Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN HASIL WAWANCARA PERKEBUNAN SAWIT DI DESA SENAKIN

KECAMATAN LANDAK

Dosen pengampu :

1. Ir. Agus Rulyansah, MMA

2. IR. Henny Sulistyowati, MMA

Disusun oleh : Kornelius Rio ( C1011181072 )

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
2020
Kata Pengantar

Segala puji bagi TUHAN YANG MAHA ESA yang telah memberikan penulis
kemudahan dalam menyelesaikan Proposal tepat waktu. Tanpa rahmat dan pertolongan-Nya,
penulis tidak akan mampu menyelesaikan proposal ini dengan baik. Penulis mengucapkan
syukur kepada TUHAN YANG MAHA ESA atas limpahan nikmat sehatNya, sehingga
proposal dengan Judul “LAPORAN HASIL WAWANCARA PERKEBUNAN SAWIT DI
DESA SENAKIN KECAMATAN LANDAK” dapat diselesaikan. Proposal ini berisi tentang
budidaya kelapa sawit.

Proposal ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Perkebunan Utama. Penulis
berharap proposal ini dapat memenuhi tugas kuliah dan dapat juga berguna untuk
masyarakat. Meskipun telah berusaha menyelesaikan proposal ini sebaik mungkin Penulis
menyadari bahwa proposal ini masih perlu banyak penyempurnaan karena kesalahan dan
kekurangan.

Penulis terbuka terhadap kritik dan saran pembaca agar makalah ini dapat lebih baik.
Apabila terdapat banyak kesalahan pada proposal ini, baik terkait penulisan maupun konten,
penulis memohon maaf. Demikian yang dapat penulis sampaikan. Akhir kata, Semoga
Proposal ini dapat berguna untuk saya dan masyarakat.

Pontianak, 2020

penulis

ii
Daftar Isi

BaB 1.....................................................................................................................................................1
Pendahulan........................................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.........................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah....................................................................................................................2
1.3 Tujuan......................................................................................................................................2
Bab 2......................................................................................................................................................3
Tinjauan Pustaka................................................................................................................................3
2.1 Kelapa sawit.............................................................................................................................3
2.2 Budidaya kelapa sawit.............................................................................................................4
2.2.1 Pembibitan........................................................................................................................4
2.2.2 penanaman.......................................................................................................................4
2.2.3 pemeliharaan....................................................................................................................5
2.2.4 pemanenan.......................................................................................................................7
BaB 3.....................................................................................................................................................8
Metodologi praktikum.......................................................................................................................8
3.1 tempat dan waktu praktikum..................................................................................................8
3.2 Alat dan Bahan Praktikum.......................................................................................................8
3.3 Pelaksanaan praktikum............................................................................................................9
3.4 Hasil dan pembahasan.............................................................................................................9
Bab 4....................................................................................................................................................14
Penutup...........................................................................................................................................14
4.1 Kesimpulan............................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................14

iii
BaB 1

Pendahulan

1.1 Latar Belakang

Indonesia dianugrahi oleh sumber daya alam yang melimpah salah satunya anugrah
kondisi geografi. Terletak dibujur katulistiwa, indonesia termasuk salah satu negara tropis.
Salah satu sektor yang dapat dimanfaatkan yaitu perkebunan kelapa sawit. Kelapa sawit
Elaeis guinensis Jacq Ppalmae) merupakan tumbuhan tropis yang berasal dari Afrika Barat
(Fauzi dkk., 2002). Tanaman kelapa sawit memiliki arti penting bagi pembangunan nasional.
Selain mampu menyediakan lapangan kerja, hasil dari tanaman ini juga merupakan sumber
devisa negara.

