Penulis
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................... i
DAFTAR ISI........................ ii
BAB I PENDAHULUAN............................. 1
1.1 Latar Belakang........................... 1
1.2 Rumusan Masalah.............................. 1
1.3 Tujuan ...................................... 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA..................... 3
2.1 Fenomena Fluidisasi................................... 3
2.2 Jenis-jenis Fluidisasi .................... 3
2.3 Sifat dan Karakteristik Partikel Unggun..............4
2.4 Kelebihan dan Kekurangan Teknik Fluidisasi.............................5
2.5 Perilaku Gelembung pada Ketinggian unggun............................ 5
2.6 Sifat-sifat Perpindahan Panas Unggun Terfluidisasi........... 6
2.7 Penyimpangan dari Keadaan Ideal (Interlock)............................
2.8
2
3
BAB I
PENDAHULUAN
Fluidisasi adalah suatu fenomena berubahnya sifat suatu padatan (bed) dalam
suatu reaktor menjadi bersifat seperti fluida dikarenakan adanya aliran fluida ke
dalamnya, baik berupa liquid maupun gas. Jika suatu aliran udara melewati partikel
unggun yang ada dalam tabung, maka aliran tersebut akan memberikan gaya seret
(drag force) pada partikel dan menimbulkan pressure drop sepanjang unggun.
Pressure drop akan naik jika kecepatan superficial naik. Kecepatan superfisial adalah
laju alir udara pada kolom yang kosong, sedangkan kecepatan interstitial adalah
kecepatan udara di antara partikel unggun. Pada kecepatan superfisial rendah, ungun
mula-mula diam. Jika kecepatan superfisial dinaikkan maka pada suatu saat gaya
seret fluida menyebabkan unggun mengembang dan menyebabkan tahanan terhadap
aliran udara mengecil, sampai akhirnya gaya seret tersebut cukup untuk mendukung
gaya berat partikel unggun. Hal ini menyebabkan unggun terfluidisasi dan sistem
solid-fluida menunjukkan sifat-sifat seperti fluida. Kecepatan superfisial terendah
yang dibutuhkan agar terjadi fluidisasi disebut minimum fluidization velocity (Umf).
Fluidisasi berhubungan dengan banyak proses industri kimia, misalnya dalam proses
katalisasi maupun dalam proses pemurnian gas. Proses fluidisasi ini memiliki
beberapa hal penting yang harus diperhatikan, seperti jenis dan tipefluidisasi, aplikasi
dalam industri serta spesifikasi dan cara kerja alatnya. Aplikasi fluidisasi dalam
proses industri sangat banyak. Hal ini dimulai pada tahun 1926 untuk Gasifier
Winkler berskala besar lalu Fluidized-bed Catalytic Cracking (FCC) crude oil
menjadi bensin pada tahun 1942. Aplikasi tersebut semakin berkembang dan pada
tahun 1990 dapat diklasifikasikan menjadi proses-proses kimia katalitik (seperti FCC
dan sintesis Fischer-Tropsch), proses-proses kimia nonkatalitik (seperti thermal
cracking dan gasifikasi batubara), dan proses-proses fisik (seperti pengeringan dan
absorpsi). Selain itu, fluidisasi kontinu banyak dimanfaatkan dalam pabrik
pengolahan untuk memindahkan padatan dari satu tempat ke tempat lain. Unggun
terfluidisasi memiliki aplikasi yang luas karena karakteristik perpindahan panasnya
yang sangat baik. Hal ini didukung oleh berubahnya sifat dari unggun tersebut
4
menjadi seperti fluida sehingga perpindahan panas yang terjadi adalah secara
konveksi.
I. 2 Rumusan Masalah
I.3 Tujuan
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Jika suatu aliran udara melewati suatu partikel unggun yang ada dalam
tabung, maka aliran tersebut akan memberikan gaya seret (drag force) pada partikel
dan memberikan pressure drop sepanjang unggun. Pressure drop akan naik jika
kecepatan superficial naik (kecepatan superficial adalah kecepatan aliran jika tabung
kosong).
Sementara itu, pressure drop akan tetap walaupun kecepatan superficial terus
dinaikkan dan sama dengan berat efektif unggun persatuan luas. Kecepatan
superficial terendah yang dibutuhkan untuk terjadinya fluidisasi disebut Minimum
Fluidization Velocity (Umf).
6
Gambar 1. Fenomena fluidisasi dengan variasi laju alir gas
P2
Bed x
P1
Gas in
7
Adapun fenomena-fenomena yang dapat terjadi pada proses fluidisasi antara lain:
1. Fenomena fixed bed, terjadi ketika laju alir fluida kurang dari laju minimum yang
dibutuhkan untuk proses awal fluidisasi. Pada kondisi ini partikel padatan tetap diam.
