Puji Syukur kehadirat Allah SWT karena atas perkenaan-Nya tugas Exergi
dapat terselesaikan. Tujuan dari pembuatan tugas ini untuk mengetahui, memahami
dan menyadari konsep dari exergi serta efesiensi pada suatu pabrik.
Dalam penyusunan tugas ini, tidak sedikit hambatan yang penulis hadapi.
Namun penulis menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan materi ini tidak lain
berkat bantuan, dorongan, dan bimbingan orang tua, dan dosen serta teman-teman.
Tugas ini di susun oleh penyusun dengan berbagai rintangan. Baik itu yang
datang dari diri penyusun maupun yang datang dari luar. Namun dengan penuh
kesabaran dan terutama pertolongan dari Allah SWT akhirnya tugas ini dapat
terselesaikan.
Semoga tugas ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan menjadi
sumbangan pemikiran kepada pembaca khususnya para mahasiswa. Kami sadar
bahwa tugas ini masih terdapat kekurangan. Untuk itu, kepada dosen pembimbing
kami Imaniah Sriwijayasih, S. ST., M.T serta pembaca untuk meminta masukannya
demi perbaikan pembuatan tugas kami di masa yang akan datang dan
mengharapkankritik dan saran yang bersifat membangun dari para pembaca.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ................................................................................................. i
Daftar Isi........................................................................................................... ii
ii
iii
iv
BAB I
PENDAHULUAN
Aliran uap: Aliran uap yang dihitung (nilai rata-rata) pada suatu
tekanan parasi 15 bar-g adalah sekitar 5,2 kg / s.
Aliran air garam: Aliran air asin yang dihitung (nilai rata-rata) pada atmo-
kondisi bola adalah 12,5 kg / s.
Suhu Akuifer: Tidak mungkin membuat log downhole suhu dan tekanan karena
pipa airlift yang dibengkokkan di dalam sumur. Dari analisis kimia dari cairan
yang dibuang, suhu akuifer diperkirakan pada 290 ° C.
Adapun tujuan dibuatnya makalah Pembagkit Listrik Tenaga Panas Bumi ini
adalah :
2. Mengetahui analisa energi dan exergi pada Pembangkit Listrik Tenaga Panas
Bumi
5
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Deskripsi Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP/ Geothermal)
Apabila sumberdaya panas bumi yang keluar dari reservoir termasuk temperatur
sedang, fluida tersebut masih dapat digunakan untuk menjadi pembangkit listrik dengan
menggunakan sistem pembangkit listrik binary (binary plant). Dalam sistem ini, fluida
sekunder (isobutene, isopentane, dan ammonia) dipanasi oleh fluida dari panas bumi
melalui heat exchanger atau penukar panas. Fluida sekunder akan menguap karna
memiliki titik didih yang lebih rendah dari air pada tekanan yang sama. Fluida sekunder
mengalir ke turbin setelah itu didinginkan kembali dengan condenser sebelum diuapkan
kembali dan seterusnya. Pada sistem ini, fluida panas bumi tidak diambil massanya
namun hanya diekstraksi panasnya untuk memanaskan fluida sekunder sementara fluida
panas buminya diinjeksi ke dalam reservoir.
6
2.2 Komponen Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi
Komponen Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi diantaranya :
Pembangkit (power plants) untuk pembangkit listrik tenaga panas bumi dapat
beroperasi pada suhu yang relatif rendah yaitu berkisar antara 122 hingga 4.8200 F (50
– 25000 C). Bandingkan dengan pembangkit pada PLTN yang akan beroperasi pada
suhu sekitar 10.2200 F atau 5.5000 C. Inilah salah satu keunggulan pembangkit listrik
geotermal. Pembangkit yang digunakan untuk mengkonversi fluida geotermal menjadi
tenaga listrik secara umum mempunyai komponen yang sama dengan power plants lain
yang bukan berbasis geotermal, yaitu terdiri dari :
1. Separator
Sumur-sumur panas bumi umumnya memproduksikan fluida campuran, uap dan air,
sedangkan turbin di PLTP digerakkan oleh fluida kerja berupa uap kering atau
hampir superheated (uap air). Pemisahan uap dan air ini dilakukan di separator.
