I. TUJUAN PERCOBAAN
1. Dapat menentukan dan mengukur parameter-parameter dalam peristiwa
fluidisasi yaitu densitas partikel, porositas, tinggi unggun fluida.
2. Dapat mengoperasikan alat percobaan fluidisasi.
3. Dapat menentukan kurva karakteristik fluidisasi dan hubungan antara pressure
drop dengan laju alir untuk bermacam-macam jenis partikel.
4. Dapat menentukan pressure drop secara perhitungan maupun percobaan.
Aspek utama yang akan ditinjau dalam percobaan ini adalah mengetahui
besarnya hilang tekanan (pressure drop) di dalam unggun padatan yang
terfluidakan. Hal tersebut mempunyai arti yang cukup penting karena selain erat
sekali hubungannya dengan besarnya energi yang diperlukan, juga bisa
memberikan indikasi tentang kelakuan unggun selama operasi berlangsung.
Penentuan besarnya hilang tekan di dalam unggun terfluidakan terutama dihitung
berdasarkan rumus-rumus yang diturunkan untuk unggun diam, terutama oleh
Balke, Kozeny, Carman, ataupun peneliti-peneliti lainnya.
Luas permukaan spesifik partikel (luas permukaan per satuan volume unggun)
dihitung berdasarkan korelasi berikut:
𝟔. (𝟏 − 𝜺)
𝑺=
𝒅𝒑
∆𝑷 𝟑𝟔. 𝒌. 𝝁. (𝟏 − 𝜺)𝟐
𝒈𝒄 = 𝒖
𝑳 𝒅𝒑 𝟐 𝜺𝟑
atau
∆𝑷 𝒌′ . 𝝁. (𝟏 − 𝜺)𝟐
𝒈𝒄 = 𝒖
𝑳 𝒅𝒑 𝟐 𝜺𝟑
∆𝑷 𝝁 (𝟏 − 𝜺)𝟐 (𝟏 − 𝜺) 𝝆 𝒈 𝟐
𝒈𝒄 = 𝒌𝟏 . 𝒖 + 𝒌𝟐 . .𝒖
𝑳 𝒅𝒑𝟐 𝜺𝟑 𝜺𝟑 𝒅𝒑
viscous losses kinetic energy losses
dimana εf adalah porositas unggun pada keadaan terfluidakan. Pada keadaan ini,
dimana partikel-partikel zat padat seolah-olah terapung di dalam fluida sehingga terjadi
kesetimbangan antara berat partikel dengan gaya seret dan gaya apung dari fluida di
sekelilingnya:
[gaya seret oleh fluida yang naik] = [berat partikel]-[gaya apung]
atau
[hilang tekan pada unggun] x [luas penampang] = [volume unggun] x [fraksi zat
padat] x[densitas zat padat – densitas fluida]
𝒈
∆𝑷. 𝑨 = (𝑨. 𝑳)(𝟏 − 𝜺𝒇 )(𝝆𝒑 −𝝆𝒇 )
𝒈𝒄
∆𝑷 𝒈
( ) = (𝟏 − 𝜺𝒇 )(𝝆𝒑 −𝝆𝒇 )
𝑳 𝒈𝒄
Garis A-B dalam grafik menunjukkan hilang tekan pada daerah unggun diam
(porositas unggun = 0). Garis B-C menunjukkan keadaan dimana unggun telah
terfluidakan. Garis D-E menunjukkan hilang tekan dalam daerah unggun diam pada
waktu menurunkan kecepatan alir fluida. Harga penurunan tekanannya, untuk
kecepatan aliran fluida tertentu, sedikit lebih rendah dari pada harga penurunan tekanan
pada saat awal operasi.
