Anda di halaman 1dari 12

LKPI

LAPORAN KEGIATAN PRAKTIKUM

VEGETATIF ALAMI

MEGA FEBRYANIKA

NIM 858309734

UPBJJ BANJARMASIN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS TERBUKA

TAHUN 2023
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Perbanyakan tanaman merupakan serangkaian kegiatan yang
diperlukanuntuk menyediakan materi tanaman baik untuk kegiatan penelitian
maupun program budidaya secara luas.
Perbanyakan tanaman dapat dilakukan dalam duacara, yaitu: perbanyakan
secara generatif dan perbanyakan secara vegetatif.Perbanyakan tanaman secara
vegetatif dan generatif merupakan salah satu bagianyang penting dalam kegiatan
budidaya pertanian. Keduanya memiliki kelebihandan kekurangan masing-masing
untuk diaplikasikan dalam kegiatan perbanyakantanaman.Perbanyakan tanaman
secara vegetatif adalah perbanyakan tanaman tanpamelalui perkawinan atau tidak
menggunakan biji dari tanaman induk yang terjadisecara alami tanpa bantuan
campur tangan manusia.
Perbanyakan tanaman secara vegetatif alamiah dapat terjadi melalui tunas,
umbi, rizoma, dan geragih (stolon).Perbanyakan tanaman secara vegetatif juga
dapat dilakukan secara buatan yaitu perbanyakan tanaman tanpa melalui
perkawinan atau tidak menggunakan biji daritanaman induk yang terjadi secara
buatan dengan bantuan campur tanganmanusia. Beberapa teknik-teknik
perbanyakan secara vegetatif ada yang mudahdilakukan dan sulit dilakukan.
Untuk itu, disusunlah laporan teknologi
produksi benih dengan perbanyakan secara vegetatif agar kita lebih mengerti tenta
ng apa yang dimaksud dengan perbanyakan vegetatif dan dapat mempraktikkan
teknik-teknik perbanyakan vegetatif.

1.2 Tujuan
Tujuan dari praktikum perbanyakan vegetatif ini adalah sebagai berikut :
a. Mahasiswa mengetahui informasi mengenai perbanyakan tanaman secara
vegetatif dan mampu menerapkan cara perbanyakan dengan vegetatif.
b. Mahasiswa mampu mengetahui perbedaan antara perbanyakan vegetatif
secara akami dan perbanyakan vegetatif buatan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Perbanyakan Vegetatif


2.1.1 Pengertian Perbanyakan Vegetatif Alami
Perbanyakan vegetatif alami, yaitu perbanyakan vegetatif
dimanamengambil bahan tanam dari organ tubuh tanaman induk yang
merupakanhasil pertumbuhan tanaman (bagian generatif) dan sifat dari keturu
-nannya pasti sama dengan induknya (Ashari, 1995).
Perbanyakan vegetatif adalah perbanyakan tanaman tanpa
melalui perkawinan atau tidak menggunakan biji tanaman induk yang terjadi
secara alamitanpa campur tangan manusia (Gunawan, I. 2004)

2.1.2 Macam Perbanyakan Vegetatif Alami


a. Rhizome
Rhizoma merupakan modifikasi dari batang yang tumbuh menjalar
dibawah permukaan tanah. Salah satu ciri rhizoma yang nampak adalah
adanya ruas-ruas, sehingga dari setiap ruas tersebut dapat tumbuh individu
baru. Contoh tumbuhan yang membentuk rhizoma sebagai alat
perkembangbiakan adalah Sansiveira, Jahe, Lengkuas, dll.
b. Umbi
Umbi kecuali berperan sebagai tempat menyimpan cadangan
makanan juga berperan sebagai alat perkembangbiakan. Berdasarkan
cirinya umbi dapat dibedakan atas umbi batang, umbi akar dan umbi
lapis.
1). Bulb (Umbi Lapis) Merupakan umbi yang tersusun atas lapisan-
lapisan yang membungkus bagian yang disebut cakram. Dari cakram
inilah nantinya muncul individu baru sebagai keturunannya. Contoh
tumbuhan yang membentuk umbi lapis adalah : bawang merah, bakung
dll.

2). Corn (Umbi batang)


Umbi batang memiliki ciri terdapat beberapa mata tunas, sehingga dari
satu umbi dapat menghasilkan beberapa individu baru sebagai
keturunannya. Contoh tumbuhan yang menghasilkan umbi batang adalah
kentang, ubi jalar dll
3). Umbi akar Umbi akar tidak memiliki mata tunas, sehingga tunas baru
hanya muncul pada satu tempat yaitu pada pangkal umbi yang
merupakan tempat pelekatannya dengan batang. Contoh tumbuhan yang
membentuk umbi akar adalah dahlia, bengkuang dan lobak.

c. Tunas
Tunas Tunas batang : pisang

Tunas daun : Cocor bebek (disebut juga tunas adventif)


(Handoyo, 2014)
d. Stolon/Geragih
batang yang menebal dan tumbuh secara horizontal sepanjang atau
tumbuh di bawah permukaan tanah dan pada interval tertentu
memunculkan tunas ke permukaan tanah. Contoh: strawberry, lili paris,
arbei (Raharja, dkk, 2003).

2.1.3. Faktor yang mempengaruhi keberhasilan perbanyakan vegetatif alami


a. Suhu
Tinggi rendah suhu menjadi salah satu faktor yang menentukan tumbuh
kembang, reproduksi dan juga kelangsungan hidup dari tanaman. Suhu
yang baik bagi tumbuhan adalah antara 22 derajat celcius sampai dengan
37 derajad selsius. Temperatur yang lebih atau kurang dari batas normal
tersebut dapat mengakibatkan pertumbuhan yang lambat atau berhenti.
b. Kelembaban udara
Kadar air dalam udara dapat mempengaruhi pertumbuhan serta
perkembangan tumbuhan. Tempat yang lembab menguntungkan bagi
tumbuhan di mana tumbuhan dapat mendapatkan air lebih mudah serta
berkurangnya penguapan yang akan berdampak pada pembentukan sel
yang lebih cepat.
c. Cahaya Matahari
Sinar matahari sangat dibutuhkan oleh tanaman untuk dapat melakukan
fotosintesis (khususnya tumbuhan hijau). Jika suatu tanaman kekurangan
cahaya matahari, maka tanaman itu bisa tampak pucat dan warna tanaman
itu kekuning-kuningan (etiolasi). Pada kecambah, justru sinar mentari
dapat menghambat proses pertumbuhan.
d. Hormon
Hormon pada tumbuhan juga memegang peranan penting dalam proses
perkembangan dan pertumbuhan seperti hormon auksin untuk membantu
perpanjangan sel, hormon giberelin untuk pemanjangan dan pembelahan
sel, hormon sitokinin untuk menggiatkan pembelahan sel dan hormon
etilen untuk mempercepat buah menjadi matang (Rochiman.2002).

