Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH PENGOLAHAN BAHAN GALIAN

METODA SCREENING

Disusun oleh :
DEDEN SAPUTRA
NANDES SAPUTRA
BAGUS RAHMAD CARAMOY
WAHYU SRIPRASETIO
REZA ALPARIZI

Dosen pengampu :
MARISA OKTAVIA ST.,M.T.

PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUARA BUNGO
2021
BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Yang dimaksud dengan bahan galian adalah bijih (ore), mineral industri (industrial
minerals) atau bahan galian Golongan C dan batu bara (coal). Pengolahan bahan galian
(mineral beneficiation/mineral processing/mineral dressing) adalah suatu proses
pengolahan dengan memanfaatkan perbedaan-perbedaan sifat fisik bahan galian untuk
memperoleh produkta bahan galian yang bersangkutan. Khusus untuk batu bara, proses
pengolahan itu disebut pencucian batu bara (coal washing) atau preparasi batu bara (coal
preparation).
Screening/sieving adalah suatu proses tembusan partikel menurut ukurannya dengan
jalan menyaring jika partikel relatif kasar dengan alat khusus dimana ayakan yang
digunakan dalam posisi yang besar, tetapi screen yang khusus (sieve analysis) dapat di
gunakan untuk pemisahan sampai ukuran sehalus 325 mesh.
2. Rumusan Masalah
 Apa yang dimaksud dengan proses pengayakan (screening) ?
 Bagaimanakan menggunakan atau memilih screen pada proses screening?
 Apa saja alat-alat screening ?
3. Tujuan
 Mengetahui pengertian dari pengayakan
 Mempelajari cara menggunakan dan memilih screen pada proses pengayakan
 Mengetahui apa saja alat-alat screening
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian screening
Pengayakan atau penyaringan adalah proses pemisahan secara mekanik
berdasarkan perbedaan ukuran partikel. Pengayakan (screening) dipakai dalam skala
industri, sedangkan penyaringan (sieving) dipakai untuk skala laboratorium.di gunakan
untuk pemisahan sampai ukuran sehalus 325 mesh.
Produk dari proses pengayakan/penyaringan ada 2 (dua), yaitu :
 Ukuran lebih besar daripada ukuran lubang-lubang ayakan (oversize).
 Ukuran yang lebih kecil daripada ukuran lubang-lubang ayakan (undersize).
Dalam proses industri, biasanya digunakan material yang berukuran tertentu dan
seragam. Untuk memperoleh ukuran yang seragam, maka perlu dilakukan pengayakan.
Pada proses pengayakan zat padat itu dijatuhkan atau dilemparkan ke permukaan
pengayak. Partikel yang di bawah ukuran atau yang kecil (undersize), atau halusan
(fines), lulus melewati bukaan ayak, sedang yang di atas ukuran atau yang besar
(oversize), atau buntut (tails) tidak lulus. Pengayakan lebih lazim dalam keadaan kering.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pengayakan, yaitu:
a) Jenis ayakan

