PENDAHULUAN
1.3. Tujuan
Adapun tujuan dari makalah fluidisasi ini adalah sebagai berikut:
Untuk mengetahui pengertian fluidisasi
Untuk mengetahui prinsip kerja fluidisasi
Untuk mengetahui jenis jenis dari fluidisasi
Untuk mengetahui tentang penurunan tekanan
Untuk mengetahui sifat dan karakteristik unggun
Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan dari teknik fluidisasi
Untuk mengetahui alat alat yang dibutuhkan dalam proses fluidisasi
Untuk mengetahui aplikasi dari proses fluidisasi dalam industri
1.4. Manfaat
Meningkatkan pengetahuan dan pemahaman mahasiswa mengenai
pengertian, prinsip kerja, jenis jenis, penurunan tekanan, karakteristik
unggun, kelebihan dan kekurangan, alat alat yang dibutuhkan, serta
pengaplikasiaan proses fluidisasi dalam industry.
BAB II
PEMBAHASAN
dimana :
= sferisitas atau kebolaan
Persamaan tersebut disebut persamaan ERGUN.
melintas hamparan akan tetap konstan, akan tetapi tinggi hamparan akan
bertambah terus jika aliran ditinngkatkan lagi.
Jika laju aliran hamparan ke fluidisasi (fluized bed) itu perlahan-lahan
diturunkan, penurunan tekanan tetap sama, tetapi tinggi hamparan berkurang.
Akan tetapi, tinggi akhir hamparan itu mungkin lebih besar dari nilainya pada
hamparan diam semula, karena zat padat yangdicurahkan dalam tabung
itumenetal lebih rapat dari zat padat yang mengendap perlahan-lahan dari
keadaan fluidisasi.
Penurunan pada kecepatan rendah lebih kecil dari hamparan diam semula.
Jika fluidisasi dimulai kembali, penurunan tekanan akan mengimbangi bobot
hamparan pada titik B, titik inilah yang harus kita anggap sebagai kecepatan
fluidisasi minimum Umf dan bukan titik A. Untuk mengukur Umf hamparan itu
harus difluidisasikan dengan kuat terlebih dahulu, dibiarkan
mengendap dengan mematikan aliran udara, dan laju aliran dinaikan lagi
perlahan-lahan sampai hamparan itu mengembang.
Adapun fenomena-fenomena yang dapat terjadi pada proses fluidisasi itu sendiri
antara lain:
Fenomena fixed bed
Fenomena ini terjadi ketika laju alir fluida kurang dari laju minimum yang
dibutuhkan untuk proses awal fluidisasi. Pada kondisi ini partikel padatan tetap
diam.
Fenomena ini terjadi ketika laju alir fluida mencapai laju alir minimum yang
dibutuhkan untuk proses fluidisasi. Pada kondisi ini partikel-partikel padat
mulai terekspansi.
Fenomena smooth or homogenously fluidization
Fenomena ini terjadi ketika kecepatan dan distribusi aliran fluida merata,
densitas dan distribusi partikel dalam unggun sama atau homogen sehingga
ekspansi pada setiap partikel padatan seragam.
Fenomena bubbling fluidization
Fenomena ini terjadi ketika gelembung gelembung pada unggun terbentuk
akibat densitas dan distribusi partikel tidak homogen.
kecepatan yang cukup tinggi. Seiring dengan bertambahnya kecepatan fluida dan
penurunan tekanan, maka unggun akan terekspansi dan pergerakan partikel
semakin cepat. Jalan bebas rata-rata suatu partikel di antara tumbukan-tumbukan
Pemisahan Campuran Heterogen 1 ( Fluidisasi ), Universitas Lampung
pengolahan di samping ada beberapa reaktor gas zat padat lama yang bekerja
dengan prinsip ini. Contohnya adalah dalam tranportasi lumpur dan tranportasi
pneumatic.
Dalam fluidisasi, karena sifat-sifat partikel padat yang menyerupai sifat
fluida cair dengan viskositas tinggi, metoda pengontakan fluidisasi memiliki
beberapa keuntungan dan kerugian.
Keuntungan proses fluidisasi, antara lain:
1. Sifat unggun yang menyerupai fluida memungkinkan adanya aliran zat padat
secara kontinu dan memudahkan pengontrolan.
2. Kecepatan pencampuran yang tinggi membuat reaktor selalu berada dalam
kondisi isotermal sehingga memudahkan pengendaliannya.
