Anda di halaman 1dari 42

UNIT OPERASI 2

FLUIDISASI
DISUSUN OLEH
Afdillah Septian Djati 21030115130148
Amelia Naomi Agustina 21030115140188
Anita Selvia Ningrum 21030115130134
Bagas Al Ridho 21030115130122
Dwi Kinasih 21030115120059
Emiwati Simanjuntak 21030115120084
Gabriella Ardhya Puspita 21030115140154
Maghfira Arum Lestari 21030115120068
Muhamad Iqbal Amali 21030115130210
M. Daniyal Yasad 21030115130180
Nurdin Hariyadi 21030115120057
Nur Haniza Roviqoh D 21030115120022
Putri Ade Riswanti 21030115120100
Safira Siti Nadhilah H. 21030115140149
Shara Maurina 21030115140197
Syifa Chandra Kartika P.21030115140150
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Perkembangan industri dewasa ini telah mengalami
kemajuan yang sangat pesat. Khususnya industri
pabrik yang telah banyak menggunakan teknologi
modern. Mesin-mesin produksi yang digunakan
dalam sebuah industri menggunakan metode-
metode pengoperasian yang sangat bervariasi.
Salah satu contoh metode yang digunakan adalah
fluidisasi.
Untuk itu kami menyusun sebuah makalah tentang
fluidisasi yang bertujuan untuk memberikan
pelajaran pengetahuan, dan pemahaman tentang
fluidisasi. Fluidisasi itu sendiri adalahproses yang
sama dengan pencairan dimana bahan butiran
dikonversi dari solid state seperti statis ke keadaan
cairan seperti dinamis. Proses ini terjadi ketika
sebuah fluida (cairan atau gas) dilewatkan ke atas
Dalam dunia industri, fluidisasi diaplikasikan
dalam banyak hal seperti transportasi
serbukpadatan (conveyor untuk solid),
pencampuran padatan halus, perpindahan panas
(seperti pendinginanuntuk bijih alumina panas),
pelapisan plastik pada permukaan logam, proses
drying dan sizing padapembakaran, proses
pertumbuhan partikel dan kondensai bahan yang
dapat mengalami sublimasi,adsorpsi (untuk
pengeringan udara dengan adsorben), dan masih
banyak aplikasi lain.
TUJUAN
Mahasiswa mampu mengetahui pengertian proses
fluidisasi
Mahasiswa mampu menjelaskan prinsip kerja proses
fluidisasi
Mahasiswa mampu menjelaskan aplikasi proses
fluidisasi pada Industri

Manfaat
Mahasiswa mengetahui pengertian proses
fluidisasi
Mahasiswa mengetahui prinsip kerja proses
fluidisasi
Mahasiswa mengetahui aplikasi proses
fluidisasi pada Industri
PEMBAHASAN
PENGERTIAN FLUIDISASI
Fluidisasi dipakai untuk menerangkan atau
menggambarkan salah satu cara mengontakkan
butiran-butiran padat dengan fluida (gas atau
cair).
Sebagai ilustrasi dengan apa yang dinamakan
fluidisasi ini, kita tinjau suatu bejana dalam air di
dalam mana ditempatkan sejumlah partikel padat
berbentuk bola, melalui unggun padatan ini
kemudian dialirkan gas dengan arah aliran dari
bawah ke atas. Pada laju alir yang cukup rendah
partikel padat akan diam. Keadaan yang demikian
disebut sebagai unggun diam atau fixed bed.
Kalau laju alir gas dinaikkan, maka akan sampai
pada suatu keadaan dimana unggun padatan tadi
tersuspensi di dalam aliran gas yang melaluinya.
Pada kondisi partikel yang mobil ini, sifat unggun
akan menyerupai sifat-sifat suatu cairan dengan
viskositas tinggi, misalnya ada kecenderungan
untuk mengalir, mempunyai sifat hidrostatik.
Keadaan demikian disebut fluidized bed.
Bila suatu fluida cair maupun gas mengalir perlahan melalui
unggun/tumpukan partikel-partikel zat padat yang posisinya
tetap (masih belum mengakibatkan partikel bergerak),
maka penurunan tekanan fluida yang disebabkan oleh
hambatan zat padat (pressure drop), adalah sesuai dengan
persamaan Ergun, sebagai berikut:

