Anda di halaman 1dari 33

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ............................................................................................................ i


BAB 1. PENDAHULUAN ..................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ................................................................................................ 1
1.2 Tujuan Khusus Riset ....................................................................................... 2
1.3 Manfaat Riset .................................................................................................. 2
1.4 Urgensi Riset .................................................................................................. 2
1.5 Temuan Yang Ditargetkan.............................................................................. 2
1.6 Kontribusi Riset terhadap ilmu Pengetahuan sesuai dengan Bidang Ilmu
Pengetahuan/tim ................................................................................................... 2
1.7.Luaran Riset .................................................................................................... 2
BAB 2. TARGET LUARAN .................................................................................. 3
BAB 3. METODE RISET ...................................................................................... 3
3.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan Riset ............................................................ 3
3.2 Bahan dan Alat yang digunakan ..................................................................... 3
3.3 Variabel Riset ................................................................................................. 3
3.4 Tahapan Riset ................................................................................................. 3
3.5 Prosedur Riset ................................................................................................. 4
3.6 Luaran dan indikator capaian.......................................................................... 4
3.7 Analisis data.................................................................................................... 4
3.8 Cara penafsiran, dan penyimpulan hasil riset ................................................. 4
BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN.................................................................. 5
BAB 5. POTENSI HASIL ...................................................................................... 9
BAB 6. RENCANA TAHAPAN BERIKUTYA .................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................. 9
LAMPIRAN .......................................................................................................... 11
Lampiran 1 Penggunaan Dana ............................................................................ 11
Lampiran 2 Bukti-Bukti Pendukung Kegiatan ................................................... 27

i
1

BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pemupukan merupakan hal penting yang perlu dilakukan untuk menyediakan
berbagai unsur hara dalam tanah yang bervariasi dan berubah-ubah akibat
kehilangan unsur hara melalui pencucian maupun penguapan, sehingga melalui
pemupukan yang diberikan unsur hara tetap tersedia dan terlebih dapat
meningkatkan produktivitas dan mutu tanah (Nath, 2013). Pupuk dapat
digolongkan menjadi 3 yaitu pupuk anorganik, pupuk organik dan pupuk hayati.
Pupuk anorganik memiliki kelebihan untuk perbaikan sifat kimia tanah. Pemberian
pupuk anorganik dapat menambahkan unsur hara yang tidak tersedia di dalam
tanah, namun pemakaian secara berlebihan akan berdampak terhadap penurunan
kualitas tanah dan lingkungan. Sehingga beberapa penelitian telah berfokus untuk
mengembangkan pupuk jenis organik dan hayati disebabkan Pupuk organik dapat
menyuburkan dan memperbaiki sifat biologi dan fisik tanah. (Pangaribuan dkk.,
2017).
Salah satu bahan organik yang dapat digunakan sebagai media tumbuh adalah
limbah sabut kelapa, olahan sabut kelapa yang digunakan sebagai media tumbuh
semai disebut dengan cocopeat. Cocopeat merupakan salah satu media tumbuh
yang dihasilkan dari proses penghancuran sabut kelapa, proses penghancuran sabut
dihasilkan serat atau fiber, serta serbuk halus atau cocopeat (Irawan dan Hidayah,
2014). Menurut Warosatul (2021) yang mendeteksi cocopeat mampu memperbaiki
struktur tanah. Kelebihan lain dari cocopeat sebagai media tanam adalah
karakteristiknya yang mampu mengikat dan menyimpan air dengan kuat.
Pemanfaatan cocopeat sebagai pupuk dapat dilakukan secara maksimal dengan cara
memisahkan kandungan kimia dalam cocopeat sehingga unsur hara esensial yang
terkandung dalam cocopeat dapat dengan cepat dimanfaatkan oleh tanaman. Salah
satu metode pemisahan kandungan yang dapat digunakan adalah metode asap cair.
Asap cair adalah hasil dari kondensasi cairan pada proses pembakaran bahan
baku yang banyak mengandung senyawa karbon dan senyawa lainnya seperti
selulosa, hemiselulosa, dan lignin (Ariyani dkk., 2015). La Tima (2016) mendeteksi
bahwa pemberian asap cair yang diencerkan ke sekitar perakaran tanaman akan
meningkatkan metabolisme tanaman. Selain itu, asap cair dapat menekan serangan
hama utama pada tanaman padi.
Kabupaten Majene merupakan salah satu kabupaten yang banyak menjaga dan
melestarikan hutan mangrove yang ada disepanjang muara sungainya. Berbagai
jenis mangrove telah dibudidayakan untuk menjamin keberlangsungan hutan
mangrove tersebut. Namun pemeliharaan mangrove sangat sulit dilakukan karna
tingkat pertumbuhannya rendah hal ini sejalan yang dilakukan dilakukan Basyuni
dkk. (2018) mendeteksi pertumbuhan mangrove pada habitatnya hanya dapat
bertumbuh lebih dari 60% dari total anakan. Oleh karna itu, pemeliharaan yang
intensif perlu dilakukan salah satunya dengan menambahkan bahan yang dapat
mempercepat pertumbuhan mangrove terutama dikabupaten majene yang memilki
2

