Disusun Oleh :
FAKULTAS PERTANIAN
PEKANBARU
2021
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat
dan hidayah-Nyalah penulis dapat menyeselaikan tugas ini yang berjudul
“Permasalahan Pertanian Indonesia Dan Bagaimana Cara Keluarnya.”
Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada Dosen Pengampu mata kuliah Ekonomi Pertanian Ibu Sisca
Vaulina SP, MP. yang telah banyak meluangkan waktu, pemikiran maupun
tenaga dalam memberikan pengarahan dan bimbingan dalam menyelesaikan tugas
ini.
Dalam menyelesaikan penulisan tugas ini, penulis telah berusaha
semaksimal mungkin dan penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya
membangun demi penyempurnaan dan perbaikan tugas ini.
Penulis
DAFTAR ISI
COVER ..................................................................................................................................... 1
KATA PENGANTAR............................................................................................................. 2
DAFTAR ISI.............................................................................................................................. 3
BAB I. PENDAHULUAN ...................................................................................... 4
1.1. Latar Belakang.............................................................................................. 4
1.2. Rumusan Masalah........................................................................................ 5
1.3. Tujuan............................................................................................................. 5
pertanian yang menjanjkan. Faktor iklim, geologis dan letak geografis yang
Vietnam, Thailand dan Filipina harusnya hal tersebut dijadikan motivasi bagi kita
untuk lebih berusaha memajukan dunia pertanian di negara kita. Kalau mereka
bisa kenapa tidak, padahal secara sumber daya Indonesia tidak kalah dengan
negara-negara tersebut.
Namun seperti kata pepatah, makin tinggi pohon makin besar pula angin yang bertiup,
dihadapkan dengan berbagai masalah yang kompleks ibarat benang kusut yang
BAB II
PEMBAHASAN
Upaya mewujudkan pembangunan pertanian tidak terlepas dari berbagai macam masalah
yang dihadapi, masalah Pertama yaitu penurunan kualitas dan kuantitas sumber
daya lahan pertanian. Dari segi kualitas, faktanya lahan dan pertanian kita sudah
mengalami degradasi yang luar biasa, dari sisi kesuburannya akibat dari
pemakaian pupuk an-organik. Berdasarkan Data Katalog BPS, Juli 2012, Angka
Tetap (ATAP) tahun 2011, untuk produksi komoditi padi mengalami penurunan
produksi Gabah Kering Giling (GKG) hanya mencapai 65,76 juta ton dan lebih
rendah 1,07 persen dibandingkan tahun 2010. Jagung sekitar 17,64 juta ton pipilan
kering atau 5,99 persen lebih rendah tahun 2010, dan kedelai sebesar 851,29 ribu
ton biji kering atau 4,08 persen lebih rendah dibandingkan 2010, sedangkan
Indonesia.
Berbagai hasil riset mengindikasikan bahwa sebagian besar lahan pertanian intensif di
dalam tanah yaitu kecil dari 2 persen. Padahal, untuk memperoleh produktivitas
optimal dibutuhkan kandungan C-organik lebih dari 2,5 persen atau kandungan
bahan organik tanah > 4,3 persen. Berdasarkan kandungan C-organik tanah/lahan
pertanian tersebut menunjukkan lahan sawah intensif di Jawa dan di luar Jawa
tidak sehat lagi tanpa diimbangi pupuk organik dan pupuk hayati, bahkan pada
lahan kering yang ditanami palawija dan sayur-sayuran di daerah dataran tinggi di
berbagai daerah. Sementara itu, dari sisi kuantitasnya konfeksi lahan di daerah
Jawa memiliki kultur dimana orang tua akan memberikan pembagian lahan
kepada anaknya turun temurun, sehingga terus terjadi penciutan luas lahan
Masalah kedua yang dialami saat ini adalah terbatasnya aspek ketersediaan infrastruktur