Penyimpangan dari keadaan ideal:
1. Interlock
Karakteristik fluidisasi seperti digambarkan pada kurva fluidisasi ideal hanya
terjadi pada kondisi yang betul-betul ideal dimana butiran zat padat dengan
mudah saling melepaskan pada saat terjadi kesetimbangan antara gaya seret
dengan berat partikel. Pada kenyataannya, keadaan di atas tidak selamanya bisa
terjadi karena adanya kecenderungan partikel-partikel untuk saling mengunci
satu dengan lainnya (interlock), sehingga akan terjadi kenaikan hilang tekan
(ΔP) sesaat sebelum fluidisasi terjadi. Fenomena interlock ini dapat dilihat pada
Gambar 8, terjadi pada awal fluidisasi saat terjadi perubahan kondisi dari
unggun tetap menjadi unggun terfluidakan.
2. Fluidisasi heterogen (aggregative fluidization)
Jenis penyimpangan yang lain adalah kalau pada saat fluidisasi partikel-partikel
padat tidak terpisah-pisah secara sempurna tetapi berkelompok membentuk
suatu agregat. Keadaan yang seperti ini disebut sebagai fluidisasi heterogen
atau aggregative fluidization. Tiga jenis fluidisasi heterogen yang biasa terjadi
adalah karena timbulnya:
a) penggelembungan (bubbling), ditunjukkan pada Gambar 9a,
b) penorakan (slugging), ditunjukkan pada Gambar 9b,
c) saluran-saluran fluida yang terpisahkan (chanelling), ditunjukkan pada
Gambar 9c,
Densitas Partikel
Penentuan densitas partikel untuk zat padat yang tidak menyerap air atau
zat cair lain bisa dilakukan dengan memakai piknometer. Sedangkan untuk partikel
berpori, cara di atas akan menimbulkan kesalahan yang cukup besar karena air atau
cairan akan memasuki pori-pori di dalam partikel, sehingga yang diukur bukan lagi
densitas partikel (berikut pori-porinya) seperti yang diperlukan di dalam
persamaan-persamaan yang ditulis di muka, tetapi densitas bahan padatnya (tidak
termasuk pori-pori di dalamnya). Untuk partikel-partikel yang demikian, ada cara
lain yang biasa digunakan, yaitu dengan memakai metoda yang diturunkan Ergun.
Bentuk Partikel
𝚫𝑷 (𝟏 − 𝛆𝐟 )𝟐 𝛍𝐮 (𝟏 − 𝛆𝐟 ). 𝛒 𝛒𝐠
𝐠 𝐜 = 𝟏𝟓𝟎 𝟐 . 𝟐 + 𝟏, 𝟕𝟓 𝟑
𝐮𝟐
𝐋 𝐝𝐩 . 𝛆𝐟 (𝛟𝐬 𝐝𝐩 )
𝟑 𝐝𝐩 . 𝛆𝐟 (𝛟𝐬 𝐝𝐩 )
Diameter Partikel
Diameter partikel biasanya diukur berdasarkan analisa ayakan. Untuk
menentukan diameter partikel dapat dilihat pada prosedur percobaan.
Porositas Unggun
Porositas unggun menyatakan fraksi kosong di dalam unggun yang secara
matematik bisa ditulis sebagai berikut:
𝑽𝒖 − 𝑽𝒑
𝜺=
𝑽𝒖
Dimana, ε = porositas unggun
Vu = volume unggun
Vp = volume partikel
Harga porositas unggun ini sangat dipengaruhi oleh bentuk geometri butiran
padat yang membentuk unggun tersebut, atau dengan perkataan lain, porositas unggun
merupakan fungsi dari faktor bentuk atau derajat kebolaan partikel-partikelnya. Salah
satu hasil eksperimen yang menggambarkan pengaruh derajat kebolaan terhadap
porositas unggun diberikan oleh Brown dan diperlihatkan pada Gambar 10.
