Anda di halaman 1dari 22

Laporan Praktikum Teknik Kimia I

“PROSES PELARUTAN PADAT-CAIR”

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Di dalam suatu proses atau pengolahan dalam industri terdapat berbagai


macam proses yang bisa terjadi kapanpun maupun bisa terjadi bersamaan. Salah
satu proses Industri yang dimaksud adalah adalah pengadukan atau agitation dan
pencampuran. Proses pelarutan merupakan salah satu proses yang didukung oleh
mekanisme perpindahan massa batch untuk system gas-cair, cair-cair maupun
terhadap padat-cair yang sering dijumpai dalam Industri. Pelarutan padat cair
adalah proses melarutnya zat cair yaitu melarutnya zat terlarut (padatan) kedalam
pelarut (zat cair). Bahan-bahan tersebut menyebar secara acak sebelum terpisah
dalam dua fase atau lebih.

Proses pelarutan padat cair memiliki beberapa langkah percobaan dengan


suatu media berupa tangki dengan volume tertentu. Langkah pertama, mengukur
densitas pelarut (air), lalu masukkan dalam tangki pelarut dengan volume tertentu.
Timbang CaO dan catat berat sesuai kebutuhan, lalu masukkan CaO dalam
masing-masing tangki berisi pelarut (air). Kemudian letakkan tangki pelarut
dalam magnetic stirrer sesuai waktu pengadukan yang ditentukan. Lalu saring
endapan dengan kertas saring, masukkan oven hingga didapat berat konstan. Ukur
densitas filtrate, lalu ulangi percobaan sesuai variabel yang telah ditentukan.

Adapun tujuan dari percobaan ini antara lain untuk menentukan banyaknya
padatan yang dapat larut dalam pelarut. Untuk menghitung konsentrasi zat dan
viskositas larutan. Untuk membuat grafik antara persen recovery dengan berat
bahan awal.

Laboratorium Operasi Teknik Kimia Page | 1


Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur
Laporan Praktikum Teknik Kimia I
“PROSES PELARUTAN PADAT-CAIR”

I.2 Tujuan

1. Untuk menentukan banyaknya padatan yang dapat larut dalam pelarut.


2. Untuk menghitung konsentrasi zat dan viskositas larutan.
3. Untuk membuat grafik antara persen recovery dengan berat bahan awal.

I.3 Manfaat

1. Agar praktikan dapat mengetahui factor-faktor yang mempengaruhi


pelarutan padat cair.
2. Agar praktikan dapat mengetahui kelarutan suatu zat dalam suatu pelarut.
3. Agar praktikan dapat mengetahui hubungan antara persen recovery dengan
berat awal CaO.

Laboratorium Operasi Teknik Kimia Page | 2


Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur
Laporan Praktikum Teknik Kimia I
“PROSES PELARUTAN PADAT-CAIR”

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Secara Umum

Proses pengadukan (agitation) menunjukkan usaha yang menghasilkan


gerakan materi menurut cara tertentu (dengan arah dan pola tertentu) pada suatu
bahan di dalam bejana, dimana gerakan itu biasanya mempunyai semacam pola
sirkulasi. Sedangkan proses pencampuran (mixing) merupakan peristiwa
menyebarnya bahan-bahan lain. Dan sebaliknya sedangkan bahan-bahan itu
sebelum terpisah dalam dua fase atau lebih.

Mixer dan agitator memiliki fungsi yang sama, tetapi agitator menjalankan
banyak fungsi tambahan, memasukkan partikel zat dalam fluida untuk leaching
atau reaksi disperse gas sebagai penggelembung dalam liquida, emulsifikasi suatu
liquida terhadap media liquida yang lain. Pencampuran sendiri merupakan
sebagian dari penjelasan diatas tersebut, dan merupakan blending komponen yang
terpisah dengan arti mikroskopis sehingga difusi mikroskopis mencapai
homogenitas yang sempurna.

