Anda di halaman 1dari 32

LAPORAN PRAKTIKUM

UTILITAS

Acara : Pengolahan Air Secara Fisis (Sand Filter)

Disusun oleh

Nama : Stevanus Kawentar Adi Linuwih


NIM : 021190001

Plug/Kelompok : A/1

Fakultas/Program Studi : Teknik Industri / D3 Teknik Kimia

Hari/Tanggal : Selasa, 1 Desember 2020

Asisten Pembimbing : Rizqi Ahmad Nurbuwono

LABORATORIUM UTILITAS
PROGRAM STUDI D3 TEKNIK KIMIA

JURUSAN TEKNIK KIMIA


FAKULTAS TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”

YOGYAKARTA
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat dan karunia-
Nya sehingga saya dapat menyelesaikan dan menyusun Laporan Praktikum Utilitas dengan
judul “Pengolahan Air Secara Fisis (Sand Filter)” ini dengan baik.

Adapun tujuan dari penulisan Laporan Praktikum ini adalah agar praktikan memahami
penggunaan teori dan praktik pada Praktikum Utilitas “Pengolahan Air Secara Fisis (Sand
Filter)”, serta untuk memenuhi tugas Praktikum Utilitas.

Ucapan terima kasih saya sampaikan kepada semua pihak yang telah membantu saya
dalam penyusunan laporan ini baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu,
saya ucapkan terima kasih kepada :

1. Mitha Puspitasari, ST., M.Eng selaku dosen pengampu praktikum Utilitas.


2. Rizqi Ahmad Nurbuwono selaku asisten pembimbing yang telah memberikan arahan
selama praktikum berlangsung.
3. Rekan kelompok praktikum atas kerja sama yang baik selama praktikum berlangsung.
4. Semua pihak yang telah membantu sehingga laporan ini dapat tersusun sebagaimana
mestinya

Saya menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini terdapat banyak kekurangan.
Maka saya sebagai penulis sangat menerima segala bentuk kritik maupun saran yang bersifat
membangun. Semoga laporan ini dapat bermanfaat untuk pembelajaran dan pengembangan
ilmu bagi saya, pembaca, dan masyarakat luas.

Yogyakarta, 7 Desember 2020


Praktikan

(Stevanus Kawentar Adi Linuwih)


BAB I
PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang


Berdasarkan terjadi atau tidaknya reaksi, proses pengolahan air dibagi menjadi proses
fisis dan kimiawi. Dalam kajian keilmuan, dua jenis proses ini (fisis & kimiawi) biasanya dikaji
secara terpisah agar memudahkan pembelajaran untuk memetakan fakta dan masalah yang ada.
Namun dalam penerapannya dalam industri (khususnya), dua jenis pengolahan air ini selalu
dilakukan bersamaan, entah secara seri atau parallel atau simultan.

Pada acara ini, akan kita coba menjernihkan air dengan meniru proses yang dilakukan
oleh bumi ini. Mayoritas penduduk bumi mendapatkan air jernih untuk keperluan sehari-hari
dari sumur (air tanah). Air tanah cenderung lebih bersih dari pada air permukaan. Kita petakan
disini berdasarkan asal perolehannya sumber air dibagi menjadi dua yaitu air tanah dan air
permukaan. Air permukaan adalah air yang berada diatas air permukaan bumi, seperti : air laut,
air sungai, danau, gletser, dll. Sedangkan air tanah adalah air yang berasal dari bawah lapisan
permukaan tanah, seperti air sumur dan air produksi pengeboran.

