Ngateman
NIM.C2091211004
Segala puji bagi Tuhan Yang Maha Esa karena atas Rahmat dan
Hidayah-Nya yang senantiasa tercurah kepada penulis sehingga dapat
menyelesaikan penulisan makalah “Budidaya Tanaman Padi di Lahan Pasang
Surut”. Dalam memenuhi tugas mata kuliah sistem produksi tanaman pada lahan
basah dan lahan kering yang diampuh oleh Bapak DR. Tatang Abdurrahman,SP,
MP. Penulis sangat menyadari bahwa penulisan dan penyusunan makalah ini
masih banyak kekurangan oleh karena itu kritik dan saran sangat diharapkan
untuk kesempurnaan makalah ini dan semoga makalah ini bermanfaat bagi penulis
dan pembaca.
Ngateman
NIM. C2091211004
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................. i
DAFTAR ISI........................................................................................... ii
I. PENDAHULUAN............................................................................ 1
1.1. Latar Belakang.......................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah..................................................................... 2
1.3. Tujuan....................................................................................... 3
II. PEMBAHASAN.............................................................................. 12
II.1. Pemberian Bahan Organik........................................................ 12
II.2. Pencucian Lahan....................................................................... 13
II.3. Sistem Penanaman Padi Jajar Legowo...................................... 14
III. KESIMPULAN................................................................................ 17
DAFTAR PUSTAKA............................................................................. 18
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Padi (Oryza sativa L.) merupakan salah satu tanaman pangan yang banyak
dikonsumsi penduduk Indonesia. Sebagai makanan pokok yang mengandung
karbohidrat dan sumber energi. Tanaman padi salah satu bahan pangan yang
memegang peranan cukup penting bagi perekonomian yaitu sebagai bahan untuk
mencukupi kebutuhan pokok masyarakat maupun sebagai mata pencaharian.
Kebutuhan padi yang semakin meningkat tidak dibarengi dengan hasil produksi
padi, karena sampai saat ini hasil produksi padi di Kalimantan Barat masih rendah
dibanding produksi nasional.
Berdasarkan Badan Pusat Statistik, (2020), Produksi padi di Kalimantan
Barat tahun 2020 mencapai 778.17 ribu ton GKG sedangkan pada tahun 2019
mencapai 847.88 ribu ton GKG. Berdasarkan data tersebut Perunurunan tersebut
dapat disebabkan oleh penurunan luas areal tanam dan penurunan prduktivitas
tanaman/ha. Sistem budidaya tanaman padi di Kalimantan Barat dilakukan pada
lahan sawah dan lahan kering (gogo). Oleh karena itu, perlu dilakukan
peningkatan produksi padi hitam dengan ekstensifikasi dan intensifikasi pada
lahan yang cukup berpotensi bagi tanaman padi, salah satunya yaitu pada lahan
pasang surut.
Lahan pasang surut merupakan salah satu lahan yang diusahakan untuk
budidaya tanaman padi yang penyebarannya cukup luas di Indonesia termasuk di
Kalimanan Barat. Kalimantan Barat mempunyai areal luas lahan sawah pasang
surut yang ditanami padi sebasar 583 ha, dimana tanaman padi merupakan
komoditas utamanya (Badan Pusat Statistik Kabupaten Pontianak, 2020).
Lahan pasang surut yang digunakan sebagai tempat tumbuh tanaman padi
secara keseluruhan mempunyai sifat fisik yang kurang baik bagi tanaman padi
yaitu kondisi tanah yang keras pada musim kemarau dan teguh pada musim
penghujan, selain itu lahan pasang surut sering kali terdapat kandungan pirit yang
tinggi yang dapat membuat tanaman akarnya menjadi terhambat, dan daun kuning
kemerahan yang menyebabkan fotosintesis tidak dapat berjalan dengan baik.
Upaya pengelolaan lahan secara intensif dalam meningkatkan hasil
produksi tanaman dengan perluasan lahan budidaya pada lahan pasang surut perlu
diimbangi dengan usaha intensifikasi seperti usaha perbaikan sifat fisik dan
pengurangan pirit pada lahan pasang surut. Selain itu peningkatan kualitas lahan
untuk meningkatkan produksi tanaman padi di lahan pasang surut juga
memerlukan teknik budidaya yang sesuai seperti menggunakan sistem jajar
legowo. Teknik budidaya secara terpadu upaya dapat meningkatkan hasil tanaman
padi yaitu dengan memperbaiki sifat fisik tanah yaitu dengan penambahan bahan
organik pencucian lahan, dan menggunakan sistem jajar legowo.
B. Rumusan Masalah
Pertumbuhan dan hasil produksi tanaman padi selain di dukung oleh faktor
genetik kualitas lahan sebagai tempat tumbuh tanaman juga sangat berpengaruh
terhadap pertumbuhan dan hasil produksi tanaman padi. Salah satu proses
budidaya tanaman padi di Kalimantan Barat terdapat di lahan pasang surut.
