Anda di halaman 1dari 16

TEKNOLOGI PUPUK

“Pupuk Bokashi”

Dosen Pengampu:
Dr. Said Zul Amraini., S.T, M.T.

Oleh:
Kelompok 2

Himawan Prasetyo (1907155377)


Jihan Fadilah (2007113929)
Rizki Falah Romaito (2007134763)
Tasya Nabela (1907156585)

PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA S-1


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang hingga saat ini masih memberikan
kita nikmat iman dan kesehatan, sehingga kami diberi kesempatan yang luar biasa
ini yaitu kesempatan untuk menyelesaikan tugas penulisan makalah tentang
“Pupuk Bokashi”.
Sekaligus pula kami menyampaikan rasa terimakasih yang sebanyak-banyaknya
untuk Bapak Dr. Said Zul Amraini., S.T, M.T. selaku dosen mata kuliah
Teknologi Pupuk yang telah menyerahkan kepercayaannya kepada kami guna
menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu.
Kami juga berharap dengan sungguh-sungguh supaya makalah ini mampu
berguna serta bermanfaat dalam meningkatkan pengetahuan sekaligus wawasan.
Selain itu kami juga sadar bahwa pada makalah kami ini dapat ditemukan banyak
sekali kekurangan serta jauh dari kesempurnaan. Oleh sebab itu, kami pun
memohon maaf yang sebesar-besarnya apabila dalam makalah kami terdapat
perkataan yang tidak berkenan di hati.

Pekanbaru, 20 September 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang 1
BAB II PEMBAHASAN 4
2.1 Defenisi dan Sejarah Pupuk Bokashi 4
2.2 Kegunaan dan Aplikasi Pupuk Bokashi 4
2.3 Komposisi dan Kandungan C/N Pupuk Bokashi 7
2.4 Proses Produksi dan Utilitas Pupuk Bokashi 8
2.5 Blok Diagram dan Proses Flow Diagram 10
2.6 Perhitungan Ekonomi
2.7 Kebutuhan Indonesia dan Dunia
2.8 Lokasi Pabrik Pupuk Bokashi
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Produksi padi di Sumatera Utara mencapai 2.715.990 ton hingga akhir
bulan Agustus 2012. Bahkan jelasnya produksi mencapai 72,12% dari target
hingga akhir tahun sebanyak 3.765.745 ton (Badan Pusat Statistika Sumut, 2012).
Menurut Pakpahan (2006) berat sekam yang dihasilkan adalah 22% dari berat
gabah kering giling. Bila diperhitungkan masih sangat besar persen limbah sekam
padi yang belum termanfaatkan di Sumatera Utara. Limbah sekam padi ini
kebanyakan terbuang pada kilang penggilingan dan hanya diabaikan atau dibakar
saja untuk mengambil abunya untuk dimanfaatkan sebagai pencuci. Bila ditinjau
lebih jauh, sekam padi mengandung selulosa (31,4%), karbon (1,33%),
hemiselulosa dan lignin. Sedangkan untuk dedak padi, Indonesia bisa
menghasilkan sebanyak 4,8 juta ton per tahun.
Limbah kayu berupa serbuk gergaji dan potongan-potongan sisa
penggergajian belum dimanfaatkan dengan baik sehingga diperlukan suatu upaya
pemanfaatan limbah kayu serta dapat meminimalisir terbuangnya manfaat dari
kayu serta mengurangi potensi terbentuknya timbunan sampah yang bisa
mencemari lingkungan dan berpengaruh buruk bagi kesehatan. Rendemen rata-
rata penggergajian adalah 45% dan 55% limbah dimana 10% adalah serbuk
gergaji (Balai Penelitian Hasil Hutan, 2010).
Kompos memiliki peranan sangat penting bagi tanah karena dapat
mempertahankan dan meningkatkan kesuburan tanah melalui perbaikan sifat
kimia, fisik, dan biologinya. Penambahan kompos kedalam tanah dapat
memperbaiki struktur, tekstur, dan lapisan tanah sehingga akan memperbaiki
keadaan aerasi, drainase, absorbsi panas, kemampuan daya serap tanah terhadap
air, serta berguna untuk mengendalikan erosi tanah (Djuarnani dkk, 2005). Selain
itu, kompos juga dapat meningkatkan kapasitas tukar kation, meningkatkan
aktifitas biologi tanah (peningkatan jumlah mikroorganisme tanah), meningkatkan
pH pada tanah asam, dan tidak menimbulkan masalah bagi lingkungan.

