertz. Satuan kapasitas tinggi
dengan efisiensi pemisahan yang baik yang digunakan untuk interval
ukuran perikel yang luas.
3. Oscilating screen, ayakan dinamis pada frekuensi yang lebih rendah dari
vibrating screen (100-400 hertz) dengan waktu yang lebih lama, lebih
linear dan lebih tajam.
4. Reciprocating screen, ayakan dinamis yang dioperasikan dengan gerakan
menggoyangkan pukulan yang panjang (20-200 hertz).
5. Shifting screen, ayakan dinamis yang dioperasikan dengan gerakkan
memutar dalam bidang permukaan ayakan. Gerakan actual dapat berupa
putaran atau getaran memutar. Digunakan untuk pengayakan material
basah atau kering.
6. Revolving screen, ayakan dinamis dengan posisi miring berotasi pada
kecepatan rendah (10-20 rpm). Digunakan untuk pengayakan basah dari
material-material relative kasar
(Perry, 7th ed).
Untuk mendapatkan semua kemungkinan ukuran partikel yang ada,maka
secara logika dapat digunakan waktu pengayakan yang lama dengan
intensitas gerak partikel diatas bidang ayak yang cukup.tetapi untuk jenis
partikel-partikel tertentu,pengayakan yang lama dapat saja menyebabkan
pengikisan partikel menjadi partikel-partikel yang lebih kecil.Sebaliknya
untuk sampel yang berisi partikel-partikel lembut dan cukup
berminyak,pengayakan yang lama justru akan menyebabkan
agglomeration partikel-partikel yang lembut menjadi partikel-partikel yang
lebih besar.untuk itu suatu waktu ayak yang optimal hanya dapat
ditentukan melalui percobaan.waktu ayak optimal adalah merupakan suatu
kesesuaian antara waktu tercapainya derajat pemisahan yang tinggi dan
derajat perubahan ukuran partikel asal karena proses pengayakan.
(Alan,1960)
Pada pengayakan secara umum,partikel-partikel yang terletak pada
kelompok ukuran partikel tertentu(dengan kata lain adalah oversize
product,OP)memiliki ukuran yang berbeda-beda.Oleh karenanya,distribusi
ukuran-ukuran partikel kemudian dibatasi dari bawah dengan suatu istilah
dpmin dan ke atas dengan suatu istilah dpmaks.Berikut adalah beberapa
topik dalam sieving yang akan diselesaikan dalam praktikum ini:
a) Ukuran partikel tengah(dpm,media particle size).
Ukuran partikel Tengah dpm adalah suatu diameter ayak
khayalan,yang mana merupakan suatu ukuran bidang ayak yang dapat
memisahkan sampel menjadi dua bagian yang sama berat(dengan kata
lain:C%OP=50%).
b) Ukuran partikel yang paling banyak,dpf
Secara umum,sampel terdiri atas partikel-partikel dengan ukuran yang
berbeda-beda.Ukuran partikel yang paling banyak terdapat pada
sampel diberi insial dengan dpf,yang mana merupakan petunjuk bahwa
ukuran partikel tersebut mendominasi sampel.Dimungkinkan pula
bahwa partikel-partikel pada sampel memiliki 2 atau lebih nilai dpf.
c) Distribusi ukuran partikel (particle size distribution)
Berikut adalah singkat distribusi ukuran partikel melalui penjabaran
oversize product percentage (OP%),probabilitiy percentage (Pi%) yang
berlaku untuk interval ukuran partikel tertentu,cumulative percentage
yang berbasis pada OP (atau disebut C%OP) serta probability
percentage (P%)yang berlaku untuk sembarang ukuran partikel.Data-
data yang dihitung dihimpun dalam suatu table yang disebut dangan
sieve analysis table.Misalnya,pada percobaan pengayakan terhadap
sampel dengan massa M=0,5 kg yang menggunakan 8 bidang ayak
dengan ukuran dp1,dp2,dp3,…,dp8 dan pan (dp9=0) diperoleh nilai
oversize product OP diatas setiap bidang ayak sebanyak
OP1,OP2,OP3,…,OP8 dan pada pan sebanyak OP9.Mula-mula
dihitung suatu oversize product percentage OP% pada setiap bidang
ayak,yakni hasil bagi antara OP dengan M.
d) Luas Permukaan Distribusi Ukuran Partikel
Diandaikan sekumpulan partikel berbentuk bola.Karena bentuk bola
memiliki luas permukaan yang paling kecil untuk setiap satuan
massa,maka perhitungan akan selalu menghasilkan luas permukaan
spesifik yang minimal dari suatu massa sampel.Jika bentuk partikel
menyimpang dari bentuk bola(tidak bulat).(Alan,1960)
IV.Langkah Kerja
a. Penentuan Densitas Batu Bata Merah
1.Ditimbang piknometer kosong, kemudian diisi piknometer dengan
aquadest hingga full
2.Lalu ditimbang kembali piknometer+aquadest diukur suhu aquadest
3.Dikeluarkan aquadest dari piknometer,kemudian dimasukkan batu bata
merah ke dalam piknometer hingga setengah dari volume pikno
4.Ditimbang piknometer + batu bata merah,ditambahkan aquadest hingga
full
5.Lalu ditimbang kembali piknometer + batu bata merah + aquadest
6.Dihitung densitas batu bata merah tersebut
b.Pengayakan batu bata merah menggunakan alat sieve shaker
1.Batu bata merah dihaluskan terlebih dahulu dengan crusher
2.Ditimbang batu bata merah yang sudah halus sebanyak 500 gram atau
sesuai petunjuk dosen
3.Dibersihkan bidang-bidang ayak menggunakan kuas atau sikat
4.Ditimbang kosong masing—masing wadah untuk setiap ukuran ayakan
5.Disusun masing-masing bidang ayak dimulai dari pan,lalu diikuti dengan
bidang ayak terkecil/terhalus,selanjutnya bidang-bidang ayak yang berukuran
besar,susunan bidang ayak tersebut diletakkan diatas vibrator
6.Dimasukkan batu bata merah halus yang telah ditimbang kedalam bidang
ayak yang paling atas atau yang paling besar
7.Dipasang secara hati-hati penutupnya dan dikencangkan baut penguncinya
8.Dihidupkan vibrator lalu diatur frekuensi dan waktu pengayakannya,untuk
frekuensi 1 Hz selama 5 menit; 10 menit; dan 15 menit, Dan untuk waktu 5 menit
diatur frekuensinya 0,5Hz; dan 1,5 Hz.
9.Setelah pengayakan,ditimbang masing-masing gerusan yang berada diatas
setiap bidang ayak.
DAFTAR PUSTAKA