1. Larutan
Larutan adalah campuran homogeny yang terdiri dari dua ataau lebih zat.
Zat yang jumlahnya lebih sedikit didalam larutan disebut (zat) terlarut atau
solute, sedangkan zat yang jumlahnya lebih sedikit didalam larutan larutan
disebut (zat) terlarut, yang jumlahnya banyak solvent (pelarut). Komposisi
zat terlarut dan pelarut dalam larutan dinyatakan dalam konsentrasi
larutan, sedangkan proses pencampuran zat terlarut dan pelarut
membentuk larutan disebut pelarutan atau solvasi. Contoh larutan yang
umum dijumpai adalah padatan yang dilarutkan dalam cairan seperti
garam, gula yang dilarutkan dalam air. Gas dapat pula dilarutkan dalam
cairan. Misalnya, karbon monoksida, karbon dioksida atau oksigen dalam

Laboratorium Operasi Teknik Kimia Page | 3


Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur
Laporan Praktikum Teknik Kimia I
“PROSES PELARUTAN PADAT-CAIR”

air. Selain itu, caiaran dapat pula larut dalam cairan lain, sementara gas
larut dalam gas lain. Terdapat pula larutan padat, misalnya aloi dan
mineral tertentu.
2. Pelarutan
Pada proses pelarutan, tarikan antar partikel komponen murni terpecah dan
tergantikan dengan tarikan antara pelarut dengan zat terlarut. Terutama
jika pelarut dan zat terlarut sama-sama polar akan terbentuk suatu struktur
zat pelarut mengelilingi zat terlarut, hal ini memungkinkan interaksi antara
zat terlarut dan pelarut tetap stabil. Bila komponen zat terlarut
ditambahkan terus-menerus ke dalam pelarut. Pada suatu titik komponen
yang ditambahkan tidak akan dapat larut lagi. Misalnya, jika zat
terlarutnya berupa padatan dan pelarutnya berubah cairan, pada suatu titik
padatan tersebut tidak dapat larut lag dan terbentuklah endapan. Jumlah
zat terlarut dalam larutan tersebut disebut sebagai larutan jenuh. Titik
tercapainya keadaan jenuh larutan dapat sangat dipengaruhi oleh berbagai
factor lingkungan yaitu seperti suhu, tekanan dan kontaminasi.
3. Kelarutan
Merupakan massa 1 gram zat terlarut dalam 1 liter zat pelarut atau dapat
juga kelarutan diartikan sebagai kemampuan suatu zat kimia tertentu, zat
(terlarut) solute, untuk larut dalam suatu pelarut (solvent). Kelarutan
dinyatakan dalam jumlah maksimum zat terlarut yang larut dalam suatu
dalam suatu pelarut pada kesetimbangan. Larutan hasil disebut larutan
jenuh. Zat-zat terlarut dapat larut dengan perbandingan apapun terhadap
suatu pelarut. Contohnya adalah etanol dalam air.
(Redyptya, 2015)
II.1.1 Pencampuran
Keberhasilan operasi suatu proses pengolahan sering bergantung pada
efektifitasnya pengadukan dan pencampuran zat cair dalam prose situ. Istilah
pengadukan dan pencampuran yang sering di kacau balaukan sebenarnya tidaklah
sinonim. Pengadukan (agitation) menunjukkan gerakan yang terinduksi menurut
cara tertentu pada suatu didalam bejana, dimana gerakan itu biasanya mempunyai

Laboratorium Operasi Teknik Kimia Page | 4


Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur
Laporan Praktikum Teknik Kimia I
“PROSES PELARUTAN PADAT-CAIR”

semacam pola sirkulasi. Pencampuran ialah peristiwa menyebarnya bahan-bahan


secara acak, dimana bahan itu sebelumnya terpisah dalam dua fase atau lebih.
Istilah pencampuran digunakan untuk berbagai ragam operasi, dimana
derajat homogenitas bahan yang bercampur sangat berbeda-beda. Perhatikan
umpamanya satu kasus, dimana dua macam gas digabungkan dalam satu tempat
hingga seluruhnya dicampur dengan baik dan kasus lain dimana pasir, kerikil dan
semen diaduk didalam drum putar selama beberapa waktu. Dalam kedua kasus itu
bahan-bahan dapat bercampur, namun jells pula bahwa homogenitasnya berbeda.
Tujuan pengadukan. Pengadukan zat cair dilakukan untuk berbagai ,aksud
bergantung dari tujuan langkah pengolahan itu sendiri. Tujan pengadukan antara
lain:
a. Untuk membuat suspense partikel zat padat.
b. Untuk meramu zat cair yang mampu campur (miscible), umpamanya
metal alcohol dan air.
c. Untuk menyebarkan zat cair yang tidak dapat bercampur dengan zat cair
yang lain, sehingga membentuk emulsi atau suspense butiran-butiran
halus.
d. Untuk menyebarkan (disperse) gas didalam zat cair dalam bentuk
gelembung-gelembung kecil.
e. Untuk mempercepat perpindahan kalor antara zat cair dengan kumparan
atau mantel kalor.
Terkadang pengaduk (agitator) digunakan untuk beberapa tujuan sekaligus
seperti umpamanya dalam hidrogenasi katalitik daripada zat cair. Dalam
bejana hidrogenasi gas hydrogen didispersikan melalui zat cair dimana
terdapat partikel-partikel katalis padat dalam keadaan suspense. Sementara
kalor suspense diangkut keluar melalui kumparan atau mantel.
(Mc.Cabe, 1999)
II.1.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Proses Pelarutan Padat Cair
Adapun factor-faktor yang dapat mempengaruhi suatu proses pelarutan
padat cair adalah:
1. Suhu

