Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH ENERGI & LINGKUNGAN

Teknologi Energi Terbarukan


“TENAGA NUKLIR”

DISUSUN OLEH :

Rahmad Aldi Faisal : ( 0616 4041 1934 )

Kelas : 4EGD

Instruktur : Ida Febriana ,S.si.MT

JURUSAN TEKNIK KIMIA

PROGRAM STUDI DIV TEKNIK ENERGI

POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA

2018

1
I. Pendahuluan
Dalam memenuhi permintaan energi listrik yang meningkat, ekonomi global saat
ini dihadapkan dengan dua masalah yaitu menurunnya sumber daya bahan bakar fosil dan
perubahan iklim akibat akumulasi kerusakan atmosfer oleh gas rumah kaca, terutama
CO2 dan metana. Sebuah solusi yang jelas untuk menyelesaikan kedua isu tersebut
adalah pembangkit listrik proses yang tidak memerlukan bahan bakar fosil dan juga tidak
memiliki emisi gas. Diantara yang diusulkan pemerintah dalam waktu dekat adalah
ketersediaan sumber energi alternatif dan faktor keandalan, dan pembangkit listrik tenaga
nuklir fisi yang terus meningkat selama bertahun-tahun sebesar 92%, faktor kapasitas
PLTN lebih besar dua kali daripada energi angin atau energi surya.
Pemanfaatan teknik nuklir dalam bentuk PLTN mulai dikembangkan secara
komersial sejak tahun 1954. Pada waktu itu di Uni Sovyet (USSR), dibangun dan
dioperasikan satu unit PLTN air ringan bertekanan tinggi (WER=PWR) yang setahun
kemudian mencapai daya 5 Mwe. Di Amerika Serikat juga telah dioperasikan jenis
reaktor yang sama dengan daya 60 Mwe. Pada tahun 1956 di Inggris dikembangkan jenis
Gas Cooled Reactor (GCR = reaktor berpendingin gas) dengan daya 100 Mwe.
Hingga tahun 2010 di seluruh dunia baik di negara maju maupun berkembang
telah dioperasikan sebanyak 438 unit PLTN tersebar di 30 negara dengan kontribusi
sekitar 18 % dari pasokan tenaga listrik dunia dengan total pembangkitan dayanya

2
mencapai 314 Mwe. Sementara itu 143 PLTN dalam tahap konstruksi di 24 negara,
dengan negara yang sedang membangun PLTN terbanyak adalah China 36 unit, India 20
unit dan Rusia 16 unit. Selain yang memasuki tahap konstruksi 344 unit PLT lainnya di
dunia sedang dalam tahap perencanaan.

II. PEMBAHASAN
A. Definisi Nuklir

Energi Nuklir merupakan energi hasil dari sebuah proses kimia yang dikenal
dengan reaksi fisi dan reaksi fusi pada sebuah inti atom. Sudah berpuluh tahun manusia
memanfaat potensi energi yang dihasilkan dari reaksi fisi (pembelahan) inti uranium dan
plutonium.

Gambar 1 : Reaksi pemisahan inti (reaksi fisi)

Atom uranium (U-235) (digambarkan dengan warna hitam merah di sebelah kiri)
memiliki inti yang tidak stabil ketika ada neutron (warna hitam di paling kiri) yang
ditembakkan pada inti atom tersebut, maka inti atom uranium akan membelah menjadi
dua buah inti atom, yakni atom Barium (Ba-141) dan atom Kripton (Kr-92) serta tiga
neutron (warna hitam di kanan). Jika ingat sama pelajaran kimia, silahkan cek nama-
nama unsur tadi dalam sistem periodik unsur. Massa atom sebelum pembelahan lebih
besar dari pada massa atom setelah pembelahan, maka selisih massa (disebut defek

3
massa) tersebut berubah menjadi energi panas yang besarnya sekitar 200 MeV (Mega
elektron volt), ini baru satu buah inti atom. satu gram uranium saja tentu memiliki banyak
inti. Sehingga panas yang dihasilkan pun luar biasa besar karena uranium bahan
tambang, maka bentuknya juga padat.

Gambar 2 : Bahan tambang Uranium


Penemuan ini juga berasal dari coba-cobanya para ilmuan menembakkan neutron
ke inti untuk mendapatkan inti baru, namun pada bebarapa inti berat hal itu
menyebabkan inti menjadi pecah (terbagi) sekaligus melepaskan neutron lain yang
konsekuensinya menimbulkan panas disekitarnya. Panas ini kemudian di ambil dengan
menempatkan reaksi tersebut didalam air, air yang panas tadi dimanfaatkan untuk
menggerakkan turbin. untuk bagian turbinnya hampir sama dengan pembangkit listrik
tenaga uap. Namun selain panasnya yang diambil, neutron yang lepas ini juga
dimanfaatkan untuk banyak hal, seperti untuk mengukur dimensi dari suatu zat, untuk
memutasikan tumbuhan agar didapatkan bibit unggul dan lain sebagainya.

Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN)


Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir adalah sebuah pembangkit daya thermal yang
menggunakan satu atau beberapa reaktor nuklir sebagai sumber panasnya. Prinsip kerja
sebuah PLTN hampir sama dengan sebuah Pembangkilt Listrik Tenaga Uap,
menggunakan uap bertekanan tinggi untuk memutar turbin. Putaran turbin inilah yang
diubah menjadi energi listrik. Perbedaannya ialah sumber panas yang digunakan untuk
menghasilkan panas. Sebuah PLTN menggunakan Uranium sebagai sumber panasnya.
Reaksi pembelahan (fisi) inti Uranium menghasilkan energi panas yang sangat besar.