Kondisi ini ditunjukkan pada gambar 3.
8
4. Fenomena bubbling fluidization yang terjadi ketika gelembunggelembung pada
unggun terbentuk akibat densitas dan distribusi partikel tidak homogen. Kondisi ini
ditunjukkan pada gambar 6.
9
Gambar 8. Fenomena chanelling fluidization
10
150Vs (1 )2 x
F dan PgzF
( D p )2 3
150Vs (1 ) 2 x
P
(Dp ) 2 3
Bila Vs meningkat, meningkat dan P dijaga agar konstan. Dalam hal ini x
juga akan meningkat, akan tetapi pengaruh dari kenaikan x ini lebih kecil
dibandingkan pengaruh yang ditimbulkan oleh perubahan Adapun hubungan x, P
dan kecepatan aliran fluida dapat dilihat pada gambar 10.
Untuk kecepatan yang kurang dari kecepatan fluidisasi minimum (Umf) maka
unggun akan berperilaku sebagai packed bed. Namun, jika kecepatan aliran fluida
dinaikkan melebihi Umf, maka tidak hanya unggun yang terangkat, tetapi partikel
akan bergerak dan akan saling berbenturan satu sama lain dan akhirnya keseluruhan
massa partikel akan menjadi fluida.
11
Selama fluidisasi, penurunan tekanan sepanjang unggun akan tetap walaupun
kecepatan superfisial terus dinaikkan dan sama dengan berat efektif unggun
persatuan luas:
m
p ( p f )g
p Sb
p = densitas partikel
f = densitas fluida
g = percepatan gravitasi
Benda yang lebih ringan akan mengapung di atas unggun (yaitu benda-benda
yang densitasnya lebih kecil daripada densitas bulk unggun),
Permukaan akan tetap horizontal bahkan dalam unggun yang miring,
Solid dapat mengalir melalui bukaan di kolom sama seperti liquid,
Unggun memiliki tekanan statis karena gravitasi, nilainya sebesar ogh,
Ketinggian antara dua unggun terfluidisasi yang serupa sama dengan tekanan
statik mereka.
12
2.2 Jenis-jenis Fluidisasi
Dalam fluidisasi pasir dengan air, partikel-partikel bergerak menjauh satu sama
lain dan gerakannya bertambah hebat dengan meningkatnya kecepatan, tetapi
densitas unggun rata-rata pada suatu kecepatan tertentu sama di semua bagian
unggun. Proses ini disebut fluidisasi partikulat dan bercirikan ekspansi hamparan
yang cukup besar tetapi seragam pada kecepatan tinggi. (McCabe, 1985:151)
Akan tetapi, tidak semua fluida liquid pasti menghasilkan fluidisasi partikulat,
hal ini dipengaruhi oleh perbedaan densitas. Dalam kasus dimana densitas fluida dan
solid tidak terlalu berbeda, ukuran partikel kecil, dan kecepatan aliran fluida rendah,
unggun akan terluidisasi merata dengan tiap partikel bergerak sendiri-sendiri
melewati jalur bebas rata-rata (mean free path) yang relatif sama. Fase padat ini
memiliki banyak karakteristik liquid dan disebut fluidisasi partikulat. (Foust,
1959:643)
Pada fluidisasi partikulat, ekspansi yang terjadi adalah seragam dan persamaan
Ergun, yang berlaku untuk unggun diam, dapat dikatakan masih berlaku untuk
unggun yang agak mengembang. Andaikan aliran di antara partikel-partikel itu
adalah laminar, persamaan yang berlaku untuk hamparan yang mengalami ekspansi
adalah (McCabe, 1985:152):
3 150Vs
1 g p s 2 D p 2
13
saluran yang terbentuk di antara partikel. Gelembung yang terbentuk berperilaku
hampir sama dengan gelembung udara di dalam air atau gelembung uap di dalam zat
cair yang mendidih, dan karena itu fluidisasi jenis ini sering disebut fluidisasi didih
(boiling bed). (McCabe, 1985:151)
Partikel unggun yang lebih ringan, lebih halus, dan bersifat kohesif sangat sukar
terfluidisasi karena gaya tarik antarpartikel lebih besar daripada gaya seretnya.
Partikel cenderung melekat satu sama lain dan gas menembus unggun dengan
membentuk channel.