s = sphericity, perbandingan luas permukaan bola terhadap luas partikel


sesungguhnya pada volume yang sama
= porocity, perbandingan volume rongga atau sela unggun
terhadap volume unggun
Vo = superficial velocity, Vo = V. , V = laju alir rata-rata
Dp = diameter partikel
= densitas fluida
PROSES FLUIDISASI
Bila suatau zat cair dilewatkan melalui hamparan lapisan
partikel padat pada kecepatan rendah, partikel-partikel itu
tidak bergerak. Jika kecepatan fluida berangsur-angsur
dinaikan, partikel-partikel itu akhirnya akan mulai bergerak
dan melayang di dalam fluida.
Istilah fluidisasi (fluidization) dan hamparan fluidisasi
(fluidized bed) bisa digunakan untuk keadaan partikel yang
seluruhnya dianggap melayang, karena suspense ini
berperilaku seakan-akan fluida rapat. Jika hamparan itu
dimiringkan, permukaan atasnya akan tetap horizontal, dan
benda-benda besar akan mengapung atau tenggelam di
dalam hamparan itu bergantung pada perbandingan
densitasnya terhadap suspensi.
Zat padat yang terfluidisasi dapat dikosongkan dari
hamparannya melalui pipa dan katub sebagaimana halnya
suatu zat cair, dan sifat fluiditas ini merupakan keuntungan
utama dari penggunaan fluidisasi untuk menangani zat
padat.
KONDISI FLUIDISASI
Perhatikan suatu tabung vertikal yang sebagian berisi
bahan butiran, sebagaimana terlihat dalam gambar.
Tabung itu turbulen pada keadaan atas, dan mempunyai
plat berpori pada bagian bawah untuk menopang pasir
diatasnya untuk menyebarkan aliran secara seragam
pada keseluruhan penampang.
Udara dimasukkan dibawah plat distribusi dengan laju
lambat dan naik keatas dengan hamparan tanpa
menyebabkan terjadinya gerakan dalam partikel. Jika
partikel itu cukup kecil, aliran didalam saluran-saluran
diantara partikel-partikel dalam hamparan itu akan
bersifat laminar.
Jika kecepatan itu dinaikkan , penurunan tekanan akan
meningkat, tetapi partikel-partikel itu tetap masih tidak
bergerak dan tinggi hamparan pun tidak berubah.
Pada kecepatan tertentu, penurunan tekanan melintas
hamparan itu akan mengimbangi gaya gravitasi yang
dialaminya dengan kata lain mengimbangi bobot
hamparan., dan jika kecepatan masih dinaikkan lagi partikel
itu akan mulai bergerak.
Jika kecepatan itu terus ditingkatkan lagi, partikel-partikel