4
Daya sebuah PLTN berkisar antara 40 Mwe sampai mencapai 2000 MWe, dan
untuk PLTN yang dibangun pada tahun 2005 mempunyai sebaran daya dari 600 MWe
sampai 1200 MWe. PLTN dikategorikan berdasarkan jenis reaktor yang digunakan.
Namun pada beberapa pembangkit yang memiliki beberapa unit reaktor yang terpisah
memungkinkan untuk menggunakan jenis reaktor yang berbahan bakar seperti Uranium
dan Plutonium.
Hingga saat ini, terdapat 442 PLTN berlisensi di dunia dengan 441 diantaranya
beroperasi di 31 negara yang berbeda. Keseluruhan reaktor tersebut menyuplai 17% daya
listrik dunia.

Secara umum yang dimaksudkan dengan PLTN adalah pembangkit listrik


tenaga nuklir yang merupakan suatu kumpulan mesin yang dapat
membangkitkan tenaga listrik dengan memanfaatkan tenaga nuklir sebagai tenaga
awalnya. Sebelum melanjutkan ke prinsip kerja dari PLTN ini, ada baiknya
penyusun terangkan sedikit tentang Proses Fisi dan Fusi Nuklir.

- Fisi Nuklir

Proses fisi adalah proses utama pada reaktor nuklir terjadi ketika sebuah inti
bermassa berat. Pada reaksi fisi, inti senyawa yang terangsang terbelah menjadi
dua inti massa yang lebih rendah, disebut produk isi, dan produk ini disertai
oleh dua atau tiga neutron dan radiasi fisi gamma. Adapun tiga bahan bakar
yang dapat berfisi antara lain : Uranium-235 (U235), Uranium-233 (U233)
dan Plutonium-239 (Pu239). Ketiga bahan bakar ini besifat radioaktif tetapi mereka
mempunyai massa paruh yang sangat lama.

- Fusi Nuklir

Proses fusi pada dasarnya adalah sebuah anti tesis dari proses fisi. Dalam
proses fisi, inti bermasa berat membelah menjadi inti bermasa ringan, sambil
melepaskan kelebihan energi pengikatan. Sedangkan pada reaksi fusi, inti
bermasa ringan bergabung dalam rangka melepaskan kelebihan energi
pengikatan. Jadi reaksi fusi adalah reaksi umum yang “meminyaki” matahari dan
telah dipakai di bumi untuk melepaskan energi dalam jumlah yang besar didalam

5
termonuklir atau bom hydrogen.

Dalam fisika, fusi nuklir (reaksi termonuklir) adalah sebuah proses di mana dua
inti atom bergabung, membentuk inti atom yang lebih besar dan melepaskan energi.
Fusi nuklir adalah sumber energi yang menyebabkan bintang bersinar, dan senjata
nuklir meledak. Proses ini membutuhkan energi yang besar untuk menggabungkan
inti nuklir, bahkan elemen yang paling ringan, hidrogen. Tetapi fusi inti atom yang
ringan, yang membentuk inti atom yang lebih berat dan netron bebas, akan
menghasilkan energi yang lebih besar lagi dari energi yang dibutuhkan untuk
menggabungkan mereka maka sebuah reaksi eksotermik yang dapat menciptakan
reaksi yang terjadi sendirinya. Energi yang dilepas di banyak reaksi nuklir lebih
besar dari reaksi kimia, karena energi pengikat yang mengelem kedua inti atom jauh
lebih besar dari energi yang menahan elektron ke inti atom. Contoh: energi
ionisasi yang diperoleh dari penambahan elektron ke hidrogen adalah 13.6 elektron
volt lebih kecil satu per sejuta dari 17 MeV yang dilepas oleh reaksi Deuterium
Tritium (D-T) fusion seperti gambar di bawah ini.

Gambar 3 : Reaksi D-T Fusion

6
B. Komponen PLTN

Gambar 4. Komponen Utama Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN)


Komponen utama dari Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) yaitu :
1. Bahan bakar nuklir
Bahan bakar adalah komponen utama dalam memegang peranan penting untuk
berlangsungnya reaksi nuklir. Bahan bakar yang umum dipakai adalah unsur berat
fissil yang dapat menghasilkan reaksi nuklir berantai di dalam reaktor nuklir. Bahan
bakar dibuat dari isotop alam seperti Uranium dan Thorium yang mempunyai sifat
dapat membelah apabila bereaksi dengan neutron.
2. Moderator
Fungsi moderator adalah untuk memperlambat laju neutron cepat (moderasi) yang
dihasilkan dari reaksi inti hingga mencapai kecepatan neutron termal dan untuk
memperbesar kemungkinan terjadinya reaksi nuklir selanjutnya (reaksi berantai).
Syarat bahan moderator adalah atom dengan nomor massa kecil, amun demikian
syarat lain yang harus dipenuhi adalah memiliki tampang lintang serapan neutron
(keboleh-jadian menyerap neutron) yang kecil, memiliki tampang lintang hamburan
yang besar dan memiliki daya hantaran panas yang baik, serta korosif. Contoh bahan
moderator: H2O, D2O, Grafit, Berilium (Be), dan lain-lain.