banyak jenis mangrove seperti dilakukan di lingkungan tamo


Lingkungan tamo memiliki luas mangrove kurang lebih 200 meter yang
dikelola oleh Masyarakat setempat. Hasil observasi menunjukan terhadap kurang
lebih 5 jenis mangrove yang belum terindifikasi di lingkungan tamo. Berdasarkan
diskusi singkat dengan beberapa masyarakat yang terlibat langsung di lingkungan
tamo menemukan beberapa jenis mangrove yang sulit untuk dikembangkan dan
dibudidayakan. Oleh karna itu asap cair dari cocopeat diharapkan mampu
meningkatkan pertumbuhan mangrove.
Penelitian sebelumnya tentang asap cair sebagai pupuk sudah pernah dilakukan
(Jaya dkk., 2015). namun asap cair dari cocopeat belum pernah diteliti. Dan
pemberian asap cair cocopeat terhadap pertumbuhan mangrove belum pernah
dilakukan. Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi
efektivitas pupuk asap cair dari cocopeat terhadap pertumbuhan bibit mangrove.
1.2 Tujuan Khusus Riset
Adapun tujuan khusus dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk menemukan pupuk alternatif yang terbuat dari bahan organik sebagai
pengganti pupuk anorganik
2. Untuk memanfaatkan limbah sabuk kelapa
3. Untuk mendeteksi pupuk yang cocok dalam meningkatkan pertumbuhan
mangrove
1.3 Manfaat Riset
Adapun manfaat penelitian ini adalah untuk Memberikan informasi terkait
efektivitas pupuk asap cair dari cocopeat terhadap pertumbuhan mangrove
1.4 Urgensi Riset
Pentingnya mangrove untuk menjaga ekosistem air payau dan menahan
gelombang air laut sehingga keberadaanya perlu dijaga. namun dalam
pembudidayaannya, beberapa jenis mangrove sangat sulit untuk ditumbuhkan. hal
ini yang akan mempengaruhi perkembangan hutan mangrove
1.5 Temuan Yang Ditargetkan
Produk pupuk yang terbuat dari cocopeat yang terbukti mampu meningkatkan
pertumbuhan bibit mangrove
1.6 Kontribusi Riset terhadap ilmu Pengetahuan sesuai dengan Bidang Ilmu
Pengetahuan/tim
Riset ini berkontribusi terhadap perkembangan ilmu kehutanan dan lingkungan,
khususnya di bidang teknologi dan silvikultur. Riset akan menghasilkan alternatif
stimulus pertumbuhan mangrove.
1.7 Luaran Riset
Luara Riset diantaranya laporan kemajuan, artikel ilmiah, akun media sosial dan
laporan akhir
3

BAB 2 TARGET LUARAN


Target Luaran yang diharapkan dari pelaksanaan PKM-RE adalah laporan
kemajuan, laporan akhir, artikel ilmiah dan akun media sosial. Data yang diperoleh
berupa pengaruh pemberian berbagai konsentrasi asap cair terhadap tingi tanaman,
jumlah daun dan pertumbuhan akar. Selain itu, data pengaruh lama rendaman
terhadap tingi tanaman, jumlah daun dan pertumbuhan akar. Seluruh data yang
diperoleh dibuat dalam laporan kemajuan pada bulan oktober 2023 yang berisi data
belum lengkap. Laporan akhir disusun dan dilaporkan pada bulan November yang
berisi seluruh data penelitian selama 5 bulan. Akun media sosial sebagai media
perkenalan proses kegiatan penelitian terhadap masyarakat luas. Seluruh hasil
penelitian yang dilaporkan juga disusun dalam bentuk artikel ilmiah sebagai salah
satu luaran wajib program kreativitas mahasiswa (PKM) tahun 2023.

