Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN

PENGAYAKAN / PENYARINGAN (SCREENING / SIEVING)

Oleh:
Nama : Ahmad Sahla Rahman
NIM : 201910901016
Kelompok :5
Asisten : Yensi Ina Anggraini

LABORATORIUM PERENCANAAN TAMBANG DAN PENGOLAHAN


BAHAN GALIAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS JEMBER
2022
I. JUDUL
Pengayakan/Penyaringan (Screening/Sieving)
II. TUJUAN
Tujuan dari praktikum ini adalah:
1. Membuat sieve shaker untuk proses penyaringan
2. Mempermudah menghitung persentase beban yang berhasil lolos
saringan pada setiap wadah ayakan
III. PENDAHULUAN
3.1 Pengayakan (Screening)
Screening (pengayakan) merupakan metode umum dan penting dalam suatu
industri pertambangan, pemisahan ini digunakan untuk memperoleh bahan
dengan bentuk, ukuran, atau fraksi tertentu yang diinginkan. Screening
merupakan salah satu proses yang bertujuan untuk mengelompokkan mineral
yang berdasarkan pada ukuran lubang ayakan sehingga akan memperoleh ukuran
seragam yang berhubungan dengan alat crusher dimana alat untuk melakukan
screening disebut dengan screen. Screen sendiri merupakan alat yang digunakan
untuk proses pemilahan ukuran butir material dengan cara melewatkan material
dari atas ayakan sehingga material yang memiliki ukuran lebih kecil dari lubang
ayakan (Fadili, 2020). Produk dari proses pengayakan/penyaringan ada 2 (dua),
yaitu (Modul 5, 2022):
1. Ukuran lebih besar daripada ukuran lubang-lubang ayakan (oversize)
2. Ukuran yang lebih kecil daripada ukuran lubang-lubangayakan
(undersize).

Gambar 3.1 Hasil Produk dari Proses Screen (Sumber : Fadili, 2020)
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam proses pengayakan sebagai
berikut : (Fadili, 2020)
a. Jenis ayakan
b. Cara pengayakan
c. Kecepatan pengayakan
d. Ukuran ayakan
e. Waktu pengayakan
f. Sifat bahan yang akan di ayak
Pada proses screening biasanya dilakukan dalam keadaan kering untuk
material kasar, sehingga akan menyebabkan hasil atau proses kerja screen
optimal sampai pada ukuran 10 mesh, sedangkan proses pengayakan dilakukan
dalam kondisi basah biasanya untuk jenis material halus mulai dari ukuran 20
hingga 30 mesh (Fadili, 2020)..
3.2 Jenis Jenis Ayakan
Beberapa jenis ayakan yang sering digunakan antara lain:
1. Grizzly : merupakan jenis ayakan statis, dimana material yang akan diayak
mengikuti aliran pada posisi kemiringan tertentu (AILANI, 2014).

Gambar 3.2 Ayakan Grizzly (Sumber :


http://eprints.polsri.ac.id/7693/3/BAB%20II.pdf)
2. Vibrating screen : yaitu ayakan dinamis dengan permukaan horizontal dan
miring digerakkan pada frekuensi 1000 sampai 7000 Hz. Ayakan jenis ini
mempunyai kapasitas tinggi, dengan efisiensi pemisahan yang baik, yang
digunakan untuk range yang luas dari ukuran partikel (Zulfikar, 2008)
3. Reciprocating screen yaitu ayakan dinamis dengan gerakan menggoyang,
pukulan yang panjang (20-200 Hz). Digunakan untuk pemindahan dengan
pemisahan ukuran
4. Oscillating screen: yaitu ayakan dinamis pada frekuensi yang lebih rendah
dari vibrating screen (100-400 Hz) dengan waktu yang lebih lama

Gambar 3.3 Ayakan Oscillating screen (Sumber :