Karakteristik operasional separator yang harus dicapai pada pemisahan fluida panas
bumi yang paling penting adalah efisiensi pemisahan fluida yang harus tinggi dan
penurunan tekanan yang kecil selama di separator untuk mencegah terjadi endapan
(scaling) dan korosi di sudu turbin (blade) serta menghasilkan output listrik yang tinggi.
Pemisahan uap atau gas dari fluida panas bumi menggunakan prinsip pemisahan dan
pengumpulan partikel (the dust separation and collection). Banyak alat yang digunakan
pada pemisahan partikel kering diadaptasi untuk pemisahan liquid. Karena faktor
7
ekonomi dan sifat fluida panas bumi yang berbeda, metoda interical
impaction (termasuk sentrifugal dimana merupakan salah satu metoda pemisahan)
umum dipakai pada fluida panas bumi.
2. Demister
Demister adalah sebuah alat yang berbentuk tabung silinder yang pada
umumnya berukuran 14.5 m3 yang didalamnya terdapat kisi-kisi baja yang berfungsi
untuk mengeliminasi butir – butir air yang terbawa oleh uap dari sumur-sumur panas
bumi. Demister ini dipasang pada jalur uap utama setelah alat pemisah akhir (final
separator) yang ditempatkan pada bangunan rangka besi yang sangat kokoh dan terletak
di luar gedung pembangkit.
3. Turbin-Generator
Turbin adalah suatu mesin penggerak dimana energi fluida kerja, dalam hal ini
adalah uap, dipergunakan langsung untuk memutar roda turbin. Bagian turbin yang
berputar dinamakan roda turbin. Roda turbin ini terletak didalam rumah turbin. Roda
turbin memutar poros yang menggerakan atau memutar bebannya, yang dalam hal ini
adalah generator listrik. Generator disini berfungsi untuk mengubah energi mekanis
menjadi energi listrik. Secara umum, terdapat dua jenis turbin yaitu turbin tanpa
kondenser (Atmospheric Exhaust/Back Pressure Turbine) dimana yang keluar dari
turbin langsung dibuang ke udara dan turbin dengan kondenser dimana fluida yang
keluar dari turbin dialirkan ke kondenser untuk dikondensasikan. Turbin kondensor
dilengkapi dengan kondensor (condensing unit). Uap (baik yang berupa uap kering
ataupun uap hasil separasi) yang keluar dari turbin dimasukkan ke dalam kondensor
dengan tekanan vakum sehingga output power yang dihasilkan menjadi lebih tinggi dan
menjadi lebih efisien. Uap keluaran dari turbin diubah menjadi kondensat di dalam
kondensor. Kondensat dapat dikembalikan atau direinjeksikan ke dalam reservoar.
4. Kondenser
Kondensor adalah suatu alat untuk mengkondensasikan uap dari turbin dengan
kondisi tekanan yang hampa. Uap bekas dari turbin masuk dari sisi atas kondensor,
kemudian mengalami kondensasi sebagai akibat penyerapan panas oleh air pendingin
yang diinjeksikan melalui spray nozzle. Ada dua jenis kondensor, yaitu direct contact or
jet condenser dan surface condenser. Pada direct contact condenser, uap yang keluar
dari turbin langsung bersentuhan dengan fluida pendingin. Sedangkan pada surface
8
condenser, uap yang keluar dari turbin tidak bersentuhan langsung dengan fluida
pendingin. Proses pendinginannya terjadi pada alat penukar kalor (heat exchanger) yang
umumnya berupa Shell and Tube Heat Exchanger.
7. Cooling tower
9
Cooling tower berfungsi untuk mendinginkan kondensat dari pompa HWP agar
selanjutnya kondesat ini dapat disirkulasikan sebagai air pendingin. Cooling toweryang
biasa digunakan adalah di PLTP adalah jenis mechanical draft cross flow
tower . Cooling tower ini menggunakan kipas untuk mengalirkan udara sebagai
pendingin. Pada mechanical draft cooling tower air panas dari kondensor disemprotkan
pada struktur kayu yang berlapis-lapis yang disebut fill. Pada saat air mengalir
melalui fill, perpindahan panas akan terjadi dari air panas ke udara (dibagian atas
dari cooling tower ini terdapat kipas angin/fan). Air kemudian dipompakan kembali ke
kondensor.