Tanaman kelapa sawit merupakan satu diantara tanaman perkebunan yang


memerlukan input hara cukup tinggi, sehingga kebutuhan pupuk per hektar cukup besar,
pemupukan menjadi faktor penting dalam upaya mencapai produktivitas yang tinggi,
terutama dalam memenuhi ketersediaan hara. Unsur hara dari pupuk menjadi tambahan
energi yang sangat diperlukan bagi pertumbuhan dan produktivitas kelapa sawit
(Darmosarkoro et al., 2007). Tercapainya produksi tandan buah segar (TBS) yang optimal
dan kualitas minyak yang baik merupakan tujuan dari pemupukan pada tanaman kelapa
sawit. Kekurangan satu diantara unsur hara akan menyebabkan tanaman menunjukkan gejala
defisiensi dan mengakibatkan terhambatnya pertumbuhan vegetatif serta penurunan produksi
tanaman, disamping itu produktivitas tanaman kelapa sawit juga ditentukan oleh karakteristik
lahan yang berbeda pada setiap wilayah pengembangannya. Menurut Rosmarkam dan
Yuwono (2002), berdasarkan jumlah yang diperlukan, unsur hara dibagi menjadi 2 golongan
yakni unsur hara makro dan unsur hara mikro. Unsur hara makro diperlukan tanaman dalam
jumlah yang lebih besar dibandingkan dengan unsur hara mikro. Kadar N misalnya, dalam
jaringan tanaman lebih besar dan kandungan hara juga berbeda – beda tergantung pada jenis
hara, jenis tanaman, kesuburan tanah atau jenis tanah serta pengelolaan tanaman.

Keberhasilan usaha perkebunan kelapa sawit antara lain ditentukan oleh penggunaan
bibit unggul dan baik. Bibit yang baik akan memiliki kemampuan untuk menghadapi keadaan
cekaman pada waktu dipindahkan ke lapangan dan tanggap terhadap input yang diberikan.
Tanaman yang berasal dari bibit yang baik akan tumbuh dan berkembang lebih cepat, dan
pada akhirnya berproduksi lebih awal serta memberikan hasil yang lebih tinggi. Pemupukan

1
bertujuan untuk menjamin kecukupan dan keseimbangan hara tanaman sehingga
pertumbuhan bibit maksimal. Kebutuhan unsur hara bagi tanaman kelapa sawit pada setiap
fase pertumbuhannya berbedabeda. Jumlah unsur hara yang ditambahkan melalui pupuk
harus memperhitungkan kehilangan hara akibat pencucian, penguapan, serta sifat fisik dan
kimia tanah. Salah satu masalah utama dalam pengusahaan perkebunan kelapa sawit adalah
pengadaan bibit yang berkualitas karena bibit sangat menentukan tingkat produktivitas. Bibit
yang berkualitas selain secara genetik unggul, pertumbuhan fisiknya harus jagur dan sehat.
Hal ini dicapai dengan tersedianya unsur hara makro utama seperti nitrogen, fosfor dan
kalium. Salah satu faktor penghambat adalah tidak tersedianya unsur hara yang dibutuhkan
oleh tanaman pada kadar yang cukup. Dosis pupuk di pembibitan, baik di perkebunan negara,
swasta dan rakyat umumnya menggunakan dosis standar yang berlaku umum. Pemupukan
yang tidak sesuai dengan kebutuhan hara tanaman selain tidak efisien dapat juga mencemari
lingkungan.

1.2 Rumusan Masalah

- apa itu kelapa sawit

- budidaya kelapa sawit

1.3 Tujuan

- mengetahui apa itu kelapa sawit

- Mengetahui budidaya kelapa wasit

2
Bab 2

Tinjauan Pustaka

2.1 Kelapa sawit

Kelapa sawit merupakan salah satu komoditas yang menjadi primodana dunia. Kelapa sawit
merupakan tumbuhan industri sebagai bahan baku penghasil minyak masak, minyak industri,
maupun bahan bakar. Kelapa sawit ini memiliki peranan yang penting dalam industri minyak
yaitu dapat menggantikan kelapa sebagai sumber bahan
bakunya. Perkebunannya menghasilkan keuntungan besar sehingga banyak hutan dan
perkebunan lama dikonversi menjadi perkebunan kelapa sawit. Indonesia adalah penghasil
minyak kelapa sawit terbesar di dunia. Di Indonesia penyebarannya di daerah Aceh, pantai
timur Sumatra, Jawa, Kalimantan, dan Sulawesi. Tanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis
Jacq.L) termasuk tumbuhan kelas Angiospermae, ordo Palmales, famili Arecaceae dan genus
Elaeis.

