Anda di halaman 1dari 2

4.

4 Aplikasi Hidrolisa Pati dalam Industri Energi


Hidrolisis merupakan suatu proses dimana molekul air memecah molekul reaktan
yang lebih besar menjadi dua molekul produk berukuran lebih kecil, yang telah
diterapkan pada pati (starch). Hidrolisis dapat dilakukan dengan menggunakan katalis
asam, dan metode ini telah digunakan secara luas pada jaman dahulu. Akan tetapi, dalam
beberapa tahun terakhir hidrolisis enzimatis telah menggantikan hidrolisis asam, karena
tingkat selektivitasnya yang tinggi (Goswami, D.T. and Kreith, F.,2007).
Hidrolisis pati enzimatis dapat diaplikasikan dalam pembuatan bahan bakar nabati /
biofuel . Pembuatan biofuel mencakup proses hidrolisis pati dan fermentasi menjadi
etanol. Biofuel bisa dibuat dari minyak nabati, bit gula, maupun sampah organik. Bahan
yang mengandung gula dalam jumlah banyak atau yang dapat dikonversikan menjadi
gula (pati atau selulosa) dapat difermentasikan menjadi bioetanol yang dapat
digunakan sebagai bahan bakar mesin kendaraan bermotor (Balat et al., 2008).
Jenis enzim yang dapat digunakan untuk memecah pati menjadi gula antara lain
endoenzyme -amylase yang menghidrolisis ikatan (14) glycosidic, atau
glucoamylase, exoenzyme yang dapat menghidrolisis ikatan (14) glycosidic maupun
(16) glycosidic. Bagaimanapun juga, laju hidrolisis tiap ikatan bergantung pada tiap
enzim.
Hidrolisis enzimatis merupakan proses terpenting dalam pengambilan glukosa dari
pati, yang dilakukan dengan dua langkah, antara lain liquefaction yang merupakan proses
dimana pati dihidrolisis menjadi dextrin (1000 unit glukosa) dengan bantuan enzim a-
amylase. Hidrolisis parsial pati mengakibatkan penurunan viskositas. Penurunan
viskositas merupakan pertimbangan yang sangat penting dalam agitasi dan pemompaan
untuk proses downstream. Lalu dilanjutkan dengan proses saccharification, yaitu proses
dimana maltodextrin dihidrolisis oleh glucoamylase untuk menghasilkan glukosa dan
sedikit di/trisakarida. Glukosa yang diperoleh dari hidrolisis pati kemudian
difermentasikan dengan yeast untuk memperoleh etanol. Pemahaman mengenai proses
liquefaction dan saccharification sangatlah penting untuk menentukan konsentrasi akhir
dan efisiensi produksi etanol (Murthy et al., 2011).

TAMBAHAN DAPUS:
Balat, M., Balat, H. and z, C., 2008. Progress in bioethanol processing. Progress in energy
and combustion science, 34(5), pp.551-573.
Goswami, D.Y. and Kreith, F. eds., 2007. Handbook of energy efficiency and renewable
energy. Crc Press.
Murthy, G.S., Johnston, D.B., Rausch, K.D., Tumbleson, M.E. and Singh, V., 2011. Starch
hydrolysis modeling: application to fuel ethanol production. Bioprocess and
biosystems engineering, 34(7), pp.879-890.

Anda mungkin juga menyukai