Lapisan tanah di bumi ini punya kemampuan menjernihkan air dengan cara filtrasi,
bagian tanah yang berpori membuat air terserap pada berbagai lapisan bumi dan kotoran yang
ada pada air menempel pada bagian-bagian segmen lapisan bumi. Jika faktor lain diabaikan
maka semakin dalam lapisan tanah maka semakin baik air yang didapat. Logika lain juga
mengatakan semakin kotor input air yang merembes ke lapisan tanah maka semakin lama
proses penjernihan terjadi. Lalu timbul pertanyaan apakah mungkin suatu saat lapisan tanah
akan mencoba mengamati dan mempelajari proses ini dengan menggunakan miniature yang
kita sebut sand filter. Sand filter hanyalah salah satu jenis pengolahan air secara fisis yang
sederhana dan mudah diterapkan pada berbagai situasi.
I.2 Tujuan
1. Praktikan dapat mengukur atau menghitung pH, densitas dan TDS sebelum dan sesudah
perlakuan.
2. Praktikan memahami dan mampu menjelaskan fungsi masing-masing jenis penyusun
sand filter.
3. Praktikan bisa membandingkan efektifitas dua jenis sand filter terhadap kualitas
perolehan filtrat.

I.3 Dasar Teori


A. Peralatan Proses Filtrasi
Peralatan untuk proses filtrasi konvensional dan murah adalah sand filter.
Kekurangan alat ini adalah proses penyaringan terjadi cukup lama. Maka dari itu sudah
banyak jenis alat filtrasi yang dibuat mulai dari plate and filter press sampai jenis rotary
vaccum filters.

Gambar 1.3.1 Sand Filter


Plate and frame filter press jenis ini yang diaplikasikan di Industri umumnya
terdiri atas tujuh bagian medium filter dari logam yang saling menutupi secara renggang
dan tempat yang cukup untuk menampung cake sampai filtrasi selesai. Tipe lain
memiliki pelat yang saling sejajar sehingga dapat digunakan dengan medium filter
berupa penyaring kertas atau kain secara terpisah dari alamat utama. Medium filter dapat
dimasukkan pada peralatan filtrasi dengan membuka frame yaitu tempat cake terbentuk.
Tipe peralatan filtrasi jenis ini digunakan jika cake yang akan terbentuk relative kering.
Alat ini tidak dapat digunakan untuk bahan-bahan yang beracun dan berbahaya.
Gambar 1.3.2. Plate and Frame Filter Press

Tipe alat filtrasi tipe candle dapat dilihat pada Gambar 1.3.3. Alat ini
tergantung pada tabung-tabung yang fungsinya mirip tali penarik. Jenis ini dapat
digunakan untuk mengolah bahan aerosol staupun yang berbahaya dan beracun. Cake
terbentuk pada bagian luar alat filtrasi itu dan filtrat mengalir melalui cake yang
terakumulasi menuju bagian atas untuk dibuang. Peralatan ini dibersihkan dengan cara
backwash.

Gambar 1.3.3. Candle Filter

Jenis lainnya adalah rotary vaccum filter. Jenis ini paling banyak digunakan
pada skala besar di industry kimia karena dapat menangani padatan yang sulit difilter,
dan banyak dilengkapi sarana otomatis sehingga tenaga manual yang dibutuhkan tidak
banyak.
Gambar 1.3.4. Skema Rotary Vaccum Filter
Desain Rotary vaccum filter juga sangat bervariasi. Bentuk dasar rotary
vaccum filter adalah Gambar 1.3.4. Filter ini dilengkapi drum yang terus berputar.
Tekanan di luar drum adalah tekanan atmosferik, tetapi di dalam drum mendekati
vakum. Drum ini dimasukkan ke dalam cairan yang mengandung suspense padatan yang
akan difilter, lalu drum diputar dengan kecepatan rendah selama operasi. Cairan tertarik
melewati filter cloth karena tekanan vakum, sedangkan padatan akan tertinggal di
permukaan luar drum membentuk cake. Jika cake akan diambil dari drum, putaran drum
dihentikan, drum dikeluarkan dari fasa cair, cake dicuci, dikeringkan, dan kemudian
diambil. Pengambilan padatan dari drum dilakukan dengan sejenis pisau yang juga
bermacam- macam jenis dan desainnya bergantung jenis cake.

