i
1
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pemupukan merupakan hal penting yang perlu dilakukan untuk menyediakan
berbagai unsur hara dalam tanah yang bervariasi dan berubah-ubah akibat
kehilangan unsur hara melalui pencucian maupun penguapan, sehingga melalui
pemupukan yang diberikan unsur hara tetap tersedia dan terlebih dapat
meningkatkan produktivitas dan mutu tanah (Nath, 2013). Pupuk dapat
digolongkan menjadi 3 yaitu pupuk anorganik, pupuk organik dan pupuk hayati.
Pupuk anorganik memiliki kelebihan untuk perbaikan sifat kimia tanah. Pemberian
pupuk anorganik dapat menambahkan unsur hara yang tidak tersedia di dalam
tanah, namun pemakaian secara berlebihan akan berdampak terhadap penurunan
kualitas tanah dan lingkungan. Sehingga beberapa penelitian telah berfokus untuk
mengembangkan pupuk jenis organik dan hayati disebabkan Pupuk organik dapat
menyuburkan dan memperbaiki sifat biologi dan fisik tanah. (Pangaribuan dkk.,
2017).
Salah satu bahan organik yang dapat digunakan sebagai media tumbuh adalah
limbah sabut kelapa, olahan sabut kelapa yang digunakan sebagai media tumbuh
semai disebut dengan cocopeat. Cocopeat merupakan salah satu media tumbuh
yang dihasilkan dari proses penghancuran sabut kelapa, proses penghancuran sabut
dihasilkan serat atau fiber, serta serbuk halus atau cocopeat (Irawan dan Hidayah,
2014). Menurut Warosatul (2021) yang mendeteksi cocopeat mampu memperbaiki
struktur tanah. Kelebihan lain dari cocopeat sebagai media tanam adalah
karakteristiknya yang mampu mengikat dan menyimpan air dengan kuat.
Pemanfaatan cocopeat sebagai pupuk dapat dilakukan secara maksimal dengan cara
memisahkan kandungan kimia dalam cocopeat sehingga unsur hara esensial yang
terkandung dalam cocopeat dapat dengan cepat dimanfaatkan oleh tanaman. Salah
satu metode pemisahan kandungan yang dapat digunakan adalah metode asap cair.
Asap cair adalah hasil dari kondensasi cairan pada proses pembakaran bahan
baku yang banyak mengandung senyawa karbon dan senyawa lainnya seperti
selulosa, hemiselulosa, dan lignin (Ariyani dkk., 2015). La Tima (2016) mendeteksi
bahwa pemberian asap cair yang diencerkan ke sekitar perakaran tanaman akan
meningkatkan metabolisme tanaman. Selain itu, asap cair dapat menekan serangan
hama utama pada tanaman padi.
Kabupaten Majene merupakan salah satu kabupaten yang banyak menjaga dan
melestarikan hutan mangrove yang ada disepanjang muara sungainya. Berbagai
jenis mangrove telah dibudidayakan untuk menjamin keberlangsungan hutan
mangrove tersebut. Namun pemeliharaan mangrove sangat sulit dilakukan karna
tingkat pertumbuhannya rendah hal ini sejalan yang dilakukan dilakukan Basyuni
dkk. (2018) mendeteksi pertumbuhan mangrove pada habitatnya hanya dapat
bertumbuh lebih dari 60% dari total anakan. Oleh karna itu, pemeliharaan yang
intensif perlu dilakukan salah satunya dengan menambahkan bahan yang dapat
mempercepat pertumbuhan mangrove terutama dikabupaten majene yang memilki
2
Avicennia marina bisa sampai 60%. Sehingga avicennia marina yang tumbuh
setelah diberi perlakuan asap cair cocopeat menyebabkan asap cair cocopeat
mampu memberikan perlindungan kepada bibit dari serangan hama dan penyakit.
Hal ini didukung oleh penelitian yang dilakukan Korah dkk. (2019) yang
mendeteksi bahwa asap cair arang tempurung kelapa dapat mengawetkan ikan tuna
dari bakteri. Penelitian lain yang mendeteksi spesies pseudarthrobacter yang
terdapat di rimpang mangrove Avicennia marian (Bushra dkk., 2023)
Gambar 4.1. Rendaman 5 menit asap cair cocopeat (kiri) rata-rata tinggi tanaman
dan (kanan) Rataa-rata jumlah daun.
Peningkatan tinggi tanaman mangrove yang telah direndam berbagai
konsentrasi asap cair selama 5 menit disajikan dalam gambar 4.1. Hasil perlakuan
masing-masing konsentrasi dan kontrol meningkat secara drastis pada pengamatan
40 hari, kecuali konsentrasi 15% yang meningkat pada pengamatan 30 masing-
masing rata-rata tinggi tanaman sebesar 3,68 cm dan rata-rata jumlah daun sebesar
dua helai. Nilai ini berbeda dengan yang dilakukan oleh Hastuti dkk. (2016) yang
mendeteksi pemberian kombinasi pupuk daun gandasil terhadap pertumbuhan bibit
mangrove dimana konsentrasi 25% pupuk daun gandasil menghasilkan nilai tinggi
tanaman mangrove sebesar 1,3 dan rata-rata jumlah daun 0,71 helai. Hal yang sama
yang terjadi rendaman 30 yang disajikan pada gambar 4.3. Hasil menunjukan
bahwa konsentrasi 15% memiliki nilai rata-rata pertambahan tinggi dan jumlah
daun tanaman mangrove masing-masing sebesar 6,85 cm dan 3, 67 helai.
Gambar 4.2. Rendaman 15 menit asap cair cocopeat (kiri) rata-rata tinggi tanaman
dan (kanan) Rataa-rata jumlah daun.
7
Hasil Pengamatan rata-rata tinggi tanaman dan jumlah daun pada rendaman
15 menit disajikan pada gambar 4.2. Hasil menunjukan bahwa secara keseluruhan
rata-rata tinggi tanaman dan jumlah daun paling tinggi terhadap kontrol tanpa asap
cair namun pada perlakuan konsentrasi tinggi tanaman dan jumlah daun diperoleh
cukup besar pada konsentrasi 10% sebesar 3,67 cm dan 1,67 helai. Hal ini diduga
konsentrasi pada 15 menit membutuhkan waktu yang lebih lama untuk bisa
meningkatkan tinggi tanaman dan jumlah daun. Hal ini diduga perendaman selama
15 menit masih belum merespon dengan baik dan beberapa lainnya mengalami
kematian karna tertimpah kayu yang terbawa oleh ombak. Hal ini sejalan penelitian
yang dilakukan oleh Saenger dan west (2018) yang mendeteksi pertumbuhan
normal avicennia marina tanpa perlakuan apapun dimana rata-rata tinggi tanaman
hanya disekitar 4,8 cm – 5 cm selama 1 bulan dan rata-rata pertambahan jumlah
daun hanya sekitar 1,4 sampai 2,8.
Gambar 4.3. Rendaman 30 menit asap cair cocopeat (kiri) rata-rata tinggi tanaman
dan (kanan) Rata-rata jumlah daun
Gambar 4.4. Rendaman 60 menit asap cair cocopeat (kiri) rata-rata tinggi tanaman
dan (kanan) Rataa-rata jumlah daun
Peningkatan Rata-rata tinggi tanaman mangrove yang telah direndam
berbagai konsentrasi asap cair selama 60 menit disajikan dalam gambar 4.4. Hasil
perlakuan masing-masing konsentrasi dan kontrol meningkat secara drastis pada
pengamatan 40. Dimana pada pengamatan 40 hari konsentrasi 10% memiliki nilai
rata-rata paling tinggi sebesar 1,65 cm. hal yang juga terjadi pada jumlah daun
8
dimana perendaman biji mangrove dengan konsentrasi asap cair cocopeat 10%
menghasilkan rata-rata jumlah daun paling besar sebanyak 1,00 Helai daun. Nilai
tersebut lebih tinggi dibandingkan kontrol yang masih belum tumbuh pada sampai
pengamatan 40 hari. Nilai yang diperoleh cukup rendah jika dibandingkan dengan
tinggi bibit Avicennia marina yang diberi perlakuan jamur yang mana nilai rata-
rata tinggi bibit sebesar 5,74 cm- 6,74 cm dan rata-rata jumlah daun sebesar 2,3
hingga 2,6 helai (Marbun dkk.,2015)
Tabel 4.2 Hasil Parameter Tinggi Tanaman Dan Jumlah Dengan Menggunakan
Analisis Spss
Parameter
Variabel
TT JD PA
tn tn
Konsentrasi 0,297 0,408 -
Lama Perendam 0,005** 0,006** -
Kosentrasi*Lama perendama 0,005** 0,007** -
Ket : ** = berpengaruh sangat nyata; *= berpengaruh; tn = tidak berpengaruh; -=
belum diperoleh
Hasil analisis varians tinggi tanaman dan jumlah daun mangrove Avicennia
marina disajikan dalam table 4.2. Hasil menunjukan terdapat pengaruh sangat nyata
lama rendaman terhadap rata-rata tinggi tanaman dan rata-rata jumlah daun
sedangkan perlakuan konsentrasi asap cair tidak berpengaruh nyata terhadap rata-
rata tinggi tanaman dan jumlah daun. Namun, kombinasi antar dua perlakuan
berpengaruh sangat nyata baik terhadap rata-rata tinggi tanaman maupun rata-rata
jumlah daun. Hal ini berarti lama rendaman terbukti mampu mempercepat
pertumbuhan mangrove. Hal ini diduga perendaman bibit mangrove dengan asap
cair sebelum ditanam membuat bibit mangrove bisa menyerap asap cair dengan
baik. Hal ini didukung peneliian yang dilakukan oleh Novi dkk. 2020 yang
mendeteksi bahwa cairan zat pengatur tumbuh yang direndam pada biji sawo dapat
menyebabkan daya kecambah yang lebih cepat.
Gambar 4.5. Uji lanjut Duncan terhadap (a) rata-rata jumlah daun dan (b)
rata-rata tinggi tanaman
Hasil uji lanjut Duncan perlakuan lama rendaman terhadap rata-rata tinggi
tanaman dan jumlah daun disajikan dalam gambar 4.5. Hasil menunjukan bahwa
terdapat perbedaan antara rendaman 60 menit dengan 15 menit dan 30 menit
9
terhadap rata-rata jumlah daun dimana nilai tertinggi pada rendaman 30 menit
dengan nilai tertinggi sebesar 0,87 helai. Sedangkan pada rata-rata tinggi tanaman
terdapat perbedaan antara rendaman 60 menit dengan rendaman 5,15 dan 30 menit
dimana nilai tertinggi di peroleh dari rendaman 15 menit sebesar 1,68 cm. Hal ini
diduga bahwa perendaman mampu masuk kedalam biji dan mempercepat
pertumbuhan akar namun hal ini hanya terbatas sampai perendaman 30 menit
sehingga pada perendaman 60 menit sudah tidak efektif lagi.
DAFTAR PUSTAKA
Ariyani, D., Rasy, M., dan Harlianto, D.U.Y.A. 2015. Studi Kajian Kandungan
Senyawa Pada Asap Cair dari Sekam Padi. Prosiding Seminar Nasional
Kimia FMIPA Universitas Negeri Surabaya. ISBN: 978-602.
Basyuni, M., Wati, R., Sagami, H., Sumardi, Baba, S., dan Oku, H. 2018. Diversity
and Abundance of Polyisoprenoid Composition in Coastal Plant Species
from North Sumatra, Indonesia. Biodiversitas. 19(1): 1–11.
Budiadi, B., Widiyatno, W., Nurjanto, H. H., Hasani, H., dan Jihad, A. N. 2022.
Seedling Growth And Quality Of Avicennia Marina (Forssk.) Vierh. Under
Growth Media Composition And Controlled Salinity In An Exsitu Nursery.
Forests, 13(5): 684.
10
LAMPIRAN
Lampiran 1 Penggunaan Dana
Harga
Jenis Pengeluaran Volume Total (Rp)
Satuan
Bahan Habis Pakai
Cocopeat 70kg - 354.000
Parang 2 65.000 130.000
Buku (atk) 3 8.000 24.000
Pulpen (atk) 1 6.000 6.000
pensil (atk) 1 5.000 5.000
kertas A4 (atk) 1 rim 65.000 65.000
lakban hitam (atk) 1 13.000 13.000
botol semprot. k 7 20.000 140.000
polybag 1 30.000 30.000
pupuk npk 1 40.000 40.000
Tali rapiah 3 10.000 30.000
plastik atik 1 20.000 20.000
lem plipin 1 55.000 55.000
waring jaring 20 meter 5.000 100.000
gunting 1 15.000 15.000
pipet ukur 10 ml 1 68.000 68.000
pipet ukur 2 ml 1 60.000 60.000
burf 1 125.000 125.000
corong kaca 75 ml 1 45.000 45.000
erlemeyer 500 ml 3 115.000 345.000
alumunium foil 3 22.000 66.000
masker medis 2 kotak 30.000 60.000
aseptic 500 ml 3 80.000 240.000
erlemeyer 500 ml 2 120.000 240.000
corong kaca 7.5 cm 4 38.000 152.000
jas lab 5 135.000 675.000
koker/ polybag 15x20 4 15.000 60.000
polybag 15x 20 2 15.000 30.000
polybag 12x17 3 13.000 39.000
polybag 10x15 9 10.000 90.000
B-1 1 25.000 25.000
Besi kondensator 1 150.000 150.000
alumunium batang 4 60.000 240.000
pipa besi 3/4 2 250.000 500.000
Besi strip 1 50.000 50.000
Drum besi 2 225.000 450.000
Materai 3 11.000 33.000
tabung gas 1 30.000 30.000
Erlemyer 1000 ml 5 185.000 925.000
Ph meter 1 69.000 69.000
12
SUBTOTAL 5.794.000
Sewa dan jasa
Sewa jasa las (untuk alat
1 600.000 600.000
pirolisis
sewa mobil pick up
1 150.000 150.000
(pengangkutan kayu)
Sewa Pembuatan
2 300.000 600.000
perancangan persemaian
SUBTOTAL 1.350.000
Transfortasi
Bensin Rp. 407.000
SUBTOTAL Rp. 407.000
Lain-lain
Akun media sosial 1 kali Rp. 34.000 Rp.34.000
Sewa kuota internet 4 bulan/tim Rp. 115.000 Rp. 460.000
SUB TOTAL Rp.494.000
Gambar 1.2 Botol semprot, polybag, pupuk npk, dan tali rapiah
Gambar.2.6Alumunium foil
18
Gambar.3.3 Bensin
Gambar3.5 Drum
22
Observasi Di Baluno
Pembuatan Persemaian
Pengeringan Cocopeat
31
Go Pimnas