Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PRAKTIKUM

BIOPROSES

Acara : Pembuatan Pupuk Kompos Bokashi

Disusun oleh

Nama : Stevanus Kawentar Adi Linuwih


NIM : 021190001

Plug/Kelompok : A/1

Fakultas/Program Studi : Teknik Industri / D3 Teknik Kimia

Hari/Tanggal : Jumat, 11 Desember 2020

Asisten Pembimbing : Helmawati, S.T.

LABORATORIUM BIOPROSES

PROGRAM STUDI D3 TEKNIK KIMIA


JURUSAN TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK INDUSTRI

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”


YOGYAKARTA

2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat dan karunia-
Nya sehingga saya dapat menyelesaikan dan menyusun Laporan Praktikum Bioproses dengan
judul “Pembuatan Pupuk Kompos Bokashi” ini dengan baik.

Adapun tujuan dari penulisan Laporan Praktikum ini adalah agar praktikan memahami
penggunaan teori dan praktik pada Praktikum Bioproses “Pembuatan Pupuk Kompos Bokashi”,
serta untuk memenuhi tugas Praktikum Bioproses.

Ucapan terima kasih saya sampaikan kepada semua pihak yang telah membantu saya
dalam penyusunan laporan ini baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu,
saya ucapkan terima kasih kepada :

1. Ibu Heni Anggorowati, S.T.,M.Eng., selaku dosen pengampu praktikum Bioproses.


2. Ibu Helmawati, S.T selaku asisten pembimbing yang telah memberikan arahan selama
praktikum berlangsung.
3. Rekan kelompok praktikum atas kerja sama yang baik selama praktikum berlangsung.
4. Semua pihak yang telah membantu sehingga laporan ini dapat tersusun sebagaimana
mestinya.

Saya menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini terdapat banyak kekurangan.
Maka saya sebagai penulis sangat menerima segala bentuk kritik maupun saran yang bersifat
membangun. Semoga laporan ini dapat bermanfaat untuk pembelajaran dan pengembangan
ilmu bagi saya, pembaca, dan masyarakat luas.

Yogyakarta, 11 Desember 2020


Praktikan

(Stevanus Kawentar Adi Linuwih)


HALAMAN PENGESAHAN

LAPORAN PRAKTIKUM PEMISAHAN DIFUSIONAL

Acara : Pembuatan Pupuk Kompos Bokashi

Disusun oleh:

Nama : Stevanus Kawentar Adi Linuwih

NIM : 021190001

Fakultas/Program Studi : Teknik Industri/D3 Teknik Kimia

Hari/Tanggal : Jumat, 11 Desember 2020

Asisten Pembimbing : Helmawati, S.T.

Yogyakarta, 11 Desember 2020


Disetujui
Asisten Pembimbing

(Helmawati, S.T.)
BAB I
PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang


Limbah pertanian merupakan sisa-sisa hasil pertanian yang berasal dari tumbuhan dan
hewan ternak misalnya sisa dari pemanenan hasil tanaman pangan, perkebunan, hortikultura,
sampah rumah tangga, kotoran hewan ternak dan sebagainya. Pemanfaatan limbah pertanian
sangat perlu kita lakukan agar tidak terjadi pencemaran lingkungan selain itu dapat dijadikan
masukan/tambahan bagi petani ataupun masyarakat yang memanfaatkan limbah tersebut.
Masyarakat telah menyadari bahwa menggunakan bahan-bahan kimia non alami seperti pupuk
dan pestisida sintetik serta hormon tumbuhan dalam memproduksi hasil pertanian ternyata
menimbulkan efek terhadap kesehatan manusia dan lingkungan.

Untuk meningkatkan dan menjaga kestabilan produksi pertanian, khususnya tanaman


pangan, sangat perlu diterapkan teknologi yang murah dan mudah bagi petani. Teknologi
tersebut dituntut ramah lingkungan dan dapat memanfaatkan seluruh potensi sumberdaya alam
yang ada dilingkungan pertanian, sehingga tidak memutus rantai system pertanian. Penggunaan
pupuk bokashi EM merupakan salah satu alternatif yang dapat diterapkan pada pertanian saat
ini.

