Anda di halaman 1dari 15

PENGUKURAN BUTIRAN PADATAN

Muhammad Yusril ‘Izza Royyan1


1)
Universitas PGRI Madiun, Teknik Kimia, Indonesia
*email: yoesril57@gmail.com

Abstrak
Pengayakan adalah sebuah cara pengelompokan butiran, yang akan dipisahkan menjadi satu atau
beberapa kelompok. merupakan metode pengukuran yang paling praktis dan sederhana. Proses
pengayakan juga digunakan sebagai alat pembersih, pemisah kontaminan yang ukurannya berbeda
denganbahan baku. Pengayakan memudahkan kita untuk mendapatkan serbuk dengan ukuran yang
seragam.
Kata kunci: Pengayakan, Butiran padatan, Seragam, Undersize.

1. Pendahuluan
Pembentukan material dengan ukuran butiran sehalus mungkin merupakan salah satu bentuk
pengembangan penelitian material maju. Hal ini terjadi karena material yang memiliki tingkat
kehalusan tertentu dapat memperbaiki sifat fisik material tersebut [1]. Dalam industri atau pabrik,
pengayakan atau penyaringan adalah proses pemisahan padatan secara mekanik berdasarkan
perbedaan ukuran partikel. Proses pengayakan biasanya ditempatkan setelah alat size
reduction, tapi hal itu dikembalikan lagi pada proses pabrik, kapan saatnya suatu pabrik
membutuhkan tahap pemisahan partikel padatan, maka disitulah pengayakan (screening)
akan digunakan. Fungsi utama dalam analisis ukuran partikel adalah untuk mendapatkan data
kuantitatif mengenai ukuran dan distribusi ukuran partikel secara akurat. Karena partikel memiliki
bentuk yang berbeda – beda seperti bentuk bola, kubus, bulat, asimetris dan lain sebagainya maka
dikembangkan teori diameter equivalent, yang dikenal dengan stokes diameter [2]. Tapi dalam
istilah yang dikaji dan penerapannya, pengayakan atau screening dipakai dalam sakal
industri, sedangkan yang digunakan untuk skala laboratorium adalah penyaringan (sieving).
Material solid yang tertahan pada permukaan screen disebut dengan OVER SIZE (Plus
material) sedangkan partikel yang lolos dari screen disebut dengan UNDER SIZE (Minus
material), sedangkan material yang lolos tetapi tertahan pada permukaan berikutnya disebut
dengan intermediate size.
Over size

Under Size
Intermediate Size

Gambar I.1.1 Ukuran partikel

Gambar I.1.2 Mesh ayakan

Fraksi oversize    = fraksi padatan yang tertahan ayakan.

Fraksi undersize = fraksi padatan yang lolos ayakan.

Pada pengayakan manual, bahan diperiksa melewati lubang ayakan, umumnya dengan
bantuan sebilah kayu atau sebilah bahan sintesis atau dengan sikat. Beberapa farmakope
memuat spesifikasi ayakan dengan lebar lubang tertentu. Sekelompok partikel dikatakan
memiliki tingkat kehalusan tertentu jika seluruh partikel dapat melintasi lebar lubang yang
sesuai (tanpa sisa ayakan). Dengan demikian ada batasan maksimal ukuran partikel.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pengayakan, yaitu:

 Jenis ayakan
 Cara pengayakan
 Kecepatan pengayakan
 Ukuran ayakan
 Waktu pengayakan
 Sifat bahan yang akan diayak
 Peluang Terjadinya Pemisahan Material.

Keberhasilan operasi pengayakan sangat tergantung kepada sebarapa besar peluang


material undersize dapat lolos melewati lubang ayakan menjadi produk undersize.
Probabilitas material untuk dapat lolos melewati lubang ayakan dapat diprediksi dengan
formula berikut:

P = (a – d)2/(a – b)2

P: adalah peluang atau probabilitas material untuk dapat lolos lubang ayakan.

a: adalah ukurang lubang ayakan.

b: adalah tebal kawat ayakan dan

c: adalah ukuran partikel.

Dari persamaan peluang tersebut diketahui, bahwa material yang berukuran jauh lebih
kecil daripada ukuran lubang ayakan akan memiliki peluang lolos lebih besar dibandingkan
material berukuran lebih besar atau hampir sama dengan lubang ayakan.

Gambar 1 di bawah menunjukkan jumlah partikel atau material yang lolos lubang ayakan
diplot terhadap panjang ayakan. Pengaruh stratifikasi menyebabkan material yang lolos pada
daerah 2 lebih banyak dari dua daerah lainnya, yaitu daerah 1 dan 3. Daerah 2 dan 3 disebut
daerah pengayakan jenuh. Material yang berukuran hingga 75 persen dari lubang ayakan
lolos di daerah ini. Sedangkan material yang mendekati ukuran lubang ayakan, near mesh
lolos sebagai undersize di daerah 1.