itu akan memisahkan dan menjadi cukup berjauhan satu
sama lain sehingga dapat berpindah-pindah dalam
hamparan itu, dan fluidisasi yang sebenarnya pun mulailah
terjadi. Jika hamparan itu sudfah terfluidisasi , penurunan
tekanan melintas hamparan akan tetap konstan, akan
tetapi tinggi hamparan akan bertambah terus jika aliran
ditingkatkan lagi.
Jika laju aliran hamparan ke fluidisasi (fluidized bed) itu
perlahan-lahan diturunkan, penurunan tekanan tetap
sama, tetapi tinggi hamparan berkurang. Akan tetapi,
tinggi akhir hamparan itu mungkin lebih besar dari
nilainya pada hamparan diam semula, karena zat padat
yang dicurahkan dalam tabung itumenetal lebih rapat
dari zat padat yang mengendap perlahan-lahan dari
keadaan fluidisasi.
Penurunan pada kecepatan rendah lebih kecil dari
hamparan diam semula. Jika fluidisasi dimulai kembali,
penurunan tekanan akan mengimbangi bobot hamparan
pada titik B, titik inilah yang harus kita anggap sebagai
kecepatan fluidisasi minimum Umf dan bukan titik A.
Untuk mengukur Umf hamparan itu harus difluidisasikan
dengan kuat terlebih dahulu, dibiarkan mengendap
dengan mematikan aliran udara, dan laju aliran dinaikan
lagi perlahan-lahan sampai hamparan itu mengembang.
JENIS FLUIDISASI
FLUIDISASI PARTIKULAT
Dalam fluidisasi air dan pasir, partikel-partikel itu bergerak
menjauh satu sama lain dan gerakannya bertambah hebat
dengan bertambahnya kecepatan, tetapi densitas
hamparan rata-rata pada suatu kecepatan tertentu sama
disegala arah hamparan. Proses ini disebut Fluidisasi
partikulat yang bercirikan ekspansi hamparan yang cukup
besar tetapi seragam pada kecepatan yang tinggi.
Ketika fluida cairan seperti air dan padatannya berupa
kaca, gerakan partikel pada saat terfluidisasi terjadi dalam
ruang sempit dalam hamparan.
Seiring dengan bertambahnya kecepatan fluida dan
penurunan tekanan, maka hamparan akan terekspansi dan
gerakan dan pergerakan partikel semakin cepat. Jalan
bebas rata-rata suatu partikel diantara tubrukan-tubrukan
dengan partikel akan bertambah besar dengan
meningkatnya kecepatan fluida, dan akibatnya porositas
hamparan akan meningkat pula. Ekspansi dari hamparan ini
akan di ikuti dengan meningkatnya kecepatan fluida samapi
setiap partikel bertindak sebagai suatu individu.