Cooling tower jenis ini relatif murah dan fleksibel karena kecepatan kipas angin
dapat diubah-ubah disesuaikan dengan kondisi udara luar dan beban turbin.
Kelemahannya adalah konsumsi energi untuk menggerakan kipas angin relatif besar dan
biaya perawatannya relatif tinggi. Selain itu, ada tipe lain yaitu Natural Draught
Cooling tower yang pada dasarnya bekerja dengan prinsip yang sama
dengan mechanical draft cooling tower, kecuali disini aliran udara pendingin tidak
berasal dari fan, tapi dikarenakan bentuk dan tingginya cooling tower. Aliran bisa diatur
searah maupun berlawanan arah. Cooling tower jenis ini relatif mahal dan dan tidak
sefleksibel mechanical draft cooling tower. Salah satu keuntungannya adalah biaya
perawatannya relatif rendah.
11
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Diagram Alir Power Plant
Output Air
Output Air
12
3.2.2 Data dan Hasil Perhitungan Sekunder
Tabel 2 Data dan Hasil Perhitungan Eksergi Sekunder
State p h s
T (K) ṁ (kg/s) e (kJ/kg) Ė (kW)
No (bar) (kJ/kg) (kJ/kg.k)
1 474,56 16 2793,9 6,423 5,2 934,84086 4861,172472
2 474,56 16 858,33 2,343 5,2 195,32286 1015,678872
3 351,45 40 752,69 6,93 8,796 326,4815 2871,731274
4 423,15 40 1895,5 10,114 8,796 535,9019 4713,793112
5 313,15 11,67 1678,22 10,067 8,796 332,39995 2923,78996
6 303,15 11,67 503,6 6,184 8,796 296,0814 2604,331994
7 303,15 40 504,6 6,176 8,796 299,4266 2633,756374
8 293,15 1 83,86 0,2963 165 0 0
9 308,15 1 146,48 0,5047 165 1,52754 252,0441
10 343,15 16 168,86 0,5715 5,2 25,168085 130,874042
11 351,45 40 752,69 6,93 3,076 326,4815 1004,257094
12 423,15 40 1895,5 10,114 3,076 535,9019 1648,434244
13 313,15 11,67 1678,22 10,067 3,076 332,39995 1022,462246
14 303,15 11,67 503,6 6,184 3,076 296,0814 910,7463864
15 303,15 40 504,6 6,176 3,076 299,4266 921,0362216
16 293,15 1 83,86 0,2963 55 0 0
17 308,85 1 149,55 0,5146 55 1,695355 93,244525
18 372,78 1 417,51 1,3027 9 59,466805 535,201245
19 314,95 1 175,022 0,5961 9 24,118595 217,067355
20 372,78 1 417,51 1,3027 3,5 59,466805 208,1338175
21 320,85 1 199,461 0,6729 3,5 26,043675 91,1528625
Dead 293,15 1 1719 11,34 - 0 -
Dead 293,15 1 83,86 0,2963 - 0 -
13
3.2.3 Perhitungan Exergy Spesifik Setiap Titik
1. Titik 1
e1 = (h1 – h0) – T0 (S1 – S0)
= (2793,9 – 83,86) kJ/kg – 293,15 K (6,423 – 0,3674) kJ/kg K
= 934,84086 kJ/kg
2. Titik 2
e2 = (h2 – h0) – T0 (S2 – S0)
= (858,33 – 83,86) kJ/kg – 293,15 K (2,343 – 0,3674) kJ/kg K
= 195,32286 kJ/kg