Tanaman ini berasal dari Afrika Barat. Meskipun demikian, ada yang mengatakan
bahwa tanaman kelapa sawit berasal dari Amerika Selatan yaitu Brasil karena lebih banyak
ditemukan spesies kelapa sawit di hutan Brasil dibanding dengan Afrika (Fauzi et al., 2004).
Pada kenyataannya, tanaman kelapa sawit justru hidup subur di luar daerah asalnya, seperti
Indonesia, Malaysia, Thailand dan Papua Nugini, bahkan mampu memberikan hasil produksi
per hektar yang lebih tinggi. Kelapa sawit dapat tumbuh baik di daerah tropika basah antara
12oLU-12oLS pada suhu optimum sekitar 24o -28oC dengan curah hujan rata-rata 2000-
2500 mm/tahun (Fauzi et al., 2002). Berdasarkan ketebalan tempurung kelapa sawit
dikelompokkan menjadi tiga jenis, yaitu Dura, Pisifera, dan Tenera. Perbedaan ketebalan
daging buah ini menyebabkan perbedaan jumlah rendemen minyak sawit yang dikandungnya.
Rendemen minyak yang paling tinggi terdapat pada Pisifera yaitu lebih dari 23%
(Siradjuddin, 2013), sedangkan pada varietas Dura hanya 16-18% (Fauzi et al., 2004).
Tanaman kelapa sawit merupakan tanaman monokotil, yaitu batangnya tidak mempunyai
kambium dan umumya tidak bercabang. Batang kelapa sawit berbentuk silinder dengan
diameter 45-60 cm. Tanaman yang masih muda, batangnya tidak terlihat karena terlindung
oleh pelepah daun, tinggi batang bertambah 35-75 cm/tahun, tapi jika kondisi lingkungan
yang sesuai maka pertambahan tinggi batang dapat mencapai 100 cm per tahun dan tinggi
maksimum yang ditanam di perkebunan adalah 15-18 meter. Akar tanaman kelapa sawit
berbentuk serabut, tidak berbuku, ujungnya runcing dan berwarna putih atau kekuningan.
3
Perakaran kelapa sawit sangat kuat karena tumbuh ke bawah dan ke samping membentuk
akar primer, sekunder, tertier dan kuarter. Sistem perakaran paling banyak ditemukan pada
kedalaman 0 sampai 20 cm, yaitu pada lapisan olah tanah (top soil). Daun kelapa sawit
membentuk susunan daun majemuk, bersirip genap dan bertulang sejajar serta membentuk
satu pelepah yang panjangnya 5 mencapai 7.5-9 meter. Jumlah anak daun pada setiap pelepah
berkisar antara 250 sampai 400 helai (Fauzi et al., 2002).

Kelapa sawit merupakan tanaman berumah satu (monocious), artinya bunga jantan
dan bunga betina terdapat dalam satu tanaman dan masing-masing terangkai dalam satu
tandan. Rangkaian bunga jantan terpisah dengan bunga betina. Setiap rangkaian bunga
muncul dari pangkal pelepah daun. Rangkaian bunga jantan dihasilkan dengan siklus yang
berselang seling dengan rangkaian bunga betina, sehingga pembungaan secara bersamaan
sangat jarang terjadi. Umumnya di alam hanya terjadi penyerbukan silang, sedangkan
penyerbukan sendiri secara buatan dapat dilakukan dengan menggunakan serbuk sari yang
diambil dari bunga jantan dan ditaburkan pada bunga betina. Waktu yang dibutuhkan mulai
dari penyerbukan hingga buah matang dan siap panen kurang lebih 5-6 bulan (Fauzi et al.,
2004).

