A. Pengertian Pengayakan
Sieving adalah metoda pengukuran yg paling penting untuk partikel
berukuran di atas 0,04 mm. Sedangkan untuk alatnya disebut ayakan atau
saringan. Alat ini digunakan secara luas di dunia ilmu pengetahuan dan teknologi
(di dalam laboratorium pangan, laboratorium bahan bangunan, laboratorium
tanah, di lapangan pengujian tanah, dan sebagainya) dan di dunia kuliner. Selain
untuk memisahkan bahan berbentuk bubuk atau curah, saringan juga digunakan
untuk memisahkan bahan adonan atau campuran dari cairannya, misalnya ketika
membuat santan secara tradisional. Ayakan dapat terbuat
dari logam, polimer, serat tanaman (benang katun, yute, dan sebagainya),
dan kayu. Pengayakan dibagi atas screen dan sieving.
Ayakan kayu banyak dibuat sebelum Revolusi Industri dan kini masih
dibuat oleh masyarakat tradisional. Pada ayakan yang terbuat dari kayu,
umumnya berupa bilah-bilah kayu yang dianyam. Ayakan kayu juga digunakan di
berbagai percobaan dan eksperimen ilmiah ketika ayakan logam dan polimer tidak
bias digunakan terhadap bahan yang diayak karena mampu mengkontaminasi
bahan.
B. Proses pengayakan
Pengayakan dilakukan dengan menaruh bahan curah di atas ayakan
sambil menggoyang-goyangkan ayakan. Partikel yang berukuran lebih kecil dari
nomor mesh akan jatuh, sedangkan yang berukuran lebih besar akan tetap
berada di atas ayakan. Tergantung tujuannya, partikel yang berukuran besar
dapat digerus kembali agar lebih kecil atau dibuang karena tidak dibutuhkan.
Waktu ayak optimal adalah merupakan suatu kesesuaian antara waktu
tercapainya derajat pemisahan yg tinggi dan derajat perubahan ukuran partikel
asal karena proses pengayakan. Pada sieving dikenal istilah mesh yaitu jumlah
bukaan ayak tiap 1 inchi panjang kawat ayakan. Sedangkan standar ayakan yang
paling umum digunakan adalah Standar Tyler dimana diameter kawat yang
digunakan untuk setiap ayakan dapat dilihat dalam referensi lain. Ayakan dengan
ukuran standar 200 Mesh, berarti bahwa tiap 1 inchi panjang kawat ayakan
terdapat 200 bukaan ayakan.
Produk dari proses pengayakan/penyaringan ada 2 (dua), yaitu :
- Ukuran lebih besar daripada ukuran lubang-lubang ayakan (oversize).
- Ukuran yang lebih kecil daripada ukuran lubang-lubang ayakan (undersize)
Dalam proses industri, biasanya digunakan material yang berukuran
tertentu dan seragam. Untuk memperoleh ukuran yang seragam, maka perlu
dilakukan pengayakan. Pada proses pengayakan zat padat itu dijatuhkan atau
dilemparkan ke permukaan pengayak. Partikel yang di bawah ukuran atau yang
kecil (undersize), atau halusan (fines), lulus melewati bukaan ayak, sedang yang
di atas ukuran atau yang besar (oversize), atau buntut (tails) tidak lulus.
Pengayakan lebih lazim dalam keadaan kering (McCabe, 1999, halaman 386).
Rasio ukuran minimal partikel yang bisa melewati lubang ayakan, yaitu: 0,17-
Keadaan fisik dari material itu sendiri (kekerasan bijih, pola bongkahan
Design mekanis dari ayakan tersebut dan Kemiringan ayakan (biasanya 12o-
18o).
F. Alat Ayakan
Berdasarkan gerak pengayak, alat ayakan dibagi menjadi 2 jenis:
Stationary screen
Dynamic screen.
G. Analisis Ayakan
Untuk dapat menghitung luas permukaan kelompok-kelompok partikel, maka
harus ditetapkan beberapa ukuran partikel dalam bentuk suatu distribusi ukuran
partikel (particle size distribution). Untuk itu akan dibahas suatu contoh dari
sieve analysis beserta perhitungannya. Diharapkan nantinya pengertian-
pengertian yang didapat dari contoh itu dapat juga diterapkan pada metoda
pengukuran partikel yang lain.