B. Medium Filter
Secara umum, baik pada sand filter, plate & frame filter press, candle atau
rotary drum vaccum filter, maka dipersyarati memiliki medium penyaring pada setiap
filter harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :
1. Harus dapat menahan zat padat yang akan disaring dan menghasilkan filtrat yang
cukup jernih.
2. Tidak mudah tersumbat.
3. Harus tahan secara kimiawi dan kuat secara fisik dalam kondisi proses.
4. Tidak mahal.
Pada sand filter biasanya konfigurasi komposisi lapisan disesuaikan dengan
input air keruh yang akan di treatment. Berikut bahan yang biasa di pakai, kerikil
sedang, kerikil kecil, ijuk, bongkahan arang, pasir halus, pecahan genteng, Berikut
contoh susunan gravity sand filter yang terintegrasi dengan proses sedimentasi.
Gambar 1.3.5. Susunan Sand Filter
BAB II
PELAKSANAAN DAN PERCOBAAN

II.1 Alat dan Bahan


A. Alat:
1. Sand filter 6. Baskom
2. Gelas ukur 7. TDS meter
3. Gelas beaker 8. Batang pengaduk
4. Timbangan 9. Pipet ukur
5. pH indikator 10. Bola hisap

B. Bahan:
1. Air 600 ml
2. CaCO3 9 gram
3. Sunlight 4 ml
4. Pasir 7 gram
5. HCl pekat 8 ml

II.2 Rangkaian Alat

Gambar.II.2. Rangkaian alat Sand Filter


II.3 Diagram Alir

Gambar.II.3. Diagram Alir Proses Sand Filter


BAB III
HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

III.1 Hasil Pengamatan


Tabel.III.1. Data Percobaan

Sampel Limbah
Sebelum Perlakuan Setelah Perlakuan
Keterangan
Limbah I Limbah II Limbah I Limbah II
pH 6 6 7 7
Total Dissolve
632 721 325 96
Solid
Densitas (ρ) 1,0099 gr/ml 1,0045 gr/ml 1,0006 gr/ml 0,9966 gr/ml
Putih
Warna larutan Putih pekat Bening Bening
kecoklatan
Kekeruhan Keruh Keruh Tidak keruh Tidak keruh

- Suhu aquadest = 30℃


- Densitas aquadest = 0,995647 gr/ml

Waktu tetesan (detik)

- Limbah I (dengan pasir) tetesan pertama 36”, tetesan terakhir 4’40”


- Limbah II (tanpa pasir) tetesan pertama 20”, tetesan terakhir 3’20”

- Berat piknometer kosong = 15,0231 gram


- Berat pinometer isi aquadest = 40,5954 gram
- Berat piknometer + limbah sebelum perlakuan = 40,9631 gram (1)

= 40,8236 gram (2)

- Berat pinometer + limbah sesudah perlakuan = 40,7236 gram (1)

= 40,6217 gram (2)


III.2 Perhitungan
1. Sampel 1 (dengan pasir)
A. Menghitung Volume Aquadest
▪ Waquadest = Wpa – Wp
= Wa

▪ Waquadest = 40,5954 gram – 15,0231 gram


= 25,5723 gram

Wa
▪ Vaquadest =
ρa
25,5723 gram
=
0,995647 gram/ml

= 25,6841 ml

B. Menghitung Densitas Limbah Awal


▪ Wlimbah = Wpl – Wp
= Wl

▪ Wl = 40,9631 gram – 15,0231 gram


= 25,9400 gram

Wl
▪ 𝜌𝑙 =
Vp
25,9400 gram
=
25,6841 ml

= 1,0099 gram/ml

C. Menghitung Densitas Hasil Saring


▪ Ws = Wps – Wp
= 40,7236 gram – 15,0231 gram
= 25,7005 gram

Ws
▪ 𝜌s =
Vp
25,7005 gram
=
25,6841 ml

= 1,0006 gram/ml
D. Menghitung Efisiensi Sand Filter
ρ limbah awal− ρ hasil akhir
𝜀 = | ρ limbah awal
| x 100 %
gram gram
1,0099 ml
−1,0006 ml
= | gram | x 100 %
1,0099 ml