V. PROSEDUR KERJA
Delta
Q(L/menit) L(mm)
H(mmH2O)
0,1 4 49
0,5 5 49
0,6 6 49
0,7 8 49
0,8 9 49
0,9 10 49
1 12 49
1,1 13 49
1,2 14 49
1,3 16 49
1,4 17 49
1,5 19 49
1,6 19 49
1,7 18 49
1,8 19 50
1,9 19 53
2 19 55
2,1 19 56
2,2 19 58
2,3 19 60
2,4 19 61
2,5 19 63
2,6 19 63
2,7 19 64
2,8 19 65
2,9 19 66
3 19 68
3,1 19 69
3,2 19 69
3,3 19 70
3,4 19 70
Delta
Q(L/menit) L(mm)
H(mmH2o)
0,1 4 49
0,5 5 49
0,6 6 49
0,7 8 49
0,8 9 49
0,9 10 49
1 12 49
1,1 13 49
1,2 14 49
1,3 16 49
1,4 17 49
1,5 19 49
1,6 19 49
1,7 18 49
1,8 19 50
1,9 19 53
2 19 55
2,1 19 56
2,2 19 58
2,3 19 60
2,4 19 61
2,5 19 63
2,6 19 63
2,7 19 64
2,8 19 65
2,9 19 66
3 19 68
3,1 19 69
3,2 19 69
3,3 19 70
3,4 19 70
VII. PERHITUNGAN
1. Penentuan Berat Jenis
A. Penentuan Berat Jenis (ρ) Resin
berat resin
Berat jenis resin =
volume resin
3,4846 gram
=
3,095 cm3
gram
= 1,09506
cm3
= 1095,06 kg/m3
(49,3145 − 23,6914)gram
=
0.996232 gram/cm3
= 25,72 𝑐𝑚3
berat pasir
Berat jenis pasir =
volume pasir
2,9039 gram
=
1,117 cm3
gram
= 2,5988
cm3
= 2598,8 kg/m3
dp OP
OP% P% C%OP C%UP
(mm) (g)
0.5 0.6674 0.00743 0 0.00743 0.99257
0.45 9.0848 0.10119 2.02376 0.10862 0.89138
0.4 56.989 0.63475 12.69507 0.74338 0.25663
0 23.0401 0.25663 0.64156 1 0
Total (M) 89.7813
Keterangan :
Diameter ayak tertera pada bidang ayak sesuai dengan nilai aparatusnya
Oversize Product (OPi ) = massa partikel yang tinggal pada tiap ayakan
OPi
Oversize Product Percentage (OP%i ) = M
OPi 0,6674 g
(OP%i ) = = = 0,00743
M 89,7813 g
Cumulative Percentage Oversize Product (C%OPi ) = ∑in=1 OP%i
(C%OPi ) = ∑in=1 OP%i =0,00743
Cumulative Percentage Undersize Product (C%UPi) = 1 − C%OPi
(C%UPi ) = 1 − C%OPi = 1 − 0,00743 = 0,99257
1.1
1
0.9
0.8
Fraksi Massa (%)
0.7
0.6 dp vs c%op
0.5 dp vs c%up
0.4
0.3
0.2
0.1
0
0 0.05 0.1 0.15 0.2 0.25 0.3 0.35 0.4 0.45 0.5 0.55
Catatan :Berdasarkan grafik hubungan diameter partikel vs fraksi massa diperoleh dpm
= 0,44 mm = 0,00044 m.
B. Diameter Partikel Tengah Pasir
Keterangan :
Diameter ayak tertera pada bidang ayak sesuai dengan nilai aparatusnya
Oversize Product (OPi ) = massa partikel yang tinggal pada tiap ayakan
OPi
Oversize Product Percentage (OP%i ) = M
OPi 40 g
(OP%i ) = = = 0,14286
M 280 g
Cumulative Percentage Oversize Product (C%OPi ) = ∑in=1 OP%i
(C%OPi ) = ∑in=1 OP%i =0,14286
Cumulative Percentage Undersize Product (C%UPi) = 1 − C%OPi
(C%UPi ) = 1 − C%OPi = 1 − 0,14286 = 0,8571
Grafik 2.1 Hubungan Diameter Partikel (mm) vs Fraksi Massa (%)
DP vs OP%
1.2
0.8
0.6
OP%
0.4
0.2
0
0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2 1.4 1.6 1.8 2 2.2
-0.2
DP(mm)
Catatan : Berdasarkan grafik hubungan diameter partikel vs fraksi massa diperoleh dpm
= 1,4 mm = 0,0014 m.