3. Sirkulasi butiran-butiran padat antara dua unggun fluidisasi memungkinkan
pemindahan jumlah panas yang besar dalam reaktor.
4. Perpindahan panas dan kecepatan perpindahan mass antara partikel cukup tinggi.
5. Perpindahan panas antara unggun terfluidakan dengan media pemindah panas
yang baik memungkinkan pemakaian alat penukar panas yang memiliki luas
permukaan kecil.
Sebaliknya, kerugian proses fluidisasi antara lain:
1. Selama operasi partikel-partikel padat mengalami pengikisan sehingga
karakteristik fluidisasi dapat berubah dari waktu ke waktu.
2. Butiran halus akan terbawa aliran sehingga mengakibatkan hilangnya sejumlah
tertentu padatan.
3. Adanya erosi terhadap bejana dan sistem pendingin.
4. Terjadinya gelombang dan penorakan di dalam unggun sering kali tidak dapat
dihindari sehingga kontak antara fluida dan partikel tidak seragam. Jika hal ini
terjadi pada reaktor, konversi reaksi akan kecil.
2.4. Penurunan Tekanan (Pressure Drop)
Salah satu aspek yang akan ditinjau dalam percobaan ini adalah mengetahui
besarnya penurunan tekanan (pressure drop) di dalam unggun padatan yang
Pemisahan Campuran Heterogen 1 ( Fluidisasi ), Universitas Lampung
10
terfluidakan. Hal tersebut mempunyai arti yang cukup penting karena selain erat
sekali hubungannya dengan besarnya energi yang diperlukan, juga bisa
memberikan indikasi tentang kelakuan unggun selama operasi berlangsung.
Penentuan besarnya hilang tekan di dalam unggun terfluidakan terutama dihitung
berdasarkan rumus-rumus yang diturunkan untuk unggun diam, terutama oleh
Balke, Kozeny, Carman, ataupun peneliti-peneliti lainnya.
Pressure drop dalam Unggun Diam
Korelasi-korelasi matematik yang menggambarkan hubuangan antara hilang
tekan dengan laju alir fluida di dalam suatu sistem unggun diam diperoleh
pertama kali pada tahun 1922 oleh Blake melalui metoda-metoda yang bersifat
semi empiris, yaitu dengan menggunakan bilangan-bilangan tidak berdimensi.
Untuk aliran laminer dengan kehilangan energi terutama disebabkan oleh gaya
viscous, Blake memberikan hubungan :
dimana:
P/L
gc
= Faktor gravitasi
= Viskositas fluida
11
d sv
1
x
di
pi
di mana:
dp = Diameter partikel rata-rata yang secara umum digunakan untuk desain
dsv = Diameter dari suatu bidang
b. Densitas padatan
Padatan dapat dibedakan menjadi 3 bagian berdasarkan densitasnya yaitu
bulk, skeletel, dan particle. Densitas bulk merupakan pengukuran berat dari
keseluruhan partikel dibagi dengan volume partikel. Pengukuran ini
menyertakan faktor kekosongan dalam pori-pori partikel. Skeletel adalah
densitas suatu padatan jika porositasnya nol. Adapun densitas partikel adalah
berat dari suatu partikel dibagi dengan volumenya dengan menyertakan poripori. Jika tidak ada nilai untuk densitas partikel, maka pendekatan untuk
densitas partikel dapat diperoleh dengan membagi dua densitas bulk.
c.Sphericity
Sphericity merupakan faktor bentuk yang dinyatakan sebagai rasio dari area
permukaan volume partikel bulat yang sama dengan partikel itu dibagi dengan
area permukaan partikel.
d sv
dv
Material yang melingkar seperti katalis dan pasir bulat memiliki nilai sphericity
sebesar 0.9 atau lebih.
d. Kecepatan terminal
Kecepatan terminal suatu partikel (Ut) merupakan kecepatan gas yang
dibutuhkan untuk mengatur partikel tunggal yang tersuspensi dalam aliran gas.