Lahan pasang surut yang digunakan sebagai tempat tumbuh tanaman padi
secara keseluruhan mempunyai sifat fisik yang kurang baik. Sifat fisik tanah yang
kurang baik karena rendahnya kandungan bahan organik tanah mengakibatkan
sifat kimia dan biologi tanah juga menjadi kurang baik seperti pH tanah rendah,
ketersedian hara yang rendah serta jumlah dan aktivitas mikroorganisme juga
rendah selain itu, kali terdapat kandungan pirit yang tinggi yang dapat membuat
tanaman akarnya menjadi terhambat, dan daun kuning kemerahan yang
menyebabkan fotosintesis tidak dapat berjalan dengan baik sehingga perlu
dilakukan intesifikasi pada lahan dan teknik penanaman padi yang sesuai dengan
lahan pasang surut. Upaya yang dapat dilakukan yaitu seperti penamabahan
bokasi jerami, pencucian lahan, dan penanaman padi dengan sistem jajar legowo.
Berdasarkan uraian di atas maka rumusan masalah dalam makalah ini
yaitu:
1. Apa jenis bahan organik yang digunakan untuk memperbaiki sifat fisik tanah?
2. Bagaimana peran bahan organik dalam meningkatkan hasil tanaman padi?
3. Bagaimana peran sistem pencucian lahan pada lahan pasang surut?
4. Bagaimana peran penanaman padi dengan sistem jajar legowo?
C. Tujuan
Adapun tujuan dari makalah ini adalah :
1. Untuk mengetahui bahan organik yang dapat di manfaatkan untuk meningkat
kan produksi padi pada lahan pasang surut.
2. Mengkaji peran bahan organik dalam meningkatkan produksi padi pada lahan
pasang surut.
3. Mengkaji peran pencucian dalam meningkatkan produksi padi lahan pasang
surut.
4. Mengkaji peran sistem jajar legowo dalam meningkatkan produksi padi pada
lahan pasang surut.
II. PEMBAHASAN
B. Pencucian Lahan
Keracunan Fe seringkali terjadi pada tanah pasang surut, sulfat masam
dengan tingginya kemasaman dan kadar Fe aktif. Lahan pasang surut sulfat
masam di Indonesia cukup luas yaitu 6,67 juta ha (Alihamsyah, 2004) dengan
kandungan pirit yang tinggi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa toksisitas Fe
pada padi sawah dapat menurunkan hasil hingga 12-100%.Toksisitas (Fe yang
cukup berat, pada, tanaman padi mengakibatkan hambatan pertumbuhan, anakan
tidak tumbuh, sehingga hasil yang didapatkan sangat rendah dan bahkan dapat
mengakibatkan kegagalan panen. (Noor et al., 2012)
Untuk mengurangi kandungan Al dan Fe serta kemasaman tanah (pH)
pada tanah pasang surut bisa menggunakan metode pencucian. Pencucian tanah
dilakukan dengan memberikan air yang bersih secara terus-menerus guna menjaga
tanah agar tetap dalam kondisi jenuh. Tanah yang dicuci adalah tanah pada zona
perakaran. Tinggi muka air tanah tetap dijaga kedudukannya terhadap muka tanah
serta harus selalu berada di atas lapisan tanah pirit. Bila muka air tanah berada di
bawah lapisan tanah pirit, maka lapisan tanah pirit akan teroksidasi. Sehingga
nanti bila waktu musim hujan, akan terbentuk asam sulfat (H2SO4). Untuk
menjaga agar muka air tanah selalu berada di atas lapisan tanah pirit, maka
digunakan pintu air.
Proses pencucian tanah ini dilakukan dengan pemberian air tetap dengan
debit 12 – 14 mm/hari. Yang paling efektif yaitu pada waktu musim penghujan
atau pada waktu terjadi air pasang. Metoda ini mudah dilaksanakan pada lahan
sungai yang berdekatan dengan sungai atau saluran primer, dimana pada saat
terjadi pasang air dapat menggenangi lahan secara teratur sepanjang terjadinya
pasang.
Proses pencucian atau penggenangan yang dilakukan pada tanaman padi
tidak akan mengganggu pertumbuhan tanaman padi karena tanaman padi
memerlukan air yang banyak untuk pertumbuhannya terutama pada fase vegetatif
sehingga penggenanangan merupakan upaya yang paling efektif untuk mengatasi
kandungan pirit pada lahan pasang surut.
Badan Pusat Statistik Kalimantan Barat. 2020. Luas Wilayah Kalimantan Barat
Menurut Kabupaten/Kota dan Lahan Pasang Surut, Pontianak.
Novita, S. dan Sumardi. 2014. Pengujian Berbagai Tipe Tanam Jajar Legowo
terhadap Hasil Padi Sawah. J Akta Agrosia Vol. 17 No. 2 hlm 115 - 124 Juli
- Desember 2014
Wahida, A. Y. 2014. Peran Bahan Organik dan Tata Air Mikro terhadap
Kelarutan Besi, Emisi CH4 , Emisi CO2 , dan Produktivitas padi di Lahan
Sulfat Masam. Disertasi. Program Pascasarjana UGM Yogyakarta. 173
halaman.