3. Penentuan Porositas
Volume Partikel
ε= 1−
Volume Unggun
π 3,14
Keterangan : A = d2 = (0.055 m)2 = 0.002376 m2
4 4
A. Porositas Resin
Tabel 3 Porositas Fluida gas
m=129 gram
Volume unggun(m3 )
L(m) Porositas (ε)
m=179 gram
B. Porositas Pasir
Tabel 4 Porositas fluida cairan
m=133 gram
Volume
L(m) Porositas (𝛆)
unggun(𝐦𝟑 )
m=298 gram
Volume
L(m) Porositas (𝛆)
unggun(𝐦𝟑 )
Luas (A) = m2
Kecepatan (m/s)
Q(L/s)
0,0167 0,00702
0,0333 0,01403
0,0500 0,02105
0,0667 0,02806
0,0833 0,03508
0,1000 0,04209
0,1167 0,04911
0,1333 0,05612
0,1500 0,06314
0,1667 0,07015
0,1833 0,07717
0,2000 0,08418
0,2167 0,09120
0,2333 0,09821
0,2500 0,10523
0,2667 0,11224
0,2833 0,11926
0,3000 0,12627
0,3167 0,13329
0,3333 0,14030
0,3500 0,14732
0,3667 0,15433
0,3833 0,16135
0,4000 0,16836
0,4167 0,17538
B. Untuk Cairan ( Air)
Tabel 6 Kecepatan Superfisial Rata-Rata Cairan
m=133 gram
Kecepatan (m/s)
Q(L/s)
0.0067 0,00070
0.0083 0,00351
0.01 0,00421
0.0117 0,00491
0.0133 0,00561
0.015 0,00631
0.0167 0,00702
0.0183 0,00772
0.02 0,00842
0.0217 0,00912
0.0233 0,00982
0.025 0,01052
0.0267 0,01122
0.0283 0,01193
0.03 0,01263
0.0317 0,01333
0.0333 0,01403
0.035 0,01473
0.0367 0,01543
0.0383 0,01613
0.04 0,01684
0.0417 0,01754
0.0433 0,01824
0.045 0,01894
0.0467 0,01964
0.0483 0,02034
0.05 0,02105
0.0517 0,02175
0.0533 0,02245
0.055 0,02315
0.0567 0,02385
m=298 gram
Kecepatan (m/s)
Q(L/s)
0.0067 0,00070
0.0083 0,00351
0.01 0,00421
0.0117 0,00491
0.0133 0,00561
0.015 0,00631
0.0167 0,00702
0.0183 0,00772
0.02 0,00842
0.0217 0,00912
0.0233 0,00982
0.025 0,01052
0.0267 0,01122
0.0283 0,01193
0.03 0,01263
0.0317 0,01333
0.0333 0,01403
0.035 0,01473
0.0367 0,01543
0.0383 0,01613
0.04 0,01684
0.0417 0,01754
0.0433 0,01824
0.045 0,01894
0.0467 0,01964
0.0483 0,02034
0.05 0,02105
0.0517 0,02175
0.0533 0,02245
0.055 0,02315
0.0567 0,02385
Unggun Terfluidisasi
(1 − 𝜀)
ℎ = (𝐿 (𝜌𝑝 − 𝜌𝑤 )) 𝑥 103 𝑚𝑚𝐻2 𝑂
𝜌𝑤
m=179 gram
Grafik 5.A.1 Laju Alir vs Tekanan untuk resin dan udara variasi 1
Laju Alir VS Tekanan
6
5
Delta H (mm H2O)
0
0.0000 0.0500 0.1000 0.1500 0.2000 0.2500 0.3000 0.3500 0.4000 0.4500
Laju Alir (L/s)
Grafik 5.A.2 Laju Alir vs Perubahan Tekanan untuk resin dan udara variasi 1
3500
3000
2500
2000
1500
1000
500
0
0.0000 0.0500 0.1000 0.1500 0.2000 0.2500 0.3000 0.3500 0.4000 0.4500
Laju Alir (L/s)
Grafik 5.A.3 Laju Alir vs Tekanan untuk resin dan udara variasi 2
5
Delta H (mm H2O)
0
0.0000 0.0500 0.1000 0.1500 0.2000 0.2500 0.3000 0.3500 0.4000 0.4500
Laju Alir (L/s)
Grafik 5.A.4 Laju Alir vs Perubahan Tekanan untuk resin dan udara variasi 2
