Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH MESIN KONVERSI ENERGI

PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA OMBAK

DISUSUN OLEH :

1. BAGAS OKTAIHZA HANANTA (061640411921)


2. MARWAN ADITYA SAPUTRA (061640411927)

3. MIRANDA DWI CENDANI (061640411928)

4. SINTIA NUR ALIZA (061640411936)

5. WIDI SAFITRI (061640411939)

6. ZENIA ZAL PUTRI (061640411941)

KELAS : 4 EGD

DOSEN PEMBIMBING : AGUS MANGGALA, S.T.M.T

POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA

TAHUN AKADEMIK 2017/2018


KATA PENGANTAR

Puji syukur Kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat Rahmat-Nya
kami dapat meyelesaikan makalah yang berjudul “ PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA
OMBAK” pada mata kuliah Mesin Konversi Energi sebagai tugas kelompok.

Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Agus Manggala, S.T.M.T
sebagai pembimbing dalam mata Mesin Konversi Energi. Yang telah memberikan banyak
saran kepada kami dalam menyelesaikan makalah berjudul “PEMBANGKIT LISTRIK
TENAGA OMBAK”

Kami menyadari bahwa makalah ini masih belum sempurna. Oleh karena itu kami
mengharapkan kritik dan saran dari pembaca agar makalah ini dapat menjadi lebih baik
kedepannya. Kami ucapkan terima kasih.

Palembang, Mei 2018

Tim Penyusun
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Indonesia memiliki garis pantai terpanjang kedua setelah Norwegia. Namun


sayangnya potensi pantai yang ada belum banyak dimanfaatkan. Oleh karena itu sekarang ini
potensi energi ombak mulai dimanfaatkan, yaitu untuk Pembangkit Listrik Tenaga Ombak. Di
Indonesia sendiri sudah membangun Pembangkit Listrik Tenaga Ombak, yaitu di Parang
Rucuk, Gunung Kidul, Yogyakarta.

Energi ombak adalah anergi alternative yang dibangkitkan melalui efek osilasi tekanan
udara (pumping effect) di dalam geometri kolom akibat dari fluktuasi pergerakan gelombang
yang masuk ke dalam chamber.

Agar bisa dimanfaatkan untuk Pembangkit Listrik Tenaga Ombak, kondisi ombak
sendiri haruslah mempunyai tinggi 1,5 – 2 meter dan tidak pecah sampai di pantai. PLTO
tidak bisa dibangun pada sembarang pantai, karena ada sejumlah karakteristik yang
diperlukan, seperti kecepatan angin, durasi angin, dan panjang daerah pembangkitan.

Potensi tingkat teknologi saat ini diperkirakan bisa mengonversi per meter panjang
pantai menjadi daya listrik sebesar 20-35 kW (panjang pantai Indonesia sekitar 80.000 km,
yang terdiri dari sekitar 17.000 pulau, dan sekitar 9.000 pulau-pulau kecil yang tidak
terjangkau arus listrik nasional, dan penduduknya hidup dari hasil laut). Dengan perkiraan
potensi semacam itu, seluruh pantai di Indonesia dapat menghasilkan lebih dari 2~3 Terra
Watt Ekuivalensi listrik, bahkan tidak lebih dari 1% panjang pantai Indonesia (±800 km)
dapat memasok minimal ±16 GW.

1.2 RUMUSAN MASALAH

1. Apa itu pembangkit listrik tenaga ombak ?

2. Apa saja komponen pembangkit listrik tenaga ombak ini ?

3. Apa prinsip kerja pembangkit listrik tenaga ombak ini ?


4. Kenapa pembangkit listrik tenaga ombak digunakan?

1.3 TUJUAN PENULISAN

1. Mengetahui apa itu pembangkit listrik tenaga ombak

2. Mengetahui komponen apa saja untuk pembangkit listrik tenaga ombak

3. Mengetahui prinsip kerja pembangkit listrik tenaga ombak

4. Keuntungan penggunaan pembangkit listrik tenaga ombak ini

1.4. METODE PENULISAN

Metode yang digunakan dalam penulisan makalah ini adalah metode kepustakaan
dan penelusuran internet.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA OMBAK

Ombak merupakan gerakan air laut yang turun-naik atau bergulung-gulung.