7
3. Bahan Pendingin
Pendingin reaktor berfungsi sebagai sarana pengambilan panas hasil fisi dalam
elemen bakar untuk dipindahkan/dibuang ketempat lain/lingkungan melalui penukar
panas (H.E). Sesuai fungsinya maka bahan yang baik sebagai pendingin adalah fluida
yang koefisien perpindahan panasnya sangat bagus. Persyaratan lain yang harus
dipenuhi agar tidak terganggu kelancaran reaksi proses fisi pada elemen bakar adalah
pendingin, pendingin juga harus memiliki tampang lintang serapan neutron yang
kecil, dan tampang lintang hamburan yang besar serta tidak korosif. Contoh fluida-
fluida yang biasa dipakai sebagai pendingin adalah H2O, D2O, Na cair, gas He dan
lain-lain.
4. Perangkat Batang Kendali
Batang kendali berfungsi sebagai pengendali jalannya operasi reactor agar laju
pembelahan neutron di teras reactor dapat diatur sesuai dengan kondisi operasi yang
dikehendaki. Selain itu batang kendali juga berfungsi untuk memadamkan reactor
atau menghentikan reaksi pembelahan. Sesuai dengan fungsinya, bahan batang
kendali adalah material yang mempunyai tampang lintang serapan neutron yang
sangat besar, dan tampang hamburan yang kecil. Bahan-bahan yang sering dipakai
adalah: boron, cadmium, godalinium, dan lain-lain. Bahan-bahan tersebut biasanya
dicampung dengan bahan lain agar diperoleh sifat yang tahan radiasi, titk leleh yang
tinggi dan tidak korosif.

Gambar 5. Bentuk Nyata dari Batang Kendali

8
5. Tangki Reaktor
Tangki bisa berupa tabung atau bola yang dibuat dari logam campuran dengan
ketebalan sekitar 25 cm. Fungsi dari tangki adalah sebagai wadah untuk
menempatkan komponen-komponen reaktor lainnya dan sebagai tempat
berlangsungnya reaksi nuklir. tangki yang tebal juga berfungsi sebagai penahan
radiasi agar tidak keluar dari sistem reaktor.
6. Teras Reaktor
Teras reaktor yaitu komponen reaktor yang berfungsi sebagai tempat untuk bahan
bakar. Teras reaktor dibuat berlubang (kolom) untuk menempatkan bahan bakar
reaktor yang berbentuk batang. Teras reactor dibuat dari bahan logam yang tahan
panas dan tahan korosi.
7. Perangkat Reaktor
Detektor adalah komponen penunjang yang mutlak diperlukan dalam reaktor nuklir.
Semua informasi tentang kejadian fisis di dalam teras reaktor, yang meliputi
popularitas neutron, laju pembelahan, suhu dan lain-lain, hanya dapat dilihat melalui
detektor yang dipasang di dalam teras reaktor.
8. Reflektor
Neutron yang keluar dari pembelahan bahan fisil, berjalan dengan kecepatan tinggi ke
segala arah, karena sifatnya yang tidak bermuatan listrik maka gerakannya bebas
menembus medium dan tidak berkurang bila tidak menumbuk suatu inti atom
medium. Karena sifatnya tersebut, sebagian neutron tersebut dapat lolos keluar teras
reaktor dan hilang dari sistem. Keadaan ini secara ekonomi berarti kerugian karena
neutron tersebut tidak dapat digunakan untuk proses fisi berikutnya. Untuk
mengurangi kejadian ini, maka di sekeliling teras reaktor dipasang bahan pemantul
neutron yang disebut reflektor, sehingga neutron-neutron yang lolos akan bertahan
dan dikembalikan ke dalam teras reactor untuk dimanfaatkan lagi pada proses fisi
berikutnya. Bahan-bahan reflektor yang baik adalah unsur-unsur yang mempunyai
tampang lintang hamburan neutron yang besar, dan tampang lintang serapan yang
sekecil mungkin serta tidak korosif. Bahan-bahan yang sering digunakan antara lain :
berilium, grafit, paraffin, air, D2O.