3500
3000
2500
2000
1500
1000
500
0
0.0000 0.0500 0.1000 0.1500 0.2000 0.2500 0.3000 0.3500 0.4000 0.4500
Laju Alir (L/s)
B. Penurunan Tekanan untuk Air dengan Pasir
Tabel 8 Penurunan Tekanan untuk Air dengan Pasir
m=298 gram
L(m) Kecepatan (m/s) Porositas H(mmH2O)
0,11 0,00070 0,599 0,462
0,11 0,00351 0,599 2,567
0,11 0,00421 0,599 3,157
0,11 0,00491 0,599 3,773
0,11 0,00561 0,599 4,415
0,11 0,00631 0,599 5,082
0,11 0,00702 0,599 5,776
0,11 0,00772 0,599 6,494
0,11 0,00842 0,599 7,239
0,11 0,00912 0,599 8,009
0,11 0,00982 0,599 8,805
0,11 0,01052 0,599 9,627
0,11 0,01122 0,599 10,474
0,11 0,01193 0,599 11,347
0,11 0,01263 0,599 81,351
0,111 0,01333 0,603 81,351
0,113 0,01403 0,610 81,351
0,115 0,01473 0,617 81,351
0,118 0,01543 0,626 81,351
0,121 0,01613 0,636 81,351
0,124 0,01684 0,645 81,351
0,125 0,01754 0,647 81,351
0,127 0,01824 0,653 81,351
0,128 0,01894 0,656 81,351
0,128 0,01964 0,656 81,351
0,13 0,02034 0,661 81,351
0,131 0,02105 0,664 81,351
0,131 0,02175 0,664 81,351
0,132 0,02245 0,666 81,351
0,134 0,02315 0,671 81,351
0,135 0,02385 0,673 81,351
20
Delta H (mm H2O)
15
10
0
0 0.01 0.02 0.03 0.04 0.05 0.06
Laju Alir (L/s)
Grafik 5.B.2 Laju Alir vs Perubahan Tekanan untuk pasir dan air variasi 1
30
25
20
15
10
5
0
0 0.01 0.02 0.03 0.04 0.05 0.06
Laju Alir (L/s)
Grafik 5.B.3 Laju Alir vs Tekanan untuk pasir dan air variasi 2
20
Delta H (mm H2O)
15
10
0
0 0.01 0.02 0.03 0.04 0.05 0.06
Laju Alir (L/s)
Grafik 5.B..4 Laju Alir vs Perubahan Tekanan untuk pasir dan air variasi 2
70.000
60.000
50.000
40.000
30.000
20.000
10.000
0.000
0 0.01 0.02 0.03 0.04 0.05 0.06
Laju Alir (L/s)
VIII. PEMBAHASAN
Fluidisasi adalah metoda pengontakan butiran-butiran padat dengan
fluida baik cair maupun gas. Dengan metoda ini diharapkan butiran-butiran
padat memiliki sifat seperti fluida dengan viskositas tinggi. Pada percobaan
ini dilakukan pengontakan pasir kwarsa (butiran-butiran padat) dengan
fuida cairan (air) dan dengan fluida gas (udara compressor). Pada percobaan
ini dianggap bahwa nilai sperisitas atau derajat kebolaan partikel sama
dengan 1 atau berbentuk bola. Untuk unggun diam (fixed bed) ilustrasinya,
saat unggun diam yang padatan ini kemudian dialirkan gas dari bawah ke
atas. Pada laju alir yang cukup rendah, butiran padat akan tetap diam, karena
gas hanya mengalir dari bawah ke atas. Pada laju alir yang cukup rendah,
butiran padat akan tetap diam, karena gas hanya mengalir melalui ruang
antar partikel tanpa menyebabkan perubahan susunan partikel tersebut.