1
Pembuatan kompos dapat dipercepat dengan bantuan aktivator, salah
satunya yaitu Effective Microorganism 4 (EM4). EM4 merupakan kultur
campuran dari mikroorganisme yang menguntungkan bagi kesuburan tanah
maupun pertumbuhan dan produksi tanaman, serta ramah lingkungan.
Mikroorganisme yang ditambahkan akan membantu memperbaiki kondisi biologi
tanah dan dapat membantu penyerapan unsur hara. Sebagian besar mengandung
mikroorganisme seperti bakteri fotosintetik (Rhodopseudomonas sp.), bakteri
asam lakta (Lactobacillus sp.), ragi, Actinomycetes sp, dan jamur fermentasi.
Kondisi tanah pada lahan pertanian sekarang ini mencukupi kebutuhan
akan haranya sudah banyak tergantung dengan bahan-bahan kimia, mulai dari
pupuk hingga insektisida. Sudah tentu lahan pertanian menjadi jenuh, tingkat
kesuburannya menjadi rendah. Ini disebabkan berkurangnya kandungan bahan
organik didalam tanah. Masalah-masalah yang akan ditimbulkan bila tanah
kekurangan bahan organik yaitu kemampuan tanah dalam mengikat atau menahan
air jadi rendah, efisiensi penyerapan pupuk berkurang, aktivitas mikroba tanah
tidak berjalan dengan baik dan yang terpenting struktur tanah menjadi buruk. Ini
semua berakibat pada produktivitas tanah yang semakin menurun sehingga
menjadikan tanah akan kebutuhan anorganik (sintetik) terus meningkat.
Selain itu, penggunaan pupuk sintetik kini sudah mulai dibatasi karena
dengan pemberian terus-menerus dapat mengakibatkan terjadinya pemadatan,
degresi tanah dan residu pupuk terutama nitrogen, mulai diketahui telah
mencemari air tanah sebagai sumber air minum dan bahaya yang ditimbulkannya
terhadap kesehatan manusia.
Untuk mengatasi permasalahan ini maka salah satu jalan terpenting adalah
dengan memberikan bahan organik yang cukup kedalam tanah, sehingga akan
tercipta kembali kesuburan tanah yaitu dengan pemberian pupuk organik. Pupuk
organik adalah pupuk yang terbuat dari sisa-sisa makhluk hidup yang diolah
melalui proses dekomposisi oleh bakteri pengurai, misalnya pupuk kompos dan
pupuk kandang. Pupuk organik mempunyai komposisi kandungan unsur hara
yang lengkap, jumlah tiap jenis unsur hara tersebut rendah tetapi kandungan
bahan organik didalamnya sangat tinggi.

2
Dengan adanya kelengkapan penelitian yang telah dilakukan sebelumnya
tentang “Pembuatan Pupuk Bokasi Dari Limbah Organik Dan Analisis
Kandungan Unsur Nitrogen, Karbon, Fosfor, Dan Kalium” , maka peneliti tertarik
untuk melanjutkan penelitian tentang “Efektifitas Pupuk Bokasi Pada
Pertumbuhan Bibit Tanaman Selada”. Kandungan unsur-unsur mineral seperti
fosfor, nitrogen, kalium dan rasio C/N yang terkandung dalam pupuk bokasi
nantinya sesuai dengan standar kualitas kompos menurut SNI 19-7030-2004.