2.2 Budidaya kelapa sawit

Sebelum menanam kelapa sawit ada baiknya kita melihat ke bibit. benih tanaman
kelapa sawit memiliki kulit yang tebal untuk itu perlu persiapan untuk mengecambahkannya.

2.2.1 Pembibitan

pembibitan awal dilakukan ketika umur benih 3 bulan atau benih sudah
berkecambah dengan jumlah daun 3 – 4. Ini dilakukan untuk melihat apakah benih
yang ditanam bagus atau tidak. Atur jarak tanam antar polybag. Agar ketika tumbuh
besar ( siap ditanam dilahan ) daunnya tidak mengenai daun lainnya.

2.2.2 penanaman

proses penanaman kelapa sawit dilapangan sangat penting, karena ini


menentukan produksi dan kelangsungan hidup tanaman. Penanaman dilakukan ketika
bibit berumur 12 bulan.

1. Pembuatan lubang tanam

4
Pembuatan lubang dilakukan dua atau tiga bulan sebelum kelapa sawit
ditanam.Hal ini dilakukan agar gas beracun dan sisa metabolisme mikroba menguap
atau terbawa angin. Selain itu supaya bakteri penyebab penyakit tanaman akan mati
terkena matahari.

2. pemupukan dasar

Pemupukan dasar harus dilakukan pada kebun yang akan ditanami kelapa
sawit.

Pupuk dasar di aplikasikan setelah lubang tanam dibuat atau bersamaan dengan
kegiatan menanam. Pupuk yang digunakan yaitu biasanya pupuk alami fosfat, bukan
fosfat buatan pabrik.

3. penanaman

Penanaman dilakukan pada bulan oktober dan sudah harus selesai pada akhir
bulan februari. Pada bulan oktober hujan mulai turun sehingga tanaman tidak akan
kekurangan air. Tanaman kelapa sawit yang mati atau pertumbuhannya tidak normal,
harus disulam. Penyulaman harus dilakukan supaya pertumbuhan tanaman tersebut
tidak ketinggalan dari tanaman lainnya agar tidak mempengaruhi hasil produksi
nantinya.

2.2.3 pemeliharaan

1. pengendalian gulma

Gulma diperkebunan harus dikendalikan supaya secara ekomoni tidak


berpengaruh secara nyata terhadap hasil produksi. Adanya gulma diperkebunan
kelapa sawit akan merugikan. Alasannya gulma dapat menghambat jalan para pekerja,
gulma menjadi pesaing tanaman kelapa sawit dalam menyerap unsur hara dan air,
serta kemungkinan gulma menjadi tanaman inang bagi hama atau penyakit yang
menyerang tanaman kelapa sawit.

5
2. kastraci ( cuci bunga )

Kastrasi merupakan istilah diperkebunan kelapa sawit yaitu membuang


semua bunga yang ada pada tanaman kelapa sawit muda atau ketika tanaman kelapa
sawit sudah mulai mengeluarkan bunga setelah berumur 9 bulan, tergantung
pertumbuhannya.

3. sanitasi

Pekerjaan sanitasi merupakan kegiatan yang bertujuan untuk


mempermudah proses panen dan mendapatkan kondisi tanaman/ buah yang sehat.
Pekerjaan sanitasi dilakukan bersamaan dengan pekerjaaan kastras.

4. penunasan pokok

penunasan pokok adalah m pelepah produktif dengan cara mengurangi


jumlah pelepah sampai pada batas tertentu yang tidak menyebabkan terganggunya
kemampuan daun melakukan fotosintesis secara op pertumbuhan vegetatif dan
generatif. Pelepah daun kelapa sawit merupakan pabrik minyak, dimana daun
merupakan tempat proses fotosintesis yang hasil akhirnya menentukan pembentukan
buah baik dari kuantitas maupun kualitas buah yang akan dipanen. Dengan demikian
sesuai pengalaman di lapangan, untuk mendapatkan produksi maksimal diperlukan
jumlah pelepah yang optimum yaitu 48-56 pelepah (tanaman muda) dan 40 48
pelepah (tanaman tua).