FLUIDISASI GELEMBUNG
Hamparan zat padat yang terfluidisasi di dalam udara
biasanya menunjukan fluidisai yang dikenal sebagia
fluidisasi agregatif.
Fluidisasi ini terjadi jika kecepatan superficial gas
diatas kecepatan fluidisasi minimum. Bila
kecepatan superficial gas diatas kecepatan jauh
lebih besar dari Umf kebanyakan gas itu mengalir
melalui hamparan dalam bentuk gelembung, dan
hannya sebagian kecil gas itu mengalir dalm
saluran-saluran yang terbentuk diantara partikel.
Partikel itu bergerak tanpa aturan dan didukung
oleh fluida tetapi diruang-ruang antara
gelembung fraksi kosong kira-kira sama dengan
kondisi awal fluidisasi . Gelembung yang
terbentuk berperilaku hamper seperti gelembung
udara dalam air, atau gelembung uap dalam zat
cair yang mendidih (hamparan didih).
Ukuran rata-rata gelembung itu bergantung pada jenis
dan ukuran partikel, jenis plat distributor, kecepatan
superficial, dan tebalnya hamparan. Gelembung-
gelembung cenderung bersatu, dan menjadi besar
pada waktu naik melalui hamparan fluidisasi itu dan
ukuran maksimum gelembung stabil berkisar antara
beberapa inci sampai beberapa kaki diameternya.
Gelembung-gelembung yang beriringan lalu bergerak
ke puncak terpisah oleh zat padat yang seakan-akan
sumbat.
Peristiwa tersebut di kenal peristiwa penyumbatan
(slugging) dan biasanya hal ini tidak dikehendaki
karena mengakibatkan karena adanya fluktuasi
tekanan dalam hamparan, meningkatkan zat padat
yang terbawa ikut dan menimbulkan kesulitan jika kita
ingin memperbesar skalanya di unit-unit yang lebih
EVALUASI PARAMETER-PARAMETER
DIDALAM PERISTIWA FLUIDISASI
Densitas partikel
Penentuan densitas partikel untuk zat padat yang
masih dan tidak menyerap air atau zat cair lain, bisa
dilakukan dengan memakai piknometer. Sedang untuk
partikel berpori, cara diatas akan menimbulkan
kesalahan yang cukup besar karena air atau cairan
akan memasuki pori-pori didalam partikel, sehingga
yang diukur bukan lagi densitas partikel (berikut pori-
porinya) seperti yang diperlukan dalam persamaan di
muka, tetapi densitas bahan padatnya (tidak termasuk
pori-pori didalamnya). Untuk partikel-artikel yang
demikian ada cara lain yang biasa digunakan, yaitu
dengan metode yang diturunkan Ergun.
Bentuk partikel
Dalam persamaan yang telah diturunkan, partikel
padatnya dianggap sebagai butiran yang berbentuk
bola dengan diameter rata-rata dp. Untuk partikel
bentuk lain, harus ada koreksi yang menyatakan bentuk
partikel sebenarnya.
Diameter partikel
Diameter partikel biasanya diukur berdasarkan
analisa ayakan (ukuranmesh).
Porositas unggun
Porositas unggun menyatakan fraksi kosong di
dalam unggun yang secara matematika bila ditulis
sebagai berikut:
Granulasi unggun yang terfluidisasikan adalah
pembesaran ukuran umum di industri farmasi, di mana
bubuk halusadalah diaglomerasi menggunakan
pengikat cair untuk memberikan butiran yang lebih
besar.
Distribusi ukuran butiran selama granulasi
adalah salah satu karakteristik utama dari
evaluasi proses. Dengan demikian, ada
kebutuhan untuk desain proses pengendalian
metode yang bertujuan untuk mengevaluasi
distribusi ukuran pada real-time. Beberapa dari
gambar analisis dan NIR instrumentasi memiliki
ditangani ini masalah di tahun 1-3. Namun, yang
isu dengan yang handal data penanganan dan
probe kontaminasi masih perlu untuk diatasi.
PRINSIP KERJA PROSES
FLUIDISASI
Proses fluidisasi biasanya dilakukan dengan cara mengalirkan
fluida gas atau cair ke dalam kolom yang berisi unggun butiran-
butiran padat. Pada laju alir yang kecil aliran hanya menerobos
unggun melalui celah-celah/ ruang kosong antar partikel,
sedangkan partikel-partikel padat tetap dalam keadaan diam.
Kondisi ini dikenal sebagai fenomena unggun diam.
Pada saat kecepatan aliran fluida diperbesar sehingga mencapai
kecepatan minimum, yaitu kecepatan saat gaya seret fluida
terhadap partikel-partikel padatan lebih atau sama dengan gaya
berat partikel-partikel padatan tersebut, partikel yang semula
diam akan mulai terekspansi, Keadaan ini disebut incipient
fluidization atau fluidisasi minimum.
Sedangkan jika kecepatan diperbesar, maka akan terjadi beberapa
fenomena yang dapat diamati secara visual dan pada kondisi
inilah partikel-partikel padat memiliki sifat seperti fluida dengan
viskositas tinggi.
Karena sifat-sifat partikel padat yang menyerupai sifat
fluida cair dengan viskositas tinggi, metoda
pengontakan fluidisasi memiliki beberapa keuntungan
dan kerugian.