3
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Defenisi dan Sejarah Pupuk Bokashi


Pupuk Bokashi adalah pupuk kompos yang dihasilkan dari proses
fermentasi atau peragian bahan organik dengan teknologi EM4 (Effective
Microorganisms 4). Hasilnya ialah berupa pupuk padat dalam kondisi sudah
terurai sehingga mengandung lebih banyak unsur hara baik makro maupun mikro
yang siap untuk segera diserap akar tanaman
Keunggulan penggunaan teknologi EM4 adalah pupuk organik (kompos)
dapat dihasilkan dalam waktu yang relatif singkat dibandingkan dengan cara
konvensional. EM4 sendiri mengandung Azotobacter sp., Lactobacillus sp., ragi,
bakteri fotosintetik dan jamur pengurai selulosa. Bahan untuk pembuatan bokashi
dapat diperoleh dengan mudah di sekitar lahan pertanian, seperti jerami, rumput,
tanaman kacangan, sekam, pupuk kandang atau serbuk gergajian. Namun bahan
yang paling baik digunakan sebagai bahan pembuatan bokashi adalah dedak
karena mengandung zat gizi yang sangat baik untuk mikroorganisme.
Di Jepang, Bokashi telah digunakan sejak tahun 80-an, Bokashi
dipopulerkan pertamakali di Jepang sebagai pupuk organik yang bisa dibuat
dengan cepat dan efektif. Banyak petani di negeri Sakura memilih Bokashi untuk
lahan pertanian nya dikarenakan Bokashi dapat memperbaiki struktur tanah yang
Sebagian besar telah menjadi keras akibat penggunaan pupuk kimia terus
menerus. Terminologi bokashi diambil dari istilah bahasa Jepang yang artinya
perubahan secara bertahap. Sedangkan EM4 merupakan jenis mikroorganisme
dekomposer untuk membuat pupuk bokashi. EM4 dipopulerkan oleh Prof. Dr.
Teruo Higa dari Jepang. Proses pembuatan pupuk bokashi relatif lebih cepat dari
pengomposan konvensional.

2.2 Kegunaan dan Aplikasi Pupuk Bokashi


Pemberian Bokashi memiliki beberapa Keuntungan Antara lain : Bokashi
sangat baik untuk tanaman karena nutrisi yang terkandung didalam bokasi adalah
nutrisi yang dibutuhkan oleh tanaman, Keuntungan penggunaan EM-4 dapat

4
dihasilkan dalam waktu yang lebih cepat dibandingakan dengan cara
konvensional, dan Kandungan hara dalam pupuk bokashi lebih tinggi dibandingan
pupuk kompos.
Selain Keuntungan yang disebutkan diatas pemberian pupuk bokashi pada
tanah diharapkan mampu mengembalikan kualitas tanah yang telah rusah akibat
penggunaan pupuk kimia secara berlebihan. Pupuk bokashi dibuat dari bahan
bahan alami yang ramah untuk lingkungan sehingga tidak akan memberikan
dampak buruk dalam jangka waktu yang panjang.
Berikut beberapa kegunaan pupuk bokashi untuk pertanian:
 Meningkatkan Kandungan Organik dalam Tanah
Penggunaan pupuk bokashi akan meningkatkan kandungan organik tanah
yang hilang akibat pupuk kimia. Selain karena penambahan pupuk organik
tetapi bakteri yang terkandung dalam pupuk bokashi akan menyebar dan
berkembang dalam tanah sehingga membuat tanah menjadi lebih berkualitas.
Tanah yang berkualitas akan menghasilkan tanaman yang berkualitas pula.
 Memperbaiki Struktur Tanah
Penggunaan pupuk bokashi terbukti dapat memperbaiki struktur dalam
tanah yang hilang akibat dari punggunaan pupuk kimia. Penggunaan bakteri
baik sebagai bahan dekomposer dapat meninggatkan bakteri bakteri baik yang
ada di dalam tanah dan berkembangbiak sehingga dalam jangka waktu yang
lama tanah akan menjadi lebih baik. meningkatkan Kualitas dan Kuantitas
Hasil Pertanian Penggunaan pupuk bokashi terbukti dapat meningkatkan unsur
hara dalam tanah sehingga tanaman yang ditanam akan menjadi lebih subur.
Tanaman yang ditanam akan tumbuh lebih besar dan kualitasnya pun menjadi
lebih baik dari penggunaan pupuk kimia. Tanaman yang ditanam di lahan
yang subur akan tumbuh lebih maksimal sehingga hasil panen juga akan
meningkat.
 Mempermudah dalam Pengolahan Tanah
Tanah yang telah menjadi gembur akan lebih mudah diolah baik
menggunakan peralatan manual maupun menggunakan bajak. Pengolahan
tanah yang mudah akan membatu petani sehigga energi yang dikeluarkan juga
akan semakin kecil sehingga biaya yang dikeluarkan juga akan lebih kecil.