penunjang pertanian yang juga penting namun minim ialah pembangunan dan
7.230.183 ha, sumber airnya 11 persen (797.971 ha) berasal dari waduk,
revitalisasi waduk sesungguhnya harus menjadi prioritas karena tidak hanya untuk
Sepuluh waduk telah kering, sementara 19 waduk masih berstatus normal. Selain
Selanjutnya, masalah ketiga adalah adanya kelemahan dalam sistem alih teknologi. Ciri
pasokan yang terus menerus harus selalu meningkat dan terpelihara. Produk-
perkebunan dan peternakan harus menghadapi pasar dunia yang telah dikemas
dengan kualitas tinggi dan memiliki standar tertentu. Tentu saja produk dengan
mutu tinggi tersebut dihasilkan melalui suatu proses yang menggunakan muatan
teknologi standar. Indonesia menghadapi persaingan yang keras dan tajam tidak
hanya di dunia tetapi bahkan di kawasan ASEAN. Namun tidak semua teknologi
dapat diadopsi dan diterapkan begitu saja karena pertanian di negara sumber
kondisi lahan pertanian di tiap daerah juga berbeda-beda. Teknologi tersebut harus
sistem pertanian kita. Dalam hal ini peran kelembagaan sangatlah penting, baik
dalam inovasi alat dan mesin pertanian yang memenuhi kebutuhan petani maupun
rendah (low cost production) yang sudah berjalan ditingkat petani. Selain itu,
penanganan pasca panen dan pemberian kredit lunak serta bantuan langsung
bisa diserap melalui tim Kredit Usaha Rakyat (KUR) dan Bank BRI khusus Kredit
Yang terakhir menyangkut, masalah kelima adalah masih panjangnya mata rantai tata
niaga pertanian, sehingga menyebabkan petani tidak dapat menikmati harga yang
lebih baik, karena pedagang telah mengambil untung terlalu besar dari hasil
penjualan.
Pada dasarnya komoditas pertanian itu memiliki beberapa sifat khusus, baik untuk hasil
pertanian itu sendiri, untuk sifat dari konsumen dan juga untuk sifat dari kegiatan
usaha tani tersebut, sehingga dalam melakukan kegiatan usaha tani diharapkan
pertanian masih saja menjadi tumpuan harapan, tidak hanya dalam upaya menjaga
ketahanan pangan nasional tetapi juga dalam penyediaan lapangan kerja, sumber
Di bawah ini terdapat beberapa rekomendasi, tawaran, saran, masukan dan juga tuntutan
menuntut pemanfaatan lahan tidur untuk pertanian yang produktif dan ramah
lingkungan.
berwawasan pada konteks kearifan lokal serta pemanfaatan secara maksimal hasil-
Petani.
10. Perimbangan muatan informasi yang berkaitan dengan dunia pertanian serta
penyusunan konsep jam tayang khusus untuk publikasi dunia pertanian di seluruh
11. Bimbingan lanjutan bagi lulusan bidang pertanian yang terintegrasi melalui
skill dan kemandirian berusaha, program pendidikan dan pelatihan bagi generasi
pertanian yang mampu menarik generasi muda, serta program-program lain yang
bertujuan untuk menggali potensi, minat, dan bakat generasi muda di bidang
professional, kreatif, dan kepedulian sosial yang tinggi demi kemajuan pertanian
kemahasiswaan.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
hanya terfokus pada usaha tani, lemahnya dukungan kebijakan makro, serta
saat ini masih banyak didominasi oleh usaha dengan: (a) skala kecil.
(h) pasar komoditi pertanian yang sifatnya mono/oligopsoni yang dikuasai oleh
petani.
3.2 Saran
Sektor pertanian merupakan sektor yang mempunyai peranan strategis dalam struktur
Mulai dari proteksi, kredit hingga kebijakan lain tidak satu pun yang
menguntungkan bagi sektor ini. Program-program pembangunan pertanian yang
kehancuran. Meski demikian sektor ini merupakan sektor yang sangat banyak
menampung luapan tenaga kerja dan sebagian besar penduduk kita tergantung
Joko Prayogo, Toni Suyono, Michael Berney. 1999. Apa itu pertanian Organik?
Malang`
Kumar H.D. 1981. Modern Concepts of Ecology. 2nd Revised Edition. Vikas