\
BAB IV
PEMBAHASAN

4.1 Perbanyakan Vegetatif Alami


Pada Praktikum Teknologi Produksi Benih Perbanyakan
Vegetatif,dilakukan beberapa kegiatan antara lain perbanyakan tanaman secara
vegetative dengan cara umbi lapis pada bawang merah, okulasi bunga mawar,
umbi batang pada kentang, stek batang bunga krisan, stek daun, dan grafting pada
tanaman bunga bougenvile.
Pada perlakuan umbi lapis, didapatkan hasil bahwa pada
perlakuan bawang merah dipotong 1/3 bagian jumlah tunas ada 4 dengan tinggi
tanaman 22 cm, sedangkan pada perlakuan tanpa dipotong, jumlah tunasnya
berbeda satu, yaitu sebanyak 5 tunas dengan tinggi tanman lebih pendek yaitu 5
cm. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa bawang merah yang dipotong 1/3
dengan perlakuan yang tidak dipotong hanya berbeda satu tunas, namun untuk
tinggi tanaman lebih tinggi yang dipotong sebagian dari pada yang tanpa potong
dan perbedaan nya cukup jauh. Menurut Rukmana (1994)
bahwa pemotongan umbi bibit bawang merah mempunyai keuntungan antara lain:
pertumbuhan bibit merata, umbi bibit lebih cepat tumbuh
dan berpengaruh terhadap banyaknya anakan dan jumlah daun, sehingga hasilnya
dapat meningkat. Sedangkan rendahnya nilai pertumbuhan dan hasil tanaman
bawang merah pada perlakuan tanpa pemotongan umbi bibit diduga diakibatkan
oleh lambatnya keluar mata tunas, sehingga pertumbuhan tunas dan
pembentukananakan terhambat dan mengakibatkan tanaman tumbuh tidak
maksimal.
Hal tersebut tidak sesuai dengan hasil pengamatan yang telah dilakukan,
kemungkinan hal tersebut terjadi karena pada perlakuan yang kurang tepat,
pemberian ZPT yang kurang, dan faktor lingkungan juga dapat berpengaruh.
Untuk perbanyakan vegetatif umbi batang tanaman kentang didapatkan
hasil dari pengamatan selama 5 minggu. Pada kedua perlakuan yaitu umbi yang
utuh dengan umbi yang dipotong setengah keduanya muncul tunas saat 10 hst.
Untuk jumlah tunas sama di akhir pengamatan di minggu ke 4 yaitu berjumlah 4
tunas, sedangkan untuk tinggi tanaman lebih tinggi pada kentang yang utuh yaitu
2 cm sedangkan yang dipotong setengah hanya 1 cm.
Dapat disimpulkan umbi yang utuh lebih baik dibanding dengan yang
dipotong setengah, berarti pemberian ZPT pada umbi yang dipotong setengah
tidak berpengaruh, yang seharusnya ZPT dapat merangsang pertumbuhan namun
pada perlakuan ini tidak berpengaruh, hal tersebut mungkin ZPT yang sudah
terlalu lama jadi kurang baik.
Untuk stek daun yang menggunakan daun cocor beber dilakukan dengan 3
perlakuan yaitu dengan penanaman daun atas, daun bawah, dan daun utuh. Pada
daun atas tunas muncul pada 11 hst dan jumlah tunas diakhir pengamtan
berjumlah 15, pada daun bawah tunas muncul tunas pada 8 hst dan jumlah tunas
12 sedangkan pada daun utuh tunas muncul pada 8 hst dengan jumlah 7 tunas. Hal
tersebut dapat disimpulkan munculnya tunas yang cepat pada daun yang utuh dan
daun bawah sedangkan pada jumlah tunas yang banyak pada daun atas.
Pada stek batang tidak dapat tumbuh hal tersebut diketahui dari tunas yang
tidak ada atau tidak tumbuh dari awal penanaman sampai di akhir pengamatan.
Menurut Pasetriyani (2013) Keberhasilan perbanyakan dengan cara stek stek
dapat ditandai oleh terjadinya regenerasi akar dan pucuk pada bahan stek sehingga
menjadi tanaman baru. Regenerasi akar dan pucuk dipengaruhi oleh faktor intern
dan extern. Salah satu faktor intern yang mempengaruhi regenerasi akar dan
pucuk adalah fitohormon yang berfungsi sebagai zat pengatur tumbuh.

4.2 Perbanyakan Vegetatif Buatan


Pada perbanyakan vegetatif buatan yaitu dengan melakukan okulasi dan
grafting. Pada okulasi tidak tumbuh tunas dan warna nya coklat kehitaman Hal ini
mungkin dikarenakan faktor kesalahan praktikan saat melakukan praktikum, dan
kondisi tanaman serta lingkungan yang kurang mendukung. Hal ini sesuai dengan
pernyataan Yohanis Tambing, dkk (2008) yaitu beberapa kemungkinan penyebab
inkompatibilitas: (1) jumlah sambungan yang bertaut relatif kecil, (2) adanya
perbedaan laju tumbuh antara batang bawah dan batang atas, (3) kedua varietas
yang disambungkan mengalami defisiensi hara/hormon tumbuh maupun
translokasi nutrisi yang abnormal, (4) banyak getah dan mengeras pada luka di
bagian sambungan, (5) infeksi penyakit, (6) beberapa varietas tertentu sangat
rendah memperoduksi kalus, (7) bentuk potongan yang tidak serasi, (8)
bidang persentuhan kambium tidak tepat, (9) faktor ketrampilan orang yang melak
-uan penyambungan (Rochiman dan Setyati, 1973 dan Tirtawinata, 2003).
Namun untuk grafting muncul tunas pada 14 hari setelah tanam, dan warna
batang coklat segar hingga pengamatan terakhir hal ini berarti pada grafting dapat
tumbuh dengan baik. Menurut Suwandi (2002) Faktor-faktor yang mempengaruhi
keberhasilan grafting : Grafting tidak terkena secara langsung terik matahari
maupun air hujan. Bagian sambungan kambium harus menempel seerat mungkin,
paling tidak salah satu dari bagiannya, Pisau dan gunting yang digunakan untuk
kegiatan sambungan ini yang tajam dan tidak berkarat agar sambungan tidak
terinfeksi oleh penyakit, Dikerjakan dengan secepat mungkin, dengan kerusakan
minimum pada kambium, dan diusahakan penyayatan pada scion jangan sampai
berulangulang, Usahakan untuk menjaga bagian yang terluka, baik pada scion
maupun pada rootstock agar tetap dalam keadaan lembab, Bagian sambungan
harus dijaga dari kekeringan sampai beberapa minggu setelah penyambungan.
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Pembiakan vegetatif adalah perbanyakan tanaman tanpa melalui
perkawinan atautidak menggunakan biji dari tanaman induk yang terjadi secara
alami tanpa bantuan campur tangan manusia. Perbanyakan tanaman secara
vegetatif alamiah dapat terjadi melalui tunas, umbi, rizoma, dan geragih (stolon).
Dari hasil praktikum dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan tanaman
yangdiperbanyak secara vegetatif menggunakan umbi lapis (bawang merah)
mampu tumbuh dengan baik, baik yang kontrol maupun perlakuan. Sedangkan
untuk umbi batang (kentang) pemberian ZPT tidak terlalu berbeda nyata hasilnya
dengan yang tanpa ZPT, hanya beda masa tumbuhnya tunas karena yang diberi
ZPT tumbuh tunas terlebih dahulu, begitupun tinggi tanaman juga tidak terlalu
beda jauh. Sedangkan stek batang dan okulasi yang mati lebih diakibatkan
perawatan yang kurang maksimal saat pengamatan,
karena penyiraman tidak teratur. Selain faktor tersebut, kesalahan saat melakukan
proses stek batang dan stek daun juga berpengaruh terhadap matinya tanaman yg
diperbanyakdengan stek batang dan stek daun pada praktikum ini.

DAFTAR PUSTAKA

Ashari, S. 1995. Hortikultural Aspek Budidaya . Jakarta: Universitas


IndonesiaPress.
Gunawan, I. 2004. Perkembangbiakan Vegetatif . Klaten: Aviva
Handoyo, Luisa Diana. 2014. Perkembangbiakan Tumbuhan.
Hartmann, H.T., and D.E. Kester. 1997. Plant Propagation Principles and
Practices. 6th ed. Prentice Hall. Englewood Cliffs. New York.
Mangoendidjojo, W. 2003. Dasar-Dasar Pemuliaan Tanaman. Kanisius.
Yogyakarta.
Pasetriyani, 2013. Pengaruh Macam Media Tanam Dan Zat Pengatur Tumbuh
Growtone Terhadap Pertumbuhan Stek Batang Tanaman Jarak Pagar.
SMK Padalarang
Rochiman, K. dan S. S. Harjadi. 2002. Perkembangbiakan Vegetatif. Departemen
Agronomi Fakultas Pertanian IPB.
Rochiman, Koesriningroem dan Sri Setyati Harjadi, 1973, Pembiakan Vegetatif .
Departemen Agronomi, Fakultas Pertanian, Institu Pertanian Bogor.
Suwandi, 2002. Petunjuk Teknis Perbanyakn Tanaman Dengan Cara Sambungan
(Grafting). Balai besar penelitian bioteknologi dan pemuliaan tanaman
hutan Yogyakarta

Anda mungkin juga menyukai