5
 Menghasilkan Tanaman Organik
Bokashi merupakan pupuk organik maka tanaman yang dihasilkan juga
berupa tanaman organik pula. Tanaman organik sangat baik bagi kesehatan
manusia karena tanaman organik yang dikonsumsi manusia tidak akan
memiliki dampak megatif baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang.
 Mengurangi Kepadatan Tanah
Penggunaan pupuk bokashi dalam jangka panjang akan mengurangi
kepadatan tanah karena mikroorganisme di dalam tanah kembali hidup jadi
tanah akan menjadi gembur. Tanah yang gembur akan memudahkan air untuk
meresap kedalam tanam sehingga kebutuhan air dalam tahan akan lebih
terjaga. Pada saat air melimpah seperti musim penghujan air akan lebih mudah
terserap oleh tanah sehingga pada saat musim kemarau persediaan air didalam
tanah tetap tercukupi.
Aplikasi pupuk bokashi pada tanaman memberikan pengaruh yang
signifikan dilihat dengan hasil bobot buah yang tinggi. Pengaplikasian teknologi
bokashi sebaiknya diterapkan ditanah yang masih memiliki kandungan bahan
organik tanah rendah atau sangat rendah. Kandungan bahan organik tanah
pertanian di Indonesia mayoritas dalam kondisi rendah sampai sangat rendah.
Oleh karena pengaplikasian teknologi bokashi sangat dianjurkan untuk menunjang
pertumbuhan dan perkembangan tanaman, terutama berupa benih hibrida yang
membutuhkan energi tinggi. Awalnya bokashi dibuat hanya untuk mempercepat
proses fermentasi (pelapukan) bahan organik mentah serta menyempurnakan
pupuk organik yang dihasilkan dengan menambahkan “ Starter “ berupa inokulan
mikroba pengurai pengurai bahan organik mentah. Stater lalu berkembang tidak
hanya mengandung mikroba lain seperti mikroba penambat nitrogen dan mikroba
pelarut fosfat. Degan demikian bokashi yang dihasilkan memiliki manfaat yang
lebih besar lagi bagi tanaman.

6
2.3 Komposisi dan Kandungan C/N
Rata-rata kandungan pupuk bokashi sudah mencakup unsur hara makro :
N, P, K, Mg, S, Ca dan unsur hara mikro : Zn, B, Fe, Cu, Mn, Mo dan Cl. Hal ini
akan semakin lengkap jika ditambahkan penggunaan pupuk organik cair.
Proses pembuatan bokashi sangat dipengaruhi oleh rasio kadar karbon
terhadap kadar nitrogen (C/N) yang dikandung bahan baku yang digunakan.
Setiap bahan organik mentah memiliki nilai C/N yang berbeda-beda. Kinerja
mikroba pengurai (pembusuk) sangat dipengaruhi oleh nilai C/N bahan baku
tersebut. Unsur karbon (C) dimanfaatkan sebagai sumber energi mikroba tanah
dalam proses metabolisme dan perbanyakan sel. Sementara itu, unsur nitrogen
(N) digunakan untuk sintesis protein dan pembentukan protoplasma.
Jika kandungan karbon atau nilai C/N suatu bahan organik terlalu tinggi,
maka proses fermentasi atau penguraian akan berjalan lambat. Sebaiknya, jika
kandungan karbon atau nilai C/N suatu bahan organik terlalu rendah, maka dalam
proses fermentasi akan terbentuk amonia (NHᵌ) dalam jumlah besar. Amonia
tersebut dapat meracuni mikroba pengurai. Nilai C/N yang optimal dalam proses
pembuatan bokashi adalah 25/1 hingga 30/1. Berikut disajikan tabel nilai C/N
beberapa bahan baku yang biasa digunakan untuk membuat bokashi.