Vs f b ub (1 f b )U mf
14
dimana: fb = fraksi unggun yang diisi gelembung
Dalam fluidisasi agregat, fluida akan membuat gelembung pada padatan unggun
dalam tingkah laku yang khusus. Gelembung fluida meningkat melalui unggun dan
pecah pada permukaan unggun dan akan tejadi splashing dimana partikel unggun
akan bergerak ke atas. Seiring dengan meningkatnya kecepatan fluida, perilaku
gelembung akan bertambah besar. (Brown, 1955:269)
dengan energi gravitasi merupakan salah satu kriteria penentu jenis fluidisasi apa
yang terjadi. (Foust, 1959:643)
Bila kecepatan fluida melalui hamparan zat padat cukup besar, maka semua
partikel dalam hamparan itu akan terbawa ikut oleh fluida hingga memberikan suatu
fluidisasi kontinu. Prinsip fluidisasi ini terutama diterapkan dalam pengangkutan zat
padat dari suatu titik ke titik lain dalam suatu pabrik pengolahan di samping ada
beberapa reaktor gas zat padat lama yang bekerja dengan prinsip ini. Contohnya
adalah dalam tranportasi lumpur dan tranportasi pneumatic. (McCabe, 1985:151)
Ketika laju alir fasa fluida melewati kecepatan terminal partikel, unggun
terfluidisasi akan kehilangan identitasnya karena partikel solid terbawa dalam aliran
fluida. Metoda pengangkutan ini sering digunakan dalam industri, biasanya dengan
udara sebagai fasa fluida, antara lain untuk mengangkut produk dari pengering
semprot (spray dryers). Keuntungan metoda ini adalah kehilangan yang terjadi
sedikit, prosesnya bersih, dan kemampuannya untuk memindahkan sejumlah besar
solid dalam waktu singkat. Tetapi kerugiannya antara lain ada kemungkinan terjadi
kerusakan partikel solid serta korosi pada pipa mungkin besar. (Foust, 1959:647)
15
Dalam fluidisasi, karena sifat-sifat partikel padat yang menyerupai sifat fluida cair
dengan viskositas tinggi, metode pengontakan fluidisasi memiliki beberapa
keuntungan dan kerugian.
a. Ukuran partikel
Padatan dalam unggun yang terfluidisasi tak pernah sama dalam ukuran dan
mengacu pada distribusi ukuran partikel tersebut. Untuk menghitung ukuran partikel
rata-rata dengan menggunakan diameter rata-rata permukaan (Kirk
Othmer,1994:141).
1
d sv
x
di
pi
b. Densitas padatan
c. Penurunan tekanan
16
Penurunan tekanan yang terjadi pada campuran dua fasa dinyatakan dalam
beragam bentuk, seperti static head, akselerasi dan kehilangan friksi untuk gas dan
padatan. Untuk aplikasi fluidisasi unggun di luar kondisi ketika akselerasi penurunan
tekanan dapat diterima, penurunan tekanan akan dihasilkan dari static head padatan.
Untuk itu, berat suatu partikel unggun jika dibagi dengan tinggi padatan akan
menghasilkan densitas sesungguhnya dari unggun yang terfluidisasi. Formulanya
dirumuskan sebagai berikut :
PLpggc
Salah satu aspek yang akan ditinjau dalam percobaan ini adalah mengetahui
besarnya penurunan tekanan (pressure drop) di dalam unggun padatan yang
terfluidakan. Hal tersebut mempunyai arti yang cukup penting karena selain erat
sekali hubungannya dengan besarnya energi yang diperlukan, juga bisa memberikan
indikasi tentang kelakuan unggun selama operasi berlangsung. Penentuan besarnya
hilang tekan di dalam unggun terfluidakan terutama dihitung berdasarkan rumus-
rumus yang diturunkan untuk unggun diam, terutama oleh Balke, Kozeny, Carman,
ataupun peneliti-peneliti lainnya.
P kS 2
gc
L 3
dimana:
gc = faktor gravitasi
= viskositas fluida
17
= porositas unggun yang didefinisikan sebagai perbandingan volume ruang
kosong didalam unggun dengan volume unggun
d. Sphericity
Sphericity merupakan faktor bentuk yang dinyatakan sebagai rasio dari area
permukaan volume partikel bulat yang sama dengan partikel itu dibagi dengan area
permukaan partikel.
d sv
dv
Material yang melingkar seperti katalis dan pasir bulat memiliki nilai sphericity
sebesar 0.9 atau lebih.