Laboratorium Operasi Teknik Kimia Page | 5


Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur
Laporan Praktikum Teknik Kimia I
“PROSES PELARUTAN PADAT-CAIR”

Pada dasarnya, kelarutan meningkat seiring dengan naiknya suhu.


2. Polaritas
Dalam kebanyakan kasus zat terlarut, laut dalam pelarut yang memiliki
polaritas yang sama.
3. Tekanan
Zat terlarut padat dan cair untuk sebagian besar zat terlarut padat dan cair,
tekanan tidak mempengaruhi kelarutan.
4. Ukuran partikel molekul
Semakin besar molekul zat terlarut, yaitu berat molekul dan ukuran
molekul maka semakin lama proses kelarutannya.
5. Pengadukan
Semakin cepat pemgadukannya maka semakin cepat pula kelarutannya.
(Anonim, 2017 “Faktor Pelarutan”)
II.1.3 Proses Perpindahan Massa
Proses perpindahan massa sangatlah penting dalam bidang ilmu
pengetahuan dan teknik perpindahan massa terjadi pada komponen dalam
campuran berpindah fase yang sama atau dari fase ke fase yang lain karena
adanya perbedaan konsentrasi.
Koefisien perpindahan massa terjadi pada komponen dalam campuran
berpindah dalam fase yang sama atau dari fase ke fase yang lain karena adanya
perbedaan konsentrasi. Koefisien perpindahan massa dibagi volume packing yang
disebut sebagai koefisien perpindahan massa overall volumetric.
Laju perpindahan massa per satuan luas dinyatakan sebagai
𝑁𝐴 = 𝐾𝐶 (𝐶𝐴 − 𝐶𝐴 ∗ ) .............................................................................................(1)
laju perpindahan massa dinyatakan dalam koefisien perpindahan massa
𝑑𝑞 = 𝐾𝑜𝑠 (𝐶 − 𝐶 ∗ ) ...............................................................................................(2)
dimana
𝑁𝐴 = laju perpindahan massa per satuan luas (cm/s)
𝐾𝐶 = koefisien perpindahan massa
𝐶𝐴 = konsentrasi jenuh zat A (g/ml)
𝐶𝐴 ∗ = konsentrasi zat A pada waktu tertentu (g/ml)

Laboratorium Operasi Teknik Kimia Page | 6


Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur
Laporan Praktikum Teknik Kimia I
“PROSES PELARUTAN PADAT-CAIR”

𝑑𝑞/𝑑𝑡 = laju perpindahan massa (cm/s)


𝐾𝑜𝑠 = koefisien perpindahan massa
𝐶 = konsentrasi jenuh (g/ml)
𝐶 ∗ = konsentrasi zat pada waktu tertentu (g/ml)
(Redypta, 2015)

Laboratorium Operasi Teknik Kimia Page | 7


Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur
Laporan Praktikum Teknik Kimia I
“PROSES PELARUTAN PADAT-CAIR”