BAB 3 METODE RISET


3.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan Riset
Riset ini dilaksanakan selama 5 bulan dari bulan juli sampai November pada
tahun 2023 yang dimulai dari pengambilan cocopeat dan pembuatan asap cair
cocopeat di kabupaten majene Sulawesi barat. Pengujian asap cair ke bibit
mangrove dilakukan di lingkungan tamo, majene Sulawesi barat. Seluruh rangkaian
kegiatan dilaksanakan secara luring dengan mengikuti protokol kesehatan.
3.2 Bahan dan Alat yang digunakan
Bahan yang digunakan dalam riset ini adalah cocopeat, bibit mangrove,
aquades, pupuk vitamin B1 dan asap cair cocopeat. sedangkan alat yang digunakan
dalam riset ini parang, alat tulis menulis, plastik sampel, 1 set alat pirolisis,
aluminium foil, polybag, masker, sarung tangan karet, erlemeyer 1000 ml, oven,
timbangan, pH meter, gunting,palu dan gergaji
3.3 Variabel Riset
Riset ini menggunakan Faktorial Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan
Variabel 1 yang diberikan adalah perbedaan konsentrasi asap cair diantaranya yaitu:
P0 (tanpa asap cair), P1 (5%), P2 (10%), P3 (15%) dan P4 (Kontrol positif
menggunakan pupuk Vitamin B1). Dan variable 2 lama rendaman diantaranya 5
menit, 15 menit, 30 menit dan 60 menit. Setiap perlakuan diulang sebanyak 10 kali,
sehingga total bibit mangrove yang akan dihasilkan sebanyak 200 bibit
3.4 Tahapan Riset
Adapun tahap riset yang dilakukan berdasarkan diagram berikut

Gambar 3.1. Diagram Alir Riset


4

3.5 Prosedur Riset


a. Prosedur Pembuatan asap cair
Sebanyak 35 liter cocopeat dimasukkan kedalam pirolis yang sebelumnya telah
dibuat kemudian dimasak pada suhu kurang lebih 2500o C selama 10 jam dan
didiamkan hingga menghasilkan asap cair yang kemudian ditampung pada wadah
penampungan (Erlemeyer). Selanjutnya asap cair diencerkan dalam 3 konsentrasi
5%, 10%, dan 15%.
b. Prosedur pemberian asap cair ke benih mangrove
Penyiapan bibit mangrove menggunakan polybag dengan cara, polybag diisi
dengan tanah kemudian ditanami benih mangrove Avicennia marina, sebelum
ditanam bibit mangrove direndam dalam asap cair berbagai konsentrasi diantaranya
5%, 10% dan 15% sebagai perbandingan kontrol negatif dibuat dengan perendaman
air tanpa asap cair. Serta beberapa bibit direndam dengan kontrol yang terbuat dari
vitamin B1. masing-masing variabel menggunakan 10 kelompok polybag.
Pengamatan tinggi tanaman, jumlah daun dilakukan dengan skala setiap 10 hari dan
pengukuran pertumbuhan akar dilakukan pada akhir pengamatan
c. Parameter yang diamati
• Tinggi tanaman diperoleh dengan mengukur tanaman menggunakan
penggaris pada setiap variabel yang dimulai dengan mengukur diatas
permukaan tanah pada polybag sampai ke ujung tanaman.
• Jumlah daun didapatkan dengan menghitung jumlah helai daun pada setiap
variabel
• Pertumbuhan akar diperoleh ketika bibit di bongkar kemudian tanah
dibersihkan dari sampel. panjang akar di ukur pada masing-masing bibit
untuk memperoleh panjang dari akarnya
3.6 Luaran dan indikator capaian
a. Riset menghasilkan asap cair dari cocopeat
b. Riset mampu mendeteksi bahwa asap cair mampu mempercepat
pertumbuhan mangrove
3.7 Analisis data
Analisis Pengaruh konsentrasi asap cair dan intensitas pemupukan dianalisis
dengan analisis ragam (ANOVA) dengan taraf kepercayaan 95% dan 99%. Uji
lanjut menggunakan uji Duncan dengan ulangan yang sama jika hasil analisis ragam
nyata. Analisis ragam (ANOVA) dianalisis dengan menggunakan software SPSS.
3.8 Cara penafsiran, dan penyimpulan hasil riset
Hipotessis dari riset ini adalah H0 = Pemberian asap cair cocopeat tidak
berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan akar mangrove. H1 = Pemberian asap cair
cocopeat berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan akar mangrove. Kesimpulan
dari riset ini yang diharapkan akan menolak H0 dan menerima H1.
5