Umf = [(1135.7+0.0408Ar)0.5-33.71]/(gdp)
Ar = gdp3(pgg/2
18
Suku pertama persamaan Ergun dominan untuk aliran laminer sedangkan
suku kedua dominan pada aliran turbulen. Pengukuran Umf dapat diperoleh dari
grafik P vs Umf, yaitu sesuai titik potong atau antara bagian kurva yang datar seperti
yang digambarkan pada gambar 10.
f. Kecepatan terminal
1/ 2
4 gd p ( p g )
Ut
3 g C d
24
Cd
Re p
d pU g
Re p
g ( p g )d p
2
1/ 2
3,1( p g ) gd p
Ut untuk Rep > 500
g
19
Uselip = U*t = Ut . f()
Kekosongan f() dari unggun yang terfluidisasi adalah fraksi mol yang terjadi
oleh gas. Fungsi t dapat dinyatakan dengan pendekatan Kozeny-Charman berikut.
Pendekatan lain yang digunakan untuk sistem banyak fasa yaitu korelasi
Richardson-Zaki untuk partikel tunggal dalam suspensi, yaitu:
U/Ut =n
n merupakan fungsi dari dp/D dan bilangan Re yang divariasikan dari 2.4-4.7 (Kirk
Othmer, 1994:144).
g. Batas partikel
Partikel halus
Partikel kasar
Kohesif, partikel yang sangat halus
Unggun yang bergerak
Gaya antar partikel sering kali diabaikan dalam fluidisasi meskipun dalam
banyak kasus gaya ini lebih kuat dibandingkan hydrodinamic yang digunakan dalam
banyak korelasi. Gaya antar partikel yang berhubungan atau berkaitan dengan
unggun yang terfluidisasi, misalnya van der waals, elektrostatik, dan kapilaritas.
Pada kecepatan gas rendah, suatu padatan dalam tabung unggun akan berada
pada kondisi konstan seiring dengan bertambahnya kecepatan gas, gaya seret, dan
gaya buoyant mengalahkan berat partikel serta gaya antar partikel tersebut ( Kirk
20
Othmer, 1994:147). Pada fluidisasi minimum partikel memperlihatkan pergerakan
yang minimal dan secara langsung unggun akan sedikit terangkat.
1. Properti transfer panas yang baik dalam gas-fluidized bed. Gelembung yang
terbentuk menjaga unggun bersifat isotermal dan laju transfer panas yang
tinggi diperoleh antara unggun dan permukaan yang dicelupkan.
2. Sifat unggun yang menyerupai fluida memungkinkan adanya aliran zat padat
secara kontinu dan memudahkan pengontrolan.
3. Perpindahan panas antara unggun terfluidakan dengan media pemindah panas
yang baik memungkinkan pemakaian alat penukar panas yang memiliki luas
permukaan kecil.
4. Perpindahan panas dan kecepatan perpindahan mass antara partikel cukup
tinggi.
5. Sirkulasi butiran-butiran padat antara dua unggun fluidisasi memungkinkan
pemindahan jumlah panas yang besar dalam reaktor.
21
6. Butiran halus akan terbawa aliran sehingga mengakibatkan hilangnya
sejumlah tertentu padatan.
Mengacu pada teori gelembung dua fasa dan fluidisasi, semua gas yang
dibutuhkan untuk fluidisasi minimum melewati unggun dalam proses pembentukan
gelembung. Gelembung meningkat melalui unggun dalam 2 kondisi yang berbeda.
Gelembung yang meningkat secara padat dapat terjadi pada kecepatan gas kurang
dari Umf dan hal ini memberikan kesempatan untuk gas melewati partikel unggun
dan sirkuit pendek melalui gelembung menuju ke permukaan unggun.
Uhr = 0.71(gDb)0.5
22
Jadi kecepatan aktual peningkatan gelembung dalam unggun yang
terfluidisasi dinyatakan dengan rumus:
Ub = (U-Umf)+Ubr
a. Untuk partikel unggun dengan diameter < 500 dan densitas < 4000 kg/m3
(kecuali paertikel halus yang sangat kohesif), mekanisme utama adalah adanya
sirkulasi antara bulk unggun dan partikel yang berdekatan denghan permukaan
panas (Particle Convective Mechanism).