Pembangkit listrik tenaga ombak adalah suatu pembangkitan energi listrik yang merubah
energi mekanik gelombang ombak menjadi energi listrik. Merupakan energi alternatif yang
dibangkitkan melalui efek gerakan tekanan udara akibat fluktuasi pergerakan gelombang,
yang mana pembangkitan energi ini akan terjadi di lepas pantai yang memiliki laju ombak
besar (stabil). Energi ombak dapat digunakan sebagai pembangkit tenaga listrik.
Pembangkit Listrik Tenaga Ombak (PLTO) ini memanfaatkan ombak dengan
menggunakan prinsip OWC (Oscillating Water Coloumn). Di Indonesia OWC sudah
dibangun di daerah Gunung Kidul, Jawa Tengah, sedangkan tipe modelnya dapat dilihat di
Technopark Parang Racuk, Yogyakarta dikembangkan oleh BPPT, teknologi ini dinamakan
PLTO (Pembangkit Listrik Tenaga Ombak) beroperasi dikedalaman 4-10 m dengan rpm
maksimal 3000 rpm, listrik yang dihasilkan mencapai 3400 KW. OWC yang sering digunakan
terdapat dua tipe, yaitu tipe fixed dan floating. PLTO ini mempunyai kelemahan yaitu aliran
keluar masuk udara dapat menimbulkan kebisingan, akan tetapi karena aliran ombak sudah
cukup bising umumnya ini tidak menjadi masalah besar.

A. Data Penelitian

Dari hasil data penelitian selama setahun pada pulau Sempu kabupaten Malang, dengan data
sebagai berikut :

Data Nilai

Tinggi Ombak (H) 2,47 m

Periode Ombak (T) 5,06 s

Lebar kolom (l) 8m

Panjang kolom (p) 6m

Cepat rambat (λ) 39,94 m

Nilai Torsi (τ) = F x rturbin


= 1078 N x 1,3 m
= 1401,4 N.m
Sehingga Daya ombak yang masuk pada pembangkit

Pw =

Pw =

= 239.363 watt 239,363 kw

Dengan
Ew = energi potensial yang ditimbulkan dari naik turunnya gelombang air laut
Pw = Daya ombak yanga masuk pembangkit (J/s = Watt)
w = lebar ombak
ρ = berat jenis air (1030 kg/m3)
λ = cepat rambat gelombang (m)
a = amplitudo gelombang (H/2)
H = Tinggi gelombang
T = periode gelombang
g = gravitasi bumi (9,81 m/s2)

2.2 KOMPONEN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA OMBAK

1. Gelombang Air Laut


Gelombang air ini untuk menggerakan udara yang terdapat dalam chamber sehingga
dapat memutar turbin dan menggerakan generator, Sebenarnya yang terjadi di alam adalah
sangat kompleks dan tidak dapat dirumuskan dengan akurat. Akan tetapi dalam mempelajari
fenomena gelombang yang terjadi di alam dilakukan beberapa asumsi sehingga muncul
beberapa teori gelombang. Untuk menghitung daya ombak yang masuk pembangkit
menggunakan
Persamaan :
Keterangan :
Ew = energi potensial yang ditibulkan dari naik turunnya gelombang air laut
Pw = Daya ombak yanga masuk pembangkit (J/s = Watt)
w = lebar ombak
ρ = berat jenis air (1030 kg/m3)
g = gravitasi bumi (9,81 m/s2)
a = amplitudo gelombang (H/2)
H = Tinggi gelombang
T = periode gelombang
Untuk menghitung cepat rambat gelombang menggunakan persamaan :

2. Air Collector

Air Collector adalah bangunan yang berfungsi untuk mengumpulkan ombak sebanyak
-banyaknya, kemudian memfokuskan pada konverter. Berdasarkan fungsinya maka bentuk
dari kolektor adalah menjorok ke lautan lepas. Dari data yang diperoleh yaitu ketinggian
ombak periode ombak dan lebar kolom kolektor dapat di hitung besarnya daya yang masuk ke
dalam kolektor. Pada kolektor terdapat lubang oriface yang menghubungkan chamber dengan
turbin angin. Pada oriface terdapat gaya dan tekanan angin yang digunakan untuk memutar
turbin angin.

3. konverter
konverter yaitu ruang yang berisi udara untuk menggerakkan turbin.