= 0,9208 %

2. Sampel 2 (tanpa pasir)


A. Menghitung Volume Aquadest
▪ Waquadest = Wpa – Wp
= Wa
▪ Waquadest = 40,5954 gram – 15,0231 gram
= 25,5723 gram

Wa
▪ Vaquadest =
ρa
25,5723 gram
=
0,995647 gram/ml

= 25,6841 ml

B. Menghitung Densitas Limbah Awal


▪ Wlimbah = Wpl – Wp
= Wl
▪ Wl = 40,8236 gram – 15,0231 gram
= 25,8005 gram

Wl
▪ 𝜌𝑙 =
Vp
25,8005 gram
=
25,6841 ml
= 1,0045 gram/ml

C. Menghitung Densitas Hasil Saring


▪ Ws = Wps – Wp
= 40,6217 gram – 15,0231 gram
= 25,5986 gram
Ws
▪ 𝜌s =
Vp
25,5986 gram
=
25,6841 ml
= 0,9966 gram/ml

D. Menghitung Efisiensi Sand Filter


ρ limbah awal− ρ hasil akhir
𝜀 = | ρ limbah awal
| x 100 %
gram gram
1,0045 ml
−0,9966 ml
= | gram | x 100 %
1,0045 ml

= 0,7864 %

III.3 Pembahasan

Pada praktikum Sand Filter kali ini, fungsi utama dari sand filter adalah untuk
menyaring partikel-partikel pengotor yang terdapat di dalam air. Di dalam alat sand filter
menggunakan beberapa media penyaring dengan lapisan yang berbeda, yaitu:
1. Pasir kasar
Fungsi dari adanya pasir yaitu untuk menyaring partikel – partikel kotoran yang
berukuran kecil. Selain itu, fungsi dari pasir pada percobaan ini untuk menjernihkan air
yang semula keruh dan membersihkan kotoran yang tidak larut.
2. Dakron
Fungsi dari adanya dakron untuk menyaring partikel – partikel halus yang sebelumnya
tidak tersaring menggunakan media saring sebelumnya.
3. Arang
Fungsi dari penggunaan arang pada percobaan ini untuk menghilangkan bau yang
terdapat pada air dan menghilangkan warna pucat/kuning pada air. Pemilihan arang
pada percobaan kali ini, karena arang memiliki daya serap yang tinggi dan dapat dengan
mudah membantu menjernihkan air.
4. Biokeramik
Berfungsi sebagai penyaring kotoran yang masih terbawa dan berfungsi untuk
menghilangkan bakteri – bakteri buruk yang terdapat pada air.
5. Batu kerikil
Fungsi batu kerikil yaitu sebagai celah agar air dapat mengalir ke bawah dan berfungsi
sebagai media penahan agar kotoran yang besar tidak terbawa keluar.