3. Titik 3
e3 = (h3 – h0) – T0 (S3 – S0)
= (752,69 – 1719) kJ/kg – 293,15 K (6,423 – 11,34) kJ/kg K
= 326,4815 kJ/kg
4. Titik 4
e4 = (h4 – h0) – T0 (S4 – S0)
= (1819,5 – 1719) kJ/kg – 293,15 K (10,114 – 11,34) kJ/kg K
= 535,9019 kJ/kg
5. Titik 5
e5 = (h5 – h0) – T0 (S5 – S0)
= (1678,22 – 1719) kJ/kg – 293,15 K (10,067 – 11,34) kJ/kg K
= 332,39995 kJ/kg
6. Titik 6
e6 = (h6 – h0) – T0 (S6 – S0)
= (503,6 – 1719) kJ/kg – 293,15 K (6,184 – 11,34) kJ/kg K
= 296,0814 kJ/kg
7. Titik 7
e7 = (h7 – h0) – T0 (S7 – S0)
= (504,6 – 1719) kJ/kg – 293,15 K (6,176 – 11,34) kJ/kg K
= 299,4266 kJ/kg
8. Titik 8
e8 = (h8 – h0) – T0 (S8 – S0)
= (83,86 – 83,86) kJ/kg – 293,15 K (0,2963 – 0,2963) kJ/kg K
= 0 kJ/kg
14
9. Titik 9
e9 = (h9 – h0) – T0 (S9 – S0)
= (146,48 – 83,86) kJ/kg – 293,15 K (0,5047 – 0,2963) kJ/kg K
= 1,52754 kJ/kg
10. Titik 10
e10 = (h10 – h0) – T0 (S10 – S0)
= (168,86 – 83,86) kJ/kg – 293,15 K (0,5715 – 0,3674) kJ/kg K
= 25,168085 kJ/kg
11. Titik 11
e11 = (h11 – h0) – T0 (S11 – S0)
= (752,69 – 1719) kJ/kg – 293,15 K (6,93 – 11,34) kJ/kg K
= 326,4815 kJ/kg
12. Titik 12
e12 = (h12 – h0) – T0 (S12 – S0)
= (1895,5 – 1719) kJ/kg – 293,15 K (10,114 – 11,34) kJ/kg K
= 535,9019 kJ/kg
13. Titik 13
e13 = (h13 – h0) – T0 (S13 – S0)
= (1678,22 – 1719) kJ/kg – 293,15 K (10,067 – 11,34) kJ/kg K
= 332,39995 kJ/kg
14. Titik 14
e14 = (h14 – h0) – T0 (S14 – S0)
= (503,6 – 1719) kJ/kg – 293,15 K (6,184 – 11,34) kJ/kg K
= 296,0814 kJ/kg
15. Titik 15
e15 = (h15 – h0) – T0 (S15 – S0)
= (504,6 – 1719) kJ/kg – 293,15 K (6,176 – 11,34) kJ/kg K
= 299,4266 kJ/kg
16. Titik 16
e16 = (h16 – h0) – T0 (S16 – S0)
= (83,86 – 83,86) kJ/kg – 293,15 K (0,2963 – 0,2963) kJ/kg K
= 0 kJ/kg
17. Titik 17
15
e17 = (h17 – h0) – T0 (S17 – S0)
= (149,55 – 83,86) kJ/kg – 293,15 K (0,5146 – 0,2963) kJ/kg K
= 1,695355 kJ/kg
18. Titik 18
e18 = (h18 – h0) – T0 (S18 – S0)
= (417,51 – 104,92) kJ/kg – 293,15 K (1,3027 – 0,3674) kJ/kg K
= 38,406805 kJ/kg
19. Titik 19
e19 = (h19 – h0) – T0 (S19 – S0)
= (175,022 – 104,92) kJ/kg – 293,15 K (0,5961 – 0,3674) kJ/kg K
= 3,058595 kJ/kg
20. Titik 20
e20 = (h20 – h0) – T0 (S20 – S0)
= (417,51 – 104,92) kJ/kg – 293,15 K (1,3027 – 0,3674) kJ/kg K
= 38,406805 kJ/kg
21. Titik 21
e21 = (h21 – h0) – T0 (S21 – S0)
= (199,461 – 104,92) kJ/kg – 293,15 K (0,6729 – 0,3674) kJ/kg K
= 4,983675 kJ/kg
1. Titik 1
E1 = ṁ1 x e1
1 kW
=(5,2 kg/s x 934,84086kJ/kg) 1 kJ/s
= 4861,172472 kW
2. Titik 2
E2 = ṁ2 x e2
1 kW