Partikel mampu mentransfer banyak panas karena mempunyai kapasitas panas
pada saat awal partikel berdekatan dengan permukaan panas, terdapat gradien
suhu lokal yang besar yaitu adanya perbedaan suhu yang besar antara bulk
unggun dengan permukaan sehingga laju perpindahan panas sangat besar. Akan
tetapi, semakin lama suhu unggun semakin mendekati suhu permukaan. Jadi
untuk selang waktu tertentu laju transfer panas semakin tinggi jika pertikel
bersinggungan dengan permuikaan panas dalam recident time yang singkat yang
dapat diperoleh dengan mengatur kondisi operasi. Tetapi harus diingat bahwa
23
recident time yang ekstrim kecil untuk memeroleh koefisien perpindahan panas
yang paling tinggi dibatasi oleh konduktivitas panas gas dan jarak jalur transfer
panas terpendek di mana panas mengalir secara konduksi antara partikel unggun
dan permukaan panas.
b. Untuk unggun dalam ukuran atau densitas yang lebih besar, kecepatan
interstisial adalah turbulen yang berarti bahwa transfer panas konveksi melalui
gas menjadi penting. Jika transfer panas mode ini menjadi dominan maka
transfer panas akan naik dengan naiknya diameter partikel (karena makin besar
partikel maka makin besar turbulensi kecepatan interstisial).
c. Untuk suhu yang lebih tinggi akan terdapat perbedaan suhu yang sangat besar
antara unggun dan permukaan panas sehingga transfer panas secara radiasi
menjadi penting.
Perpindahan kalor ke permukaan dalam sistem padat-gas koefisien perpindahan
panas ke permukaannya sangat tergantung pada kualitas fluidisasi yang terjadi
(Coulson, 1968:215). Untuk menghitung koefisien perpindahan panas tersebut
dapat digunakan persamaan Dow dan Jacob berikut.
0,25
hd t d
0,65
d
0,17 (1 e) s C s U d
0,55 t t c t
k L d e C p
D = diameter partikel
Dt = diameter tube
L = panjang unggun
= kekosongan unggun
s = densitas padatan
=densitas gas
24
Cp = kapasitas panas gas pada tekanan konstan
= viskositas gas
Umf
Gambar 11. Kurva karakteristik fluidisasi tidak ideal karena terjadi interlock.
25
2.8 Penggunaan proses fluidisasi dalam industri
Contoh: Reaksi gas dengan katalis padat dan reaksi padat dengan gas.
a. Gasifikasi : batubara
b. Transportasi: Fluidisasi dapat terfluidisasikan sama seperti cairan, sifat ini
digunakan untuk transportasi padat berupa serbuk.
c. Pencampuran bubuk halus (dengan ukuran partikel berlainan)
d. HE
e. Pelapisan bahan peledak pada permukaan logam
f. Drying dan sizeing
26
Proses desulfurisasi batubara Tondongkurah, Sulawesi Selatan telah dilakukan
dengan menggunakan larutan hidrogen peroksida yang diencerkan dalam asam sulfat
berkonsentrasi 0,1 N. Percobaan desulfurisasi tersebut dilakukan dengan
menggunakan peralatan kolom fluidisasi yang mempunyai ukuran panjang 80 cm
dengan diameter 3,5 cm. Kolom dihubungkan dengan sebuah pompa sirkulasi yang
mampu memberikan suplai larutan dengan jumlah aliran yang diatur sebesar 100 cc
per menit. Hasil percobaan menunjukkan bahwa proses selama 2 jam dengan
mempergunakan kolom tersebut mampu mengurangi 13,9 persen jumlah sulfur yang
terdapat di dalam batubara Tondongkurah yang berukuran (-14+20) mesh.
Perpanjangan waktu sirkulasi larutan hidrogen peroksida dari 2 jam menjadi 6 jam
mampu meningkatkan jumlah pengurangan sulfur menjadi sebesar 42,3 persen. Hasil
percobaan lainnya menunjukkan bahwa perkecilan ukuran partikel batubara dari (-
14+20) mesh menjadi (-20+48) mesh mampu meningkatkan angka tersebut. Pada
percobaan desulfurisasi dengan ukuran batubara (-20+48) mesh selama 2 jam, jumlah
pengurangan sulfur adalah 19,6 persen. Demikian pula, apabila waktu sirkulasi
dinaikkan menjadi 6 jam pengurangan sulfur meningkat menjadi 48,9 persen.
BAB III
KESIMPULAN
27
Fluidisasi adalah suatu fenomena berubahnya sifat suatu padatan (bed) dalam
suatu reaktor menjadi bersifat seperti fluida dikarenakan adanya aliran fluida ke
dalamnya, baik berupa liquid maupun gas.
Terbagi menjadi tujuh fenomena, yaitu :
Fenomena fixed bed
Fenomena minimum or incipient fluidization
Fenomena smooth or homogenously fluidization
Fenomena bubbling fluidization
Fenomena slugging fluidization
Fenomena chanelling fluidization
Fenomena disperse fluidization
DAFTAR PUSTAKA
28
Perry Chemical Engineering Handbook.
Tim Penyusun. Buku Panduan Praktikum POT 1. 1989. Depok : Jurusan Teknik Gas
&Petrokimia Fakultas Teknik Universitas Indonesia.
29