http://eprints.polsri.ac.id/7693/3/BAB%20II.pdf)
5. Shifting screen yaitu ayakan dinamis yang dioperasikan dengan gerakan
memutar dalam bidang permukaan ayakan. Gerakan actual dapat berupa
putaran, atau getaran memutar. Digunakan untuk pengayakan material
basah atau kering.
6. Revolving screen, ayakan dinamis dengan posisi miring, berotasi pada
kecepatan rendah (10-20 rpm). Digunakan untuk pengayakan basah dari
material-material yang relatif kasar, tetapi memiliki pemindahan yang
besar dengan vibrating screen
3.3 Sieve shaker
Sieve shaker adalah sebuah ayakan yang terbuat dari kawat, silk, atau plastik,
benang, logam, pelat logam berlubang. Logam yang biasa digunakan adalah baja
dan baja tahan karat (Sudarmadji. dkk, 2007). Ukuran ayakan dinyatakan dengan
mesh yaitu banyaknya lubang bukan ayakan dalam setiap in persegi, misalnya
disebut ayakan 40 mesh, berarti terdapat 40 lubang 1 in persegi. Kisaran ukuran
mesh standart adalah mulai dari 4mesh-400mesh. Sieve shaker umumnya
memiliki nilai mesh 100 sampai 200. Saringan bertingkat dengan nilai mess sama
akan memperbaiki kualitas dan keseragaman hasil, sedangkan saringan bertingkat
dengan nilai mesh berbeda akan menghasilkan beberapa produk dengan
keseragaman berbeda (Modul 5, 2022):.
Gambar 3.4 Sieve shaker (Sumber :
https://analitika.co.id/fungsi-sieve-shaker/)
Sieve shaker ini juga digunakan dibeberapa bidang, seperti pada bidang teknik
sipil, farmasi dan beberapa bidang lainnya. Pada bidang teknik sipil yang dimana
digunakan untuk menentukan ukuran butiran tanah sesuai dengan yang
diinginkan, proses pengayakan tersebut merupakan proses penting untuk
mengetahui sifat-sifat fisik dari tanah yang akan diuji. Dimana tanah merupakan
material yang terdiri dari beberapa butiran mineral-mineral padat yang tidak
tersementasi satu sama lain dan berasal dari bahan-bahan organik dan anorganik
yang telah melapuk. Sifat-sifat fisik tanah tersebut, yaitu berupa butir, berat jenis,
dan kekuatan tanah tersebut beserta komposisi kandungan tanah. Dan pada bidang
farmasi yang dimana digunakan untukmenentukan ukuran partikel yang akan
digunakan dalam membuat suatu sediaan farmasi, sebab ukuran partikel tersebut
mempunyai peranan besar dalam pembuatan sediaan obat dan juga terhadap efek
fisiologisnya(Modul 5, 2022) Kelebihan sieve shaker, yaitu (Analitika, 2022) :
- Proses pengayakan yang cepat dan praktis
- Dapat mengetahui jenis ukuran partikel yang digunakan
- Waktu yang digunakan singkat. Sehingga dengan mudah memperoleh
hasil berupa bahan yang partikelnya kecil atau halus.
Kelemahan Sieve Shaker
- Pada alat ini, anda tidak bisa mengetahui bentuk dari partikel yang
dihasilkan
- Hasil ukuran partikel yang tidak pasti. Karena prosesnya tergantung pada
jumlah mesh yang digunakan
- Timbulnya getaran akan mempengaruhi validasi data
IV. METODELOGI PERCOBAAN
4.1 Alat dan Bahan
4.1.1 Alat
- Sieve shaker
- Timbangan
- Tisu
- Plastik
- Sarung tangan
- Serbet
- Alat Tulis
- Stopwatch
4.1.2 Bahan
- Tanah Kering
- Pasir
4.2 Diagram Alir

Tanah Kering dan Pasir

- diurutkan ayakan bertingkat dari atas ke bawah dengan


diawali ayakan yang memiliki diameter lubang paling besar
hingga terkecil.
- dimasukkan material ke dalam ayakan paling atas
(diameternya paling besar)
- diletakkan di atas shieve shaker (mesin pemisah partikel),
dan tutup dengan menggunakan tutup pemberat yang sudah
tersedia di shaker guna untuk menekan ayakan bertingkat
agar tidak goyang dan tumpah)
- dinyalakan mesin dengan menekan tombol START
- diambil ayakan dari mesin dan lihat hasil sedimen dari setiap
ayakan, dan timbang.

Hasil
4.3 Prosedur Kerja
Pada praktikum modul 5 ini dilakukan pengurutan ayakan bertingkat dari atas
ke bawah dengan diawali ayakan yang memiliki diameter lubang paling besar
hingga terkecil. Setelah itu material dimasukkan ke dalam ayakan paling atas
(diameternya paling besar) dan letakkan di atas shieve shaker (mesin pemisah
partikel), dan tutup dengan menggunakan tutup pemberat yang sudah tersedia di
shaker guna untuk menekan ayakan bertingkat agar tidak goyang dan tumpah).
Kemudian, mesin dinyalakan dengan menekan tobol START. Ketika mesin
berhenti, ambil ayakan dari mesin dan lihat hasil sedimen dari setiap ayakan, dan
timbang.
V. DATA DAN PERHITUNGAN
5.1 Data
- Wadah Plastik = 5 gram
Tabel 5.1 Data Tanah kering dan Pasir

Saringan Berat Wadah Berat Material Berat Material +


Mesh mm Besar (gr) (gr) Wadah (gr)

50 0.3 1,21 500 501,21

100 0.15 1,21 500 501,22

200 0.075 1,22 500 501,23

5.2 Perhitungan
5.2.1 Mencari Berat %Tertinggal
Berat pada satu fraksi
%Tertinggal = x 100%
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑀𝑎𝑡𝑒𝑟𝑖𝑎𝑙