II.2 Sifat Bahan

1. Kalsium Oksida
Sifat fisika
a. Bau : tidak berbau
b. Berat molekul : 56,08 g/ml
c. Warna : putih
d. Titik didih : 2850oC (5162of)
e. Melting point : 2572 oC (4661,6of)
Sifat kimia
a. Rumus molekul : CaO
b. Larut dalam asam, gliserol, larutan gula, practicallyinsoluble dalam
alcohol, sedikit larut dalam air dingin, air panas, tidak larut dalam
methanol, dietil eter, n-oktanol.
(Firda, 2014)
2. Aquadest
Sifat fisika
a. Tidak berwarna
b. Titik lebur : 0oC (273,15 K) (32oF)
c. Titik didih : 100oC (373,15 K) (212oF)
d. Tidak berasa
e. Tidak berbau
Sifat kimia
a. Rumus molekul : H2O
b. Sebagai pelarut universal
c. Air dapat memunculkan reaksi sehingga senyawa organic
melakukan replikasi
d. Dibutuhkan dalam fotosintesis dan respirasi
(Utami, 2012)

Laboratorium Operasi Teknik Kimia Page | 8


Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur
Laporan Praktikum Teknik Kimia I
“PROSES PELARUTAN PADAT-CAIR”

II.3 Hipotesa

Semakin berat massa CaO yang dilarutkan dalam aquadest maka semakin
benyak zat yang akan larut dalam aquadest. Berat CaO sebelum dilarutkan
memiliki massa yang lebih berat daripada massa CaO setelah dilarutkan.

Laboratorium Operasi Teknik Kimia Page | 9


Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur
Laporan Praktikum Teknik Kimia I
“PROSES PELARUTAN PADAT-CAIR”

II.4 Diagram Alir

Tentukan densitas pelarut.

Pelarut dengan volume tertentu dimasukkan ke dalam bejana berpengaduk.

Timbang zat padat dan masukkan ke dalam bejana yang berisi zat pelarut.

Lakukan operasi pengadukan.

Saring larutan tersebut.

Keringkan fase padat dan timbang berat kering.

Tentukan densitas filtrat.

Ulangi percobaan sesuai dengan variabel tertentu.

Laboratorium Operasi Teknik Kimia Page | 10


Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur
Laporan Praktikum Teknik Kimia I
“PROSES PELARUTAN PADAT-CAIR”

BAB III

PELAKSANAAN PRAKTIKUM

III.1 Bahan yang digunakan

1. CaO
2. Aquadest

III.2 Alat yang digunakan

1. Beaker glass
2. Stirrer
3. Kertas saring
4. Spatula
5. Corong
6. Piknometer
7. Neraca analitik
8. Magnet
9. Kaca arloji
10. Stopwatch
11. Labu ukur

III.3 Gambar Alat

Labu ukur Beaker glass Magnet Stirer Spatula

Laboratorium Operasi Teknik Kimia Page | 11


Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur
Laporan Praktikum Teknik Kimia I
“PROSES PELARUTAN PADAT-CAIR”

Kertas saring Piknometer Neraca analitik Kaca arloji Stopwatch

Corong

III.4 Rangkaian Alat

Keterangan:

1. Beaker Glass yang berisi larutan CaO dan Air


1
dan magnet yang dapat membuat larutan di dalam
gelas beaker itu berputar atau mengaduk.
2
2. Mesin magnetic stirrer
3. Tombol untuk mengatur kecepatan putaran
3 pengadukan

III.5 Prosedur Percobaan

1. Tentukan densitas pelarut (air), lalu masukkan pelarut ke bejana


berpengaduk dengan volume tertentu.
2. Timbang CaO (zat terlarut), dan catat beratnya dengan berat tertentu lalu
masukkan ke bejana berisi air (zat pelarut).
3. Lakukan oprasi pengadukan, sesuai waktu yang ditentukan.

Laboratorium Operasi Teknik Kimia Page | 12


Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur
Laporan Praktikum Teknik Kimia I
“PROSES PELARUTAN PADAT-CAIR”

4. Setelah oprasi selesai, saring filtrat lalu keringkan endapan dan catat
beratnya.
5. Tentukan densitas dari filtrat sisa.
6. Ulangi percobaan dengan menggunakan variabel tertentu.

