Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PRAKTIKUM

LABORATORIUM PILOT PLANT

Modul Praktikum : Falling Film Evaporator

Dosen Pembimbing : Harita N. C., LRSC., MT.

disusun oleh :

Kelompok XI

Sonia Santa Claudia N. (161411091)

Syam Sugama Putra (161411092)

Kelas : 3C TKI

PROGRAM STUDI DIPLOMA III TEKNIK KIMIA

JURUSAN TEKNIK KIMIA

POLITEKNIK NEGERI BANDUNG

2018
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Falling Film Evaporator adalah suatu jenis alat untuk meningkatkan konsentrasi suatu
larutan dengan mekanisme evaporasi. Alat ini telah lama digunakan misalnya pada produksi
pupuk organik, proses desalinasi, industri kertas, dan bubur kertas, industri bahan pangan dan
bahan biologi, dan lain-lain. Peningkatan konsentrasinya dilakukan dengan penguapan
pelarutnya yang umumnya air. Proses ini ini sering digunakan untuk penguapan larutan kental,
larutan sensitif terhadap panas, larutan yang mudah terdekomposisi, dan penguapan perbedaan
temperatur rendah.

Falling film evaporator memiliki waktu tertahan yang pendek, dan menggunakan
gravitasi untuk mengalirkan liquid yang melalui pipa. Pada saat sekarang ini falling film
evaporator sangat meningkat penggunaanya di dalam proses industri kimia untuk
memekatkan fluida terutama fluida yang sensitive terhadap panas (misalnya sari buah dan
susu), karena waktu tertahan pendek cairan tidak mengalami pemanasan berlebih selama
mengalir melalui evaporator.

1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah sebagai berikut:
1) Mengoperasikan peralatan Falling Film Evaporator.
2) Memilih temperatur dan tekanan optimum untuk umpan tertentu.
3) Menghitung koefisien perpindahan panas pada FFE / kalandria.
4) Menghitung efisiensi penggunaan kukus (steam) sebagai sumber panas.
5) Menghitung steam ekonomi.
BAB II
LANDASAN TEORI

Falling Film Evaporator merupakan alat yang menggunakan metoda penguapan


dengan cara menjatuhkan bahan umpan berupa larutan encer dalam kolom calandria shell
and tube dari atas ke bawah membentuk lapisan tipis. Media pemanas menggunakan uap air
panas (metoda pemanasan uapa air panas secara langsung) atau air panas (metoda pemanasan
uap air tidak langsung) yang dialirkan ke bagian shell calandria.

Falling film Evaporator adalah salah satu jenis alat untuk proses evaporasi yang
diklasifikasikan dalam kelas long tube vertical evaporator (LTVE) bersama-sama dengan
climbing film evaporator (CFE). Sedangkan berdasarkan tipe pemanasan dapat
diklasifikasikan ke dalam sistem pemanasan dipisahkan oleh dinding pertukaran panas, yaitu
jenis kolom calandria shell and tube.

Laju perpindahan panas pada falling film evaporator dapat dinaikkan dengan
menurunkan suhu permukaan liquida yaitu dengan cara penghembusan udara panas sehingga
tekanan parsial uap akan turun. Hal ini menggantikan prinsip evaporasi secara vakum yang
memungkinkan penguapan pada suhu rendah.

Prinsip falling film evaporator adalah mengatur agar seluruh permukaan evaporator
terbasahi secara continue, dan film yang dihasilkan mempunyai ketebalan yang seragam.
Sehingga distributor umpan yang akan dipakai harus didesain secara tepat. Berbagai cara
distribusi umpan, dibuat untuk menjamin keseragaman tebal film, antara lain memakai
distributor tipe overflow weir, peletakan evaporator harus benar-benar tegak.
Gambar 1. FFE di industri kimia

FFE memiliki efektivitas yang baik untuk :


a. Pengentalan larutan-larutan yang jernih
b. Pengentalan larutan berbusa
c. Pengentalan larutan-larutan yang korosif
d. Beban penguapan yang tinggi
e. Temperatur operasi yang rendah
Pertimbangan pembuatan lapisan tipis untuk mengalirkan larutan umpan adalah :
a. Luas permukaan perpindahan panas lebih luas, sehingga memudahkan proses
penguapan
b. Penguapan yang terjadi berada di bawah titik didih air atau pelarut lain sehingga
memerlukan kalor lebih sedikit.