5. over prunning

Over prunning adalah terbuangnya sejumlah pelepah produktif secara


berlebihan yang akan mengakibatkan produksi. Penurunan produksi ini terjadi karena
berkurangnya areal fotosintesis dan pokok mengalami stres.

6. pemupukan

Pemupukan kelapa sawit merupakan kegiatan perawatan budidaya


kelapa sawit yang bertujuan untuk memberikan makanan pada tanaman sawit.
Kegiatan ini merupakan kegiatan yang harus dilakukan dengan cara yang baik agar
budidaya kelapa sawit dapat maksimal.

6
Pemupukan kelapa sawit juga dilakukan sesuai umur, dengan menggunakan setengah
dari dosis pupuk kimia ditambah pupuk organic cair GDM spesialis tanaman
perkebunan.

7. pengendalian hama dan penyakit

Hama dan penyakit merupakan kendala yang dihadapi oleh pelaku


budidaya kelapa sawit. Serangan hama dan penyakit dapat membuat kelapa sawit
tidak berproduksi secara maksimal, bahkan akan membuat kelapa sawit gagal panen.
Hama dan penyakit yang biasa menyerang hama ulat, kumbang, dan tikus. Penyakit
yang biasanya menyerang tanaman kelapa wasit yaitu penyakit akar/busuk akar dan
penyakit busuk pangkal batang.

2.2.4 pemanenan

Kegiatan panen terdiri dari persiapan sebelum panen, pelaksanaan panen,


evaluasi panen, serta pengangkutan buah. Persiapan panen yang baik akan
memperlancar pelaksanaan panen. Persiapan ini meliputi ketersediaan tenaga kerja,
peralatan, pengangkutan, pengetahuan tentang kerapatan panen dan sarana panen
(Fadli et al., 2006). Pelaksanaan panen yaitu kegiatan penurunan buah dari pohon
dengan menggunakan kriteria panen yang berlaku. Kriteria panen merupakan salah
satu faktor yang dapat membantu pemanen untuk menentukan buah layak panen.
Pelaksanaan panen perlu memperhatikan beberapa kriteria tertentu sebab tujuan panen
kelapa sawit adalah untuk mendapatkan rendemen minyak yang tinggi dengan
kualitas minyak yang baik (Fauzi et al., 2008). Evaluasi panen sangat dibutuhkan
dalam kegiatan pemanen. Kegiatan panen yang baik disertai dengan evaluasi terhadap
mutu panen. Evaluasi mutu panen dilakukan untuk memperhitungkan potensi
kehilangan hasil dan mencegah terjadinya kehilangan hasil. Evaluasi terhadap mutu
panen terdiri dari evaluasi mutu hancak dan mutu buah. Pengangkutan buah dibagi
menjadi dua, yaitu pengangkutan dari piringan ke tempat pengumpulan hasil (TPH)
dan pengangkutan dari TPH ke pabrik. Kegiatan pengangkutan harus dilakukan
secepat mungkin untuk menghindari pencurian buah di lapangan dan peningkatan
asam lemak bebas. Asam lemak bebas yang tinggi akan mempengaruhi kualitas
minyak kelapa sawit (Andoko dan Widodoro, 2013). Keberhasilan panen akan
menunjang pencapaian produktivitas tanaman kelapa sawit sebab potensi produksi
yang tinggi juga tidak ada artinya jika pengelolaan hasil tidak dilakukan secara

7
optimal. Buah sawit dapat dipanen ketika berumur 31 bulan. Namun tidak semua buah
kelapa sawit bisa dipanen secara bersamaan. Jika dulur-dulur memetik buah sawit
sebelum waktu panen, maka kelapa sawit tidak akan menghasilkan kualitas produk
yang baik kedepannya. Buah sawit yang baik untuk dipanen yaitu buah sawit pada
tingkat fraksi dua, dengan ciri-ciri :

- Terdapat 5 hingga 10 brondolan di piringan

- Buah sawit berubah warna dari kuning menjadi oranye

- Sebanyak 25% hingga 75% buah luar membrondol

BaB 3

Metodologi praktikum

3.1 tempat dan waktu praktikum

Tempat pelaksanaan praktikum berada didesa Senakin, Kecamatan Senakin,


Kabupaten Landak, Kalimantan Barat. Waktu pelaksanaan kegiatan pada hari rabu tanggal 04
november 2020.