Laboratorium Operasi Teknik Kimia Page | 13


Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur
Laporan Praktikum Teknik Kimia I
“PROSES PELARUTAN PADAT-CAIR”

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

IV.1 Hasil Pengamatan

Berat
Berat Densitas Densitas
Waktu CaO Volume Konsentrasi
Sisa Awal Akhir
(menit ) Awal (ml) CaO (M)
(gram) (gr/ml) (gr/ml)
(gram)
4 2,13 190 0,2 1,8281 0,91 0,9569
4 2,187 195 0,2 1,7896 0,91 0,9585
4 2,243 200 0,2 1,4647 0,91 0,962
4 2,299 205 0,2 1,3781 0,91 0,9638
4 2,355 210 0,2 1,2196 0,91 0,9657

IV.2 Tabel Hasil Perhitungan

a. Tabel % recovery Berdasarkan Padatan Sisa

Berat
Berat CaO Volume Konsentrasi Berat zat yang % recovery
sisa
Awal (gram) (ml) awal (M) larut (gram) (%)
(gram)
2,13 190 0,2 1,8281 0,3019 14,1737
2,187 195 0,2 1,7896 0.3974 18,171
2,243 200 0,2 1,4647 0.7783 34,699
2,299 205 0,2 1,3781 0.9209 40,056
2,355 210 0,2 1,2196 1,1354 48,212

Laboratorium Operasi Teknik Kimia Page | 14


Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur
Laporan Praktikum Teknik Kimia I
“PROSES PELARUTAN PADAT-CAIR”

b. Tabel %recovery Berdasarkan Densitas


Berat CaO Densitas Densitas
Volume Berat zat yang % recovery
Awal Awal akhir
(ml) larut (gram) (%)
(gram) (gr/ml) (gr/ml)

2,13 0,91 0,89284 190 0,01716 0,8056


2,187 0,91 0,89165 195 0,01835 0,8390
2,243 0,91 0,8913 200 0,0187 0,8337
2,299 0,91 0,89168 205 0,01832 0,7968
2,355 0,91 0,89178 210 0,01822 0,7736

IV.3 Grafik

Volume Vs % Recovery
60 R² = 0,963
50
% Recovery

40

30

20 Volume Vs % Recovery

10

0
190 195 200 205 210
(Volume,ml)

Grafik 1. Hubungan antara % Recovery dan Volume pelarut berdasarkan


sisa padatan

Laboratorium Operasi Teknik Kimia Page | 15


Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur
Laporan Praktikum Teknik Kimia I
“PROSES PELARUTAN PADAT-CAIR”

Volume Vs % Recovery
2.4
R² = 0,924
2.35
% Recovery

2.3

2.25

2.2 Series1

2.15

2.1
190 195 200 205 210
(Volume,ml)

Grafik 2. Hubungan antara % Recovery dan Volume pelarut berdasarkan


densitas

IV.4 Pembahasan
Dari hasil percobaan proses pelarutan padat cair, menggunakan bahan
CaO seberat 2,13; 2,187; 2,243; 2,299 dan 2,355 gram yang dilarutkan dalam air
dengan konsentrasi 0,2 M dalam waktu 4 menit. Berat CaO sebelum dilarutkan
sebesar 2,13; 2,187; 2,243; 2,299 dan 2,355 gram dan setelah dilarutkan selama
4 menit secara berturut-turut 1.8281 gr ; 1,7896 gr ; 1,4647 gr ; 1,3781 gr, dan
1,2196 gr. Data lain yang didapat yaitu densitas, dimana untuk densitas akhir
setelah pelarutan secara berturut-turut adalah 0,9569 gr/mL ; 0,9585 gr/mL ; 0,962
gr/mL ; 0,9638 gr/mL ; dan 0,96578 gr/ mL, dan untuk densitas mula mula adalah
0,91 gr/mL. Didapatkan hasil densitas setelah pengadukan sesuai teori, densitas
akhir lebih besar karena adanya zat terlarut (CaO) dalam larutan dan pada mula-
mula belum ada zat terlarut. Selain itu juga diperoleh data bahwa berat CaO
sebelum dilarutkan memiliki massa yang lebih besar dibandingkan dengan massa
CaO setelah dilarutkan. Hal ini disebabkan karena terjadi perpindahan massa CaO
yang dapat larut sebagian massanya ke dalam air.