9
C. Jenis-jenis Reaktor Nuklir
Teknologi PLTN dirancang agar energi nuklir yang terlepas dari proses fisi
dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi dalam kehidupan sehari-hari. PLTN
merupakan sebuah sistim yang dalam operasinya menggunakan reaktor daya
yang berperan sebagai tungku penghasil panas. Dewasa ini ada berbagai jenis
PLTN yang beroperasi. Perbedaan tersebut ditandai dengan perbedaan tipe reaktor
daya yang digunakannya. Masing-masing jenis PLTN / tipe reaktor daya umumnya
dikembangkan oleh negara-negara tertentu, sehingga seringkali suatu jenis PLTN
sangat menonjol dalam suatu negara, tetapi tidak dioperasikan oleh Negara lain.
Perbedaan berbagai tipe reactor daya itu bisa terletak pada penggunaan bahan bakar,
moderator, jenis pendinging serta perbedaan-perbedaan lainnya.
Perbedaan jenis reaktor daya yang dikembangkan antara satu negara dengan
negara lain juga dipengaruhi oleh tingkat penguasaan teknologi yang terkait
dengan nuklir oleh masing-masing negara. Pada awal pengembangan PLTN
pada tahun 1950-an, pengayaan uranium baru bisa dilakukan oleh Amerika Serikat
dan Rusia, sehingga kedua negara tersebut pada saat itu sudah mulai
mengembangkan reaktor daya berbahan bakar uranium diperkaya. Sementara itu di
Kanada, Perancis dan Inggris pada saat itu dipusatkan pada program pengembangan
reaktor daya berbahan bakar uranium alam. Oleh sebab itu, PLTN yang pertama
kali beroperasi di ketiga negara tersebut menggunakan reaktor berbahan bakar
uranium alam . Namun dalam perkembangan berikutnya, terutama Inggris dan
Perancis juga mengoperasikan PLTN berbahan bakar uranium diperkaya.
Macam-Macam Reaktor Nuklir :
a. LWR : Light Water Reactor / Reaktor air Ringan.
 PWR : Presured Water Reactor / Reaktor Air Tekan.
 BWR : Boiling Water Reactor / Reaktor Air Mendidih.
b. HWR : Heavy Water Reactor / Reaktor Air Berat.
c. HTGR : High Temperatur Gas Reactor / Reaktor Gas Suhu Tinggi.
d. LMFBR : Liquit Metal Fast Breder Reactor / Reaktor Pembiak Cepat
Logam Cair.

10
e. GCFBR : Gas Coold Fast Breder Reactor / Reaktor Pembiak Cepat
Pendingin Gas.
f. LWBR : Light Water Breder Reactor / Reaktor Pembiak Air Ringan.
g. SGHWR : Steam Generating Heavy Water Reactor / Reaktor Air Berat
Generator Uap.
h. MSBR : Molten Salt Breder Reactor / Reaktor Pembiak Garam Meleleh.

Berikut ini adalah beberapa keterangan yang akan menjelaskan tentang jenis-jenis
dari reaktor nuklir, antara lain :

1. LWR (Light Water Reactor) / Reaktor air Ringan

Sebagian besar reaktor daya yang beroperasi dewasa ini adalah jenis
Reaktor Air Ringan atau LWR (Light Water Reactor) yang mula-
mula dikembangkan di AS dan Rusia. Disebut Reaktor Air Ringan karena
H2O kemurnian tinggi sebagai bahan moderator sekaligus pendingin
reaktor. Reaktor ini terdiri atas Reaktor Air tekan atau PWR
(Pressurized Water Reactor) dan Reaktor Air Didih atau BWR (Boiling
Water Reactor) dengan jumlah yang dioperasikan masing-masing mencapai
52 % dan 21,5 % dari total reaktor daya yang beroperasi. Sedang sisanya
sebesar 26,5 % terdiri atas berbagai type reaktor daya lainnya.

a. PWR (Presured Water Reactor) / Reaktor Air Tekan

Reaktor Air Tekan juga menggunakan H2O sebagai pendingin


sekaligus moderator. Bedanya dengan Reaktor Air Didih adalah
penggunaan dua macam pendingin, yaitu pendingin primer dan
sekunder. Panas yang dihasilkan dari reaksi fisi dipakai untuk
memanaskan air pendingin primer. Dalam reaktor ini dilengkapi dengan
alat pengontrol tekanan (pessurizer) yang dipakai untuk mempertahankan

11
tekanan sistim pendingin primer. Pada pendigin primer memakai air
dan dipanaskan inti sampai 600˚F tetapi air ini tidak mendidih karena
berada didalam bejana yang bertekanan tinggi (sebesar 2250 psi). Air in
dimasukkan kedalam pembangkit uap (satu atau dua) dengan tekanan 1000
psi, dan suhu 500˚F. Setelah melalui turbin uap dikembalikan ke
kondensor.

Sistim pressurizer terdiri atas sebuah tangki yang dilengkapi dengan


pemanas listrik dan penyemprot air. Jika tekanan dalam teras
reaktor berkurang, pemanas listrik akan memanaskan air yang
terdapat di dalam tangki pressurizer sehingga terbentuklah uap tambahan
yang akan menaikkan tekanan dalam sistim pendingin primer.
Sebaliknya apabila tekanan dalam sistim pendingin primer bertambah,
maka sistim penyemprot air akan mengembunkan sebagian uap
sehingga tekanan uap berkurang dan sistim pendingin primer akan
kembali ke keadaan semula. Tekanan pada sistim pendingin primer
dipertahankan pada posisi 150 Atm untuk mencegah agar air pendingin
primer tidak mendidih pada suhu sekitar 300 ºC. Pada tekanan udara
normal, air akan mendidih dan menguap pada suhu 100 ºC.

Dalam proses kerjanya, air pendingin primer dialirkan ke sistim


pembangkit uap sehingga terjadi pertukaran panas antara sistim
pendingin primer dan sistim pendingin sekunder. Dalam hal ini antara
kedua pendingin tersebut hanya terjadi pertukaran panas tanpa terjadi
kontak atau percampuran, karena antara kedua pendingin itu dipisahkan
oleh sistim pipa. Terjadinya pertukaran panas menyebabkan air
pendingin sekunder menguap. Tekanan pada sistim pendingin sekunder
dipertahankan pada tekanan udara normal sehingga air dapat menguap
pada suhu 100 ºC. Uap yang terbentuk di dalam sistim pembangkit uap
ini selanjutnya dialirkan untuk memutar turbin.