5.2.2 Berat (Gram) setelah di ayak menggunakan Sieve shaker


Berat Material sesudah di ayak – Wadah Plastik
VI. HASIL DAN PEMBAHASAN
6.1 Hasil
6.1.1 Hasil Perhitungan Tanah Kering
Tabel 6.1 Hasil Tanah Kering

Saringan
Berat Wadah Berat Material Berat Material
Besar dan Wadah
Mesh mm (Gram) %Tertinggal

50 0.3 1,21 gr 501,21 gr 453 90.60%

100 0.15 1,21 gr 501,21 gr 33 6.60%

200 0.075 1,21 gr 501,21 gr 5 1.00%

Jumlah 491 98.20%

TANAH KERING
100.00% 90.60%

80.00%

60.00%
% TERTINGGAL

40.00%

20.00%
6.60%
1.00%
0.00%
0 0.05 0.1 0.15 0.2 0.25 0.3 0.35

-20.00%
UKURAN SARINGAN

Gambar 6.1 Grafik Tanah kering


6.1.2 Hasil Perhitungan Pasir
Tabel 6.2 Hasil Pasir

Saringan Berat Wadah Berat Material Berat Material


Mesh mm Besar dan Wadah (Gram) %Tertinggal
50 0.3 1,21 gr 501,21 gr 340 68.00%
100 0.15 1,21 gr 501,21 gr 40 8.00%
200 0.075 1,21 gr 501,21 gr 3 0.60%
Jumlah 383 76.60%