3.2 Alat dan Bahan Praktikum

Alat

- Parang
- Enggrek
- Dodos
- Cangkul pacung
- Knapsack sprayer
- Ember
- Gembor
- Polybag kecil
- Polybag besar
- Meteran
- Angkong/gerobak/motor
- Alat tulis

8
Bahan

- Benih
- Tanah
- Pupuk NPK Pelangi
- Pupuk NPK mutiara
- Kapur dolomit
- Pestisida
- Herbisida round up
- Herbisida gramoxon
- Pupuk posfat

3.3 Pelaksanaan praktikum

Adapun pelaksanaan kegiatan praktikum wawancara ke perkebunan kelapa sawit di


kecamatan senakin Kabupaten landak, antara lain

- Bertanya tentang pembibitan awal


- Pengelolaan lahan sebelum ditanam
o Pembersihan lahan
o Pembuatan lubang
o Memberi patokan jarak tanam
- Pemberian pupuk penyemaian kelapa sawit sebelum ditanam dilahan
- Penanaman kelapa sawit
o Cara memindahkan bibit ke lahan
o Waktu pembibitan sebelum pindah kelahan
- Pemeliharaan
o Pengendalian gulma
o Pengendalian hama dan tanaman
o Penggunaan pupuk yang diberi ke tanaman
- Pemanenan
o Waktu panen setelah tanam
o Berat perbuah
o Berat pertanaman
o Pengaruh besarnya buah

9
3.4 Hasil dan pembahasan

Praktikum Unit 1/2. Pembibitan dan Penanaman


No Jenis pertanyaan Hasil wawancara
.
1 Jenis klon/varietas bibit yang ditanam
2 Prosedur pembibitan Pembibitan yang dilakukan yaitu melalui
beberapa tahap :
- Meletakan bibit di dalam plastik
- Kemudian, bibit yang sudah
bertunas di letakan di polybag
- Tahap pemberian pupuk di bibit
menggunakan pupuk antara lain,
urea, kandang, dan tambahan
pupuk NPK mutiara.
3 Perlakuan tanah sebelum ditanami , Perlakuan tanah seperti pada umumnya,
apakah dilakukan pengolahan, tanah hanya dipindahkan ke polybag kecil
pemupukan, atau pembersihan lahan dengan ukuran 40x40 cm, bibit dipupuk
bekas pertanaman sebelumnya. Bila dengan menggunakan pupuk urea, pupuk
dipupuk, sebutkan jenis pupuk, dosis, kandang dan NPK mutiara. Pemberian pupuk
waktu, dan caranya. Foto perlakuan kandang dicampur bersamaan dengan
terhadap tanah sebelum ditanami masuknya tanah ke polybag. Pupuk urea dan
NPK di aplikasikan ketika bibit sudah
ditanam, pengaplikasian dilakukan dengan
membuat lubang ditepi tanaman.
4 Penanaman bibit ke kebun Penanaman bibit ke kebun dilakukan ketika
Jelaskan secara rinci langkah-langkah bibit sudah berumur 12 bulan atau 1 tahun
penanaman bibit komoditas (pilih salah setelah bibit diletakan di polybag. Untuk
satu) penanaman ke kebun, sebelum ditanam,
tahan di ukur untuk pengaturan jarak tanam,
jarak tanamnya sekitar 9m x 8m atau 9m x
9m. untuk melihat posisi dibuat tunggul atau
tanda, setelah itu titik untuk penanaman
dibuat lubang. Hal ini dilakukan ketika
sebulan atau 2 bulan sebelum penanaman

10
bibit ke kebun.