Tabel. Nilai C/N beberapa bahan baku bokashi


No Nama Bahan Baku Nilai C/N
1. Jerami Padi 40/1 hingga 70/1
2. Sekam Padi 60/1 hingga 70/1
3. Jerami Jagung 100/1
4. Bonggol Jagung 60/1
5. Serbuk Kayu 500/1
6. Sampah Sayuran dan sampah organik dapur 12/1 hingga 20/1
7. Serasah dedaunan 20/1 hingga 50/1
8. Kotoran ayam 10/1
9. Kotoran sapi atau kambing 20/1

7
10. Kotoran kuda 25/1
2.4 Proses Produksi dan Utilitas
 Produksi pupuk bokashi skala pertanian (1 ton)
Pupuk bokashi bisa dibuat dari hijauan sisa panen dan limbah peternakan.
Waktu yang diperlukan untuk membuat bokashi skala besar dan skala kecil
sama saja, yang membedakannya adalah volume bahan bakunya. Berikut
tahapan membuat bokashi untuk penggunaan pertanian:
1. Siapkan bahan-bahan berikut: 200 kg jerami atau sisa hijauan, 600 kg
kotoran ternak yang telah kering, 50 kg serbuk gergaji/dedak, 50 kg arang
sekam, 100 kg humus (top soil, berasal dari tanah hutan lebih baik), 1 liter
larutan dekomposer (EM4) dan 1 kg gula pasir.
2. Pilih tempat fermentasi yang terlindung dari air hujan dan sengatan
matahari langsung. Buat lubang berbentuk persegi panjang di atas tanah
tersebut dengan lebar 1 meter, panjang 2 meter dan dalam 30-50 cm, atau
sesuaikan ukuran lubang dengan banyaknya bahan baku.
3. Cacah jerami atau hijauan kecil-kecil, campuran bahan-bahan organic
yang telah disiapkan, aduk hingga merata dengan cangkul atau sekop. Bila
perlu (misalnya tanah Anda asam), tambahkan abu (Mg) dan kapur
pertanian (Ca) untuk memperkaya kandungan hara pupuk bokashi yang
dihasilkan.
4. Encerkan larutan EM4, ambil 1 liter larutan campurkan dengan 200 liter
air bersih dan 1 kg gula pasir. Kemudian siramkan pada campuran bahan
baku sambil diaduk. Atur kelembaban hingga mencapai 30-40%. Untuk
memperkirakan tingkat kelembaban, kepalkan campuran hingga bisa
menggumpal tapi tidak sampai mengeluarkan air. Apabila kelembabannya
kurang, tambahkan air secukupnya.
5. Tutup rapat lubang fermentasi dengan plastik atau terpal, diamkan hingga

7-14 hari. Perlu diingat, kontrol suhu fermentasi hingga maksimal 45 oC.
Apabila melebihi suhu tersebut, aduk dengan cangkul agar suhunya turun.
6. Setelah 14 hari, biasanya pupuk bokashi sudah terbentuk dan bisa
diaplikasikan langsung.

8
 Produksi pupuk bokashi skala rumah tangga
Pupuk bokashi bisa dibuat dalam skala rumah tangga dengan
memanfaatkan limbah dapur atau sisa makanan. Bokashi dari hasil daur ulang
sampah bisa digunakan untuk memupuk tanaman pekarangan. Penggunaannya
sama dengan penggunaan pupuk organik yang dijual dipasaran. Berikut
tahapan membuatnya:
1. Siapkan bahan-bahan berikut: sisa sayuran, buah-buahan, sisa makanan
(nasi, roti, dll), tulang ikan, tulang ayam, 5 kg dedak/serbuk gergaji, 5 kg
arang sekam, 10 ml EM4 dan dua sendok gula pasir.
2. Siapkan satu tong plastik ukuran 200 liter. Buat lubang bagian bawahnya
untuk mengeluarkan cairan hasil pengomposan. Cairan ini berguna sebagai
pupuk organik cair.
3. Potong atau rajang material organik menjadi potongan kecil, campurkan
dengan dedak/serbuk gergaji dan arang sekam.
4. Encerkan 10 ml larutan EM4 dengan 1 liter air, tambahkan dua sendok
gula pasir. Kemudian siramkan pada campuran bahan baku tadi.