- Zogg,M.,1987, Einfuhrung In Die Mechanische Verfahrentechnik, Stuttgart:


B.G.Teubner
- http:// Hilda Roslina.blogspot.com/2012/08/Spektrofotometer Serapan
Atom.dipublikasikan oleh Hilda Roslina,kamis 02 agustus 2012.[ Acessed 15
februari 2013].
- Andris Eka.2014.’’Pengendalian
Tekanan’’.http://ekaandrians.blogspot.com/2014/12/pengendalian-tekanan-
pct14.html (diakses pada 7 juli 2015 pukul 22.17 wib)
- Voigt.R.1994. Buku Pelajaran Teknologi Farmasi (Edisi V). Penerjemah: Soendari
Noerono.Yogyakarta:Gajah Mada University Press.
- Zulfikar.2010.Pemisahan kimia dan analisis pengayakan.Bandung:CV habsa jaya
- PNUP.2022.Jobsheet Oprasi Teknik Kimia 1.Makassar:Politeknik Negri Ujung
Pandang
- Perry,R.H.and Green, D.W., 1997,Perry’s Chemical Engineers’Handbook,7th
ed.,Mc. Graw-Hill Book Company,New York.
- Alan,S. Faust.1960.Principles Of Unit Operations.P.699-704

Anda mungkin juga menyukai