Praktikum Unit 3. Pemeliharaan


No Jenis pertanyaan Hasil wawancara
.
1 Pemupukan : Pupuk yang digunakan yaitu
- jenis pupuk - urea
- dosis pupuk - pupuk kandang
- frekuensi pemberian dalam - NPK mutiara
setahun - NPK pelangi
- cara pemberian - Pupuk prosfat
- Kapus/ dolomit
Dosis pupuk berbeda beda tergantung
kebutuhan serta keuangan
- Pupuk yang digunakan ketika bibit
sudah di tanam di lahan yaitu NPK
dan urea
- Dosis pupuk tergantung pertumbuhan
tanaman. Pada awal penanaman ke
kebun, pupuk NPK yang diberika
tidak terlalu banyak kisaran 300 –
500 g pertanaman. Sedangkan ketika
tanaman sudah berbuah 1 – 2 kg
pertanaman.
Frekuensi pemberian tergantung
pertumbuhan tanaman, ketika tanaman
baru ditanam pemberian pupuk serta
pemeliharaan tanaman lebih sering
dikontrol awal tanam pupuk diberikan 1
bulan sekali. Ketika sudah berbuah
tanaman diberikan pupuk sekitar 2 – 3
bulan.
2 Pengendalian Hama /Penyakit Hama yang menyerang seperti tikus, hama
- hama / penyakit yang penggerek dan ulat bulu, untuk penyakit

11
menyerang yang menyerang jamur putih.
- cara mengatasinya Cara mengatasinya dengan memberikan
- frekuensi kegiatan racun kepada hama nya. Untuk penyakit
pengendalian HP dalam dengan membuat piringan pada tanamannya.
setahun Pestisida yang digunakan menggunakan
- Konsentrasi pestisida yang takaran yang sudah tertera pada kemasan
digunakan
3 Pengendalian Gulma Gulma yang tumbuh pada lahan seperti
- Gulma yg tumbuh rumput jenis teki, daun lebar. Untuk tanaman
- Cara pengendalian yang kira kira ketika besar mengganggu
- Konsentrasi herbisida yg pertumbuhan disebut gulma.
digunakan Pengendalian gulma menggunakan round up
- Frekuensi kegiatan dalam dan gramoxon. Selain menggunakan bahan
setahun kimia, juga menggunakan sistem mekanik
dengan menggunakan parang.
Konsentrasi yang diberikan susuai takaran
pada kemasan.
Untuk pengendalian gulma dilakukan ketika
awal penanaman ke lahan sampai pada bulan
3. Setelah itu jarang uutk dilakukan
pengendalian.

Praktikum Unit 4. Panen /Eksploitasi


No Jenis pertanyaan Hasil wawancara
.
1 Umur tanaman Umur pada saat panen pertaman yaitu 3
- Umur saat panen pertama tahun setelah bibit di tanam dikebun.
- Umur saat ini Umur kelapa sawit saat ini sekitar 9 – 10
tahun.
2 Cara Panen Pemanenan dilakukan dengan menggunakan
- Panjat/alat bantu lain enggrek ( semacam alat untuk memotong
- Bahan dan alat yang dipakai buah )
Setelah panen buah dibawa menggunakan

12
sepeda motor untuk dikumpulkan dengan
keranjang dibelakangnya.
3 Hasil Jumlah buah pertandan tidak menentu,
- Jumlah tandan kisaran 3 – 7 tandan tiap pohon.
- Jumlah buah/tandan Berat buah ditentukan oleh pupuk yang
- Jumlah buah kelapa/ pohon diberikan, semakin banyak pupuk yang
- Rata-2 jlh buah/panen diberikan semakin berat pula buahnya
( untuk antisipasi keuntungan )
4 Pasca panen Petani yang saya tanya hanya sampai pada
- Kopra, dll tahap pemanenan, hasilnya dibawa kepada
- Kadar minyak pengumpul yang kemudian di bawa ke
perusahaan. Buah sawit yang dibawa
keperusahaan biasanya diolah sampai
menjadi bahan mentah ( CPO )

Dari hasil wawancara didapat bahwa budidaya kelapa sawit memerlukan waktu 3 tahun untuk
mendapatkan hasil produksi dari tanaman, pemupukan diperlukan untuk pertumbuhan dan
perkembangan tanaman, jika tanaman tidak dilakukan pemupukan, maka pertumbuhan tidak
akan optimal serta hasil produksi tidak seperti yang diharapkan.