Pada Reaktor Air Tekan perputaran sistim pendingin primernya


betul-betul tertutup, sehingga apabila terjadi kebocoran bahan

12
radioaktif di dalam teras reaktor tidak akan menyebabkan kontaminasi
pada turbin. Reaktor Air Tekan juga mempunyai keandalan operasi dan
keselamatan yang sangat baik. Salah satu faktor penunjangnya adalah
karena reaktor ini mempunyai koefisien reaktivitas negatif. Apabila
terjadi kenaikan suhu dalam teras reaktor secara mendadak, maka daya
reaktor akan segera turun dengan sendirinya. Namun karena
menggunakan dua sistim pendingin, maka efisiensi thermalnya sedikit
lebih rendah dibandingkan dengan Reaktor Air Didih.

Gambar 6. Diagram Alir Reaktor Air Tekan

13
b. BWR (Boiling Water Reactor) / Reaktor Air Mendidih

Reaktor jenis ini menggunakan air biasa (H2O) sebagai moderator


maupun pendinginnya, sehingga termasuk kelompok reaktor air biasa /
ringan. Pada reaktor air didih ini, panas hasil fisi dipakai secara
langsung untuk menguapkan air pendingin dan uap yang terbentuk
langsung dipakai untuk memutar turbin. Turbin tekanan tinggi menerima
uap pada suhu sekitar 290 ºC dan tekanan sebesar 7,2 MPa. Sebagian uap
diteruskan lagi ke turbin tekanan rendah. Dengan sistim ini dapat
diperoleh efisiensi thermal sebesar 34 %. Efisiensi thermal ini
menunjukkan prosentase panas hasil fisi yang dapat dikonversikan
menjadi energi listrik. Setelah melalui turbin, uap tersebut akan mengalami
proses pendinginan sehingga berubah menjadi air yang langsung
dialirkan ke teras reaktor untuk diuapkan lagi dan seterusnya. Dalam
reaktor ini digunakan bahan bakar U235 dengan tingkat pengayaannya
3-4 % dalam bentuk UO2.

14
Gambar 7. Diagram
Alir Reaktor Air Didih

2. HWR (Heavy Water Reactor) / Reaktor Air Berat


Reaktor ini mempergunakan air berat (D2O, D = Deuterium sebagai
moderatornya. Jenis reaktor ini sering disebut CANDU (Canada
Deuterium Uranium) dan dikembangkan oleh Atomic Energi
Commission dari Kanada. Bilamana pada reaktor air biasa moderator
(H2O) berada dalam sebuah bejana, pada reaktor ini moderatornya (D2O)
berada didalam pipa-pipa tekanan yang besar (calandria). Selanjutnya
dapat pula dikemukakan, bahwa sebuah reaktor air berat uranium dioksida
alam (UO2) dapat dipakai sebagai bahan bakar. Reaktor ini menggunakan
bahan bakar uranium alam sehingga harus digunakan air berat yang
penampang lintang serapannya terhadap neutron sangat kecil. Seperti
halnya Reaktor Air tekan, Reaktor CANDU juga mempunyai sistim
pendingin primer dan sekunder, pembangkit uap dan pengontrol tekanan
untuk mempertahankan tekanan tinggi pada sistim pendingin primer. D2O
dalam reaktor CANDU hanya dimanfaatkan sebagai sistim pendingin
primer, sedang sistim pendingin sekundernya menggunakan H2O.

Dalam pengoperasian reaktor CANDU, kemurnian D2O harus dijaga


pada tingkat 95-99,8 %. Air berat merupakan bahan yang harganya sangat
mahal dan secara fisik maupun kimia tidak dapat dibedakan secara
langsung dengan H2O. Oleh sebab itu, perlu adanya usaha penanggulangan
kebocoran D2O baik dalam bentuk uap maupun cairan. Aliran ventilasi dari

15
ruangan dilakukan secara tertutup dan selalu dipantau tingkat kebasahannya,
sehingga kemungkinan adanya kebocoran D2O dapat diketahui secara dini.

Gambar 8. Diagram Alir Reaktor Air Berat

3. HTGR (High Temperatur Gas Reactor) / Reaktor Gas Suhu Tinggi


Reaktor Gas Suhu Tinggi adalah jenis reaktor yang menggunakan
pendingin gas helium (He) dan moderator grafit. Reaktor ini mampu
menghasilkan panas hingga 750 ºC dengan efisiensi thermalnya sekitar
40 %. Panas yang dibangkitkan dalam teras reaktor dipindahkan
menggunakan pendingin He (sistim primer) ke pembangkit uap. Dalam
pembangkit uap ini panas akan diserap oleh sistim uap air umpan (sistim
sekunder) dan uap yang dihasilkannya dialirkan ke turbin. Dalam reaktor
ini juga ada sistim pemisah antara sistim pendingin primer yang
radioaktif dan sistim pendingin sekunder yang tidak radioaktif. Elemen
bahan bakar yang digunakan dalam Reaktor Gas Suhu Tinggi berbentuk
bola, tiap elemen mengandung 192 gram carbon, 0,96 gram U235 dan
10,2 gram Th232 yang dapat dibiakkan menjadi bahan bakar baru U233.
Proses fisi dalam teras reaktor mampu memanaskan gas He hingga
mencapai suhu 750 ˚C. Setelah terjadi pertukaran panas dengan sistim
16
sekunder, suhu gas He akan turun menjadi 250 ºC. Gas He selanjutnya
dipompakan lagi ke teras reaktor untuk mengambil panas fisi, demikian
seterusnya. Dalam operasi normal, reaktor ini membutuhkan bahan bakar
bola berdiameter 60 mm sebanyak ± 675.000 butir yang diletakkan di
dalam teras reaktor. Rata-rata setiap butir bahan bakar tinggal di dalam teras
selama enam bulan pada operasi beban penuh.

Gambar 9. Diagram Alir Reaktor Gas Suhu Tinggi

4. LMFBR (Liquit Metal Fast Breder Reactor) / Reaktor Pembiak Cepat


Logam Cair.
Selain yang telah dipaparkan diatas reaktor juga ada yang berupa reaktor
pembiak cepat logam cair (LMFBR). Sistem dari reaktor ini adalah sejenis
reaktor cepat pendingin sodium dan programnya disempurnakan beberapa
kali. Reaktor ini adalah prototip daya 975-MWth (375 MWe) dan
berguna untuk persediaan listrik bagi kisi TVA. Dalam sistem ini, seperti
halnya dalam setiap reaktor daya pendingin-sodium, energi fisi di transfer
ke sodium primer, dari sodium primer kesodium di dalam loop sekunder
didalam penukar gas menengah (IHX), dan akhirnya ke sistem uap air.

17
D. Prinsip Kerja PLTN

Gambar 10. Prinsip kerja sederhana PLTN

18
Prinsip kerja PLTN, pada dasarnya sama dengan pembangkit listrik konvensional,
yaitu air diuapkan di dalam suatu ketel melalui pembakaran. Uap yang dihasilkan
dialirkan ke turbin yang akan bergerak apabila ada tekanan uap. Perputaran turbin
digunakan untuk menggerakkan generator, sehingga menghasilkan tenaga listrik.
Perbedaannya pada pembangkit listrik konvensional bahan bakar untuk menghasilkan
panas menggunakan bahan bakar fosil seperti batubara, minyak dan gas. Sisa
pembakaran tersebut akan ter-emisikan ke udara dan berpotensi mencemari lingkungan
hidup, yang bisa menimbulkan hujan asam dan peningkatan suhu global.
Sedangkan pada PLTN panas yang digunakan untuk menghasilkan uap yang
sama, dihasilkan dari reaksi pembelahan inti bahan fisil (uranium) dalam reaktor nuklir.
Sebagai pemindah panas biasa digunakan air yang disirkulasikan secara terus menerus
selama PLTN beroperasi. Proses pembangkit yang menggunakan bahan bakar uranium
ini tidak melepaskan partikel seperti CO2, SO2, atau NOx, juga tidak mengeluarkan asap
atau debu yang mengandung logam berat yang dilepas ke lingkungan. Oleh karena itu
PLTN merupakan pembangkit listrik yang ramah lingkungan. Limbah radioaktif yang
dihasilkan dari pengoperasian PLTN berupa elemen bakar bekas dalam bentuk padat.
Elemen bakar bekas ini untuk sementara bisa disimpan di lokasi PLTN, sebelum
dilakukan penyimpanan secara lestari.
Panas yang digunakan untuk membangkitkan uap diproduksi sebagai hasil dari
pembelahan inti atom yang dapat diuraikan sebagai berikut : Apabila satu neutron
(dihasilkan dari sumber neutron) tertangkap oleh satu inti atom uranium-235, inti atom
ini akan terbelah menjadi 2 atau 3 bagian/fragmen. Sebagian dari energi yang semula
mengikat fragmen-fragmen tersebut masing - masing dalam bentuk energi kinetik,
sehingga mereka dapat bergerak dengan kecepatan tinggi. Oleh karena fragmen-
fragmen itu berada di dalam struktur kristal uranium, mereka tidak dapat bergerak jauh
dan gerakannya segera diperlambat. Dalam proses perlambatan ini energi kinetik diubah
menjadi panas (energi thermal). Sebagai gambaran dapat dikemukakan bahwa energi
thermal yang dihasilkan dari reaksi pembelahan 1 kg uranium-235 murni besarnya
adalah 17 milyar kilo kalori, atau setara dengan energi thermal yang dihasilkan dari
pembakaran 2,4 juta kg (2400 ton) batubara. Selain fragmen-fragmen tersebut reaksi
pembelahan menghasilkan pula 2 atau 3 neutron yang dilepaskan dengan kecepatan