Dalam percobaan diperoleh data berdasarkan padatan sisa dimana CaO


mula mula adalah 2,13 gr, pada pengadukan selama 4 menit didapat berat yang

Laboratorium Operasi Teknik Kimia Page | 16


Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur
Laporan Praktikum Teknik Kimia I
“PROSES PELARUTAN PADAT-CAIR”

dapat larut sebesar 0.3019 gram dengan % recovery 14,1737%, pada CaO seberat
2,187 gr diperoleh berat yang dapat larut sebesar 0,3974 gram dengan % recovery
18,171%, pada pada CaO seberat 2,243 gr diperoleh berat yang dapat larut sebesar
0,7783 gram dengan % recovery 34,6990 %, pada CaO seberat 2,299 gr diperoleh
berat yang dapat larut sebesar 0,9209 gram dengan % recovery 40,0565%, pada
CaO seberat 2,355 gr diperoleh berat yang dapat larut sebesar 1,1354 gram
dengan % recovery 48,2123 %. CaO setelah melalui proses pelarutan padat-cair,
massa dari CaO menjadi lebih ringan dari massa awalnya.

Dalam hasil percobaan jika dibandingkan dengan hasil teori pada


literatur, maka dapat disimpulkan bahwa, telah terjadi perpindahan massa antara
sebagian massa CaO didalam pelarut Air, dimana pada peristiwa ini disebut
dengan peristiwa perpindahan massa, yang menyebabkan massa sebelum CaO
mengalami proses pelarutan memiliki massa yang lebih berat dari pada CaO
setelah mengalami proses pelarutan, karena dibantu oleh proses pengadukan
sehingga sebagian massa CaO yang telah larut ikut terdistribusi secara teratur
dengan pola sirkulasi ke dalam partikel larutan air sehingga menjadi campuran
yang homogen. Tinggi rendahnya nilai % recovery berbanding terbalik dengan
berat CaO mula mula, semakin bertambah berat CaO maka semakin sedikit zat
terlarutnya. Sehingga nilai % recorvery berbanding terbalik dengan berat CaO.

Laboratorium Operasi Teknik Kimia Page | 17


Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur
Laporan Praktikum Teknik Kimia I
“PROSES PELARUTAN PADAT-CAIR”

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

V.1 Kesimpulan
1. Densitas awal pelarut lebih kecil daripada densitas pelarut setelah
ditambahkan CaO.
2. Semakin kecil densitas akhir larutan maka semakin kecil %recovery yang
didapatkan.
3. Semakin sedikit berat zat terlarut maka semakin kecil %recovery yang
didapatkan.

V.2 Saran
1. Sebaiknya praktikan berhati-hati dalam melaksanakan proses penyaringan
sehingga zat padat tidak tercampur dalam filtrat.
2. Sebaiknya praktikan lebih teliti dalam mengamati bahan pada saat proses
pengeringan.
3. Sebaiknya praktikan lebih berhati-hati dalam melaksanakan praktikum
agar tidak terjadi kesalahan data.

Laboratorium Operasi Teknik Kimia Page | 18


Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur
Laporan Praktikum Teknik Kimia I
“PROSES PELARUTAN PADAT-CAIR”

DAFTAR PUSTAKA

Anonym.2017.”Factor Affecting Solubility”.(www.solubilityofthings.com/basics/


factor-afecting-solubility.php).Diakses pada tanggal 25 April 2017 pukul
20.13 WIB.
Firda, Ferdi.2014.”MSDS Kalsium Oksida”.(http://infocendekia-ff.blogspot.co.id
/2014/12/msds-kalsium-oksida-cao-bahasa Indonesia.html).Diakses pada
tanggal 25 April 2017 pukul 19.30 WIB.
Mc.Cabe, Warren L.1999.”Operasi Teknik Kimia I”.Jakarta:Erlangga.
Redypta.2015.”Proses Pelarutan Padat Cair”.(http://pelarutan_padat_cair_blog
spot.co.id/2015/11/proses-pelarutan-padat-cair).Diakses pada tanggal 25
April 2017 pukul 20.15 WIB.
Utami, Atini Wahyu.2012.”Sifat Fisika dan Kimia Air”.(http://atiniwahyuutami
09303241038.wordpress.com/2012/12/25/sifat-fisika-dan-kimiaair/).
Diakses pada tanggal 25 April 2017 pukul 19.45 WIB.