Pada percobaan limbah pertama didapatkan TDS sebelum perlakuan sebesar 632 dan
hasil TDS setelah perlakuan sebesar 325. Sedangkan, pada percobaan kedua didapatkan TDS
sebelum perlakuan sebesar 721 dan hasil TDS setelah perlakuan sebesar 96. Berdasarkan data
tersebut, nilai TDS sebelum perlakuan lebih besar dibandingkan dengan setelah perlakuan atau
menurun. Hal ini terjadi karena jumlah padatan yang tertinggal, setelah adanya perlakuan,
hasilnya lebih kecil dibandingkan dengan padatan sebelum adanya perlakuan, kondisi ini terjadi
karena adanya proses penyaringan yang menyebabkan padatan telah berkurang.
Pada percobaan kali ini didapatkan juga hasil besarnya pH, pada percobaan sebelum
perlakuan dan sesudah perlakuan terjadi kenaikan pH yang semula sebesar 6 menjadi 7. Hal itu
terjadi karena adanya penggunaan media arang yang dapat menyerap kandungan asam pada air
tersebut sehingga pH air akan semakin tinggi (menjadi netral).
Pada praktikum sand filter terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi proses filtrasi
yaitu:
1. Debit filtrasi
Besarnya debit dapat mempengaruhi hasil filtrasi, karena semakin besar
debit maka aliran akan semakin cepat yang berdampak pada kurangnya waktu
kontak antara media penyaring dengan air yang disaring.
2. Konsentrasi kekeruhan
Konsentrasi sangat mempengaruhi efisiensi dari filtrasi. Konsentrasi air
yang sangat tinggi akan menyebabkan tersumbatnya lubang pori dari media atau
akan terjadi clogging.
3. Temperature
Terjadinya perubahan suhu saat penyaringan akan mempengaruhi daya
adsorpsi yang berdampak pada efisiensi daya saring filter.
4. Kedalaman media, ukuran, dan partikel
Ukuran media yang digunakan harus sesuai karena jika semakin tebal
maka proses filtrasi akan semakin lambat dan akan menambah biaya yang
dikeluarkan. Sebaliknya, jika media yang digunakan terlalu tipis maka proses
filtrasi akan berjalan kurang maksimal.
5. Tinggi muka air diatas media dan kehilangan tekanan
Keadaan tinggi muka air di atas media berpengaruh terhadap besarnya
laju filtrasi. Tersedianya muka air yang cukup tinggi di atas media akan
meningkatkan daya tekan air untuk masuk ke dalam pori sehingga akan
meningkatkan laju filtrasi.

Beberapa keunggulan menggunakan proses sand filter yaitu:


1. Tidak menggunakan bahan kimia sehingga dapat menekan biaya operasional /
murah.
2. Pada proses sand filter dapat menghilangkan ammonia dan polutan organik
karena proses penyaringan berjalan secara fisika dan biokimia.
3. Penggunaan sand filter cocok digunakan pada daerah yang masih pelosok atau
pedesaan karena proses sand filter sangat sederhana.

Mengacu pada Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor


P.68/Menlhk/Setjen/Kum.1/8/2016 tentang baku mutu air limbah, baku mutu air dapat
dikatakan memenuhi syarat apabila pH berada diantara 6 – 9. Seperti pada gambar dibawah ini.

Gambar.III.3.1. Baku Mutu Air Limbah Domestik

Pada percobaan kali ini pH yang didapatkan sebesar 6 dan 7, sehingga baku mutu air
yang dihasilkan telah memenuhi syarat. Selain itu, menurut Peraturan Menteri Kesehatan
Nomor 32 Tahun 2017 yang mengacu pada standar baku mutu kesehatan lingkungan, nilai TDS
atau zat padat terlarut maksimum yang diperbolehkan yaitu 1000 mg/l. Seperti gambar dibawah
ini.
Gambar.III.3.2. Parameter Fisik dalam Standar Baku Mutu Kesehatan

Pada percobaan kali ini hasil TDS yang didapatkan yaitu sebesar 325 mg/l dan 96 mg/l
yang berarti telah memenuhi persyaratan.
BAB IV
PENUTUP

IV.1 Kesimpulan
Pada praktikum kali ini dapat disimpulkan bahwa:
1. Nilai TDS yang dihasilkan sebelum perlakuan dan sesudah perlakuan mengalami
penurunan, sehingga dapat dikategorikan telah memenuhi persyaratan.
2. Diperoleh pH sebelum perlakuan sebesar 6 menjadi pH sebesar 7 setelah perlakuan
yang menunjukkan proses filtasi menjadikan larutan sampel menjadi netral.
3. Nilai efisiensi yang didapatkan pada sampel 1 sebesar 0,9208% sedangkan pada
sampel 2 sebesar 0,7864 % hal ini menunjukkan penggunaan media pasir dalam
proses sand filter berpengaruh dan meningkatkan efisiensi.
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. (2012, Januari). FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PROSES


FILTRASI. Retrieved from artikelpendidikanindonesia:
http://artikelpendidikanindonesia.blogspot.com/2012/01/faktor-faktor-yang-
mempengaruhi-
proses.html#:~:text=Faktor%E2%80%93faktor%20tersebut%20adalah%20debit,%2C
%20kehilangan%20tekanan%2C%20dan%20temperatur.