4. Oriface
Oriface adalah lubang yang berbentuk tabung dengan diameter 3 m sebagai tempat
turbin dan generator dan diameter kecil ialah 0,75 tekanan awal udara ialah 8,60 m/s dan
karena adanya kompresi tekanan dari udara akan semkain besar yaitu 22 m/s. Oriface adalah
salah satu alat yang digunakan untuk mengukur laju aliran volum atau massa fluida di dalam
saluran yang tertutup (pipa) berdasarkan prinsip beda tekanan. Alat ini berupa plat tipis
dengan gagang yang diapit diantara flens pipa. Fungsi dari gagang orifice adalah untuk
memudahkan dalam proses pemasangan dan penggantian. Orifice termasuk alat ukur laju
aliran dengan metode rintangan aliran (Obstruction Device). Karena geometrinya sederhana,
biayanya rendah dan mudah dipasang atau diganti.
Fungsi orifice ialah alat yang digunakan untuk mengukur aliran fluida, orifice
mempunyai lubang ditengahnya ini dipasang pada pipa air untuk memberikan beda tekanan.
Kelebihan penggunaan orifice ini adalah dapat digunkan pada berbgai ukuran pipa ( range
yang lebar), ketelitian (accuracy) baik, jika plate dipasang dengan baik, dan harga relative
murah. Sedangkan kekurangannya ialah tidak dapat digunakan untuk mengukur laju aliran
“slurry” karena cenderung terjadi penyumbatan.
A. Data Hasil Penelitian pada Oriface

Parameter Data

Kecepatan Udara 8,60 m/s

Tekanan Udara 207,36 Pa

Massa jenis udara 1,22 kg/m3

Cd ( discharge coefisient) 1,048


ketebalan 20 mm

Sehingga didapat luas penampang oriface dengan diamater 3 meter = 7,06 m2

Dan luas penampang oriface dengan diameter 0,75 m ialah = 0,44 m2

Untuk menghitung nilai Daya udara yang memutar pembangkit (Pa), dengan koefisien daya
turbin (Cp) =0,3 ialah :

Pa = Pw / Cp

Pa = 239.363 kw x 0.3

Pa = 797,876 kw

5. Turbin angin
Turbin angin pada OWC berfungsi merubah tekanan udara yang dihasilkan oleh
kolektor menjadi energi gerak. Prinsip kerja dari turbin angin adalah mengubahenergi
mekanis dari tekanan udara menjadi energi putar pada turbin, lalu putaran turbin digunakan
untuk memutar generator yang akhirnya menghasilkan energi listrik. Umumnya daya efektif
yang dapat dihasilkan oleh turbin angin sebesar 30% - 90%. Parameter turbin angin yang
digunakan adalah :

Parameter Data

Jenis Turbin Turbin Kaplan

Kecepatan Turbin 900 rpm

Diameter Turbin 2,6 m

Jari-jari 1,3 m

Harga Turbin Rp. 20,635.950


Efisiensi 90 %

Luas penampang 5,3 m2

Dari data didapatkan Daya yang dihasilkan Turbin (Pt)

Pt = 2ΠnƮ

= 2 x 3,14 x 900 rpm x 1401,4 N.m

= 7920 kw

Daya efektif yang dihasilkan turbin ialah

Ptefektif = Pt x η

= 7920 kw x 90 %

= 7128 kw

Dimana :

Pt = daya turbin (kw)

Π = 3,14

Ʈ = torsi (N.m)

η = efisiensi (%)

n = kecepatan spesifik turbin (rpm)

6. Rasio Puli

Puli merupakan salah satu dari berbagai macam transmisi. Puli dalam bahasa Inggris
yaitu pulley (mungkin kata puli berasal dari kata pulley). Puli berbentuk seperti roda. Pada
penggunaannya puli selalu berpasangan dan dihubungkan dengan sabuk (belt).

Fungsi Puli
Puli memiliki fungsi antara lain:

 Mentransmisikan daya dari penggerak menuju komponen yang digerakkan,


 Mereduksi putaran,
 Mempercepat putaran,
 Memperbesar torsi,
 Memperkecil torsi.
Macam-macam Puli
Saat ini ada berbagai macam puli yang telah dikembangkan. Berikut beberapa macam
puli yang ada di pasaran:

 Puli rata (flat pulley),


 Puli V (V-pulley),
 Puli poly-V
 Puli synchronous, dll.