Keuntungan proses fluidisasi, antara lain:


Sifat unggun yang menyerupai fluida memungkinkan
adanya aliran zat padat secara kontinu dan
memudahkan pengontrolan
Kecepatan pencampuran yang tinggi membuat
reaktor selalu berada dalam kondisi isotermal
sehingga memudahkan pengendaliannya.
Sirkulasi butiran-butirn padat antara dua unggun
fluidisasi memungkinkan pemindahan jumlah panas
yang besar dalam reaktor
Perpindahan panas dan kecepatan perpindahan mass
antara partikel cukup tinggi.
Perpindahan panas antara unggun terfluidakan
dengan media pemindah panas yang baik
memungkinkan pemakaian alat penukar panas yang
memiliki luas permukaan kecil.
Sebaliknya, kerugian proses fluidisasi antara lain:
Selama operasi partikel-partikel padat mengalami
pengikisan sehingga karakteristik fluidisasi dapat berubah
dari waktu ke waktu
Butiran halus akan terbawa aliran sehingga mengakibatkan
hilangnya sejumlah tertentu padatan
Adanya erosi terhadap bejana dan sistem pendingin
Terjadinya gelombang dan penorakan di dalam unggun
sering kali tidak dapat dihindari sehingga kontak antara
fluida dan partikel tidak seragam. Jika hal ini terjadi pada
reaktor, konversi reaksi akan kecil.
CARA KERJA PROSES
FLUIDISASI
Reaktor (Fluidized bed reactor) Cara Kerja :
Reaktan dimasukkan dari bagian bawah reaktor
Sebagian kecil katalis disuspensikan oleh reaktan yang berwujud
gas ke dalam fluidized bed reactor
Sebagian padatan kecil dari katalis dapat lepas dari atas reaktor
Padatan terlepas dari reaktor dipisahkan dengan menggunakan
siklon untuk membuang padatan
Kemudian gas tersebut digunakan kembali ke dalam reactor
Fluidized bed drier
Mekanisme kerja:
Bahan yang akan dikeringkan dimasukkan
secara konstan dan kontinyu kedalam ruang
pengering, kemudian didorong oleh udara
panas yang terkontrol dengan volume dan
tekanan tertentu. Bahan yang telah kering
(karena bobotnya sudah lebih ringan) akan
keluar dari ruang pengeringan menuju siklon
untuk ditangkap dan dipisahkan dari udara,
namun bagi bahan yang halus akan
ditangkap oleh pulse jet bag filter.
FAKTOR-FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI FLUIDISASI
POROSITAS MINIMUM
Sejak unggun mulai mengembang porositas bertambah
dengan bertambahnya kecepatan Porositas naik secara
linier dengan logaritma kecepatan
Kecepatan pada waktu mulainya fluidisasi disebut
kecepatan kritis dan porositas unggun pada saat itu disebut
porositas minimum untuk fluidisasi, Mf
Porositas minimum bergantung pada ukuran dan bentuk
butiran. Biasanya Mf akan semakin kecil seiring
dengancsemakin besarnya butiran. Harga-harga porositas
minimum untuk berbagai bahan dapat diketahui dari
percobaan-percobaan, karena tidak ada data untuk satu
jenis bahan, Mf dapat diperkirakan dengan rumus empiris
berikut (untuk Dp 50 s/d 500 mikron)
Mf = 1-0,356 {log Dp 1}
Dp = diameter butiran (mikron)
Berikut adalah tabel porositas pada kondisi fluidisasi
minimum :
TINGGI UNGGUN
Apabila kecepatan fluida makin besar, unggun akan makin
mengembang, porositas bertambah dan volume unggun
bertambah. Bila penampang tabung tetap, maka porositas
merupakan fungsi dari tinggi unggun L.
Biasanya porositas salah satu diketahui (porositas unggun
diam atau porositas minimum). Apabila tinggi yang
bersangkutan diketahui, maka tinggi untuk porositas yang
lain dapat dihitung.