=(5,2 kg/s x 195,32286kJ/kg) 1 kJ/s
= 1015,678872 kW
3. Titik 3
E3 = ṁ3 x e3
1 kW
=(8,796 kg/s x 326,4815 kJ/kg) 1 kJ/s
16
= 2871,731274 kW
4. Titik 4
E4 = ṁ4 x e4
1 kW
=(8,796 kg/s x 535,9019 kJ/kg) 1 kJ/s
= 4713,793112 kW
5. Titik 5
E5 = ṁ5 x e5
1 kW
=(8,796 kg/s x 332,39995 kJ/kg) 1 kJ/s
= 2923,78996 kW
6. Titik 6
E6 = ṁ6 x e6
1 kW
=(8,796 kg/s x 296,0814 kJ/kg) 1 kJ/s
= 2604,331994 kW
7. Titik 7
E7 = ṁ7 x e7
1 kW
=(8,796 kg/s x 299,4266 kJ/kg)
1 kJ/s
= 2633,756374 kW
8. Titik 8
E8 = ṁ8 x e8
1 kW
=(165 kg/s x 0 kJ/kg) 1 kJ/s
= 0 kW
9. Titik 9
E9 = ṁ9 x e9
1 kW
=(165 kg/s x 1,52754 kJ/kg) 1 kJ/s
= 252,0441 kW
10. Titik 10
E10 = ṁ10 x e10
1 kW
=(5,2 kg/s x 25,168085 kJ/kg) 1 kJ/s
= 130,874042 kW
11. Titik 11
17
E11 = ṁ11 x e11
1 kW
=(3,076 kg/s x 326,4815 kJ/kg) 1 kJ/s
= 1004,257094 kW
12. Titik 12
E12 = ṁ12 x e12
1 kW
=(3,076 kg/s x 535,9019 kJ/kg) 1 kJ/s
= 1648,434244 kW
13. Titik 13
E13 = ṁ13 x e13
1 kW
=(3,076 kg/s x 332,39995 kJ/kg) 1 kJ/s
= 1022,462246 kW
14. Titik 14
E14 = ṁ14 x e14
1 kW
=(3,076 kg/s x 296,0814 kJ/kg) 1 kJ/s
= 910,7463864 kW
15. Titik 15
E15 = ṁ15 x e15
1 kW
=(3,076 kg/s x 299,4266 kJ/kg) 1 kJ/s
= 921,0362216 kW
16. Titik 16
E16 = ṁ16 x e16
1 kW
=(55 kg/s x 0 kJ/kg) 1 kJ/s
= 0 kW
17. Titik 17
E17 = ṁ17 x e17
1 kW
=(55 kg/s x 1,695355 kJ/kg) 1 kJ/s
= 93,244525 kW
18. Titik 18
E18 = ṁ18 x e18
18
1 kW
=(9 kg/s x 38,406805 kJ/kg) 1 kJ/s
= 345,661245 kW
19. Titik 19
E19 = ṁ19 x e19
1 kW
=(9 kg/s x 3,058595kJ/kg) 1 kJ/s
= 27,527355 kW
20. Titik 20
E20 = ṁ20 x e20
1 kW
=(3,5 kg/s x 38,406805 kJ/kg) 1 kJ/s
= 134,4238175 kW
21. Titik 21
E21 = ṁ21 x e21
1 kW
=(3,5 kg/s x 4,983675 kJ/kg) 1 kJ/s
= 17,4428625 kW
19
3,076 kg/s 40−11,67 bar 1 x 105 N/m2 1 J/m
= J x( )⎜ ⎜ ⎜
0,75 x 1000 ⎜ ⎜ 595,17 kg/m3 1 bar 1N
kJ
= 19.52228327kJ/s = 19.52228327 kW
Cycle II
Wnet = Wst II - Wsv II
= (568,122 – 19,396) kW
= 548.578 kW
Cycle I-II
Wtot = WCycle I + WCycle II
= (1569,158 + 548,726) kW
= 1020.113 kW
3.2.5. Perhitungan Exergy Destruction
20
= 2002.55 KW
2. vaporizer 2 = (E2 – E10) - (E12 – E11)
=(1015,678872 – 130,874042) KW –
(1648,434344 – 1004,257094) KW
= 240.303 KW
3. preheater 1 = (E18 – E19) - (E3 – E7)
=(535,201245 − 217,067355) KW −
(2871,731274 – 2633,756374) KW
= 79.633 KW
4. preheater 2= (E20 – E21) - (E11 – E15)
= (208,1338175 − 91,1528625) KW − (1004,257094 −
921,0362216) KW
= 33.577 KW
5. condenser 1 = (E5 – E6) - (E9 – E8)
= (2923,78996 – 2604,331994) KW − (252,0441 − 0) KW
= 69.21 KW