Material Puli
Selain jenisnya yang beragam, material yang digunakan pada puli juga beragam.
Berikut beberapa material yang digunakan untuk membuat puli:

 Baja (steels),
 Besi tuang (cast irons),
 Aluminium (aluminum),
 Plastik, dll.

Aplikasi Puli
Aplikasi puli antara lain terdapat pada:

 Mesin bubut besar,


 Compressor,
 Mesin penggiling padi, dll

Dan pada pembangkit listrik tenaga ombak ini kami menggunakan pulley dengan rasio 1 : 4

Turbin Generator

900 rpm 3600 rpm

Dimana :

N1 : kecepatan turbin (rpm)

N2 : kecepatan generator (rpm)

D1 : diameter pulley turbin (cm)

D2 : diameter pulley pada generator (cm)

Dengan rumus :
D2 = 1 cm

Dengan perbandingan 1:4, di mana jika 1 kali turbin berputar maka akan menggerakan 4 kali
generator

7. Generator

Generator adalah mesin listrik yang prinsip kerjanya berdasarkan prinsip


elektromagnetik yang merubah energi mekanik menjadi listrik, adapun generator yang
digunakan adalah generator 3 fasa dengan frekuensi 50-60 Hz dengan kapasitas daya yang
dihasilkan bisa sampai 2.25MW. Generator berfungsi untuk merubah energi mekanik yang
berasal dari turbin menjadi energi listrik. Generator inilah yang disebut konverter energi. Jenis
generator yang digunakan pada PLTO ialah jenis Generator Asinkron, hampir semua energi
listrik dibangkitkan dengan menggunakan mesin sinkron. Generator sinkron (sering disebut
alternator) adalah mesin sinkron yang digunakan untuk mengubah daya mekanik menjadi
daya listrik. Generator sinkron dapat berupa generator sinkron tiga fasa atau generator sinkron
AC satu fasa tergantung dari kebutuhan.

A. Konstruksi Generator Sinkron


Pada dasarnya konstruksi dari generator sinkron adalah sama dengan konstruksi motor
sinkron, dan secara umum biasa disebut mesin sinkron. Ada dua struktur kumparan pada
mesin sinkron yang merupakan dasar kerja dari mesin tersebut, yaitu kumparan yang
mengalirkan penguatan DC atau disebut kumparan medan dan sebuah kumparan atau disebut
kumparan jangkar tempat dibangkitkannya GGL arus bolak-balik.Hampir semua mesin
sinkron mempunyai kumparan jangkar berupa stator yang diam dan struktur medan magnet
berputar sebagai rotor. Kumparan DC pada struktur medan yang berputar dihubungkan pada
sumber DC luar melalui cincin geser(slip ring) dan sikat arang (carbon brush), tetapi ada juga
yang tidak mempergunakan sikat arang yaitu sistem brushless excitation.
Pada generator sinkron, arus DC diterapkan pada lilitan rotor untuk menghasilkan
medan magnet rotor. Rotor generator diputar oleh prime mover menghasilkan medan magnet
berputar pada mesin. Medan magnet putar ini menginduksi tegangan tiga fasa pada kumparan
stator generator. Rotor pada generator sinkron pada dasarnya adalah sebuah elektromagnet
yang besar. Kutub medan magnet rotor dapat berupa salient (kutub sepatu) dan dan non salient
(rotor silinder). Pada kutub salient, kutub magnet menonjol keluar dari permukaan rotor
sedangkan pada kutub non salient, konstruksi kutub magnet rata dengan permukaan rotor.
Rotor silinder umumnya digunakan untuk rotor dua kutub dan empat kutub, sedangkan rotor
kutub sepatu digunakan untuk rotor dengan empat atau lebih kutub. Pemilihan konstruksi
rotor tergantung dari kecepatan putar prime mover, frekuensi dan rating daya generator.
Generator dengan kecepatan 1500 rpm ke atas pada frekuensi 50 Hz dan rating daya sekitar
10 MVA menggunakan rotor silinder. Sementara untuk daya dibawah 10 MVA dan kecepatan
rendah maka digunakan rotor kutub sepatu.
Arus DC disuplai ke rangkaian medan rotor dengan dua cara:

1. Menyuplai daya DC ke rangkaian dari sumber DC eksternal dengan sarana slip ring dan
sikat.
2. Menyuplai daya DC dari sumber DC khusus yang ditempelkan langsung pada batang
rotor generator sinkron.