5. Tutup rapat tong plastik, apabila suhu melebihi 45oC, bila warna dan
teksturnya sudah seperti tanah, itu tandanya pupuk bokashi sudah
terbentuk. Prosesnya kira-kira 5-7 hari

Dengan memberikannya bokashi dapat membantu pertumbuhan tanaman dan


membantu untuk meningkatkan hasil dari pertanian. dan tentunya tanaman
menjadi organik dan sehat untuk di konsumsi.

9
2.5 Blok Diagram / Proses Flow Diagram Pupuk Bokashi

Gambar 2.5. Flow Diagram Pembuatan Pupuk Bokashi (Jurnal Industria Vol 2
No 1: 57 – 66 Bokashi kotoran kelinci)

10
2.6 Perhitungan Ekonomi

No. Bahan Harga


Harga jual setelah laba 30% dari biaya seluruhnya:
1. Bahan baku 6.500
Harga satu kampil pupuk kemasan 30 kg = Jumlah biaya produksi + Laba
2. Tenaga kerja 1.470
= Rp19.220+(30% x Rp19.220)
3. Biaya Oprasional 1.750
=Rp24.960
4. Biaya Lain-lain 9.500
2.7 Kebutuhan Indonesia dan Dunia
Jumlah bagian Produksi 19.220

Menurut laman Pupuk Indonesia per 16 September 2021 data


perhari produksi pupuk organik adalah sebesar 94.48 ton.

2.8 Lokasi Pabrik Pupuk Bokashi


 PT Karya Pak Oles Tokcer – Tabanan, Bali
 PD Mitra Patrio - Bekasi

11
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
 Pupuk Bokashi adalah pupuk kompos yang dihasilkan dari proses
fermentasi atau peragian bahan organik dengan teknologi EM4
(Effective Microorganisms 4).
 Beberapa kegunaan pupuk bokashi untuk pertanian: meningkatkan
kandungan organik dalam tanah, memperbaiki struktur tanah,
Mempermudah dalam Pengolahan Tanah, Menghasilkan Tanaman
Organik, Mengurangi Kepadatan Tanah
 Rata-rata kandungan pupuk bokashi sudah mencakup unsur hara
makro : N, P, K, Mg, S, Ca dan unsur hara mikro : Zn, B, Fe, Cu, Mn,
Mo dan Cl. Hal ini akan semakin lengkap jika ditambahkan
penggunaan pupuk organik cair.

12
DAFTAR PUSTAKA

Adriansyah, I. 2005. Cara Membuat Bokashi dari Sampah Rumah Tangga.


Diakses dari http://www.dokumen.deptan.go.id pada tanggal 19
September 2021.
Iswahyudi, dkk. 2020. Jurnal Penggunaan Pupuk Bokashi (Kotoran Sapi)
Terhadap Tanaman Padi, Jagung & Sorgum. Vol.17 No.1.
Nasir. 2007. Tekhnik Pembuatan Bokasi. Diakses dari
http://www.walhijabar.blogspot.com pada tanggal 19 September
2021.
Nurbaini. 2017. BOKASHI “Bahan Organik Kaya Akan Sumber Hayati”. Diakses
http://kaltim.litbang.pertanian.go.id/ind/index.php?
option=com_content&view=article&id=847&Itemid=59 Pada
tanggal 19 September 2021.
Setiani. 2014. Jurnal AGRIFOR, Vol. XIII No.2.
https://media.neliti.com/media/publications/30113-ID-pengaruh-
jenis-dan-waktu-pemberian-bokashi-terhadap-pertumbuhan-dan-
hasil-tanama.pdf
Zahrah. 2011. Jurnal ilmu Lingkungan “Aplikasi Pupuk Bokashi dan NPK
Organik pada Tanah Ultisol untuk Tanaman Padi Sawah dengan
Sistem SRI
https://jil.ejournal.unri.ac.id/index.php/JIL/article/viewFile/352/34
6

13

Anda mungkin juga menyukai