Bokashi adalah pupuk kompos yang dihasilkan dari proses fermentasi atau peragian
bahan organik dengan teknologi EM4 (Effektive Microorganisms 4). Selain itu bokashi juga
terbukti meningkatkan kesuburan serta produktifitas tanaman meski efek ini baru dapat
dirasakan setelah bertahun-tahun penggunaan. Hal tersebut sangat wajar karena pupuk alami
semacam bokashi biasanya memang mengandung unsur hara dalam dosis kecil, namun lengkap
unsur makro dan mikronya. Belum diketahui dengan jelas mengapa petani di Indonesia enggan
menggunakan bokashi. Padahal bila mau, bahan baku bokashi tersedia melimpah dan bahkan
seringkali dianggap sebagai limbah sehingga kerap dihargai sangat murah.

Pupuk organik merupakan unsur hara tambahan yang terbuat dari bahan-bahan organik
yang diaplikasikan pada tanaman budidaya. Pada umumnya pupuk organik terbuat dari limbah
berupa limbah rumah tangga atau limbah kota dan limbah pertanian atau peternakan seperti
kotoran hewan ternak. Pupuk organik didapatkan dengan berbagai metode pembuatan pupuk.
Bentuk pupuk organik dapat berupa cairan maupun butiran atau padatan tergantung pada teknik
yang digunakan dalam pembuatan pupuk organik.
Salah satu produk pupuk organik adalah bokashi. Pupuk bokashi terbuat dari bahan baru
limbah pertanian yaitu kotoran ternak baik kotoran sapi maupun kotoran ayam dapat digunakan
sebagai bahan baku pembuatan pupuk bokashi. Pupuk bokashi dibuat dengan
memfermentasikan bahan-bahan organik dan mengandalkan mikroorganisme sebagai pengurai
bahan organik. Pupuk bokashi memiliki kandungan hara yang baik bagi tanaman karena pupuk
bokashi mengandung berbagai mikroorganisme yang baik dalam menunjang keragaman
mikroorganisme didalam tanah.

Pembuatan pupuk bokashi biasanya dilakukan dengan mencampurkan bahan-bahan lain


sebagai bahan tambahan. Pupuk bokashi dibuat dengan bantuan mikroorganisme sehingga
menjadikan pupuk bokashi sebagai pupuk yang lebih ramah lingkungan. Pembuatan pupuk
bokashi memerlukan beberapa hal yang perlu diperhatikan agar tidak mengurangi tingkat
kualitas pupuk bokashi.

I.2 Tujuan
Tujuan dari percobaan kali ini yaitu untuk mengetahui teknik pembuatan kompos
dengan aktivator EM4 (bokashi) dari bahan organik sebagai dasar yaitu sayuran.

I.3 Dasar Teori


Kompos merupakan hasil fermentasi atau dekomposisi dari bahan-bahan organik seperti
tanaman, hewan, atau limbah organik lainnya. Kompos yang digunakan sebagai pupuk disebut
pupuk organik karena bahan penyusunnya terdiri dari bahan-bahan organik.

Sifat kompos adalah:

1. Memperbaiki struktur tanah


2. Memperbesar daya ikat tanah berpasir
3. Meningkatkan daya ikat air pada tanah
4. Memperbaiki drainase dan tata udara dalam tanah
5. Mempertinggi daya ikat tanah terhadap zat hara
6. Membantu pelapukan bahan mineral
7. Memberi ketersediaan bahan makanan bagi mikroba
8. Menurunkan aktivitas mikroorganisme yang merugikan
Kelebihan kompos yang dibuat dengan memanfaatkan aktivator atau mikroba adalah
mengandung mikroba yang berfungsi untuk melindungi tanaman dari serangan hama dan
penyakit. Beberapa contoh kompos yang dibuat dengan menggunakan mikroba dekomposer
atau pengurai antara lain yaitu bokashi.

Bokashi adalah pupuk organik hasil fermentasi bahan organik dengan menggunakan
EM4 (effective microorganisms 4) yang dimaksud dengan EM4 yaitu suatu campuran
mikroorganisme yang bermanfaat untuk meningkatkan keanekaragaman mikroba dari tanah
maupun tanaman, serta berfungsi untuk meningkatkan kesehatan tanah, pertumbuhan dan
produksi tanaman. Keunggulan penggunaan teknologi EM4 adalah pupuk organik (kompos)
dapat dihasilkan dalam waktu yang relatif singkat dibandingkan dengan cara konvensional.