B. Prinsip Kerja Generator Sinkron


Jika sebuah kumparan diputar pada kecepatan konstan pada medan magnet homogen,
maka akan terinduksi tegangan sinusoidal pada kumparan tersebut. Medan magnet bisa
dihasilkan oleh kumparan yang dialiri arus DC atau oleh magnet tetap. Pada mesin tipe ini
medan magnet diletakkan pada stator (disebut generator kutub eksternal / external pole
generator) yang mana energi listrik dibangkitkan pada kumparan rotor. Hal ini dapat
menimbulkan kerusakan pada slip ring dan karbon sikat, sehingga menimbulkan
permasalahan pada pembangkitan daya tinggi. Untuk mengatasi permasalahan ini, digunakan
tipe generator dengan kutub internal (internal pole generator), yang mana medan magnet
dibangkitkan oleh kutub rotor dan tegangan AC dibangkitkan pada rangkaian stator. Tegangan
yang dihasilkan akan sinusoidal jika rapat fluks magnet pada celah udara terdistribusi
sinusoidal dan rotor diputar pada kecepatan konstan. Tegangan AC tiga fasa dibangkitan pada
mesin sinkron kutub internal pada tiga kumparan stator yang diset sedemikian rupa sehingga
membentuk beda fasa dengan sudut 120°.
Pada rotor kutub sepatu, fluks terdistribusi sinusoidal didapatkan dengan mendesain
bentuk sepatu kutub. Sedangkan pada rotor silinder, kumparan rotor disusun secara khusus
untuk mendapatkan fluks terdistribusi secara sinusoidal. Untuk tipe generator dengan kutub
internal (internal pole generator), suplai DC yang dihubungkan ke kumparan rotor melalui slip
ring dan sikat untuk menghasilkan medan magnet merupakan eksitasi daya rendah. Jika rotor
menggunakan magnet permanen, maka tidak slip ring dan sikat karbon tidak begitu
diperlukan.

Daya yang dihasilkan generator pada PLTO ini ialah :

Pg = Pt x η

= 7128 Kw x 95%

= 6.771,6 Kw

Keterangan :

Pg : daya yang dihasilkan generator

Pt : daya yang dihasilkan turbin

n : effisiensi generator
Hasil yang didapat ialah daya yang dihasilkan generator 6.771,6 Kw, dimana 71 Kw
digunakan untuk keperluan pribadi dan 6.771,6 Kw untuk dirumah-rumah sekitar 6000
rumah.

1 rumah = 1,1166 Kw

1 Kw = Rp. 1467,28;

Sehingga, penghasilan yang didapat

= 1,1166 x Rp. 1467,28 / Kw x 6000 rumah

= Rp. 9.830.776 perhari x 30 hari

= Rp. 294.923.280 perbulan

Sehingga, pendapatan yang didapat = Rp. 294.923.280 perbulan

2.3 PRINSIP KERJA OSCILATING WATER COLOUMN (OWC)

Dari pergerakan ombak yang bergerak terus menerus akan mengerakkan udara yang
terperangkap didalam Konverter dan mendorong udara masuk kedalam oriface yang
didalamnya terdapat turbin dan generator udara akan memutar turbin sehingga turbin akan
menggerakan generator dan mengalirkan listrik ke rumah-rumah.
2.4 KEUNTUNGAN PENGGUNAAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA OMBAK

1. Sebagai sumber energy bersih dan tidak menimbulkan polusi

2. Memiliki energy potensi yang sangat besar yang bermanfaat bagi pembangkit listrik

3. Dengan adanya proyek pembangkit listrik yang dibantu dengan ombak, akan memberikan
kesempatan kerja dibidang kontruksi dan operasi pemeliharaan

4. memiliki keuntungan dalam predikstabilitasnya, karena ombak mudah diprediksi

5. pembangkit listrik tenaga ombak merupakan sumber energy terbarukan.

2.5 RINCIAN BAHAN MATERIAL PEMBANGUNAN OSCILATING WATER


COLOUMN (OWC)

- DakAtas

Ukuran :6mx8m = 48 m2
2
10 m x 8 m = 80 m
Total Ukuran : 48 m2 + 80 m2 = 128 m2

Material Bangunan :
1. Besi (1 m2 = 1,6667 batang)
 1,6667 batang x 128 m2 = 214 batang

2. Semen (1 m2 = 0,8333 zak)


 0,8333 zakx 128 m2 = 106,6 zak (107 zak)

3. Pasir (1 m2 = 0,04 m3)


0,04 m3 x 128 m2 = 5,12 m3

4. Koral (1 m2 = 0,06 m3)


0,06 m3 x 128 m2 = 7,68 m3

5. Triplek (1 triplek = 2,8 m2)


 128 m /2,8 m2 = 358,5 triplek (keping)
2

6. KayuGelam (1 m2 = 2 batang)
- Luasukuran 6 m x 8 m : 6 m x 2 batang = 12 batang
8 m x 2 batang = 16 batang
12 batang + 16 batang = 192 batang

- Luasukuran 10 m x 8 m :10 m x 2 batang = 20batang


8 m x 2 batang= 16 batang

 20batang + 16 batang = 320batang

- Total : 192 batang + 320 batang = 512 batang

- Lantai

Ukuran : 6 m x 8 m = 48 m2
10 m x 8 m = 80 m2

Material Bangunan :
- Ukuran : 6 m x 8 m = 48 m2

1. Besi (1 m2 = 1,6667 batang)


 1,6667 batang x 48 m2 = 80batang

2. Semen (1 m2 = 0,8333 zak)


 0,8333 zak x 48 m2 = 40 zak

3. Pasir (1 m2 = 0,04 m3)


 0,04 m3 x 48 m2 = 1,92 m3(2 m3)

4. Koral (1 m2 = 0,06 m3)


 0,06 m3 x 48 m2 = 2,88 m3 (3 m3)

- Ukuran : 10 m x 8 m = 80 m2

5. Besi (1 m2 = 1,6667 batang)


 1,6667 batang x 80 m2 = 133,36batang (134 batang)

6. Semen (1 m2 = 0,8333 zak)


 0,8333 zak x 80 m2 = 66,6zak (67 zak)

7. Pasir (1 m2 = 0,04 m3)


 0,04 m3 x 80 m2 = 3,2 m3
8. Koral (1 m2 = 0,06 m3)
 0,06 m3 x 80 m2 = 4,8m3 (5 m3)

- Dinding

Ukuran : 40 m + 40 m + 32 m + 32 m + 24 m +24 m = 192 m2

Material Bangunan :

1. Batubara (1 m2 = 70 buah)
 70 buah x 192 m2 = 13.440 buah

2. Semen (6,5 kg/m2)


6,5 kg/m2x 192 m2 = 1.248 kg/50 kg = 24,96 zak (25 zak)

3. Paku (1 kg)
1 kg x 2 = 2 kg

- Plester (Dinding)

1. Semen (5,88kg/m2)
5,88 kg/m2x 192 m2 = 1.128 kg/50 kg = 22,58 zak (23zak)

2. Pasir (0,036 m3/m2)


0,036 m3/m2x 192 m2 = 6,9 m3 (7 m3)

- Tukang

Upah biaya per hari = Rp. 150.000,./orang

Sehingga jumlah pengeluaran ialah :

1. Semen : Dak Atas + Lantai + Dinding + Plester (1 Zak = Rp. 70.000 )

:107 Zak + (40+67) Zak + 25 Zak +23 Zak

: 262 Zak

TOTAL HARGA : 262 Zak x Rp. 70.000


: Rp. 18.340.000

2. Batubara : 1 buah = Rp.900


: 13.440 Buah
TOTAL HARGA : 13.440 buah x Rp.900
: Rp.12.096.000

3. Pasir : Dak Atas + Lantai + Dinding + Plester (1 m3 = Rp. 250.000 )


: 5,12 m3 + ( 2 + 3,2) m3 + 9,6 m3 + 7 m3
:26,92 m3 (27 m3)
TOTAL HARGA: 27 m3 x Rp. 250.000
: Rp. 6.750.000

4. Besi : Dak atas + Lantai ( 1 Batang = Rp.60.000)


: 214 Batang = (80+134) Batang
: 428 Batang
TOTAL HARGA: 428 Batang x Rp.60.000
: Rp. 25.680.000