19
lebih besar dari 10.000 km per detik. Neutron-neutron ini disebut neutron cepat yang
mampu bergerak bebas tanpa dirintangi oleh atom-atom uranium atau atom-atom
kelongsongnya. Agar mudah ditangkap oleh inti atom uranium guna menghasilkan
reaksi pembelahan, kecepatan neutron ini harus diperlambat. Zat yang dapat
memperlambat kecepatan neutron disebut moderator.
Seperti telah disebutkan di atas, panas yang dihasilkan dari reaksi pembelahan,
oleh air yang bertekanan 160 atmosfir dan suhu 3000 C secara terus menerus
dipompakan ke dalam reaktor melalui saluran pendingin reaktor. Air bersirkulasi dalam
saluran pendingin ini tidak hanya berfungsi sebagai pendingin saja melainkan juga
bertindak sebagai moderator, yaitu sebagai medium yang dapat memperlambat neutron.
Neutron cepat akan kehilangan sebagian energinya selama menumbuk atom-atom
hidrogen. Setelah kecepatan neutron turun sampai 2000 m per detik atau sama dengan
kecepatan molekul gas pada suhu 3000 C, barulah ia mampu membelah inti atom
uranium-235. Neutron yang telah diperlambat disebut neutron thermal.
Untuk mendapatkan keluaran thermal yang mantap, perlu dijamin agar banyaknya
reaksi pembelahan inti yang terjadi dalam teras reaktor dipertahankan pada tingkat
tetap, yaitu 2 atau 3 neutron yang dihasilkan dalam reaksi itu hanya satu yang dapat
meneruskan reaksi pembelahan. Neutron lainnya dapat lolos keluar reaktor, atau
terserap oleh bahan lainnya tanpa menimbulkan reaksi pembelahan atau diserap oleh
batang kendali. Batang kendali dibuat dari bahan-bahan yang dapat menyerap neutron,
sehingga jumlah neutron yang menyebabkan reaksi pembelahan dapat dikendalikan
dengan mengatur keluar atau masuknya batang kendali ke dalam teras reaktor..
Fragmen-fragmen yang diproduksi selama reaksi pembelahan inti disebut hasil
belahan, yang kebanyakan berupa atom-atom radioaktif seperti xenon-133, kripton-85
dan iodium- 131. Zat radioaktif ini meluruh menjadi atom lain dengan memancarkan
radiasi alpha, beta, gamma atau neutron. Selama proses peluruhan, radiasi yang
dipancarkan dapat diserap oleh bahan-bahan lain yang berada di dalam reaktor,
sehingga energi yang dilepaskan berubah menjadi panas. Panas ini disebut panas
peluruhan yang akan terus diproduksi walaupun reaktor berhenti beroperasi. Oleh
karena itu reaktor dilengkapi dengan suatu sistem pembuangan panas peluruhan. Selain
hasil belahan, dalam reaktor dihasilkan pula bahan radioaktif lain sebagai hasil aktivitas

20
neutron. Bahan radioaktif ini terjadi karena bahan-bahan lain yang berada di dalam
reaktor (seperti kelongsongan atau bahan struktur) menangkap neutron sehingga
berubah menjadi unsur lain yang bersifat radioaktif. Radioaktif adalah sumber utama
timbulnya bahaya dari suatu PLTN, oleh karena itu semua sistem pengamanan PLTN
ditujukan untuk mencegah atau menghalangi terlepasnya zatradioaktif ke lingkungan
dengan aktivitas yang melampaui nilai batas ambang yang diizinkan menurut peraturan
yang berlaku.

E. Energi yang Dihasilkan PLTN


Energi Nuklir
Di dalam inti atom tersimpan tenaga inti (nuklir) yang luar biasa
besarnya. Tenaga nuklir itu hanya dapat dikeluarkan melalui proses pembakaran
bahan bakar nuklir. Proses ini sangat berbeda dengan pembakaran kimia biasa yang
umumnya sudah dikenal, seperti pembakaran kayu, minyak dan batubara. Besar energi
yang tersimpan (E) di dalam inti atom adalah seperti dirumuskan dalam
kesetaraan massa dan energi oleh Albert Einstein :
E=mC
Dimana
m : massa bahan (kg)
C : kecepatan cahaya (3 x 108 m/s).

Energi nuklir berasal dari perubahan sebagian massa inti dan keluar dalam
bentuk panas. Dilihat dari proses berlangsungnya, ada dua jenis reaksi nuklir, yaitu
reaksi nuklir berantai tak terkendali dan reaksi nuklir berantai terkendali. Reaksi
nuklir tak terkendali terjadi misal pada ledakan bom nuklir. Dalam peristiwa ini
reaksi nuklir sengaja tidak dikendalikan agar dihasilkan panas yang luar biasa
besarnya sehingga ledakan bom memiliki daya rusak yang maksimal. Agar reaksi
nuklir yang terjadi dapat dikendalikan secara aman dan energi yang dibebaskan dari
reaksi nuklir tersebut dapat dimanfaatkan, maka manusia berusaha untuk membuat
suatu sarana reaksi yang dikenal sebagai reaktor nuklir. Jadi reaktor nuklir
sebetulnya hanyalah tempat dimana reaksi nuklir berantai terkendali dapat
dilangsungkan. Reaksi berantai di dalam reaktor nuklir ini tentu sangat berbeda

21
dengan reaksi berantai pada ledakan bom nuklir.

Untuk mendapatkan gambaran tentang besarnya energi yang dapat


dilepaskan oleh reaksi nuklir, berikut ini diberikan contoh perhitungan sederhana.
Ambil 1 g (0,001 kg) bahan bakar nuklir 235U. Jumlah atom di dalam bahan bakar ini
adalah :

N = (1/235) x 6,02 x 1023 = 25,6 x 1020 atom 235U.