KECEPATAN FLUIDISASI MINIMUM


Fluidisasi akan terjadi apabila :
gaya tekan ke atas oleh gas = berat partikel
(P) (A) = (A . LMf) (1 - Mf) [(p - ) g/gc] atau
P/LMf = (1 - Mf) [(p - ) g/gc]
LMf : tinggi unggun pada fluidisasi minimum
A : luas penampang
p : rapat massa partikel
PENURUNAN TEKANAN DALAM UNGGUN TERFLUIDISASI
penurunan tekanan terjadi pada unggun yang terdiri atas
partikel padatan berukuran seragam. Pada laju alir fluida
yang rendah (unggun diam), penurunan tekanan hampir
sebanding dengan laju alir gas, biasanya setelah mencapai
harga maksimum (PMAKS) akan sedikit lebih besar daripada
head statis dari unggun.
Dengan semakin bertambahnya laju alir fluida, porositas
unggun akan semakin besar (dari M Mf) sehingga
penurunan tekanan akan lebih kecil.
Pada kecepatan fluidisasi minimum, unggun mengembang
sehingga gelembung-gelembung gas didalam unggun tidak
homogen. Pada keadaan ini penurunan tekanan praktis
tidak berubah.

Diagram penurunan tekanan vs kecepatan fluida sangat


berguna untuk mengidentifikasi kualitas fluidisasi,
khususnya bila pengamatan visual tidak mungkin
dilakukan.
Untuk unggun dengan distribusi ukuran partikel yang
halus (beda ukuran partikel tidak terlalu besar) kelakuan
fluidisasi hampir menyerupai unggun dengan ukuran
partikel seragam dengan diameter rata-rata Dp.
Pada unggun dengan distribusi ukuran partikel yang
kasar (beda ukuran sangat mencolok), kemungkinan
terjadi partikel berukuran halus terfluidisasi didalam
rongga antar butiran besar, sementara butiran besar
tersebut tidak tersuspensi (apabila ratio diameter partikel
>5).
Untuk menghindari terjadinya entrainment (partikel
padatan terbawa aliran fluida, operasi harus
dipertahankan pada laju alir fluida antara uMf dan ut.
Perhitungan uMf harus didasarkan pada diameter partikel
rata-rata, sedang ut didasarkan pada ukuran partikel
APLIKASI PROSES
FLUIDISASI
PENGGUNAAN PROSES FLUIDISASI DALAM
INDUSTRI:
Operasi Secara Fisik (Physical Operation), seperti:
Transportasi
Sifat fluidisasi pada fluidized bed juga merupakan sifat yang
sama dengan cairan dan sifat ini sangat efektif digunakan
untuk alat transportasi dari bubuk padatan.
Heat Exchanger (HE)
Fluidized bed dapat digunakan untuk HE operasi fisik dan kimia
kareana kemampuannya untuk mempercepat perpindahan panas
dan menjaga suhu menjadi konstan dengan ditunjukkan sebagian
kecil dari bermacam penggunaan dalam lingkup ini.
Adsorpsi
Proses adsorpsi multistages fluid chart untuk pemisahan
dan pemurnian kembali komponen gas.
Operasi Secara Kimia
Contoh: Reaksi gas dengan katalis padat dan reaksi padat
dengan gas.