Larutan effective microorganism 4 ditemukan pertama kali oleh Prof. Dr. Teruo Higa
dari universitas Ryukyus Jepang dengan kandungan mikroorganisme sekitar 80 genus.
Mikroorganisme tersebut dipilih yang dapat bekerja secara efektif dalam memfermentasikan
bahan organik. EM4 sendiri mengandung Azotobacter sp., Lactobacillus sp., ragi, bakteri
fotosintetik, dan jamur pengurai selulosa.

Bahan untuk pembuatan bokashi dapat diperoleh dengan mudah di sekitar lahan
pertanian, seperti jerami, rumput, tanaman kacangan, sekam, pupuk kandang atau serbuk
gergajian. Namun bahan yang paling baik digunakan sebagai bahan pembuatan bokashi adalah
dedak karena mengandung zat gizi yang sangat baik untuk mikroorganisme.

Dalam proses fermentasi bahan organik, mikroorganisme akan bekerja dengan baik
apabila kondisinya sesuai, yaitu apabila dalam kondisi anaerob, pH rendah (3-4), kadar gula
tinggi, kadar air 30-40%, dan suhu sekitar 40-50°C.
BAB II
PELAKSANAAN DAN PERCOBAAN

II. 1 Alat dan Bahan

A. Alat:
1. Gelas beaker
2. Sprayer
3. Batang pengaduk
4. Plastik
5. Timbangan
6. Gelas ukur

B. Bahan:
1. Sayuran 150,8 gram
2. Air
3. Dedak 35 gram
4. EM4 5 ml, dilarutkan dalam 100 ml
5. Gula 4 gram, dilarutkan dalam 100 ml

II.2 Rangkaian Alat

Gambar.II.2. Rangkaian Alat Pembuatan Pupuk Kompos Bokashi

Keterangan:

1. Larutan EM4
2. Larutan gula
3. Adonan sayuran dan dedak
II.3 Diagram Alir

Gambar.II.3. Diagram Alir Proses Pembuatan Pupuk Kompos Bokashi


BAB III
HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

III.1 Hasil Pengamatan


A. Komposisi
1. Berat sayur = 150,8 gram
2. Berat dedak = 35 gram
3. Volume EM4 = 5 ml dilarutkan dalam 100 ml
4. Berat gula = 4 gram dilarutkan dalam 100 ml
5. Jumlah penyemprotan = 7 kali

B. Pengamatan
1. Lama fermentasi = 4 hari
2. pH =7
3. Aroma = Tanah
4. Tekstur =Berair, lembek
5. Warna = Hijau tua
6. Berat = 186,4 gram

III.2 Pembahasan
Pada praktikum pembuatan pupuk kompos bokashi bertujuan untuk mengetahui teknik
pembuatan kompos dengan aktivator EM4 (bokashi) dari bahan organik sebagai dasar yaitu
sayuran. Pada percobaan ini melakukan penyemprotan larutan EM4 dan larutan gula yang
bertujuan untuk membuat adonan agak lembab. Peran EM4 dalam percobaan ini sebagai bakteri
pengurai untuk menghancurkan bahan organik hingga bahan tersebut siap digunakan sebagai
pupuk organik.

Fungsi dari penambahan EM4 yaitu:


1. Agar pupuk yang dihasilkan memiliki waktu yang relative singkat dibangding
dengan cara konvensional.
2. EM4 merupakan suatu campuran mikroorganisme yang dapat meningkatkan
keanekaragaman mikroba dari tanah maupun tanaman,
3. Serta berfungsi untuk meningkatkan kesehatan tanah, pertumbuhan dan produksi
tanaman. EM4 mengandung ragi, bakteri fotosintetik, jamur lactobacillus.
Pada percobaan setelah didiamkan selama 4 hari ini didapatkan hasil pH sebesar 7,
kondisi ini sudah sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa pupuk kompos yang baik
mempunyai pH antara 6,5 – 7,5. Selain itu, pada percobaan ini didapatkan hasil aroma tanah.
Aroma tersebut sudah sesuai dengan teori bahwa pupuk kompos yang telah mengalami
fermentasi akan mempunyai aroma seperti tanah. Namun, jika kompos masih berbau busuk
maka hal ini menandakan bahwa proses fermentasi belum sepenuhnya selesai dan proses
penguraian masih berlangsung. Hasil lain yang didapatkan pada percobaan ini yaitu
menghasilkan tekstur yang berair dan lembek. Warna yang dihasilkan pada percobaan ini yaitu
hijau tua, kondisi ini terjadi karena proses fermentasi telah berjalan dan pupuk kompos akan
segera matang. Pada fase sebelum warna hijau tua yaitu hijau muda, pada kondisi ini proses
fermentasi sedang berjalan, sehingga dekomposisi bahan belum berjalan sepenuhnya. Setelah
itu warna pupuk akan menjadi hijau tua, kondisi ini mengartikan bahwa proses fermentasi akan
segera berakhir. Kemudian kompos bokashi yang sudah matang akan ditandai dengan warna
hitam. Pada percobaan ini terjadi peningkatan berat kompos setelah mengalami fermentasi
sebesar 186,4 gram, hal ini disebabkan karena adanya kandungan air pada kompos yang berasal
dari suplai oksigen dari luar.
Faktor – faktor yang mempengaruhi proses pembuatan kompos bokashi yaitu:
1. Kelembaban
Kelembaban mempunyai peranan yang sangat penting dalam proses
metabolisme mikroba dan kelembaban secara tidak langsung berpengaruh terhadap
suplai oksigen. Apabila kelembaban lebih besar dari 60%, hara akan tercuci, volume
udara berkurang, akibatnya aktivitas mikroba akan menurun dan akan terjadi fermentasi
anaerob. Kondisi anaerob ditunjukkan terjadinya proses penguraian yang menimbulkan
bau.
2. Sirkulasi udara (Aerasi)
Pengomposan yang cepat dapat terjadi dalam kondisi yang cukup oksigen
(aerob). Aerasi secara alami akan terjadi pada saat terjadi peningkatan suhu yang
menyebabkan udara hangat keluar dan udara yang lebih dingin masuk ke dalam
tumpukan kompos. Aerasi ditentukan oleh kandungan air bahan (kelembaban) dan
besarnya ruang antar bahan (porositas).
3. Ukuran partikel
Ukuran partikel juga menentukan besarnya ruang antarbahan (porositas). Untuk
meningkatkan luas permukaan dapat dilakukan dengan memperkecil ukuran partikel
bahan tersebut.
4. Nilai pH
Proses pengomposan dapat terjadi pada kisaran pH yang lebar. pH yang
optimum untukproses pengomposan berkisar antara 6,5 sampai 7,5. pH kotoran ternak
umumnya berkisar antara 6,8 hingga 7,4.
5. Suhu
Suhu timbunan bahan yang mengalami dekomposisi akan meningkat sebagai
hasil aktivitas mikroba. Suhu yang berkisar antara 60ºC dan 70ºC merupakan kondisi
optimum kehidupan mikro organisme tertentu dan membunuh patogen yang tidak
dikehendaki.
BAB IV
PENUTUP

IV.1 Kesimpulan
Pada praktikum kali ini didapatkan hasil pengamatan sebagai berikut:
1. Fermentasi pembuatan pupuk kompos bokashi termasuk fermentasi semi anaerob,
karena juga dibutuhkan oksigen dari lingkungan luar.

2. Pada percobaan ini didapatkan hasil:


• pH :7
• Aroma : Tanah
• Tekstur : Berair, lembek
• Warna : Hijau tua
• Berat : 186,4 gram
DAFTAR PUSTAKA

Dewanto, K. (2012, 12 14). Pupuk BOkashi. Retrieved from


https://kenzhi17.blogspot.com/2012/12/pupuk-
bokashi.html#:~:text=Bokashi%20adalah%20pupuk%20kompos%20yang,dirasakan%
20setelah%20bertahun%2Dtahun%20penggunaan.
Kurniawan, F. (2018, 02 02). Cara Mengetahui Pupuk Organik (Masih) Berkualitas Baik.
Retrieved from https://8villages.com/full/petani/article/id/5a745fae966843515575b1fa
Muda, S. W. (2013, September). PUPUK BOKASHI DAN FAKTOR-FAKTORYANG
BERPENGARUH TERHADAP PROSES PENGOMPOSAN BOKASHI. Retrieved from
eternalagriculture: http://eternalagriculture.blogspot.com/2013/09/pupuk-bokashi-dan-
faktor-faktoryang.html

Tim Penyusun. (2020). Buku Petunjuk Praktikum Bioproses. Anonim, Buku Petunjuk
Praktikum Bioproses (hal. 14-21). Yogyakarta: Universitas Pembangunan Nasional
"Veteran" Yogyakarta.
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai