Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN SEMENTARA DASAR BUDIDAYA TANAMAN

PERBANYAKAN VEGETATIF CARA STEK

Oleh :
Ayunda Daratista Efenda Hutahaean
19024010151

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
JAWA TIMUR
SURABAYA
2020
PERBANYAKAN VEGETATIF CARA STEK
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perbanyakan tanaman secara vegetatif dapat dilakukan secara alamiah yaitu
perbanyakan tanaman tanpa melalui perkawinan atau tidak menggunakan biji
daritanaman induk yang terjadi secara alami tanpa bantuan campur tangan
manusia.Perbanyakan tanaman secara vegetatif alamiah dapat terjadi melalui
tunas, umbi,rizoma, dan geragih (stolon). Perbanyakan tanaman secara vegetatif
juga dapatdilakukan secara buatan yaitu perbanykan tanaman tanpa melalui
perkawinan atautidak menggunakan biji dari tanaman induk yang terjadi secara
buatan denganbantuan campur tangan manusia. Tanaman yang biasa diperbanyak
dengan caravegetatif buatan adalah tanaman yang memiliki kambium. Tanaman
yang tidakmemiliki kambium atau bijinya berkeping satu (monokotil) umumnya
tidak dapatdiperbanyak dengan cara vegetatif buatan. Perbanyakan tanaman
secara vegetatifbuatan dapat dilakukan dengan cara stek, cangkok, dan merunduk
(layering).Selain itu, perbanyakan tanaman dapat dilakukan dengan cara okulasi
dansambung (grafting), stek. (Rahman, Maria, dan Yomi, 2012).
Untuk memperoleh bibit yang unggul sebaiknya perbanyakan dilakukan
dengancara pembiakan vegetatif. hal ini disebabkan pada pembiakan vegetatif
akan diperoleh hasil yang yang mewarisi seluruh sifat induk tanaman, sehingga
kinerja genotipe unggul yang terdapat pada pohon induk akan diulangi secara
konsisten pada keturunan. Bermacam-macam cara pembiakan tanaman secara
vegetatif diantaranya adalah memperbanyak tanaman dengan cara menyetek.
Penyetekan merupakan suatu perlakuan pemisahan, pemotongaanbeberapa
bagian dari tanaman seperti; akar, batang, daun dan tunasdengan tujuan bagian
bagian tanaman tersebut menghasilkan tanamanbaru. Teknis sangat mudah.
Perbanyakan dengan stek umumnyadilakukan pada tanaman dikotil, pada
monokotil masih jarang. Dapatmenghasilkan tanaman baru dalam jumlah yang
banyak walaupunbahan tanaman yang tersedia terbatas dan dapat menghasilkan
tanamanyang sifatnya sama dengan induknya. Dapat diberikan Zat
PengaturTumbuh (ZPT) untuk mempercepat tumbuhnya akar
1.2 Tujuan
Mengetahui dan mempraktekkan bagaimana cara perbanyakan tanaman
melalui stek dan bagaimana pengaruh beberapa perlakuan (lidah buaya dan
bawang merah ) terhadap pertumbuhan akar bahan stek.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Perbanyakan Vegetatif Stek
Perbanyakan tanaman yang tidak menggunakan biji disebut perbanyakan
vegetatif atau aseksual. Bagian tanamanbuah yang dapat digunakan untuk
perbanyakan ini adalah akar dan batang atautunas. Perbanyakan tanaman yang
dilakukan dengan teknologi kultur jaringantermasuk perbanyakan tanaman secara
vegetatif, karena bibit itu ditumbuhkan daribagian sel tanaman yang tidak
dibuahi (Harjadiet al., 2010).
Beberapa faktor yang sangat mempengaruhi keberhasilan dalam
memproduksi bibit dengan cara perbanyakan vegetatif yaitu (1) faktor tanaman
(genetik, kondisi tumbuh, panjang entris), (2) faktor lingkungan (ketajaman,
kesterilan alat, kondisicuaca, waktu pelaksanaan), dan (3) faktor keterampilan
orang yang melakukanya(Naipospos, 2015).
Penyetekan merupakan suatu perlakuan pemisahan, pemotongaan
beberapa bagian dari tanaman seperti; akar, batang, daun dan tunasdengan tujuan
bagian bagian tanaman tersebut menghasilkan tanamanbaru. Teknis sangat
mudah. Perbanyakan dengan stek umumnyadilakukan pada tanaman dikotil, pada
monokotil masih jarang. Dapat menghasilkan tanaman baru dalam jumlah yang
banyak walaupun bahan tanaman yang tersedia terbatas dan dapat menghasilkan
tanamanyang sifatnya sama dengan induknya. Dapat diberikan Zat
PengaturTumbuh (ZPT) untuk mempercepat tumbuhnya akar.
2.2 Botani Tanaman Daun Afrika
Tanaman Daun Afrika dengan nama latin (Vernonia amygdalina Del)
merupakan tumbuhan semak yang sangat terkenal di Benua Afrika dan biasanya
tumbuh di daerah beriklim tropis termasuk di Indonesia. Tanaman ini tumbuh
dengan bebas dipekarangan warga dan daunnya digunakan sebagai bahan
sayuran. Karena rasanya yang sangat pahit, tidak jarang pula masyarakat
memanfaatkannya sebagai tanaman obat. Tanaman daun afrika mempunyai
batang tegak, tinggi 1- 3m, bulat, berkayu, berwarna coklat kotor; daun
majemuk, anak daun berhadapan, panjang 15-25 cm, lebar 5-8 cm, tebal 7-10
mm, berbentuk lanset, tepi bergerigi, ujung runcing, pangkal membulat,
pertulangan menyirip, berwarna hijau tua, akar tunggang (Ijeh et al., 2010).
Klasifikasi tumbuhan daun afrika sebagai berikut) :
Divisi : Angiosperms
Kelas : Dicotyledoneae
Ordo : Asterales
Famili : Asteraceae
Genus : Vernonia
Spesies : Vernonia amygdalina Del.
Tanaman ini dapat dikembangbiakkan dengan cara setek batang.
Bahan tanam dan media yang digunakan untuk setek pun perlu diperhatikan
karena faktor-faktor yang menentukan keberhasilan setek yaitu bahan setek,
jenis tanaman, ketersedian air, kandungan cadangan makanan dalam jaringan
setek, hormon endogen dalam jaringan setek dan umur tanaman. Pemanfaatan
bahan setek seperti bagian batang bertujuan untuk mengoptimalkan
pembentukan sistem perakaran baru.

BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM
3.1 Waktu dan Tempat
Praktikum ini dilaksanakan pada hari senin 2 November pada pukul 07.30 –
10.00 WIB di perumahan gedangan indah asri blok c/2, kecamatan gedangan ,
kabupaten Sidoarjo
3.2 Alat dan Bahan
3.2.1 Alat
1. pisau
2. polybag
3. mangkok
4. cobek
5. kamera hp
3.2.2 Bahan
1 Tanah
2 Pupuk kandang
3 Tanaman (daun afrika)
4 Bawang merah
5 Lidah buaya
6 Air
3.3 Langkah Kerja
1. Menyiapkan bahan tanaman berupa stek batang
2. Menyiapkan polybag yang akan digunakan.
3. Membuat perlakuan pada bahan stek menjadi beberapa bagian:
a) Merendam selama setengah hari dengan hormon (bawang merah )pada
bagian bawah batang stek.
b) Menanam bahan stek dalam media tanaman menggunakan lidah buaya
dengan ukuran 4 x 4 cm
c) Kontrol (tanpa memberi hormon).
4. Menyiapkan media tanah,mencampur tanah dengan pupuk kandang.
5. Menanam stek pada masing-masing polybag yang telah disediakan.
6. Mengamati jumlah akar yang terbentuk dan mengukur panjang akarnya yaitu
dengan cara membongkar tanaman, dilaksanakan setelah tanaman berumur
kurang lebih 2 minggu
7. Melakukan dokumentasi pada setiap stek dan melakukan pengamatan.
8. Membandingkan dan mempelajari dari perlakuan yang diberikan pada stek
dengan hormon tanaman.

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Tabel Pengamatan

No Tanggal pelaksanaan Nama tanaman Perlakuan Keterangan

Kontrol
gambar 6.1 Hasil
Stek Perlakuan
Kontrol
Keterangan: Mati

Daun Afrika
1 2 November 2020 (Vernonia Bawang
amygdalina) merah
Gambar 6.2
Hasil stek perlakuan
bawang merah
Keterangan:Berhasil