Kecepatan terminal suatu partikel dinyatakan dalam persamaan:
12
1/ 2
4 gd p ( p g )
Ut
3 g C d
Cd
Re p
d pU g
g ( p g )d p
18
3,1( p g ) gd p
Ut
13
U/Ut =en
n merupakan fungsi dari dp/D dan bilangan Re yang divariasikan.
e.Kecepatan Fluidisasi Minimum (Umf)
Kecepatan fluidisasi minimum adalah kecepatan superficial terendah yang
dibutuhkan untuk terjadinya fluidisasi. Umf dapat dicari dengan menggunakan
persamaan
Umf = m[(1135.7+0.0408Ar)0.5-33.71]/(rgdp)
Di mana bilangan Archimides (Ar) adalah :
Ar = rgdp3(rp-rg)g/m2
Untuk memprediksi Umf, Ergun menurunkan suatu korelasi dengan cara
menyamakan pressure drop pada saat Umf dengan berat unggun persatuan luas
dan diperoleh persamaan sebagai berikut.
diklasifikasikan
berdasarkan
bagaimana
partikel
tersebut
14
Gaya antar partikel sering kali diabaikan dalam fluidisasi meskipun dalam
banyak kasus gaya ini lebih kuat dibandingkan hydrodinamic yang digunakan
dalam banyak korelasi. Gaya antar partikel yang berhubungan atau berkaitan
dengan unggun yang terfluidisasi, misalnya van der waals, elektrostatik, dan
kapilaritas.
h. Daerah batas fluidisasi (fluidization regimes)
Pada kecepatan gas rendah, suatu padatan dalam tabung unggun akan berada
pada kondisi konstan seiring dengan bertambahnya kecepatan gas, gaya seret,
dan gaya buoyant mengalahkan berat partikel serta gaya antar partikel tersebut.
Pada fluidisasi minimum partikel memperlihatkan pergerakan yang minimal dan
secara langsung unggun akan sedikit terangkat
.
i. Penurunan tekanan
Penurunan tekanan yang terjadi pada campuran dua fasa dinyatakan dalam
beragam bentuk, seperti static head, akselerasi dan kehilangan friksi untuk gas
dan padatan. Untuk aplikasi fluidisasi unggun di luar kondisi ketika akselerasi
penurunan tekanan dapat diterima, penurunan tekanan akan dihasilkan dari
static head padatan. Untuk itu, berat suatu partikel unggun jika dibagi dengan
tinggi padatan akan menghasilkan densitas sesungguhnya dari unggun yang
terfluidisasi. Formulanya dirumuskan sebagai berikut :
DP/L=rp(1-e) (g/gc)
2.6. Kelebihan dan Kekurangan Teknik Fluidisasi
Kelebihan dari teknik fluidisasi adalah:
1. Properti transfer panas yang baik dalam gas-fluidized bed. Gelembung yang
terbentuk menjaga unggun bersifat isotermal dan laju transfer panas yang
tinggi diperoleh antara unggun dan permukaan yang dicelupkan.
Pemisahan Campuran Heterogen 1 ( Fluidisasi ), Universitas Lampung
15
2. Sifat unggun yang menyerupai fluida memungkinkan adanya aliran zat padat
secara kontinu dan memudahkan pengontrolan.
3. Perpindahan panas antara unggun terfluidakan dengan media pemindah panas
yang baik memungkinkan pemakaian alat penukar panas yang memiliki luas
permukaan kecil.
4. Perpindahan panas dan kecepatan perpindahan mass antara partikel cukup
tinggi.
5. Sirkulasi butiran-butiran padat antara dua unggun fluidisasi memungkinkan
pemindahan jumlah panas yang besar dalam reaktor.
Kekurangan dari teknik fluidisasi adalah:
1. Kecepatan fluida yang digunakan terbatas pada jangkauan dimana unggun
terfluidisasi. Jika kecepatan jauh lebih besar dari Umf, dapat terjadi
kehilangan material yang cukup besar akibat terbawa keluar dari unggun serta
ada kemungkinan terjadi kerusakan partikel karena kecepatan operasi yang
terlalu besar.
2. Tenaga untuk memompa fluida sehingga terjadi fluidisasi harus besar untuk
unggun yang besar dan dalam.
3. Ukuran dan tipe partikel yang dapat digunakan dalam teknik ini terbatas.
4. Karena sifat unggun terfluidisasi yang kompleks, seringkali terjadi kesulitan
dalam mengubah skala kecil menjadi skala industri.
5. Adanya erosi terhadap bejana dan sistem pendingin.
6. Butiran halus akan terbawa aliran sehingga mengakibatkan hilangnya
sejumlah tertentu padatan.
2.7.