BAB 4 HASIL YANG DICAPAI


Hasil penelitian pemberian asap cair cocopeat terhadap benih mangrove avicennia
marina dengan melihat Tinggi Tanaman, jumlah daun, dan pertumbuhan akar
disajikan pada tabel 4.1.
Tabel 4.1 Rata-Rata Pertumbuhan Tinggi Tanaman, Jumlah Daun Dan
Pertumbuhan Akar
Konsentrasi Lama Rata-rata Rata-rata Rata-rata
Rendaman Tinggi Jumlah Pertumbuhan
Tanaman daun Akar
P0(Kontrol) 5 2,45 0,75 -
15 3,50 1,42 -
30 0,52 0,33 -
60 0,20 0,17 -
P1(5%) 5 0,39 0,17 -
15 1,59 0,67 -
30 0,00 0,00 -
60 0,38 0,25 -
P2(10%) 5 0,82 0,33 -
15 1,74 0,75 -
30 1,70 0,92 -
60 0,41 0,25 -
P3(15%) 5 1,81 0,88 -
15 0,00 0,00 -
30 3,55 1,75 -
60 0,00 0,00 -
P4(kontrol positif 5 0,68 0,33 -
15 1,56 0,50 -
30 2,52 1,33 -
60 0,27 0,13 -
Keterangan: -: data belum diamati
Berdasarkan Tabel 4.1 menunjukan bahwa Rata-rata Tinggi Tanaman
paling besar 3,55 cm dan rata-rata jumlah daun sekitar 1,75 helai dengan perlakuan
asap cair cocopeat 15% yang direndam selama 30 menit. Data rata-rata jumlah daun
masih cukup tinggi jika dibandingkan dengan tinggi avicennia marina di kota
semarang yang hanya mencapai jumlah daun satu helai pada beberapa bibit
mangrove (budihastuti,2017). Pengamatan dilapangan lebih lanjut terlihat bahwa
beberapa biji mangrove Avicennia marina tidak tumbuh dan mengalami
pembusukan hal ini diduga bahwa kemampuan bertahan biji mangrove Avicennia
marina sangat rendah. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Budiadi dkk. (2022) yang mendeteksi bahwa kemampuan bibit mangrove
6

Avicennia marina bisa sampai 60%. Sehingga avicennia marina yang tumbuh
setelah diberi perlakuan asap cair cocopeat menyebabkan asap cair cocopeat
mampu memberikan perlindungan kepada bibit dari serangan hama dan penyakit.
Hal ini didukung oleh penelitian yang dilakukan Korah dkk. (2019) yang
mendeteksi bahwa asap cair arang tempurung kelapa dapat mengawetkan ikan tuna
dari bakteri. Penelitian lain yang mendeteksi spesies pseudarthrobacter yang
terdapat di rimpang mangrove Avicennia marian (Bushra dkk., 2023)

Gambar 4.1. Rendaman 5 menit asap cair cocopeat (kiri) rata-rata tinggi tanaman
dan (kanan) Rataa-rata jumlah daun.
Peningkatan tinggi tanaman mangrove yang telah direndam berbagai
konsentrasi asap cair selama 5 menit disajikan dalam gambar 4.1. Hasil perlakuan
masing-masing konsentrasi dan kontrol meningkat secara drastis pada pengamatan
40 hari, kecuali konsentrasi 15% yang meningkat pada pengamatan 30 masing-
masing rata-rata tinggi tanaman sebesar 3,68 cm dan rata-rata jumlah daun sebesar
dua helai. Nilai ini berbeda dengan yang dilakukan oleh Hastuti dkk. (2016) yang
mendeteksi pemberian kombinasi pupuk daun gandasil terhadap pertumbuhan bibit
mangrove dimana konsentrasi 25% pupuk daun gandasil menghasilkan nilai tinggi
tanaman mangrove sebesar 1,3 dan rata-rata jumlah daun 0,71 helai. Hal yang sama
yang terjadi rendaman 30 yang disajikan pada gambar 4.3. Hasil menunjukan
bahwa konsentrasi 15% memiliki nilai rata-rata pertambahan tinggi dan jumlah
daun tanaman mangrove masing-masing sebesar 6,85 cm dan 3, 67 helai.

Gambar 4.2. Rendaman 15 menit asap cair cocopeat (kiri) rata-rata tinggi tanaman
dan (kanan) Rataa-rata jumlah daun.
7

Hasil Pengamatan rata-rata tinggi tanaman dan jumlah daun pada rendaman
15 menit disajikan pada gambar 4.2. Hasil menunjukan bahwa secara keseluruhan
rata-rata tinggi tanaman dan jumlah daun paling tinggi terhadap kontrol tanpa asap
cair namun pada perlakuan konsentrasi tinggi tanaman dan jumlah daun diperoleh
cukup besar pada konsentrasi 10% sebesar 3,67 cm dan 1,67 helai. Hal ini diduga
konsentrasi pada 15 menit membutuhkan waktu yang lebih lama untuk bisa
meningkatkan tinggi tanaman dan jumlah daun. Hal ini diduga perendaman selama
15 menit masih belum merespon dengan baik dan beberapa lainnya mengalami
kematian karna tertimpah kayu yang terbawa oleh ombak. Hal ini sejalan penelitian
yang dilakukan oleh Saenger dan west (2018) yang mendeteksi pertumbuhan
normal avicennia marina tanpa perlakuan apapun dimana rata-rata tinggi tanaman
hanya disekitar 4,8 cm – 5 cm selama 1 bulan dan rata-rata pertambahan jumlah
daun hanya sekitar 1,4 sampai 2,8.

Gambar 4.3. Rendaman 30 menit asap cair cocopeat (kiri) rata-rata tinggi tanaman
dan (kanan) Rata-rata jumlah daun

Gambar 4.4. Rendaman 60 menit asap cair cocopeat (kiri) rata-rata tinggi tanaman
dan (kanan) Rataa-rata jumlah daun
Peningkatan Rata-rata tinggi tanaman mangrove yang telah direndam
berbagai konsentrasi asap cair selama 60 menit disajikan dalam gambar 4.4. Hasil
perlakuan masing-masing konsentrasi dan kontrol meningkat secara drastis pada
pengamatan 40. Dimana pada pengamatan 40 hari konsentrasi 10% memiliki nilai
rata-rata paling tinggi sebesar 1,65 cm. hal yang juga terjadi pada jumlah daun
8

dimana perendaman biji mangrove dengan konsentrasi asap cair cocopeat 10%
menghasilkan rata-rata jumlah daun paling besar sebanyak 1,00 Helai daun. Nilai
tersebut lebih tinggi dibandingkan kontrol yang masih belum tumbuh pada sampai
pengamatan 40 hari. Nilai yang diperoleh cukup rendah jika dibandingkan dengan
tinggi bibit Avicennia marina yang diberi perlakuan jamur yang mana nilai rata-
rata tinggi bibit sebesar 5,74 cm- 6,74 cm dan rata-rata jumlah daun sebesar 2,3
hingga 2,6 helai (Marbun dkk.,2015)
Tabel 4.2 Hasil Parameter Tinggi Tanaman Dan Jumlah Dengan Menggunakan
Analisis Spss
Parameter
Variabel
TT JD PA
tn tn
Konsentrasi 0,297 0,408 -
Lama Perendam 0,005** 0,006** -
Kosentrasi*Lama perendama 0,005** 0,007** -
Ket : ** = berpengaruh sangat nyata; *= berpengaruh; tn = tidak berpengaruh; -=
belum diperoleh
Hasil analisis varians tinggi tanaman dan jumlah daun mangrove Avicennia
marina disajikan dalam table 4.2. Hasil menunjukan terdapat pengaruh sangat nyata
lama rendaman terhadap rata-rata tinggi tanaman dan rata-rata jumlah daun
sedangkan perlakuan konsentrasi asap cair tidak berpengaruh nyata terhadap rata-
rata tinggi tanaman dan jumlah daun. Namun, kombinasi antar dua perlakuan
berpengaruh sangat nyata baik terhadap rata-rata tinggi tanaman maupun rata-rata
jumlah daun. Hal ini berarti lama rendaman terbukti mampu mempercepat
pertumbuhan mangrove. Hal ini diduga perendaman bibit mangrove dengan asap
cair sebelum ditanam membuat bibit mangrove bisa menyerap asap cair dengan
baik. Hal ini didukung peneliian yang dilakukan oleh Novi dkk. 2020 yang
mendeteksi bahwa cairan zat pengatur tumbuh yang direndam pada biji sawo dapat
menyebabkan daya kecambah yang lebih cepat.

Gambar 4.5. Uji lanjut Duncan terhadap (a) rata-rata jumlah daun dan (b)
rata-rata tinggi tanaman
Hasil uji lanjut Duncan perlakuan lama rendaman terhadap rata-rata tinggi
tanaman dan jumlah daun disajikan dalam gambar 4.5. Hasil menunjukan bahwa
terdapat perbedaan antara rendaman 60 menit dengan 15 menit dan 30 menit
9

terhadap rata-rata jumlah daun dimana nilai tertinggi pada rendaman 30 menit
dengan nilai tertinggi sebesar 0,87 helai. Sedangkan pada rata-rata tinggi tanaman
terdapat perbedaan antara rendaman 60 menit dengan rendaman 5,15 dan 30 menit
dimana nilai tertinggi di peroleh dari rendaman 15 menit sebesar 1,68 cm. Hal ini
diduga bahwa perendaman mampu masuk kedalam biji dan mempercepat
pertumbuhan akar namun hal ini hanya terbatas sampai perendaman 30 menit
sehingga pada perendaman 60 menit sudah tidak efektif lagi.

BAB 5 POTENSI HASIL


Penelitian mengenai percepatan pertumbuhan mangrove Avicennia marina
menggunakan asap cair cocopeat di harapkan mampu menjadi salah satu solusi
penggunaan pupuk organik yang ramah lingkungan dan dapat menggantikan pupuk
anorganik yang dapat berdampak terhadap lingkungan dan vegetasi tanaman. Hasil
dari penelitian ini berupa pengaruh asap cair terhadap petumbuhan mangrove dari
segi tinggi tanaman jumlah daun dan pertumbuhan akar ini dapat menjadi suatu
informasi dalam pengembangan mangrove terutama di Sulawesi barat sehingga
berdampak terhadap Masyarakat yang disekitar Kawasan pesisir. Informasi ini juga
diharapakan dapat menjadi informasi dalam dunia akademik terutama dalam bidang
kehutanan sehingga penelitian-penelitian yang serupa dapat berkembang.

BAB 6 RENCANA TAHAPAN BERIKUTYA


Laporan kemajuan ini baru membahs data selama 4 kali pengamatan sehingga
pengamatan dan pemeliharaan mangrove lebih lanjut akan dilakukan untuk
menyelesaikan pengamatan yang tersisa. Kemudian laporan akhir akan disusun
sebagai bentuk pelaporan data lengkap penelitian selama 5 bulan. Menyusun sebuah
artikel ilmiah sebagai salah satu luaran wajib dari program kreativitas mahasisswa
(PKM). Luaran lainnya yaitu Media social tetap terus dikembangkan dengan
pengauplotan dokumentasi kegiatan penelitian dan melakukan periklanan untuk
memperkenalkan kegiatan0-kegiatan tersebut pada Masyarakat luas.

DAFTAR PUSTAKA
Ariyani, D., Rasy, M., dan Harlianto, D.U.Y.A. 2015. Studi Kajian Kandungan
Senyawa Pada Asap Cair dari Sekam Padi. Prosiding Seminar Nasional
Kimia FMIPA Universitas Negeri Surabaya. ISBN: 978-602.
Basyuni, M., Wati, R., Sagami, H., Sumardi, Baba, S., dan Oku, H. 2018. Diversity
and Abundance of Polyisoprenoid Composition in Coastal Plant Species
from North Sumatra, Indonesia. Biodiversitas. 19(1): 1–11.
Budiadi, B., Widiyatno, W., Nurjanto, H. H., Hasani, H., dan Jihad, A. N. 2022.
Seedling Growth And Quality Of Avicennia Marina (Forssk.) Vierh. Under
Growth Media Composition And Controlled Salinity In An Exsitu Nursery.
Forests, 13(5): 684.
10

Budihastuti, R. 2017. Hubungan Antara Tinggi Tegakan, Biomasa Akar Dan


Jumlah Daun Semai Mangrove Avicennia Marina. Buletin Anatomi Dan
Fisiologi, 2(1): 31-36.
Bushra, R., Uzair, B., Ali, A., Manzoor, S., Abbas, S., & Ahmed, I. 2023. Draft
genome sequence of a halotolerant plant growth-promoting bacterium
Pseudarthrobacter oxydans NCCP-2145 isolated from rhizospheric soil of
mangrove plant Avicennia marina. Electronic Journal of Biotechnology.
Irawan, A. dan Hidayah, H.N. 2014. Suitability of Cocopeat as a Transplanting
Media in the Polytube of Magnolia Elegans (Blume.) H. Keng seedlings.
Jurnal Wasian, 1(2): 73-76.
Jaya, J.D., Zulmi, A., Wahyudi, D., Kartika, K., Wati, H., Yuliana, N., dan Kholis,
N. 2015. Optimasi Pembuatan Asap Cair dari Sekam Padi dan Aplikasinya
Sebagai Pupuk Tanaman Hidroponik. Jurnal Teknologi Agro-Industri. 2(2):
28-32.
Korah, A. R., Assa, J. R., & Koapaha, T. (2019). Pemanfaatan Asap Cair Arang
Tempurung Sebagai Bahan Pengawet Pada Bakso Ikan Tuna. Jurnal
Teknologi Pertanian (Agricultural Technology Journal). 10(2): 129-138.
La Tima, S. 2016. Pemanfaatan Asap Cair Kulit Biji Mete Sebagai Pestisida.
Journal of Chemical Process Engineering. 1(2): 16-22.
Marbun, L., Yunasfi, Y., dan Mulya, M. B. 2015. Pemanfaatan fungi Aspergillus
flavus, Aspergillus terreus, dan Trichoderma harzianum untuk
meningkatkan pertumbuhan bibit Avicennia marina. Peronema Forestry
Science Journal, 4(3): 254-264.
Nath, TN. 2013. The Status of Micronutrients (Mn, Fe, Cu, Zn) in Tea Plantations
in Dibrugarh District of Assam, India. International Research Journal of
Environment Sciences. 2(6): 5-30.
Novi, N., Rizki, R., dan Zudri, F. 2020. Efektivitas Beberapa Jenis Zat Pengatur
Tumbuh Alami Terhadap Pematahan Dormansi Dan Viabilitas Benih Sawo
(Achras zapota, L.). Efektivitas Beberapa Jenis Zat Pengatur Tumbuh Alami
Terhadap Pematahan Dormansi Dan Viabilitas Benih Sawo (Achras
zapota, L.), 209-216
Pangaribuan, Habinsaran, D., Hendarto, K., dan Prihartini, K. 2017. Pengaruh
Pemberian Kombinasi Pupuk Anorganik Tunggal dan Pupuk Hayati
Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Jagung Manis (Zea mays
saccharata Sturt) Serta Populasi Mikroba Tanah. Jurnal Floratek.12(1):1-9.
Saenger, P., dan West, P. W. 2018. Phenotypic variation of the mangrove species
Avicennia marina (Forssk.) Vierh. from seven provenances around
Australia. Aquatic botany, 149:28-32.
Warosatul, A.A. 2021. Optimasi Pemupukan Nitrogen untuk Tanaman Porang
(Amorphalus mulleri Blume) Menggunakan Media Cocopeat dan Tanpa
Cocopeat di Kabupaten Lombok Utara. (Doctoral dissertation, Universitas
Mataram).
11

LAMPIRAN
Lampiran 1 Penggunaan Dana

Harga
Jenis Pengeluaran Volume Total (Rp)
Satuan
Bahan Habis Pakai
Cocopeat 70kg - 354.000
Parang 2 65.000 130.000
Buku (atk) 3 8.000 24.000
Pulpen (atk) 1 6.000 6.000
pensil (atk) 1 5.000 5.000
kertas A4 (atk) 1 rim 65.000 65.000
lakban hitam (atk) 1 13.000 13.000
botol semprot. k 7 20.000 140.000
polybag 1 30.000 30.000
pupuk npk 1 40.000 40.000
Tali rapiah 3 10.000 30.000
plastik atik 1 20.000 20.000
lem plipin 1 55.000 55.000
waring jaring 20 meter 5.000 100.000
gunting 1 15.000 15.000
pipet ukur 10 ml 1 68.000 68.000
pipet ukur 2 ml 1 60.000 60.000
burf 1 125.000 125.000
corong kaca 75 ml 1 45.000 45.000
erlemeyer 500 ml 3 115.000 345.000
alumunium foil 3 22.000 66.000
masker medis 2 kotak 30.000 60.000
aseptic 500 ml 3 80.000 240.000
erlemeyer 500 ml 2 120.000 240.000
corong kaca 7.5 cm 4 38.000 152.000
jas lab 5 135.000 675.000
koker/ polybag 15x20 4 15.000 60.000
polybag 15x 20 2 15.000 30.000
polybag 12x17 3 13.000 39.000
polybag 10x15 9 10.000 90.000
B-1 1 25.000 25.000
Besi kondensator 1 150.000 150.000
alumunium batang 4 60.000 240.000
pipa besi 3/4 2 250.000 500.000
Besi strip 1 50.000 50.000
Drum besi 2 225.000 450.000
Materai 3 11.000 33.000
tabung gas 1 30.000 30.000
Erlemyer 1000 ml 5 185.000 925.000
Ph meter 1 69.000 69.000
12

SUBTOTAL 5.794.000
Sewa dan jasa
Sewa jasa las (untuk alat
1 600.000 600.000
pirolisis
sewa mobil pick up
1 150.000 150.000
(pengangkutan kayu)
Sewa Pembuatan
2 300.000 600.000
perancangan persemaian
SUBTOTAL 1.350.000
Transfortasi
Bensin Rp. 407.000
SUBTOTAL Rp. 407.000
Lain-lain
Akun media sosial 1 kali Rp. 34.000 Rp.34.000
Sewa kuota internet 4 bulan/tim Rp. 115.000 Rp. 460.000
SUB TOTAL Rp.494.000

GRAND TOTAL Rp. 8.045.000

Gambar 1.1 Bensin


13

Gambar 1.2 Botol semprot, polybag, pupuk npk, dan tali rapiah

Gambar 1.3 Bensin

Gambar. 1.4 Buku, pulpen, dan pensil


14

Gambar 1.5 bensin

Gambar 1.6 kertas A4

Gambar 1.7 bensin


15

Gambar 1.8 Plastik atik/plastik sampel

Gambar 1.9 bensin

Gambar. 2.0 Lem plipin


16

Gambar. 2.1 Waring jarring dan gunting

Gambar 2.2 bensin

Gambar. 2.3 Pipet ukur dan burf


17

Gambar. 2. 4 Lakban hitam

Gambar. 2.5 corong kaca dan erlemeyer

Gambar.2.6Alumunium foil
18

Gambar. 2. 7 Masker, aseptic, erlemeyer, corong kaca,


dan jas lab

Gambar.2.8 Erlemeyer 1000 ml, erlemeyer 500 ml


Corong kaca, jas lab, aseptic
19

Gambar. 2.9 Polybag

Gambar 3. 0 Polybag dan B-1


20

Gambar 3.1 pulsa dan tabung gas

Gambar 3.2 Ph meter

Gambar.3.3 Bensin

Gambar 3.3 Bensin


21

Gambar.3.4 Besi kondensator, alumunium, pipa besi, dan besi strip

Gambar3.5 Drum
22

Gambar 3.6 Materai

Gambar 3.7 pulsa

Gambar 3.8 sewa las


23

Gambar 3.9 sewa pengangkutan

Gambar 4.0 bensin

Gambar 4.1Cocopeat 15 liter


24

Gambar 4.2 Cocopeat 10 liter

Gambar 4.3 Cocopeat 10 liter


25

Gambar 4.4 Cocopeat 10 liter

Gambar 4.5 pulsa

Gambar 4. 6 Cocopeat 20 liter


26

Gambar 4.7 pulsa

Gambar 4.8 bensin

Gambar 4.9 bensin


27

Lampiran 2 Bukti-Bukti Pendukung Kegiatan

Observasi Di Baluno

Penanaman Bibit Mangrove

Penanaman Bibit Mangrove


28

Mengamati Buah Avicennia Marina

Pembuatan Asap Cair


29

Pembuatan Persemaian

Penyemptotan Bibit Mangrove


30

Pengukuran Tinggi Tanaman, Batang dan Jumlah Daun

Pengeringan Cocopeat
31

Perawatan Bibit Mangrove

Pembuatan Konsentrasi Asap cair


32

Go Pimnas

Anda mungkin juga menyukai