6. condenser 2 = (E13 – E14) - (E17 – E16)
= (1022,462246 – 910,7463864) KW − (93,244525 − 0) KW
= 18.218 KW
7. turbin 1 =( E4 – E5) – Wturbin1
= (4713,793112 – 2923,78996) KW − (1624,624) KW
= 1791.413 KW
8. turbin 2 =( E12 – E13) – Wturbin2
= (1648,434244 − 1022,462246) KW − (568,122) KW
= 626.448 KW
21
11. level 1-2 cycle
= ((E1 − E2 ) + (E18 − E19 ) + (E2 − E10 ) + (E20 − E21 )) – WLevel 1-2 cycle
= ((4861,172472 − 1015,678872) + (535,201245 − 217,067355) + (906,270872 −
130,874042) + (208,1338175 − 91,1528625))KW − (2117,884) KW
= 2938,1213 KW
= 2594,4735 KW
= 473,05979KW
3.2.5 Perhitungan Efisiensi Setiap Alat
E4 −E3
14. vaporizer 1 = x 100 %
E1 − E2
(4713,793112 − 2871,731274) KW
=
(4861,172472−1015,678872) KW
x 100 %
= 47,9%
E12 −E11
15. vaporizer 2 = x 100 %
E2 − E10
(1648,434344 − 1004,257094) KW
= (1015,678872−130,874042) KW
x 100 %
= 72,8 %
22
E3 −E7
16. preheater 1 = x 100 %
E18 − E19
(2871,731274 − 2633,756374) KW
= x 100 %
(535,201245 − 217,067355) KW
= 74,9 %
E11 −E15
17. preheater 2 = x 100 %
E20 − E21
(1004,257094 − 921,0362216) KW
= x 100 %
(208,1338175 − 91,1528625) KW
= 71,2 %
E9 −E8
18. condenser 1 = x 100 %
E5 − E6
(252,0441− 0) KW
= x 100 %
(2923,78996 − 2604,331994) KW
= 78,3 %
E17 −E16
19. condenser 2 = x 100 %
E13 − E14
(93,244525 − 0) KW
= x 100 %
(1022,462246 − 910,7463864) KW
= 83,6 %
Wturbin 1
20. turbin 1 = x 100 %
E4 − E5
(1624,624) KW
= x 100 %
(4713,793112 − 2923,78996) KW
= 90,7 %
Wturbin 2
21. turbin 2 = x 100 %
E12 − E13
(568,122) KW
= x 100 %
(1648,434244 − 1022,462246) KW
= 90,7 %
E7 − E6
22. pompa 1 = x 100 %
Wpompa 1
23
(2633,756374 − 2604,331994) KW
= x 100 %
(55,466) KW
= 52,7 %
E15 − E14
23. pompa 2 = x 100 %
Wpompa 2
(921,0362216 − 910,7463864) KW
= x 100 %
(19,396) KW
= 53,05132605 %
24. level 1-2 cycle
W1−2 𝑐𝑦𝑐𝑙𝑒
= x 100 %
(E1 − E2 ) + (E18 − E19 ) + (E2 − E10 ) +(E20 − E21 )
(2117,884) KW
= (4861,172472−1015,678872) +(345,661245 − 27,527355)+(1015,678872−130,874042)+(134,4238175− 17,4428625)KW
x 100%
= 41,888485%
W𝑛𝑒𝑡
25. level 1 cycle = x 100 %
(E1 − E2 ) + (E18 − E19 )
(1569,154) KW
= (4861,172472−1015,678872) +(345,661245 x 100 %
− 27,527355 )KW
` = 37,687185%
W𝑛𝑒𝑡
26. level 2 cycle = x 100 %
(E2 − E10 ) +(E20 − E21 )
(528,726) KW
= (1015,678872−130,874042)+( 134,4238175− 17,4428625 )KW x 100 %
= 52,778349 %
24
3.2.6 Hasil Perhitungan Pemusnahan Eksergi dan Efisiensi Eksergi
25
3.3 Analisis Hasil
Dari hasil perhitungan diatas dapat dikatakan bahwa data sekunder yang didapat
