KELOMPOK 7 :
1. A LV I A S U H A RT I
2. A P R I YA N T O
3. FA R H A N A L D I P R ATA M A
4. PUTRI AULIA
5. N U R U L F U A D I P R AT I W I
PENDAHULUAN
Dalam proses kering, bahan yang akan diayak tidak menggunakan cairan dalam
basah, bahan
proses pengayakannya. Sedangkan dalam proses pengayakan
yang akan diayak ditambah dengan cairan yang bukan pelarut, misalnya
air yang bertujuan untuk mencuci bahan tersebut melalui pengayakan
STANDAR UKURANAYAKAN
(SCREEN)
Ukuran yang digunakan bisa dinyatakan dengan
mesh maupun mm (metrik). Yang dimaksud mesh
adalah jumlah lubang yang terdapat dalam satu inchi
persegi (square inch), sementara jika dinyatakan
dalam mm maka angka yang ditunjukkan merupakan
besar material yang diayak
BAGIAN – BAGIAN SCREENING SECARA UMUM
1. J E N I S A Y A K A N
2. C A R A P E N G A Y A K A N
3. K E C E P A T A N P E N G A Y A K A N
4. U K U R A N A Y A K A N
5. W A K T U P E N G A Y A K A N
6. S I F A T B A H A N Y A N G A K A N D I A Y A K
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PROSES
PENGAYAKAN
Bentuk lubang ayakan
bulat, segi empat, kubus, balok, lonjong dsb (yang paling sering digunakan
adalah bujur sangkar)
Ukuran partikel
Stasioner screen
Berdasarkana gerak
pengayak Dinamik Screen
MACAM MACAM SCREENING
1. Parallel Rod Screen Terbuat dari steel bars, kayu atau cast iron.
Contohnya Grizzly
3. Woven Wire Screen Terbuat dari kawat yang dianyam, berupa baja,
tembaga, monel atau alloy-alloy lainnya.
BEBERAPA ALAT AYAKAN
• Grizzlies
• Shaking screens
• Vibrating screens
• Revolving screens / trommel
• Oscillating screens
• Reciprocating screens
1. AYAKAN SEJAJAR (GRIZZLY)
CARA KERJA :
• Umpan yang sangat kasar, jatuh pada ujung atas kisi.
• Bongkahan yang besar akan menggelinding ke bagian ujung dan
bongkahan kecil akan jatuh ke bawah masuk kedalam kolektor (pengumpul)
tersendiri.
• Jarak antara setiap batang pada bagian atas dibuat cukup lebar
dibandingkan bagian bawah agar kuat tanpa terjadi penyumbatan oleh
bongkahan yang hanya lolos sebagian.
• Jarak antara batang berkisar 2 – 8 in
2. SHAKING SCREEN
• Adalah sebuah alat yang digunakan untuk menspesifikasikan
ukuran dari bijih logam yang akan kita proses
sebelum dimasukkan ke dalam bins (tempat penyimpanan).
Ayakan ini mempunyai bingkai berbentuk segiempat, yang
digerakkan Maju Mundur.
CARA KERJA
• Menggunakan prinsip gerakan bolak balik (shake) yang bekerja pada kondisi miring
• Beroperasi dalam dengan jumlah stroke 60 - 800 per menit
• Mengecilkan ukuran hingga <12mm
Pengunaan :
1. Kelebihan
- Harga lebih murah dari vibrating screen
2. Kekurangan
- Biaya perawatan tinggi, terutama pada dinamo motor dan sikat
- Tidak dapat menghasilkan produk yang uniform seperti Vibrating
Screen
- Kebutuhan tempat / ruangan relative besar
5. OSCILLATING SCREEN
• Oscillating screen, ayakan dinamis pada frekuensi yang lebih rendah dari
vibrating screen (100-400 Hz) dengan waktu yang lebih lama. Oscillating
biasanya digunakan untuk mengani material yang berukuran kecil yang
mengalir bebas, berukuran tipis, berdebu, dan material lain yang sulit ditangani
dengan cara bias, yaitu untuk ukuran yang lebih kecil dari 4 mesh.
CARA KERJA
• Bahan dimasukkan dari lubang
diatas dan oscillator akan
berputar kemudian partikel-
partikel yang kecil akan
tersaring dan jatuh melewati
lubang yang bawah sedangkan
partikel yang besar tidak akan
tersaring. Hasil giling ini yang
kemudian dimasukkan kedalam
vibrating screener dan
mengalami proses pengayakan.
6. RECIPROCATING SCREEN
Ayakan dinamis dengan gerakan
menggoyang, pukulan yang panjang
(20-200 Hz). Digunakan untuk
pemindahan dengan pemisahan
ukuran.
Separasi ini biasa digunakan untuk:
• Material yang halus
• Material yang kering
• Ukuran kecil (light) yaitu sekitar 10
sampai 20 µm, dan terkadang
sampai 40 µm.
SCREEN ANALYSIS
• 1. Metode Pembuatan Screen Analysis
a. Hasil screen, misalnya dengan rasio dari ukuran 3 mesh hingga 200 mesh, dibersihkan
dengan kuas dan partikel yang dapat mengganggu disingkirkan
b. Hasil screen ini dimasukkan dalam sebuah wadah, dimana hasil berukuran 3 mesh berada di
atas dan hasil 200 mesh berada di bawah, lalu ditutup.
c. Material pemberat tertentu diletakkan di penutup, lalu penutup diganti
d. Ulangi langkah c selama beberapa kali
e. Keluarkan partikel berukuran 200 mesh dari wadah, lalu wadah diganti.
f. Proses diatas diulang beberapa kali hingga sebagian besar hasil sudah berukuran kurang
lebih 200 mesh.
g. Umumnya proses ini dilakukan selama 15-20 menit.
(Brown, 1978)
Faktor-faktor yang mempengaruhi keakuratan hasil:
• Hasil screen yang overload
• Gaya elektrostatis yang menyebabkan partikel-partikel mengalami adhesi
• Adanya uap air dapat memungkinkan terjadinya adhesi/kohesi pada partikel
(Brown, 1978)
Metode screen analysis dengan cara Wet-and-Dry Screening:
a. Sampel ditaruh di sebuah wadah, diberi air hingga berwujud seperti bubur.
b. Dekantasi sampel ini hingga mencapai ukuran tertentu (misal 200 mesh)
c. Penambahan air, pengadukan, dan dekantasi dilakukan terus hingga tidak
ada partikel halus di suspensi
d. Air dari botol cuci diberikan ke screen sampai tidak ada lagi yang menetes
e. Air didekantasi dari fraksi hasil yang kecil, lalu material dikeringkan
f. Hasil yang besar juga dikeringkan, satukan dengan seluruh hasil screen
Metode ini memberikan hasil yang lebih akurat karena kemungkinan
partikel kecil menempel ke partikel yang lebih besar dapat diminimalisir
(Brown, 1978)