Untuk unggun terfluidisasi dengan menggunakan fluida cair (air) yang
dilewatkan dari bawah maka sifat unggun akan menyerupai suatu cairan
dengan viskositas tinggi dengan adanya kecenderungan untuk mengalir dan
mempunyai sifat hidrostatik.
Untuk percobaan kedua unggun terfluidisasi dengan menggunakan
resin dan fluida gas (udara) dilakukan hanya sekali percobaan dengan laju
alir yang dimulai dari 1 sampai 25 dengan interval 1 L/min. Untuk data
pengamatan dapat dilihat pada data pengamatan sehingga setelah dilakukan
perhitungan data nilainya dapat dilihat pada (Tabel 7).
Untuk percobaan unggun terfluidisasi dengan menggunakan pasir dan
fluida cair (air) dilakukan hanya sekali percobaan dengan laju alir yang
dimulai dari 0.1 sampai 3.4 dengan interval 0.1 L/min. Untuk data
pengamatan dapat dilihat pada data pengamatan sehingga setelah dilakukan
perhitungan data nilainya dapat dilihat pada (Tabel 8).
Bila kecepatan fluida yang melewati unggun dinaikkan maka perbedaan
tekanan di sepanjang unggun akan meningkat pula. Pada saat perbedaan
tekanan sama dengan berat unggun dibagi luas penampang. Pada saat
tersebut unggun akan mulai bergerak dan melayang-layang ke atas.
Partikel-partikel padat ini akan bergerak-gerak dan mempunyai perilaku
sebagai fluida. Keadaan unggun seperti ini dikenal sebagai unggun
terfluidisasi (fluidized bed).
Pada percobaan ini juga dilakukan penentuan densitas partikel dari pasir
kwarsa dan resin menggunakan piknometer. Dimana densitas ini dipakai
dalam menentukan nilai Δh (pressure drop) secara perhitungan baik untuk
fixed maupun fluidized bed. Nilai densitas dari pasir kwarsa yang diperoleh
sebesar 2598,8 kg/m3 dan resin adalah 1095,06 kg/m3.
Pada percobaan ini dilakukan pengamatan terhadap hilang tekanan
(pressure drop). Mengingat hal tersebut adalah aspek utama dalam
percobaan ini. Mengetahui besarnya hilang tekanan (pressure drop) di
dalam unggun padatan yang terfluidakan. Hal tersebut mempunyai arti yang
cukup penting karena selain erat sekali hubungan dengan besarnya energi
yang diperlukan, juga bisa memberikan indikasi tentang kelakuan unggun
selama operasi berlangsung. Penentuan besarnya hilang tekanan di dalam
unggun terfluidakan terutama dihitung berdasarkan rumus-rumus yang
diturunkan untuk unggun diam, terutama oleh Blake, Kozeny, Carman,
ataupun peneliti-peneliti lainnya.