Ukuran yang digunakan bisa dinyatakan dengan mesh maupun mm (metrik). Yang
dimaksud mesh adalah jumlah lubang yang terdapat dalam satu inchi persegi
(square inch), sementara jika dinyatakan dalam mm maka angka yang ditunjukkan
merupakan besar material yang diayak.
Perbandingan antara luas lubang bukaan dengan luas permukaan screen disebut
prosentase opening. Pelolosan material dalam ayakan dipengaruhi oleh beberapa
hal, yaitu :
Ukuran material yang sesuai dengan lubang ayakan
Ukuran rata-rata material yang menembus lubang ayakan
Sudut yang dibentuk oleh gaya pukulan partikel
Komposisi air dalam material yang akan diayak
Letak perlapisan material pada permukaan sebelum diayak
Dalam pengayakan melewatkan bahan melalui ayakan seri ( sieve shaker)
yang mempunyai ukuran lubang ayakan semakin kecil. Setiap pemisahan
padatan berdasarkan ukuran diperlukan pengayakan. screen mampu mengukur
partikel dari 76 mm sampai dengan 38 µm. Operasi screening dilakukan dengan
jalan melewatkan material pada suatu permukaan yang banyak lubang atau
openings dengan ukuran yang sesuai.
DAFTAR PUSTAKA
http://brownharinto.blogspot.com/2009/11/pengayakan.html
http://distantina.staff.uns.ac.id/files/2009/08/screen-sieving.pdf
www.muthiaelma.zoomshare.com/files/Kelompok_I.ppt
distantina.staff.uns.ac.id/files/2009/1-cara-menentukan-ukuran-partikel.pdf
http://kuliahd3fatek.blogspot.com/2009/05/sieving.html
GRINDING
Grinding adalah proses pengurangan ukuran partikel bahan dari bentuk kasar
menjadi ukuran yang lebih halus untuk menyempurnakan proses mixing yaitu hasil
3. Memperbaiki karakteristik mixing dari setiap bahan baku sehingga bisa diperoleh
bisa dikurangi dan mengurangi pekerjaan ulang dari proses pelleting akibat
5. Memuaskan selera konsumen dalam hal ini peternak karena tampilan pakan
Bentuk penanganan bahan olahan yaitu pengecilan ukuran bahan olahan yang dapat
2.Tingkat frioble bahan (tingkat kemudahan pecah) dari bahan olahan. Kondisi bahan
3.Tingkat kandungan serat dan golongan serat dalam bahan, kondisi ini ditunjukan
dengan golongan serat dalam bahan misalnya seratnya mudah sobek, seratnya mudah
3. Tekanan ( compression ), bahan olahan di grinding dgn di tekan arah tegak lurus
dari landasan.
4. Gesekan ( attrition ), bahan olahan di grinding dgn di gesek arah sejajar dari
landasan.
berikut :
1. Pemecah kasar.
Pemecah kasar pada umumnya bahan olahan untuk di pecah langsung dari alam
2. Pemecah menengah
Pemecah menengah pada umumnya bahan olahan untuk di pecah berasal dari hasil
chips, groundnut meal, rape seed meal, linseed meal, soyabean meal, copra meal,
dll.
Kebanyakan sumber protein asal hewani sudah dalam bentuk halus sehingga tidak
yaitu sistem pre grinding dan post grinding. Pada sistem pre grinding, semua bahan
baku kasar yang harus dihaluskan akan masing-masing menjalani proses grinding
Sistem ini cocok untuk pakan tepung khususnya ayam petelur dan memungkinkan
mengatur komposisi ukuran partikel hasil grinding sehingga tidak semua ukuran
partikel akhir menjadi seragam menyebabkan tampilan pakan lebih menarik misalnya
ukuran jagung yang lebih besar sehingga terlihat lebih kuning. Pada sistem post
grinding, hasil mixing akan disalurkan ke hammer mill untuk proses grinding yang
kedua kalinya.
Dengan cara ini akan diperoleh hasil pakan yang sangat halus dan kualitas pellet yang
jauh lebih baik. Sistem post grinding cocok untuk feedmill dimana persentase pakan