Kinerja suatu evaporator ditentukan oleh beberapa faktor lainnya :


a. Konsumsi uap
b. Steam ekonomi
c. Kadar kepekata
d. Persentasi produk
Untuk tujuan teknik dan karakteristik evaporator yang perlu diperhatikan adalah :
a. Neraca massa dan energi
b. Koefisien perpindahan panas
c. Efisiensi
Proses penguapan berlangsung pada kalandria shell and tube. Di dalam kalandria
tersebut terdapat tabung berjumlah tiga, umpan masuk didistribusi ke masing-masing tube
kemudian membentuk lapisan tipis pada selimut bagian dalam tube. Sementara pemanas
berada diluar tube, bahan umpan yang turun secara gravitasi menyerap panas maka terjadi
penguapan pelarut sehingga keluar dari kalandria terdiri dari dua fasa ( fasa uap pelarut dan
larutan pekat ) kemudia dipisahkan di separator.
Gambar 2. Profil Aliran di dalam Kalandria
Gambar 3. Gambar Skematis Sederhanan Alat Falling Film Evaporator
Umpan dimasukkan melalui bagian atas kolom secara gravitasional. Jika vakum tidak
dioperasikan turun dan membasahi dinding bagian dalam kolom dan dining-dinding bagian
luar tabung-tabung penukar panas dan dalam kolom sebagian lapisan tipis (film), maka panas
yang diberikan oleh medium pemanas di dalam penukar panas akan dipakai untuk
memanaskan larutan mencapai titik didihnya. Penguapan pelarut membawa temperatur uap
dari titik temperatur di atasnya, sehinggga di dalam kolom evaporator akan terdapat
campuran antara larutan pada temperatur penguapan pelarut atau sedikit lebih tinggi atau
rendah dari uap pelarut. Karena temperatur pada tangki pemisah dan pendingin (kondensor)
lebih rendah daripada temperatur pada bagian bawah kolom maka sistem pada bagian kolom
tersebut akan mengalami evakuasi yang dalam arti sebenarnya terjadi penurunan tekanan
sehingga kondisi seperti vakum terjadi oleh karena campuran tersebut akan terhisap menuju
tangki pemisah dimana bagian campuran yang berupa larutan produk yang lebih berat dan
pekat turun menuju tangki pengumpul produk, sehingga uap pelarut menuju kondensor
dikondensasikan dan turun menuju tangki destilat. Pada sistem dimana kondisi vakum
dioperasikan oleh pompa vakum proses akan berlangsung serupa, tetapi titik didih yang
dicapai akan lebih rendah dari pada kondisi atmosfer. Selain itu, kemungkinan aliran balik
karena pembentukan uap pelarut dan tekanan parsial yang dikandungnya lebih kecil.

Metode FFE sudah banyak digunakan pada industri :

a. Produksi pupuk organik


b. Proses desalinasi
c. Bubur kertas dan industri kertas
d. Bahan alami/larutan biologi
Pemekatan bahan-bahan yang sangat peka terhadap panas,mengharuskan waktu kontak
yang singkat sekali dengan permukaan panas. Hal ini dapat dicapai dengan menggunakan
evaporator film jatuh sekali lintas, dimana zat cair masuk dari atas, lalu mengalir ke bawah
didalam tabung panas itu dalam bentuk film, kemudian keluar dari bawah. Tabung-
tabungnya biasanya agak besar, diameternya antara 2 sampai 10in. Uap yang keluar dari zat
cair itu biasanya terbawa turun bersama zatcair, dan keluar dari bawah unit itu.
Evaporator ini bentuknya menyerupai suatu penukar kalor jenis tabung, yang
panjang, vertikal, dan dilengkapidengan separator zat cair-uap di bawah, dan distributor
(penyebar) zat cair di atas. Masalah utama dengan evaporator film-jatuh ini ialah dalam
mendistribusikan zat cair itu secara seragam menjadi film di bagian dalam tabung. Hal ini
dilakukan dengan menggunakan seperangkat plat logam berlubang-lubang yang
ditempatkan lebih tinggi di atas plat tabung yangdipasang dengan teliti agar benar-benar
horisontal. Tabung-tabung itu diberi sisip pada ujungnya yang memungkinkan zat cair
mengalir dengan teratur ke setiap tabung itu.