Untuk diameter unggun (pasir kwarsa dan resin) ditentukan dengan
melakukan analisa ayak(sieving). Alat sieving yang digunakan terdiri dari
9 plat ayak dan sebuah panci. Hasil analisa ayakan dapat dilihat pada Tabel
1 dan 2. Dari hasil analisa ini diperoleh diameter partikel rata-rata atau
diameter partikel tengah (dpm) yaitu untuk pasir 1,4 mm dan untuk resin
0,44 mm . Nilai diameter partikel tengah diperoleh dari grafik hubungan
diameter partikel vs fraksi massa Grafik 1.1 dan Grafik 2.1.
IX. KESIMPULAN
1. Nilai densitas dari pasir kwarsa yang diperoleh sebesar 2598,8 kg/m3
dan resin sebesar 1095,06 kg/m3. Porositas unggun untuk pasir dan
air pada fixed bed percobaan pertama dan kedua sebesar 0,599
sedangkan pada fluidized bed porositas unggun berbeda-beda yaitu
untuk percobaan pertama sekitar 0,607 hingga 0,719 dan percobaan
kedua sekitar 0,603 hingga 0,673. Sedangkan untuk resin dan udara
pada fixed bed untuk percobaan pertama sebesar 0,494 dan
percobaan kedua 0,483 sedangkan pada fluidized bed porositas
unggun berbeda-beda yaitu percobaan pertama sekitar 0,504 hingga
0,648 dan percobaan kedua sekitar 0,501 hingga 0,645.
2. Kecepatan fluida pada percobaan untuk pasir dan air yang diperoleh
yakni dari 0.0007 m/s sampai 0.0239 m/s. Dan pada percobaan untuk
resin dan udara yang diperoleh yakni dari 0.007 m/s sampai 0.175
m/s.
3. Secara percobaan nilai pressure drop untuk pasir dan air pada fixed
bed untuk percobaan pertama yaitu dimulai dari 4 mmH2O sampai
18 mmH2O sedangkan untuk percobaan kedua dimulai dari 15
mmH2O sampai 44 mmH2O , dan pada saat fluidized bed terjadi
pressure drop menjadi konstan pada 19 mmH2O untuk percobaan
pertama dan 51 mmH2O untuk percobaan kedua. Sedangkan untuk
resin dan udara pada fixed bed untuk percobaan pertama yaitu
dimulai dari 0,7 sampai 5,6 mmH2O dan percobaan kedua mulai dari
9,5 hingga 7,6 mmH2O, dan pada saat fluidized bed terjadi, pressure
drop menjadi konstan yakni 5,6 mmH2O untuk percobaan pertama
dan 7,7 mmH2O untuk percobaan kedua.
4. Secara perhitungan nilai pressure drop untuk pasir dan air pada fixed
bed untuk percobaan pertama yaitu dimulai dari 0,207 sampai 5,09
mmH2O sedangkan percobaan kedua dimulai dari 0,462 sampai
81,351 mmH2O , dan pada saat fluidized bed terjadi pressure drop
menjadi konstan yaitu 36,308 cmH2O untuk percobaan pertama dan
81,351 mmH2O untuk percobaan kedua. Sedangkan untuk resin dan
udara pada fixed bed untuk percobaan pertama yaitu dimulai dari
1711,26 sampai 44274,36 mmH2O sedangkan percobaan kedua
dimulai dari 2602,93 sampai 38662,47 mmH2O , dan pada saat
fluidized bed terjadi, pressure drop menjadi konstan yaitu 44274,36
cmH2O untuk percobaan pertama dan 61434,96 cmH2O untuk
percobaan kedua.
X. DAFTAR PUSTAKA
LAPORAN PRAKTIKUM
FLUIDISASI
Anggota kelompok :
1. Ismi Hikmawati Azizah (33117003)
2. Icha Paras Ayu (331170013)
3. Reynaldy Noel (33117012)
4. Intan Natalia Towawo (33117016)
5. Ramansi (33117020)