Setiap proses fisi bahan bakar nuklir 235U disertai dengan pelepasan energi
sebesar 200 MeV, maka 1 g 235U yang melakukan reaksi fisi sempurna dapat
melepaskan energi sebesar :

E = 25,6 x 1020 (atom) x 200 (MeV/atom) = 51,2 x 1022 MeV


Jika energi tersebut dinyatakan dengan satuan Joule (J), di mana 1 MeV = 1.6 x 10-13 J,
maka energi yang dilepaskan menjadi :
E = 51,2 x 1022 (MeV) x 1,6 x 10-13 (J/MeV) = 81,92 x 109 J
Dengan menganggap hanya 30 % dari energi itu dapat diubah menjadi energi listrik,
maka energi listrik yang dapat diperoleh dari 1 g 235U adalah :
Elistrik = (30/100) x 81,92 x 109 J = 24,58 x 109 J
Karena 1J = 1 W.s ( E = P.t), maka peralatan elektronik seperti pesawat TV dengan daya
(P) 100 W dapat dipenuhi kebutuhan listriknya oleh 1 g 235U selama : t = Elistrik / P =
24,58 x 109 (J) / 100 (W) = 24,58 x 107 s Angka 24,58 x 107 sekon (detik) sama lamanya
dengan 7,78 tahun terus-menerus tanpa dimatikan. Jika diasumsikan pesawat TV tersebut
hanya dinyalakan selama 12 jam/hari, maka energi listrik dari 1 g 235U bisa dipakai
untuk mensuplai kebutuhan listrik pesawat TV selama lebih dari 15 tahun.

F. Keuntungan dan Kerugian PLTN

Keuntungan PLTN dibandingkan dengan pembangkit daya utama lainnya adalah :

1. Tidak menghasilkan emisi gas rumah kaca (selama operasi normal) - gas
rumah kacahanya dikeluarkan ketika Generator Diesel Darurat dinyalakan dan
hanya sedikitmenghasilkan gas).

22
2. Tidak mencemari udara - tidak menghasilkan gas-gas berbahaya sepert karbon
monoksida, sulfur dioksida, aerosol, mercury, nitrogen oksida, partikulate atau
asap fotokimia.
3. Sedikit menghasilkan limbah padat (selama operasi normal).
4. Biaya bahan bakar rendah - hanya sedikit bahan bakar yang diperlukan.
5. Ketersedian bahan bakar yang melimpah - sekali lagi, karena sangat sedikit
bahanbakar yang diperlukan.
6. Baterai nuklir - (lihat SSTAR).

Berikut ini berberapa hal yang menjadi kekurangan PLTN :

1. Risiko kecelakaan nuklir - kecelakaan nuklir terbesar adalah kecelakaan


Chernobyl(yang tidak mempunyai containment building).
2. Limbah nuklir - limbah radioaktif tingkat tinggi yang dihasilkan dapat
bertahan hingga ribuan tahun.

III. Penutup
A. Simpulan
1. Energi nuklir telah banyak digunakan sebagai pembangkit listrik atau
sumber energi listrik di berbagai Negara maju.
2. Prinsip kerja PLTN hampir sama dengan PLTU konvensional yang
membedakan adalah sumber panas yang dihasilkan PLTN berasal dari
reaksi pembelahan inti yang terjadi dalam reactor nuklir.
3. Mengingat energi fosil adalah bersumber dari sumberdaya alam yang
tergolong tidak dapat diperbarui (non-renewable resources), dapat
dimusnahkan (extinguishable resources), berdampak terhadap rumah kaca
(kecuali gas), maka sudah saatnya perlu dipertimbangkan penggunaan
energi nuklir di Indonesia terlebih lagi penguasaan energi nuklir di
Indonesia sejak 1950-an.

23
4. Terdapat berbagai jenis PLTN yang beroperasi, jenis tersebut berdasarkan
perbedaan tipe reactor daya yang digunakan. Sedangkan perbedaan
berbagai tipe reaktor daya itu bisa terletak pada penggunaan
bahan bakar, moderator, jenis pendinging serta perbedaan-perbedaan
lainnya.
5. PLTN memiliki keuntungan dan kerugian dalam pelaksanaannya, diantara
beberapa keuntungan salah satunya adalah Tidak menghasilkan emisi gas
rumah kaca (selama operasi normal) gas rumah kaca hanya dikeluarkan
ketika Generator Diesel Darurat dinyalakan dan hanya sedikit
menghasilkan gas. Dan salah satu kerugiannya adalah Risiko kecelakaan
nuklir - kecelakaan nuklir terbesar adalah kecelakaan Chernobyl (yang
tidak mempunyai containment building).

24
DAFTAR PUSTAKA

Angga Setia, Giri. 2011. DASAR TEKNIK TENAGA LISTRIK “PEMBANGKIT LISTRIK
TENAGA NUKLIR”. Fakultas Sains Dan Teknik. Universitas Jenderal Soedirman:
Purwokerto.

BATAN, Pengenalan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN). Jurnal ATOMOS No.ISSN
0215-0611. Media Informasi Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Nuklir: Pusat Diseminasi
Iptek Nuklir-BATAN.

L.A. Titi, Yopiter. PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA NUKLIR (PLTN) DAN JENIS-JENIS
REAKTOR PLTN. Pasca Sarjana Fisika FMIPA. Institut Teknologi Sepuluh November:
Surabaya.

Eko Afiatno, Bambang. 2005. Pembangunan PLTN-Desalinasi di Madura sebagai Alternatif


Pasokan Energi Listrik. Kertas Kerja ISEID. http:www.truelia.files.wordpress.com
/2011/03/pltn-di-indonesia.pdf. (Diakses pada 29 Desember 2014 pukul 16.00 WIB).

25

Anda mungkin juga menyukai