Tahap awal pembibitan, bibit tidak perlu perawatan yang khusus karena benih kelapa
sawit sendiri memiliki kulit yang keras yang membuat benih tidak mudah mati. Hanya saja
sulit untuk menumbuhkan tunasnnya.

Selain itu juga pengendalian gulma perlu dilakukan agar tidak terjadi perebutan unsur
hara, air, serta cahaya matahari yang berfungsi untuk proses berkembangnya buah. Pada awal
penanaman pengendalian gulma yang harus dikontrol karena tanaman tumbuh bersamaan
dengan gulma yang ada. Pengendalian yang dilakukan yaitu pembuatan piringan disekitaran
tanaman serta menebas gulma yang besar. Pengendalian gulma tidak perlu dilakukan setiap
tahun sampai tanaman mati tetapi hanya dilakukan pada awal penanaman sampai tanaman
sudah cukup besar.

Keperluan pupuk untuk pertumbuhan tanaman diperlukan secara berkala untuk


mendapatkan hasil yang optimal, sehingga sesuai kriteria buah yang diinginkan sebuah
perusahaan. Jika buah yang dihasilakn tidak sesuai dengan yang minta maka harga jualnya
juga bisa saja tidak seperti yang diinginkan. Harga pupuk juga menjadi sesuatu yang di

13
pertimbangkan untuk budidaya tanaman kelapa sawit, karena seperti yang diketahui bahwa
tanaman kelapa sawit ini rakus akan unsur hara yang ada didalam tanah sehigga keperluan
pupuk juga harus terpenuhi.

Bab 4

Penutup

4.1 Kesimpulan

Kelapa sawit merupakan salah satu komoditas yang menjadi primodana dunia. Kelapa
sawit merupakan tumbuhan industri sebagai bahan baku penghasil minyak masak, minyak
industri, maupun bahan bakar. Kelapa sawit ini memiliki peranan yang penting dalam industri
minyak yaitu dapat menggantikan kelapa sebagai sumber bahan bakunya.

Budidaya kelapa sawit membutuhkan penanganan yang baik untuk mendapatkan hasil
yang baik pula, mulai dari pupuk, bibit yang berkualitas, penanganan gulma/hama/penyakit
yang berupa bahan kimia( insektisida, fungisida, dan lain lain ), serta ilmu yang memadai,
dan sebagainya.

DAFTAR PUSTAKA

Ma’ruf amar (Ed.). 2018. Pemeliharaan Tanaman Kelapa Sawit.

Kurniawan Ilham dan Adolf Pieter Lontoh. 2018. Manajemen Pemanenan Kelapa Sawit
(Elaeis guineensis Jacq.) di Divisi 2 Bangun Koling Estate, Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah.
Bul. Agrohorti 6 (1): 151-161. Fakultas Pertanian Universitas Institut Pertanian Bogor. Jawa barat

Saputra Bayu, Denah Suswanti, dan Rini Hazriani. 2018. KADAR HARA NPK TANAMAN
KELAPA SAWIT PADA BERBAGAI TINGKAT KEMATANGAN TANAH GAMBUT DI PERKEBUNAN KELAPA
SAWIT PT. PENITI SUNGAI PURUN KABUPATEN MEMPAWAH. Vol 8 No 1. Fakultas Pertanian
Universitas Tanjung pura. Pontianak.

14
Oksana, M. Irfan, dan M. Utiyah Huda. 2012. PENGARUH ALIH FUNGSI LAHAN HUTAN
MENJADI PERKEBUNAN KELAPA SAWIT TERHADAPSIFAT KIMIA TANAH. Fakultas pertanian Kampus
Raja Hali Aji. Riau.

Dokumentasi

Alat :

15
Bahan :

16
Dokumntasi perjalanan

17
18

Anda mungkin juga menyukai