dari hasil perhitungan hampir sama dengan data primer yang diperoleh dari jurnal baik
itu eksergi spesfik maupun efisiensi tiap alat.
Efisiensi
100
90
80
70
60
50
40
Efisiensi (%)
30
20
10
0
Grafik diatas menunjukkan efisiensi dari hasil perhitungan alat-alat yang digunakan.
Efisiensi tertinggi terdapat pada turbin 1 dan turbin 2 dengan nilai sekitar 90%.
Sedangkan efisiensi terendah terjadi pada pompa 1 dan pompa 2 serta Vaporizer 1
dengan nilai range 40-50%. Pompa dan vaporizer 1 memerlukan perhatian yang besar
untuk dilakukannya perbaikan dan perawatan agar kerja dari alat ini dapat ditingkatkan
sehingga efisiensi dari alat ini juga akan meningkat serta agar energi yang dihasilkan
dapat dimanfaatkan semaksimal mungkin guna menekan biaya produksi.
26
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Studi saat ini telah mengungkapkan bahwa tanaman panas bumi biner
berdasarkan siklus Rankine adalah proyek yang layak dari sudut pandang teknis. Semua
indikator eksistensi dan efisiensi yang muncul dari serangkaian perhitungan
memberikan dukungan kuat untuk pelaksanaan usulan pembangkit panas bumi biner 2.1
MW di Nisyros yang dapat mencapai hingga 10 MW dari total daya terpasang di masa
depan (Theodosiou et al., 2014). Pabrik pembangkit listrik khusus ini akan memasok
sistem tenaga interkoneksi Dodecanese dengan sejumlah besar listrik, sehingga
mengurangi ketergantungan sistem terhadap unit tenaga diesel yang dipasang di
Rhodes, Yunani. Oleh karena itu, keuntungan dari sudut pandang lingkungan akan
sangat bagus. Seperti yang telah dinyatakan sebelumnya, ini adalah pembangkit listrik
yang diusulkan dan sifat-sifat yang tepat dari fluida geotermal agar dapat dimanfaatkan
harus ditentukan, sehingga desain dan analisis lebih lanjut (mempertimbangkan
parameter keuangan juga) diperlukan; namun, ini memberikan gambaran yang sangat
jelas tentang tingkat pemanfaatan yang memuaskan yang dapat dicapai. Selanjutnya,
penelitian masa depan harus tetap berusaha untuk mereplikasi penelitian ini
menggunakan cairan kerja alternatif, sehingga dapat meningkatkan kepercayaan diri
dalam temuan tentang unit panas bumi kelayakan. Kami berharap bahwa temuan kami
akan memotivasi pihak berwenang Yunani dan orang-orang dari Uni Eropa untuk
mengambil keuntungan dari bidang energi terbarukan khusus ini, yang terletak di
bagian Tenggara Mediterania, untuk kepentingan lingkungan.
27
DAFTAR PUSTAKA
28