Evaporator film-jatuh, tanpa sirkulasi dan dengan waktu menetap yang sangat singkat
dapat menangani produk-produk yang peka yang tidak dapat ditangani dengan cara lain. Alat
ini juga cocok sekali untuk memekatkan zat cair viskos. Dengan adanya panas yang dimiliki
oleh steam maka kalor yang tersedia di lingkungan akan diterima oleh komponen zat dalam
umpan yang salah satu diantaranya adalah air dengan kandungan paling besar. Kalor yang
diterima oleh air akan berdampak pada meningkatnya energi kinetik yang dimiliki molekul-
molekul air. Pergerakan molekul air yang kian cepat mengakibatkan molekul air saling
menolak satu sama lain akibatnya fasa air akan berubah menjadi uap dan akhirnya melepasan
diri dari ikatan air lainnya dalam campuran. Pada proses penguapan cairan yang berupa
lapisan tipis maka peningkatan energi kinetik akan jauh lebih cepat lagi karena pada lapisan
tipis, panas yang diterima akan lebih cepat menyebar dan akan mempercepat proses
penguapan.

Keuntungan yang lebih dari falling film evaporator ialah sangat terbatasnya waktu
tinggal dari liquid. Waktu tinggal di dalam tube terhitung dalam satuan detik, membuatnya
ideal juga untuk produk-produk yang sensitif akan poanas seperti susu, sari buah, obat-
obatan dan lain sebagainya. Berrikut adalah contoh aplikasi falling film evaporator pada industri
susu.

Gambar 2. FFE di industri susu

Pada dasarnya evaporator adalah alat dimana pertukaran panas terjadi. Laju
perpindahan panas dinyatakan dalam persamaan umum :

Q = U A dT
dengan U = koefisien keseluruhan perpindahan panas dalam sistem.
BAB III
METODOLOGI

3.1 Alat dan Bahan


a. Alat

No. Jenis Alat Spesifikasi Jumlah


1 Seperangkat alat FEE - 1
2 Ember - 2
3 Stopwatch - 1
4 Termometer - 1
5 Selang - 2
6 Konduktometer - 1
7 Gelas Kimia 100 mL 6
8 Gelas Ukur 100 ml 1

Sepasang sarung tangan


9 tahan panas - 1

b. Bahan
Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah air kran

c. Prosedur Kerja
1) Persiapan
Mulai

Mengisi tangki umpan Air umpan


dan pewarna

Mengatur tekanan dan memvariasikan laju


alir

Mengukur suhu steam dan suhu umpan pada setiap laju alir

Menimbang massa destilat dan massa steam kaluar

Selesai
2) Kalibrasi Laju Alir

Mulai

Menimbang berat ember kosong

Mengatur bukaan pompa pada 1 LPM

Menampung air yang keluar pada ember selama 1 menit

Menimbang berat ember yang telah berisi air dari bukaan 1 LPM

Mengulangi langkah tsb untuk bukaan 0,8 & 0,6 LPM

Selesai
3) Pengoperasian

Mulai

Mengalirkan umpan sampai stabil lalu mengalirkan steam

Mengatur tekanan 1,6 bar pada panel kontrol

Mengatur laju alir umpan pada 1,0 LPM

Mencatat suhu pada T7 (feed masuk) dan T11 (suhu larutan pekat)

Menampung aliran output steam dan kondensat dalam ember

Menimbang hasil sampling

1
1

Mengulangi langkah tersebut untuk laju alir 0,8 dan 0,6 LPM

Selesai

Anda mungkin juga menyukai