Laboratorium Operasi Teknik Kimia Page | 19


Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur
Laporan Praktikum Teknik Kimia I
“PROSES PELARUTAN PADAT-CAIR”

APPENDIX

1. Perhitungan berat pada Konsentrasi CaO

a. Konsentrasi CaO 0,2 M, volume 190

W
𝑀=
BM X V

W
0,2 =
56,08 X 0,19

W = 2,13 gram

2. Perhitungan Densitas awal (Air)

Berat Pikno kosong = 13,294 gram

Berat Pikno isi air = 22,4179 gram

Densitas awal (H2O) :

𝑊 𝑃𝑖𝑘𝑛𝑜 𝑖𝑠𝑖−𝑊 𝑝𝑖𝑘𝑛𝑜 𝑘𝑜𝑠𝑜𝑛𝑔 22,2224 −13,294


ρ= = = 0,91 gr/ml
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑝𝑖𝑘𝑛𝑜 10

3. Perhitungan Densitas akhir

Berat Pikno kosong = 13,294 gram

a. Massa CaO : 2,13 gram

𝑊 𝑃𝑖𝑘𝑛𝑜 𝑖𝑠𝑖−𝑊 𝑝𝑖𝑘𝑛𝑜 𝑘𝑜𝑠𝑜𝑛𝑔 22,863−13,294


ρ= = = 0,9569 gr/ml
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑝𝑖𝑘𝑛𝑜 10

b. Massa CaO : 2,187 gram

𝑊 𝑃𝑖𝑘𝑛𝑜 𝑖𝑠𝑖−𝑊 𝑝𝑖𝑘𝑛𝑜 𝑘𝑜𝑠𝑜𝑛𝑔 22,879−13,294


ρ= = = 0,9585 gr/ml
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑝𝑖𝑘𝑛𝑜 10

c. Massa CaO : 2,243 gram

𝑊 𝑃𝑖𝑘𝑛𝑜 𝑖𝑠𝑖−𝑊 𝑝𝑖𝑘𝑛𝑜 𝑘𝑜𝑠𝑜𝑛𝑔 22,914−13,294


ρ= = = 0,962 gr/ml
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑝𝑖𝑘𝑛𝑜 10

Laboratorium Operasi Teknik Kimia Page | 20


Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur
Laporan Praktikum Teknik Kimia I
“PROSES PELARUTAN PADAT-CAIR”

d. Massa CaO : 2,299 gram

𝑊 𝑃𝑖𝑘𝑛𝑜 𝑖𝑠𝑖−𝑊 𝑝𝑖𝑘𝑛𝑜 𝑘𝑜𝑠𝑜𝑛𝑔 22,932−13,294


ρ= = = 0,9638 gr/ml
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑝𝑖𝑘𝑛𝑜 10

e. Massa CaO : 2,355 gram

𝑊 𝑃𝑖𝑘𝑛𝑜 𝑖𝑠𝑖−𝑊 𝑝𝑖𝑘𝑛𝑜 𝑘𝑜𝑠𝑜𝑛𝑔 22,9518−13,294


ρ= = = 0,96578 gr/ml
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑝𝑖𝑘𝑛𝑜 10

4. Perhitungan Berat Zat Terlarut

a. Berat Zat terlarut = Berat awal – Berat sisa

= 2,13 – 1,8281

= 0,3019 gram

b. Berat Zat terlarut = Berat awal – Berat sisa

= 2,187 – 1,7896

= 0.0485 gram

c. Berat Zat terlarut = Berat awal – Berat sisa

= 2,243 – 1,4647

= 0,052 gram

d. Berat Zat terlarut = Berat awal – Berat sisa

= 2,299 – 1,3781

= 0,0538 gram

e. Berat Zat terlarut = Berat awal – Berat sisa

= 2,355 – 1,2196

= 0,05578 gram

Laboratorium Operasi Teknik Kimia Page | 21


Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur
Laporan Praktikum Teknik Kimia I
“PROSES PELARUTAN PADAT-CAIR”

5. Perhitungan % recovery

a. Berdasarkan Berat Padatan Sisa

𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑧𝑎𝑡 𝑡𝑒𝑟𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡


% recovery = x 100 %
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑎𝑤𝑎𝑙

0,3019
= x 100%
2,13

= 14,1737 %

b. Berdasarkan Densitas Larutan

𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑧𝑎𝑡 𝑡𝑒𝑟𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡


% recovery = 𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑎𝑤𝑎𝑙
x 100 %

0,0469
= x 100%
2,13

= 2,2018%

Laboratorium Operasi Teknik Kimia Page | 22


Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur

Anda mungkin juga menyukai