APLIKASI FLUIDISASI DALAM INDUSTRI


Gasifikasi : batubara
Transportasi
Fluidisasi dapat terfluidisasikan sama seperti cairan, sifat ini
digunakan untuk transportasi padat berupa serbuk.
Pencampuran bubuk halus (dengan ukuran partikel
berlainan)
HE
Pelapisan bahan peledak pada permukaan logam
Drying dan sizing
INDUSTRI YANG MENGGUNAKAN METODA
FLUIDISASI
Beberapa Industri yang menggunakan metoda fluidisasi
adalah :
Proses desulfurisasi batubara
Proses desulfurisasi batubara Tondongkurah,
Sulawesi Selatan telah dilakukan dengan menggunakan
larutan hidrogen peroksida yang diencerkan dalam asam
sulfat berkonsentrasi 0,1 N. Percobaan desulfurisasi
tersebut dilakukan dengan menggunakan peralatan kolom
fluidisasi yang mempunyai ukuran panjang 80 cm dengan
diameter 3,5 cm.
Kolom dihubungkan dengan sebuah pompa sirkulasi
yang mampu memberikan suplai larutan dengan jumlah
aliran yang diatur sebesar
Hasil percobaan menunjukkan bahwa proses selama 2
jam dengan mempergunakan kolom tersebut mampu
mengurangi 13,9 persen jumlah sulfur yang terdapat di
dalam batubara Tondongkurah yang berukuran (-14+20)
mesh. Perpanjangan waktu sirkulasi larutan hidrogen
peroksida dari 2 jam menjadi 6 jam mampu meningkatkan
jumlah pengurangaN
sulfur menjadi sebesar 42,3 persen.
Hasil percobaan lainnya menunjukkan bahwa perkecilan
ukuran partikel batubara dari (-14+20) mesh menjadi (-
20+48) mesh mampu meningkatkan angka tersebut. Pada
percobaan desulfurisasi dengan ukuran batubara (-20+48)
mesh selama 2 jam, jumlah pengurangan sulfur adalah 19,6
persen. Demikian pula, apabila waktu sirkulasi dinaikkan
menjadi 6 jam pengurangan sulfur meningkat menjadi 48,9
persen.
Pembuatan Gas Sintetis Dari Batubara Dengan Teknologi
Gasifikasi Unggun Terfluidisasi
Percobaan gasifikasi dilakukan terhadap contoh
batubara Indonesia dengan menggunakan reactor gasifikasi
sistem unggun terfluidisasi digunakan batubara ukuran
halus (-48 + 65 mesh). Gas pereaksi masuk melalui plat
distributor untuk mengangkat batubara dan pasir silica
sebagai unggun material dalam zona reaksi sehingga
unggun terfluidisasi dan terjadi proses pencampuran yang
sempurna antara gas pereaksi dan batubara. Pada kondisi
fluidisasi suhu dalam reactor lebih merata dibanding
dengan reaktor sistem unggun tetap. Suhu reaktor sistem
unggun fluidisasi adalah 900C. Gas hasil gasifikasi yang
disebut gas sintetis (syngas) dilakukan pemurnian dengan
alat cyclone, condenser dan scrubber. Sesudah syngas
dimurnikan kemudian dianalisa komposisinya dengan
menggunakan gas chromatography (GC).
PENUTUP
KESIMPULAN
Fluidisasi merupakan salah satu cara untuk mengontakkan
butiran padat dengan fluida. Apabila kecepatan fluida
relative rendah, unggun tetap diam karena fluida hanya
mengalir melalui ruang antar partikel tanpa menyebabkan
terjadinya perubahan susunan partikel tersebut
Penggunaan operasi fluidisasi didalam industri
Proses fisika : transprtasi, penukar panas, pengeringan,
pencampuran serbuk halus, pelapisan bahan plastik
pada permukaan logam, pengecilan/pembesaran
partikel dan adsorpsI.
Proses kimia : oksidasi etilena, pembuatan anhidrida ftalat,
cracking hidrokarbon dan lain-lain.
Faktor-faktor yang mempengaruhi fluidisasi
Porositas minimum terhadap fluida
Tinggi unggun terhadap fluida
Kecepatan fluidisasi minimum terhadap fluida
Penurunan tekanan didalam unggun terfluidisasi
REFERENSI
Mc. Cabe and Smith (1982), Unit Operations of Chemical
Engineering, Singapore.
PEDC, Mekanika Fluida.Bandung.
Schaum, Mekanika Fluida & HIdraulika, Edisi kedua.
Soetedjo (1986), Fluid Flow, Penerbit, Angkasa Bandung,
Bandung,
www.scribd.com/doc/32561100/Fluidisasi
http://www.wikipedia.org.id/fluidisasi/macam-macamfluidisa
si
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai