JURNAL
Disusun Oleh:
Jhonny Kinata
210308045
Teknik Pertanian dan Biosistem B
Disusun Oleh:
Jhonny Kinata
210308045
Teknik Pertanian dan Biosistem B
Laporan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Dapat Memenuhi Komponen Penilaian
di Laboratorium Tanaman Perkebunan Studi Agroteknologi
Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan.
Diketahui Oleh
Dosen Penanggung Jawab Laboratorium
(Dr.Ir. Charlog. M. P)
NIP: 196111091986012001
Diketahui Oleh:
Asisten Korektor I
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada ALLAH SWT. Tuhan Yang Maha
Esa, karena atas rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan ini
tepat pada waktunya.
Adapun judul dari laporan ini adalah “Mainnursery” yang merupakan salah
satu syarat untuk memenuhi komponen penilaian di Laboratorium Tanaman
Perkebunan Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian Sumatera Utara,
Medan.
Pada kesempatan ini, penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Dr. Ir.
Charlog, MP. selaku dosen penanggung jawab Laboratorium Tanaman Perkebunan
serta kakak dan abang asisten Laboratorium Tanaman yang telah membimbing
penulis dalam menyelesaikan laporan ini.
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh
karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi
kesempurnaan laporan ini.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI...........................................................................................................ii
PENDAHULUAN………………………………………………………………...1
Latar Belakang ............................................................................................1
TujuanPraktikum..........................................................................................3
Kegunaan Penulisan ....................................................................................3
TINJUAN PUSTAKA……………………………………………………………4
BAHAN DAN METODE………………………………………………………...7
Tempat dan Waktu Praktikum.....................................................................7
Alat dan Bahan ............................................................................................7
Pelaksanaan .................................................................................................7
HASIL DAN PEMBAHASAN…………………………………………………..8
Hasil ............................................................................................................8
Pembahasan.................................................................................................9
KESIMPULAN……………………………………………………………….…11
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………….…..12
LAMPIRAN……………………………………………………………………..13
ii
1
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Kelapa sawit merupakan salah satu komoditas perkebunan yang
berkembang pesat. Pada tahun 2017, total luas lahan mencapai 12,30 juta ha (Nasir,
2015). Produktivitas perkebunan kelapa sawit saat ini belum maksimal, oleh karena
itu diperlukan berbagai upaya untuk meningkatkan produktivitas kelapa sawit,
salah satunya dengan menggunakan pupuk NPK. Penggunaan pupuk NPK dapat
menyebabkan tanah menjadi keras akibat residu yang tertinggal di tanah.
Kebutuhan nitrogen (N), fosfat (P) dan kalium (K) dapat disubstitusi dengan
memanfaatkan limbah di sekitar kelapa sawit. Pemanfaatan limbah ramah
lingkungan.
Salah satu penentu pertumbuhan bibit tanaman kelapa sawit adalah media
tanam. Salah satu bahan pembuatan media tanam benih tanaman kelapa sawit
adalah humus. Ketersediaan humus terbatas, sehingga banyak yang menggunakan
lapisan kedua untuk menggantikan humus (Rosenani et al., 2016). Tanah lapisan
kedua memiliki kandungan bahan organik yang rendah seperti tanah regosol
sehingga menyebabkan proses dekomposisi lebih lambat. Menurut Afandi dkk.
(2015), proses dekomposisi dapat ditingkatkan dengan penambahan bahan organik
pada tanah regosol.Karena kandungan bahan organik pada tanah lapisan kedua
rendah, maka diperlukan upaya alternatif untuk memenuhi persyaratan komposisi
media tanam benih kelapa sawit (Steve et al., 2014).
Regosol merupakan jenis tanah yang masih berkembang, terbentuk dari
pengendapan material ground holding yang diangkut dari tempat lain (Putinella,
2014). Regosol yang memiliki kandungan pasir tinggi akan memiliki porositas yang
baik karena didominasi oleh pori-pori makro, namun memiliki tingkat kesuburan
tanah yang rendah karena kemampuannya mengikat unsur hara dan air rendah
(Azmi et al., 2015). Omotayo dan Chukwuka (2009) melaporkan bahwa
penambahan bahan organik pada perlakuan akan memperbaiki tekstur tanah.
Sumber nutrisi utama pada pembibitan kelapa sawit adalah pupuk NPK.
Simanjuntak dkk. (2013) telah menyatakan bahwa penggunaan pupuk kimia
sintetik dalam jangka panjang dapat menyebabkan penurunan bahan organik tanah,
2
merusak struktur tanah dan meninggalkan residu kimia pada tanah yang sulit
terdegradasi. Karena penggunaan pupuk sintetik, diperlukan alternatif yang ramah
lingkungan (Kamarulzaman et al., 2012). Pupuk kandang sebagai sumber bahan
organik yang ditambahkan ke dalam tanah akan mengalami beberapa fase bagi
mikroorganisme tanah menjadi humus (Elnasikh dan Satti, 2017). Pupuk kandang
didefinisikan sebagai semua produk kotoran hewan yang dapat digunakan untuk
menambah unsur hara dan memperbaiki sifat fisik dan biologi tanah. Kandungan
hara dalam pupuk kandang relatif rendah, namun perannya dalam sifat kimia tanah
jauh melampaui pupuk kimia (Hartatilk et al., 2015).
Regosol memiliki bahan organik yang rendah (<1%) sehingga daya ikat
hara dan kapasitas tukar kation rendah (Gohi et al., 2018). Selain itu, daya dukung
kuantitas dan aktivitas organisme juga rendah. Oleh karena itu, untuk menunjang
keberhasilan budidaya pada tanah regosol perlu dilakukan perbaikan sifat fisik,
kimia dan biologinya. Pupuk organik secara signifikan dapat meningkatkan
perkembangan dan pertumbuhan tanaman, dibandingkan dengan pupuk anorganik
(Ji et al., 2017).Yang dkk. (2016) telah mencatat bahwa pupuk kandang merupakan
sumber unsur hara yang penting karena memiliki kandungan N dan P yang lebih
tinggi dibandingkan dengan pupuk kandang lainnya. Khandaker dkk. (2017) telah
mengkonfirmasi bahwa penambahan pupuk kandang dapat meningkatkan
pertumbuhan tanaman. Penambahan pupuk kandang meningkatkan ketersediaan
unsur hara N, P dan K yang penting bagi tanaman selama pertumbuhannya.
Ketersediaan kotoran sapi melimpah di sekitar perkebunan kelapa sawit.
Kotoran sapi berpotensi untuk digunakan sebagai pupuk organik setelah
pengomposan. Hal ini sejalan dengan pendapat Budiyanto (2011) bahwa kotoran
sapi merupakan salah satu kotoran hewan yang sangat prospektif untuk
dimanfaatkan sebagai pupuk organik. Kotoran sapi yang tidak dimanfaatkan
kemungkinan akan mencemari lingkungan. Oleh karena itu, penggunaan kotoran
sapi sebagai pupuk organik sangat dianjurkan untuk menjaga kondisi lingkungan
yang sehat. Kotoran sapi mengandung bahan organik sehingga proses pelapukan
berjalan optimal. Berdasarkan data yang diperoleh dari Irfan et al. (2017), kotoran
sapi mengandung N 0,4%, P 0,2% dan K 0,1%. Hal ini membuktikan bahwa kotoran
3
TINJAUAN PUSTAKA
Pupuk NPK 16:16:16 adalah pupuk dengan komposisi unsur hara yang
seimbang dan dapat larut secara perlahan-lahan sampai akhir pertumbuhan. Jumlah
kebutuhan pupuk untuk setiap daerah tidaklah sama tergantung pada varietas
tanaman, tipe lahan, agroklimat, dan teknologi usaha taninya. Oleh karena itu, harus
benar-benar memperhatikan anjuran pemupukan agar jaminan peningkatan
produksi per hektar dapat tercapai (Rukmi, 2010). Marliah, Hidayat dan Husna
(2012), menyatakan bahwa kandungan unsur hara pada pupuk NPK sangat cepat
diserap tanaman, karena sebagian nitrogen (N) dalam bentuk NO3 (Nitrat) yang
langsung tersedia bagi tanaman dan membantu penyerapan unsur hara kalium,
magnesium, dan kalsium sehingga dapat mempercepat proses pembungaan dan
memacu pertumbuhan pada pucuk tanaman. Fosfor (P) merupakan komponen
penyusun membrane sel tanaman, penyusun enzim-enzim penyusun co-enzim,
nukleotida, P juga berperan dalam sintesis protein, terutama yang terdapat pada
jaringan hijau, sintesis karbohidrat, memacu pembentukan bunga dan biji serta
menentukan kemampuan berkecambah biji yang dijadikan benih (Wijaya, 2013).