Lidah buaya
Gambar 6.3
Hasil stek perlakuan
lidah buaya
Keterangan:Berhasil

4.2 Pembahasan
Klasifikasi tumbuhan daun afrika sebagai berikut) :
Divisi : Angiosperms
Kelas : Dicotyledoneae
Ordo : Asterales
Famili : Asteraceae
Genus : Vernonia
Spesies : Vernonia amygdalina Del.
Penyetekan adalah suatu perlakuan atau pemotongan beberapa bagian dari
tanaman seperti akar, batang, daun, dan tunas dengan maksud agar organ-organ
tersebut membentuk akar yang selanjutnya menjadi tanaman baru yang sempurna
dalam waktu yang relatif cepat dan sifat-sifatnya serupa dengan induknya.
Pembiakan dengan cara stek ini pada umumnya dipergunakan mengekalkan klon
tanaman unggul dan juga untuk memudahkan serta mempercepat perbanyakan
tanaman.
Stek dapat dibedakan berdasarkan pada bagian dari tanaman yang dijadikan
bahan stek ,yaitu stek akar, stek batang, stek pucuk, stek daun, dan stek umbi.
Praktikum kali ini menggunakan cara stek batang. Tujuan stek batang sendiri
adalah untuk mengoptimalkan pembentukan sistem perakaranbaru. Terbentuknya
akar adventif adalah akar yang berkembang bukan dari hipokotil. Akar adventif
dapat muncul pada bagian tanaman selain batang seperti dari tangkai dan
potongan daun.
Pada praktikum kali ini bagian yang digunakan dari tanaman daun afrika
adalah bagian batang atau bisa disebut stek batang, perlakuaan stek dilakukan
dengan tiga perlakuan, pertama perlakuan kontrol, kedua perlakuan dengan
hormone perangsang pertumbuhan akar menggunakan air tumbukan bawang
merah, ketiga perlakuan dengan hormon perangsang menggunakan lidah buaya
bagian gel. Tabel hasil pengamatan menunjukkan bahwa tidak semua perlakuan
yang diberikan pada stek batang berhasil, pada perlakuan kontrol stek batang
mengalami kegagalan dengan ditunjukkan tidak adanya akar yang tumbuh, dan
tidak adanya daun yang tumbuh, penyebab kegagalan stek perlakuan kontrol
setelah diamati adalah kurangnya ketersediaan air bagi batang yang telah distek,
sehingga tanah kering.
Faktor lain yang menyebabkan kegagalan stek adalah seringnya turun hujan.
Banyaknya hujan menyebabkan kelembaban udara yang cukup tinggi, sedangkan
menurut Nurul, dkk (2012), kelembaban yang terlalu tinggi justru akan memacu
perkembangan mikroba pengganggu yang dapat menyebabkan kegagalan stek.
Selain karena hujan faktor lain adalah dari bahan stek itu sendiri Hasil ini sesuai
dengan pernyataan yang dikemukakan oleh Fauza et.al., (2010), bahwa stek
sebaiknya diambil dari cabang yang tidak terlalu muda ataupun tidak terlalu tua.
Jika setek berasal dari bahan yang terlalu muda, mengakibatkan jaringannya akan
mudah layu, dan akhirnya kering,sedangkan jika diambil dari jaringan tua, maka
jaringan tersebut akan lama membentuk tunas, karena yang cepat bertunas adalah
jaringan yang merismatik.
Stek batang perlakuan zat perangsang menggunakan bawang merah berhasil,
ditunjukkan dengan munculnya akar pada stek batang dan daun yang mulai
tumbuh, Pada bawang merah mengandung hormon auksin yang dapat memacu
pertumbuhan akar pada stek tanaman. Selain itu, pada bawang merah yang telah
dihancurkan akan terbentuk senyawa allithiamin. Senyawa tersebut dapat
berfungsi memperlancar metabolisme pada jaringan tumbuhan dan dapat bersifat
fungisida dan bakterisida. Oleh karena itu, pemberian ekstrak bawang merah
pada awal stek batang tanaman daun afrika diharapkan dapat memacu
pertumbuhan akar pada stek batang tanaman duan afrika menjadi lebih cepat.
Stek batang perlakuan zat perangsang menggunakan lidah buaya berhasil
ditunjukkan dengan munculnya akar pada stek batang serta tumbuhnya daun.
Stek batang, gel lidah buaya mengandung zat pengatur tumbuh terutama auksin,
asam amino, vitamin dan mineral yang mampu mendorong pertumbuhan stek.

BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari hasil penelitian dan pembahasan dapat diambil kesimpulan bahwa ;
1. Perbanyakan stek dapat menghasilkan tanaman baru dalam jumlah yang
banyak dan dapat menghasilkan tanamanyang sifatnya sama dengan induknya
2. Faktor penyebab kegagalan stek antara lai kekurangan air,menyebabkan tanah
kering,hujan terus-menerus,dan faktor dari bahan stek itu sendiri.
3. Zat perangsang bawang merah mengandung hormon auksin yang dapat
memacu pertumbuhan akar pada stek tanaman.
4. Zat perangasang menggunakan gel lidah buaya mengandung zat pengatur
tumbuh terutama auksin, asam amino, vitamin dan mineral yang mampu
mendorong pertumbuhan stek.

DAFTAR PUSTAKA
Fauza, H., Eermi Syofyanti, dan Istino Ferita. 2010. Pengaruh jaringan yang
digunakan sebagai Bahan setek terhadap pertumbuhan beberapa tipe tanaman
gambir. Universitas Andalas
Harjadi, Sri Setyati dan Winarso D, Ketty Suketi. 2010. Aspek – Aspek Penting
Budidaya Tanaman Buah– Buahan.
Ijeh, I, L. dan Ijike, C. E. C. C. 2010. Current Perspective on The Medicinal
Potentials of Vernonia amygdalina Del. Journal of medicinal Plant Research
Coskun, O., Kanter M., Kormat A. dan Oter S. Nindya Zulfa
Naipospos, N. 2015. Teknik Grafting untuk Perbanyakan Tanaman . PenyuluhanPKK
desa Karang Kedawung, Sokaraja, Banyumas
Nurul Istiqomah, Noraida Hayati, Fenny Erawati. 2012. Aplikasi Berbagai Bahan
Asal Hormon Alami terhadap Penyetekan Kenanga. Program Studi
Agroteknologi, Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian Amuntai
Rahman, E., Maria, L. dan Yomi T. 2012. Perbanyakan Tanaman Secara Vegetatif.
Makalah Dasar-Dasar Agronomi. Program Studi Agribisnis. Universitas Jambi.
Jambi.

Anda mungkin juga menyukai