16
= Distributor
KD
= Kerangan diafragma
KER
= Kerangan
KJ
= Kerangan jarum
KOL = Kolom
M1
M2
= Flowmeter
17
18
5. Fluidized drier
19
7. TTLFB
8. TTLFC
20
21
22
padatan, cairan (termasuk gas yang dapat dikondensasikan) dan gas permanen.
Media yang paling umum digunakan dalam proses gasifikasi adalah udara dan
uap. Gas yang dihasilkan dari gasifikasi dengan menggunakan udara
mempunyai nilai kalor yang lebih rendah tetapi disisi lain proses operasi
menjadi lebih sederhana. Beberapa keunggulan dari teknologi gasifikasi
yaitu :
1. Mampu menghasilkan produk gas yang konsisten yang dapat digunakan
sebagai pembangkit listrik.
2. Mampu memproses beragam input bahan bakar termasuk batu bara, minyak
berat, biomassa, berbagai macam sampah kota dan lain sebagainya.
3. Mampu mengubah sampah yang bernilai rendah menjadi produk yang
bernilai lebih tinggi.
4. Mampu mengurangi jumlah sampah padat.
5. Gas yang dihasilkan tidak mengandung furan dan dioxin yang berbahaya.
Industry yang menggunakan metode fluidisasi
Beberapa industry yang menggunakan metode fluidisasi adalah:
Proses Desulfurisasi Batubara
Proses desulfurisasi batubara Tondongkurah, Sulawesi Selatan telah dilakukan
dengan menggunakan larutan hidrogen peroksida yang diencerkan dalam asam
sulfat berkonsentrasi 0,1 N. Percobaan desulfurisasi tersebut dilakukan dengan
menggunakan peralatan kolom fluidisasi yang mempunyai ukuran panjang 80 cm
dengan diameter 3,5 cm. Kolom dihubungkan dengan sebuah pompa sirkulasi
yang mampu memberikan suplai larutan dengan jumlah aliran yang diatur sebesar
100 cc per menit. Hasil percobaan menunjukkan bahwa proses selama 2 jam
dengan mempergunakan kolom tersebut mampu mengurangi 13,9 persen jumlah
sulfur yang terdapat di dalam batubara Tondongkurah yang berukuran (-14+20)
mesh. Perpanjangan waktu sirkulasi larutan hidrogen peroksida dari 2 jam
menjadi 6 jam mampu meningkatkan jumlah pengurangan sulfur menjadi sebesar
42,3 persen. Hasil percobaan lainnya menunjukkan bahwa perkecilan ukuran
partikel batubara dari (-14+20) mesh menjadi (-20+48) mesh mampu
meningkatkan angka tersebut. Pada percobaan desulfurisasi dengan ukuran
23
batubara (-20+48) mesh selama 2 jam, jumlah pengurangan sulfur adalah 19,6
persen. Demikian pula, apabila waktu sirkulasi dinaikkan menjadi 6 jam
pengurangan sulfur meningkat menjadi 48,9 persen.
syngas
dimurnikan
kemudian
dianalisa
komposisinya
dengan
BAB III
PENUTUP
24
1.1. Kesimpulan
Fluidisasi adalah metode pengontakan butiran-butiran padat dengan fluida
baik cair maupun gas. Dengan metode ini diharapkan butiran-butiran padat
memiliki sifat seperti fluida dengan viskositas tinggi.
Dalam dunia industri, fluidisasi diaplikasikan dalam banyak hal seperti
transportasi serbuk padatan (conveyor untuk solid), pencampuran padatan halus,
perpindahan panas (seperti pendinginan untuk bijih alumina panas), pelapisan
plastik pada permukaan logam, proses drying dan sizing pada pembakaran,
proses pertumbuhan partikel dan kondensai bahan yang dapat mengalami
sublimasi, adsorpsi (untuk pengeringan udara dengan adsorben), dan masih
banyak aplikasi lain.
25
DAFTAR PUSTAKA
Singapore.
Masayuki Horio, Hiroshi Kiyota and Iwao Muchi. Particle Movement on a
Perforated Plate Distributor of Fluidized Bed. Journal of Chemical
Kimia, ITB
Tuahta,Ahta, Muhammad Fatah Karyadi,dkk. 2014. Fluidisasi dan Transfer
Palembang
Rosalina., Hilda. 2013. Fluidisasi. Palembang
26