Distribusi material yang lolos ayakan ini menunjukkan peluang dari material akibat
pengaruh ukuran dan stratifikasi. Material yang berukuran kurang dari 75 persen dari lubang
ayakan akan lolos lebih awal dibanding ukuran yang lebih besar.
Gambar I.1.3. Distribusi Material Yang Lolos Lubang Ayakan

2. Langkah Kerja Praktikum

Siapakan alat (screen / ayakan ) dengan 3 ukuran yang berbeda : 84 mesh, 100 mesh dan
150 mesh.
1. Timbang masing masing 250 gram
2.Ayak butiran padatan dengan menggunakan ayakan :
a. Ukuran 84 mesh, lalu timbang berat pasir yang tertahan (oversize) dan
yang lolos (undersize)
b. Undersize dari screen ukuran 84 mesh diberi perlakuan yang sama pada
screen ukuran 100 mesh.
c. Undersize dari screen ukuran 100 mesh diberi perlakuan yang sama pada
screen ukuran 150 mesh

2.1 Alat dan Bahan


Screen (ayakan : 84 mesh, 100 mesh, dan 150 mesh)
Wadah
Timbangan
Serbuk batu bata 250 gram
2. Hasil dan Pembahasan

Pada percobaan pengukuran butiran padatan, alat yang kami gunakan adalah
screen. Screen yang digunaka terdiri dari 3 deck / layer screening (ayakan) dengan
ukuran :

Deck pertama : ukuran 84 mesh


Deck kedua : ukuran 100 mesh
Deck ketiga : ukuran 150 mesh
Bahan yang digunakan (250 gr) serbuk batu bata.

Dari data yang diperoleh, antara feed masuk dengan total akhir tidak sama, feed

yang masuk sejumlah 230,9 gram sedangkan total akhir hanya 100,26 gram. Hal ini

karena dipengaruhi oleh beberapa hal, yaitu: pada saat melakukan pengayakan, partikel-

partikel yang halus banyak yang terbawa oleh angin dan pada saat pemindahan dari

ayakan ke wadah banyak partikel yang tertinggal di screen.

Tabel 1. Data Percobaan

Ukuran Partikel Berat Awal (gr) Tertinggal (gr) Keterangan


84 Mesh 230,9 208,58 belum seragam
100 Mesh 208,58 109,48 seragam
150 Mesh 109,48 100,26 seragam sempurna

Gambar II 3.1. Proses pengayakan


Gamabr II 3.2 proses penimbangan

3. Kesimpulan
1. Pada saat proses pengayakan yang pertama yaitu 10 mesh didapatkan material oversize
yang tidak ikut terayak dan ukuran undersize masih belum didapatkan bentuk yang
seragam dikarenakan ukuran screening masih terlalu besar.
2. Pada saat proses yang kedua didapatkan undersize yang mulai mendapatkan hasil yang
seragam dikarenakan ukuran screen semakin kecil.
3. Pada proses perhitungan yang terakhir ddapatkan hasil bahwa jumlah material
berkurang sebanyak 9,22 gram, berkurangnya material ini disebabkan material yang
dihembuskan oleh angin dan kurang sempurnanya proses pengayakan yang berakibat
banyak yang jatuh dan terbuang.

4. Lampiran
5. Lampiran
Daftar Rujukan
[1] Tim penulis.(2021).Modul Pengukuran Butiran Padatan.Madiun: Universitas PGRI
Madiun.

[2] Berk, Z. 2018. Filtration and expression . Israel: Department of Biotechnology and Food
Engineering, TECHNION, Israel Institute of Technology

[3] Masduki A., dan Agus S. 2002. Satuan Operasi Modul ajar. FTSP. Jurusan Teknik
Lingkungan. ITS, Surabaya.

[4] Maryani D., Ali Masduqi, dan Atiek Moesriati. 2014. Pengaruh Ketebalan Media dan Rate
filtrasi pada Sand Filter dalam Menurunkan Kekeruhan dan Total Coliform. Jurnal Teknik Pomits,
Vol. 3 No.2, 76-81.

[5] N. Pokhrel, N. Pala, dan P. K. Vabbina, “Sonochemistry: Science and Engineering,”


Ultrasonics Sonochemistry vol. 29, pp. 104-128, 2016. Doi: 10.1016/j.ultsonch.2015.07.023

[6] T. Allen, “Powder sampling and particle size determination,” 1st edn, Pharmaceutical
Technology, Wilmington: Elsevier B.V, pp. 56-88, 2003.

[7] M. Altiner, dan M. Yildirim, ”Preparation of periclase (MgO) nanoparticles from dolomite by
pyrohydrolysis–calcination processes”, Asia-Pacific Journal of Chemical Engineering, vol. 12, no. 6,
pp. 842-857, 2017. Doi: 10.1002/apj.2123.

[8] A. Gedanken, “Using sonochemistry for the fabrication of nanomaterials,” Ultrasonic


Sonochemistry, vol. 11, pp 47–55, 2004. Doi: 10.1016/j.ultsonch.2004.01.037.

[9] I. M. Chung, I. Park, K. H. Seung, M. Thiruvengadam dan G. Rajakumar, “Plant mediated


synthesis of silver nanoparticles: Their characteristic properties and therapeutic applications,”
Nanoscale Research Letter, vol. 11, no. 1, edisi 40, pp. 2-14, 2016. Doi: 10.1186/s11671-016-1257-4.

[10] N. T. Dung, dan C. Unluer,” Improving the carbonation of reactive MgO cement concrete via
the use of NaHCO3 and NaCl,” Journal of Materials in Civil Engineering, vol. 30, no. 12, pp. 1-8,
2018. Doi: 10.1061/(ASCE)MT.1943- 533.0002509.

Anda mungkin juga menyukai