PASIR
80.00%
68.00%
70.00%
60.00%
% TERTINGGAL

50.00%
40.00%
30.00%
20.00%
8.00%
10.00% 0.60%
0.00%
0 0.05 0.1 0.15 0.2 0.25 0.3 0.35
UKURAN SARINGAN

Gambar 6.2 Grafik Pasir


6.2 Pembahasan
Pada praktikum kali ini adalah pengayakan atau screening, screening
merupakan salah satu proses Percobaan pemisahan butiran padatan bertujuan
untuk memisahkan kemudian mengelompokkan butiran padatan sesuai ukuran
yang dikehendaki untuk kemudian diayak dengan menggunakan shieve shaker.
Selain itu, melalui pada praktikum ini di pakai 2 bahan sebagai pembanding yaitu
500 gr tanah kering dan 500 gr Pasir.
Dalam percobaan pertama bahan yang digunakan adalah tanah kering yang
telah bersihkan dari batuan dan telah cukup halus dengan berat 500 gram yang
diayak di atas ayakan dengan mesh yang berbeda-beda. Semakin besar ukuran
mesh, maka semakin kecil partikel tanah kering yang didapat, begitu pula
sebaliknya. Tanah kering diayak dengan menggunakan ayakan shieve shaker
berukuran 50 mesh, 100 mesh, dan 200 mesh. Pada 50 mesh di dapat berat
setelah di ayak yaitu 453 gr dan % tertinggal 90.60%, 100 mesh didapat 33 gr
dan % tertinggal 8.00%, dan 200 mesh didapat 5 gr dan % tertinggal 1.00%. Pada
saat di total hasil dari tanah kering setelah di ayak di beberapa mesh didapat berat
491 gr dan % tertinggal 98.20%, dari hasil tersebut yang terdapat 1.8% yang
lolos dari ayakan.
Percobaan kedua bahan yang digunakan adalah pasir dengan berat 500 gram
yang diayak dengan mesh yang berbeda-beda dengan menggunakan ayakan
shieve shaker berukuran 50 mesh, 100 mesh, dan 200 mesh. Pada 50 mesh di
dapat berat setelah di ayak yaitu 340 gr dan % tertinggal 68.00%, 100 mesh
didapat 40 gr dan % tertinggal 8.00%, dan 200 mesh didapat 3 gr dan %
tertinggal 0.60%. Pada saat di total hasil dari pasir setelah di ayak di beberapa
mesh didapat berat 383 gr dan % tertinggal 76.60% dari hasil tersebut yang
terdapat 23.4% yang lolos dari ayakan.
Dari kedua percobaan tanah kering dan pasir didapat hasil dan grafik yang
hampir sama yaitu terdapat berat yang lolos dari ayakan sehingga grafiknya
meningkat. Pada bahan tanah kering berat lolos sangat sedikit di bandingkan
pasir, hal ini dikarenakan beberapa faktor. Adapun faktor pada saat praktikum
yaitu : bahan yang kurang kering atau kurang halus, kurang nya akurasi dari
perhitungan, dan kurangnya pemahaman dan kesiapan dari praktikan tentang
praktikum pengayakan sehingga berdampak dari hasil praktikum.
Selain itu faktor yang mempengaruhi hasil praktikum ini adalah
penimbangan bahan setelah di ayak. Neraca massa berlaku pada percobaan
praktikum ini dimana massa kedua bahan yang masuk haruslah sama dengan
massa kedua bahan yang keluar. Sehingga harus didapat bahan yang keluar
sebanyak 500 gram. Jika tidak didapat bahan yang sama dengan massa bahan
yang masuk maka dapat dipengaruhi oleh kesalahan praktikan saat pengayakan
seperti ada bahan yang tumpah saat pengayakan ataupun ada Sebagian bahan
yang menempel pada shieve shaker.
VII. PENUTUP
7.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari praktikum pengayakan/ screening yaitu :
1. Screening merupakan salah satu proses Percobaan pemisahan butiran
padatan bertujuan untuk memisahkan kemudian mengelompokkan butiran
padatan sesuai ukuran yang dikehendaki untuk kemudian diayak dengan
menggunakan shieve shaker.
2. Hasil tanah kering setelah di ayak di beberapa mesh didapat berat 491 gr
dan % tertinggal 98.20%, dari hasil tersebut yang terdapat 1.8% yang
lolos dari ayakan. Sedangkan, pasir setelah di ayak di beberapa mesh
didapat berat 383 gr dan % tertinggal 76.60% dari hasil tersebut yang
terdapat 23.4% yang lolos dari ayakan.
3. Faktor mempengaruhi hasil dari tanah kering dan pasir pada saat
praktikum yaitu : bahan yang kurang kering atau kurang halus, kurang nya
akurasi dari perhitungan, pada saat pengayakan ada bahan yang tumpah
saat pengayakan ataupun ada Sebagian bahan yang menempel pada shieve
shaker, dan kurangnya pemahaman dan kesiapan dari kita sendiri tentang
praktikum pengayakan sehingga berdampak dari hasil praktikum.
7.2 Saran
Adapun saran dari praktikum selanjutnya adalah pada saat
melakukan penimbangan seharusnya praktikan lebih teliti agar tidak
mengakibatkan kesalahan perhitungan. Sebaiknya praktikan berhati-hati
saat melakukan pengayakan agar tidak ada produk undersize yang tumpah
berceceran. Dan sebaiknya praktikan memahami konsep dasar screening
sehingga pada saat praktikum tidak bingung dan mampu mengambil
kesimpulan yang sesuai dengan teori
DAFTAR PUSTAKA
AILANI, C. (2014). REDUKSI dan PENGAYAKAN TEPUNG UBI JALAR
MENGGUNAKAN PENGAYAK GOYANG (SHAKER SCREEN) DENGAN
VARIABEL UKURAN PARTIKEL SEBAGAI BAHAN BAKU PEMBUATAN
KUE TRADISIONAL (Sieving and reduction with sweet potato flour shaker
screen with variable particle size as raw material making traditional
cake) (Doctoral dissertation, Undip).
Analitika, 2022. Fungsi Sieve Shaker. (Serial Online).https://analitika.co.id/fungsi-
sieve-shaker/). (Diakses pada tanggal 14 November 2022)
Modul 5. 2022. Pengayakan/Penyaringan (Screening/Sieving). (Diakses pada
tanggal 14 November 2022)
Fadili, A. A. (2020). Pengaruh Diameter Wire Screen Terhadap Produksi Dan
Efisiensi Vibrating Screen Di Unit Crushing Plant Batu Andesit Pt Nurmuda
Cahaya Desa Batujajar Timur, Kecamatan Batujajar Kabupaten Bandung Barat,
Provinsi Jawa Barat.
Sudarmadji. S. dkk. 2007. Analisis bahan makanan dan pertanian. Yogyakarta :
Liberty.
Yerizam, M. (2018). UNJUK KERJA ALAT PEMBUATAN TEPUNG MOCAF
TERHADAP REDUKSI HCN DAN PROTEIN SELAMA
PENGERINGAN. KINETIKA, 9(3), 22-26.
Zulfikar. 2008.Pengayakan.Jakarta: Agromedia Pustaka
LAMPIRAN
Tanah Kering sebelum ditimbang Berat wadah 12 gram

Berat tanah kering + wadah : 512 Berat Pasir + wadah : 512 gram
gram

Tanah Kering dan Sieve Shaker Berat 50 mesh pasir + plastik = 355
gram

Berat 100 mesh pasir + plastik : 55 Berat 200 mesh Pasir + Plastik : 18
gram gram
Berat 50 mesh Tanah Kering + Berat 100 mesh Tanah Kering +
Plastik : 468 gram Plastik : 48 gram

Berat 200 Mesh Tanah Kering + Sempel


Plastik : 20 gram

Tabel Pengamatan

Anda mungkin juga menyukai