5. Koral : Dak Atas + Lantai ( 1 m3 = Rp. 250.000)


: 7,68 m3 + ( 3 + 5 ) m3
: 15,68 m3

6. Triplek : 1 Triplek = Rp. 17.000


: 358,5 Buah Triplek x Rp.120.000
TOTAL HARGA: Rp. 43.020.000

7. Kayu : 512 Batang x Rp. 17.000 ( 1 Kayu x Rp. 17.000)


: Rp. 8.704.000

8. Tukang : 8 orang untuk 30 Hari ( 1 Hari = Rp. 150.000/ orang


: Rp. 150.000 x 8 Orang
: Rp. 1.200.000 / Hari x 30 Hari
: Rp. 36.000.000
9. Paku : 2 kg x Rp.20.000 (1 kg = Rp.20.000)
: Rp.40.000

RINCIAN PENGELUARAN

Total Biaya Alat OWC


No Alat Jumlah Harga

1 Turbin 1 Rp. 20.635.950

2 Generator 1 Rp. 34.995.037

3 Pulley ( 4 cm) 1 Rp. 39.000

4 Pulley ( 1 cm) 1 Rp. 25.000 Total


Biaya
5 oriface 1 RP. 25.000.000

TOTAL Rp. 80.694.987

Pembangunan OWC (material + upah)

No. Material Jumlah Satuan Harga

1 Semen 262 Sak Rp. 18.340.000

2 Batubata 13.440 Buah Rp. 12.096.000

3 Pasir 27 m3 Rp. 6.750.000

4 Besi 428 Batang Rp. 25.860.000

5 Koral 15,6 m3 Rp. 3.920.000

6 Triplek 358,5 Keping Rp. 43.020.000

7 Kayu gelam 512 Batang Rp. 8.704.000

8 Paku 2 Kg Rp. 40.000

9 Tukang 8 Orang Rp. 36.000.0000

10 Total Rp. 154.550.000

Total keseluruhan pengeluaran : Rp. 235.244.987


BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Dari data hasil penelitian pada jurnal dan pencarian dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. semakin tinggi ombak dan lebar kolom maka daya ombak yang masuk ke pembangkit
juga semakin besar
2. berdasarkan simulasi dengan luas kolom 8 meter didapatkan tekanan udara yang
masuk kedalam orifice ialah 207,36 Pa dan kecepatan angin ialah 8,60 m/s. semakin
besar kolom maka nilai tekanan udara dan kecepatan pada oriface semakin tinggi
3. untuk menentukan besarnya daya listrik yang dapat dibangkitkan oleh pltu tipe owc
adalah dengan mengetahui besarnya daya mekanik yang dihasilkan oleh turbin angina
sehingga dapat ditentukan spesifikasi dan efisiensi generator untuk PLTO.
Berdasarkan hasil analisis dan perhitungan potensi daya listrik yang dapat
dibangkitkan adalah sebesar 6.771,6 Kw untuk 6000 rumah dan 71 Kw.

3.2 DAFTAR PUSTAKA

1. anonim. 2002. “publisahable report islay limpet wave power plant”. Queen university
of Belfast.

2. Ahmad Zakaria, 2009, “ Dasar Teori dan Aplikasi Program Interaktif berbasis Web
untuk menghitung Panjang Gelombang dan Pasang Surut”, Magister Teknik Sipil
Universitas Lampung, Bandar Lampung

3. Siti Rahma Utami, 2010, “Studi Potensi Pembangkit Listrik Tenaga Gelombang Laut
Dengan Menggunakan Sistem OWC Di Tiga Puluh Wilayah Kelautan Indonesia”,
Teknik Elektro FT-UI, Depok.

4. Arseto Rahadyawan. 2009. “Studi Pembangkit Listrik Energi Ombak Tipe Oscillating
Water Column”. Skripsi Tidak Diterbitkan. Surabaya : Jurusan Teknik Sistem
Perkapalan FTK-ITS, 2009

5. Istikomah, 2005, “Wave Energy Conversion and Experimental Work Using Wells
Turbine”, Skripsi Tidak Diterbitkan. Surabaya : Jurusan Teknik Sistem Perkapalan
FTK-ITS, 2005

Anda mungkin juga menyukai