Darmawan, R. (2017, Januari). PERMEN LHK NO. 68 TAHUN 2016 TENTANG BAHAN
BAKU MUTU AIR LIMBAH DOMESTIK. Retrieved from slideshare:
https://www.slideshare.net/RizkiDarmawan4/permen-lhk-no68-2016-ttg-baku-mutu-
air-limbah-domestik.

Hutauruk, A. (2017, Agustus). PERATURAN MENTERI KESEHATAN NO. 32 TAHUN 2017.


Retrieved from slideshare: https://www.slideshare.net/adelinahutauruk7/permenkes-
no-32-tahun-2017-ttg-standar-baku-mutu-kesehatan-kesling-dan-persyaratan-
kesehatan-air-untuk-keperluan-higine-sanitasi-kolam-renang-solus-per-aqua-dan-
pemandian-umum.
Kekurangan dan kelebihan dari saringan pasir lambat. (2015). Retrieved from 123dok:
https://text-id.123dok.com/document/4zpdxoo7z-kekurangan-dan-kelebihan-dari-
saringan-pasir-lambat-pengertian.html.

LabChem. (2014). Safety Data Sheet Calcium Carbonate


Safety Data Sheet, 1-6. Retrieved from
http://www.labchem.com/tools/msds/msds/LC12690.pdf

LabChem. (2014). Safety Data Sheet Water


Safety Data Sheet, 1-6. Retrieved from
http://www.labchem.com/tools/msds/msds/LC26750.pdf

Perry, R.H.and Don W.Green. 1973. “Perry’s Chemical Engineer’s” handbook 7th.
(page 2-91- Densities Of Pure Subtances) McGraw-Hill Company. New York

Tim Penyusun. (2020). Buku Petunjuk Praktikum UTILITAS. Anonim, Buku Petunjuk
Praktikum Utilitas (hal. 30-36). Yogyakarta: Universitas Pembangunan Nasional
"Veteran" Yogyakarta.
Wibawa, W. A., & Paryanto. (2014). Petunjuk Praktikum Pengolahan Air dan Limbah Cair.
Program Studi Diploma III, Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Sebelas
Maret.
LAMPIRAN
JURNAL PERCOBAAN
ACARA 1. PENGOLAHAN AIR SECARA FISIS (SAND FILTER)

Data Percobaan

Sampel Limbah
Sebelum Perlakuan Setelah Perlakuan
Keterangan
Limbah I Limbah II Limbah I Limbah II
pH 6 6 7 7
Total Dissolve
632 721 325 96
Solid
Densitas (ρ) 1,0099 gr/ml 1,0045 gr/ml 1,0006 gr/ml 0,9966 gr/ml
Putih
Warna larutan Putih pekat Bening Bening
kecoklatan
Kekeruhan Keruh Keruh Tidak keruh Tidak keruh
Suhu aquadest = 30℃

Densitas aquadest = 0,995647 gr/ml


Waktu tetesan (detik)

o Limbah I (dengan pasir) tetesan pertama 36”, tetesan terakhir 4’40”


o Limbah II (tanpa pasir) tetesan pertama 20”, tetesan terakhir 3’20”
Berat piknometer kosong = 15,0231 gram

Berat pinometer isi aquadest = 40,5954 gram

Berat piknometer + limbah sebelum perlakuan = 40,9631 gram (1)

40,8236 gram (2)


Berat pinometer + limbah sesudah perlakuan = 40,7236 gram (1)

40,6217 gram (2)

Yogyakarta, 1 Desember 2020


Asisten Praktikan

(Rizqi Ahmad Nurbuwono) (Stevanus Kawentar Adi L)

Anda mungkin juga menyukai