Kalium (K) berperan dalam mengaktifasi enzim-enzim yang berperan
dalam metabolisme dan biosintesis. Unsur K mempunyai peran sebagai berikut :
memperbaiki transportasi asimilat, memperbaiki daya simpan hasil, meningkatkan
ketahanan tanaman terhadap serangan hama dan penyakit, mengoptimalkan
pemanfaatan cahaya matahari, menghemat penggunaan air melalui pengaturan
membuka dan menutupnya stomata, meningkatkan kandungan vitamin C (Wijaya,
2013).
Pupuk NPK Mutiara 16:16:16 merupakan salah satu pupuk anorganik
majemuk yang mengandung unsur hara makro dan mikro. pupuk NPK Mutiara
16:16:16 mengandung 3 unsur hara makro dan 2 unsur hara mikro. unsur hara
tersebut adalah Nitrogen 16%, Phospat 16%, Kalium 16%, Kalsium 6% dan
Magnesium 0,5%. Pupuk ini bersifat hidroskopis atau mudah larut sehingga mudah
diserap oleh tanaman dan bersifat netral atau tidak mengasamkan tanah (Sutedjo,
2010).
Rizwan (2010), dalam hasil penelitiannya menyatakan bahwa pemberian
pupuk NPK berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman (cm), berat 100 biji (g),
berat biji per tanaman (g) dan berat biji per plot (g), tetapi tidak berpengaruh nyata
terhadap jumlah cabang dan umur berbunga tanaman kacang tanah. Menurut
Armansyah (2012), bahwa perlakuan pupuk NPK Mutiara 16:16:16 secara tunggal
berpengaruh terhadap umur berbunga, umur panen, berat polong pertanaman,
jumlah polong pertanaman, polong sisa, dan indeks panen tanaman kacang panjang.
Dosis pupuk NPK Mutiara 16:16:16 yang terbaik N2 (NPK Mutiara 10
gram/tanaman). Doni (2014), menyatakan perlakuan pupuk NPK 16:16:16
berpengaruh terhadap umur berbunga, umur panen, berat polong pertanaman, berat
polong per plot, jumlah polong per tanaman, jumlah polong sisa tanaman kacang
6
Tembung , Kota Medan , Prov. Sumatera Utara yang dilaksanakan secara virtual
dengan menggunakan aplikasi Google Meet pada hari jumat 07 Oktober 2022 Pukul
Alat Bahan
Polibag ukuran 10 kg Bibit kelapa sawit (Elaeis guineensis
Jacq) 6 bibit prenursery/orang
Jangka sorong untuk mengukur diameter
batang (mm) Air
Metode
Hasil
Gambar Keterangan
Pengukuran , dilakukannya
pertumbuhannya
Pengukuran , dilakukannya
pertumbuhannya
9
Pembahasan
Kesimpulan
polybag
didapat maksimal.
12
Daftar Pustaka
Burhanuddin, Satriawan, H., & Marlina. (2017). Pengaruh Media Tanam dan Pupuk
Jakarta
Ichsan, C. N., Nurahmi, E., & Saljuna. (2012). Respon Aplikasi Dosis Kompos dan
Ramadhaini, R. F., Sudradjat., dan Ade, W., 2014. Optimisasi Dosis Pupuk
58.
Ramadhan, M., Asmarlaili S. H., dan Hardy, G., 2017. Respon Pertumbuhan
Dolomit, Pupuk dan Bakteri Pereduksi Sulfat pada Tanah Sulfat Masam
Sari. 2015. Peran Pupuk Oganik dalam Meningkatkan Efektifitas Pupuk NPK pada
159.
13
Lampiran
14