b) Cara pengayakan
c) Kecepatan pengayakan]
d) Ukuran ayakan
e) Waktu pengayakan
f) Sifat bahan yang akan diayak
 Tujuan dari proses pengayakan ini adalah :
a) Mempersiapkan produk umpan (feed) yang ukurannya sesuai untuk beberapa
proses berikutnya.
b) Mencegah masuknya mineral yang tidak sempurna dalam peremukan (Primary
crushing) atau oversize ke dalam proses pengolahan berikutnya, sehingga dapat
dilakukan kembali proses peremukan tahap berikutnya (secondary crushing).
c) Untuk meningkatkan spesifikasi suatu material sebagai produk akhir.
d) Mencegah masuknya undersize ke permukaan.
Pengayakan biasanya dilakukan dalam keadaan kering untuk material kasar, dapat optimal
sampai dengan ukuran 10 in (10 mesh). Sedangkan pengayakan dalam keadaan basah biasanya
untuk material yang halus mulai dari ukuran 20 in sampai dengan ukuran 35 in.
 Faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan material untuk menerobos ukuran ayakan
adalah:
a. Ukuran buhan ayakan Semakin besar diameter lubang bukaan akan semakin
banyak material yang lolos.
b. Ukuran relatif partikel Material yang mempunyai diameter yang sama dengan
panjangnya akan memiliki kecepatan dan kesempatan masuk yang berbeda bila
posisinya berbeda, yaitu yang satu melintang dan lainnya membujur.
c. Pantulan dari material Pada waktu material jatuh ke screen maka material akan
membentur kisi-kisi screen sehingga akan terpental ke atas dan jatuh pada posisi
yang tidak teratur.
d. Kandungan air Kandungan air yang banyak akan sangat membantu tapi bila
hanya sedikit akan menyumbat screen.
 Faktor yang harus diperhatikan dalam pemilihan screen :
a. kapasitas, kecepatan hasil yang diinginkan.
b. Kisaran ukuran ( size range),
c. Sifat bahan : densitas, kemudahan mengalir (flowability),
d. Unsur bahaya bahan : mudah terbakar, berbahaya, debu yang ditimbulkan
e. Ayakan kering atau basah.
 Standar ukuran ayakan (screen)
Ukuran yang digunakan bisa dinyatakan dengan mesh maupun mm (metrik).
Yang dimaksud mesh adalah jumlah lubang yang terdapat dalam satu inchi persegi
(square inch), sementara jika dinyatakan dalam mm maka angka yang ditunjukkan
merupakan besar material yang diayak.
Dalam pengayakan melewatkan bahan melalui ayakan seri ( sieve shaker) yang
mempunyai ukuran lubang ayakan semakin kecil. Setiap pemisahan padatan
berdasarkan ukuran diperlukan pengayakan. screen mampu mengukur partikel dari 76
mm sampai dengan 38 µm. Operasi screening dilakukan dengan jalan melewatkan
material pada suatu permukaan yang banyak lubang atau openings dengan ukuran yang
sesuai.
 Faktor yang Mempengaruhi Proses Pengayakan
 Bentuk lubang ayakan bulat, segi empat, kubus, balok, lonjong dsb (yang paling sering
digunakan adalah bujur sangkar)
 Celah dan interval ayakan mesh : jumlah celah (lubang ayakan) bujur sangkar tiap 1 in
arah memanjang.
 Ukuran partikel.
 Kapasitas ayakan dan keefektifan
kapasitas ayakan diukur dengan massa bahan yang diumpankan persatuan waktu dan
persatuan luas ayak (bisa dikendalikan dengan mengubah laju umpan) efektifitas
ayakan adalah ukuran keberhasilan ayakan dalam memisahkan bahan A dan B secara
teliti (tergantung pada sifat pengoperasiannya)

 Proses-proses screening
1. Dry screening
 Bahan tidak mengandung air
 Bahan memerlukan pengeringan sebelum proses screening.
2. Wet screening
Memerlukan penambahan air kedalan material selama operasi.
 Alat-alat screening
1. Grizzly

Prinsip kerja : berdasarkan adanya gaya gravitasi


2. Trommel
 Tandemm trommel
Prinsip kerja : berdasarkan gaya gravitasi dan sentrifugal
 Compound trommel
Prinsip kerja : berdasarkan fase padat (kering) berdasarkan gaya gravitasi dan
gaya sentrifugal
 Seri trommel
Prinsip kerja : berdasarkan gaya sentrifugal dan gaya gravitasi
3. Vibrating screens
 Electrical vibrating screen
Prinsip kerja : berdasarkan gaya getaran yang dihasilkan oleh tenaga listrik
 Hummer screen
Prinsip kerja : menggunakan magnet AC pada bingkai ayakan
 Rotex screen
Prinsip kerja : gaya gravitasi dengan lebih dari satu ayakan
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Pengayakan atau penyaringan adalah proses pemisahan secara mekanik


berdasarkan perbedaan ukuran partikel. Pengayakan (screening) dipakai dalam skala
industri, sedangkan penyaringan (sieving) dipakai untuk skala laboratorium.
Faktor yang harus diperhatikan dalam pemilihan screen yaitu : kapasitas,
kecepatan hasil yang diinginkan, kisaran ukuran ( size range), sifat bahan : densitas,
kemudahan mengalir (flowability), unsur bahaya bahan : mudah terbakar, berbahaya,
debu yang ditimbulkan. ayakan kering atau basah.
Ada beberapa jenis screen, diantaranya : Grizzlies, Shaking screens, Vibrating
screens.

Anda mungkin juga menyukai