Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PRAKTIKUM PEMBIAKAN VEGETATIF

STEK, CANGKOK, SAMBUNG PUCUK/BATANG( GRAFTING )

Dosen Pengampu ;

Dra. Evita, M.S.

Nama ; ATHAL FAKHRI ARISANDY

( D1A017133 )

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS JAMBI
2020
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Tanaman jambu air (Syzygium aqueum) berasal dari daerah Indo Cina dan
Indonesia, tersebar ke Malaysia, dan pulau-pulau di Pasifik. Jambu air yang
dibudidayakan oleh masyarakat dikelompokkan dua jenis yaitu jambu air manis dan
jambu air masam dimana kedua kelompok tersebut masing-masing memiliki banyak jenis
(Putranta, 2015).Varietas jambu air yang tergolong ke dalam jenis jambu air masam
adalah jambu kancing yang dikenal ada dua macam, yaitu jambu air Kancing Merah dan
Kancing Putih (Sibuea dkk., 2013
Tanaman jambu air merupakan salah satu keanekaragaman tanaman yang dimiliki
Indonesia yang memberikan manfaat dalam dunia kesehatan. Tanaman jambu air dapat
digunakan untuk obat alami yang berperan dalam menyembuhkan atau memperbaiki
kondisi kesehatan masyarakat. Jambu air diminati masyarakat karena memiliki
keunggulan rasa sangat manis, daging buahnya tebal dan berbiji, buah tanpa biji (buah
partenokarpi) terbentuk tanpa melalui proses polinasi dan fertilisasi untuk membentuk
buah. Partenokarpi bagus untuk peningkatan kualitas dan produktivitas buah, kurang
menguntungkan bagi program produksi benih atau biji (Pardal, 2001).
Perbanyakan tanaman merupakan serangkaian kegiatan yang diperlukan untuk
menyediakan materi tanaman baik untuk kegiatan penelitian maupun program
penanaman secara luas. Kegiatan ini dapat dilakukan dengan cara vegetatif. Dengan
penerapan teknik pembiakan vegetatif akan diperoleh bibit yang memiliki struktur
genetik yang sama dengan induknya (Nugroho 1992). Untuk memperoleh bibit yang
unggul sebaiknya perbanyakan dilakukan dengan cara pembiakan vegetatif. Hal ini
disebabkan pada pembiakan vegetatif akan diperoleh hasil yang yang mewarisi
seluruhsifat iduk tanaman, sehingga kinerja genotipe unggul yang terdapat pada pohon
induk akan diulangi secara konsisten pada keturunan. Bermacam-macam cara pembiakan
tanaman secara vegetatif diantaranya adalah memperbanyak tanaman dengan cara
menyetek
Perbanyakan tanaman ini juga diperoleh tanaman baru yang mempunyai sifat
seperti induknya. Antara lain ketahanan terhadap serangan penyakit, rasa buah, warna
dan keindahan bunga dan sebagainnya. Menyetek merupakan salah satu cara pembiakan
vegetatif buatan yang memperlakukan beberapa bagian dari tanaman seperti akar, batang,
daun dan tunas dengan maksud agar organ-organ tersebut membentuk akar yang
selanjutnya menjadi 2 tanaman baru yang sempurna. Menyetek bertujuan untuk
mendapatkan tanaman yang sempurna dengan akar, batang dan daun dalam waktu
relative singkat serta memiliki sifat yang serupa dengan induknya, serta dipergunakan
untuk mengekalkan klon tanaman unggul dan juga untuk memudahkan serta
mempercepat perbanyakan tanaman. Setiap jenis tanaman mempunyai kemampuan yang
berbeda-beda dalam pembentukan akar meskipun setek dalam kondisi yang sama.
Pertanian sangat erat sekali dengan adanya pembiakan tanaman baik
perkembangan tanaman yang menjadi kebutuhan primer, sekunder dan tersier. Semua
jenis tanaman perlu adanya pembiakan agar tidak terjadi kepunahan. Pembiakan dapat
berlangsung secara alami atau dengan campur tangan mahkluk lain. Ada 3 macam
metode perkembangbiakan, yaitu secara generatif, vegetatif dan generatif-vegetatif.

1.2 Tujuan Praktikum

Adapun tujuan dalam praktikum ini adalah :

1) Mengetahui dan mempelajari cara-cara perbanyakan vegetative dengan cara


stek/turus,cangkok,dan grafting atau penggabungan
2) Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan
stek,cangkok,sambung pucuk ( graffting )
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Perbanyakan Vegetatif

Perbanyakan tanaman secara vegetatif dapat dilakukan secara alamiah yaitu


perbanyakan tanaman tanpa melalui perkawinan atau tidak menggunakan biji dari
tanaman induk yang terjadi secara alami tanpa bantuan campur tangan manusia.
Perbanyakan tanaman secara vegetatif alamiah dapat terjadi melalui tunas, umbi, rizoma,
dan geragih (stolon). Perbanyakan tanaman secara vegetatif juga dapat dilakukan secara
buatan yaitu perbanykan tanaman tanpa melalui perkawinan atau tidak menggunakan biji
dari tanaman induk yang terjadi secara buatan dengan bantuan campur tangan manusia.
Tanaman yang biasa diperbanyak dengan cara vegetative buatan adalah tanaman yang
memiliki kambium. Tanaman yang tidak memiliki kambium atau bijinya berkeping satu
(monokotil) umumnya tidak dapat diperbanyak dengan cara vegetatif buatan.

Perbanyakan tanaman secara vegetatif buatan dapat dilakukan dengan cara stek,
cangkok, dan merunduk (layering). Selain itu, perbanyakan tanaman dapat dilakukan
dengan cara okulasi dan sambung (grafting) (Rahman, Maria, dan Yomi, 2012

2.2 faktor yang sangat mempengaruhi keberhasilan dalam memproduksi bibit dengan cara
perbanyakan vegetatif yaitu

Beberapa faktor yang sangat mempengaruhi keberhasilan dalam memproduksi


bibit dengan cara perbanyakan vegetatif yaitu (1) faktor tanaman (genetik, kondisi
tumbuh, panjang entris), (2) faktor lingkungan (ketajaman, kesterilan alat, kondisi cuaca,
waktu pelaksanaan), dan (3) faktor keterampilan orang yang melakukanya (Naipospos,
2015).

2.3 Jenis-Jenis perkembangan Vegetatif

1. Stek
Perbanyakan tanaman dengan cara setek merupakan perbanyakan tanaman
dengan cara menanam bagian-bagian tertentu dari tanaman. Bagian tertentu itu bisa
berupa pucuk tanaman, akar, atu cabang. Proses penyetekan tanaman itu sendiri cukup
mudah. Kita tinggal memotong tanaman yang terpilih dengan menggunakan pisau yang
tajam untuk menghasilkan potongan permukaan yang halus. Pemotongan stek bagian
ujung sebaiknya berada beberapa milliliter dari mata tunas. Sedangkan pemotongan stek
bagian pangkal harus meruncing. Ketika membuat potongan meruncing Hendaknya kita
usahakan potongan itu sedikit menyentuh again mata tunas, dengan demikian nantinya
stek yang diharapkan akan berhasil ( Aak, 1991 ).
Perbanyakan dengan cara stek adalah perbanyakan tanaman dengan
menumbuhkan potongan/bagian tanaman seperti akar, batang atau pucuk sehingga
menjadi tanaman baru. Stek pucuk umum dilakukan untuk perbanyakan tanaman buah
buahan. Dengan kata lain setek atau potongan adalah menumbuhkan bagian atau
potongan tanaman, sehingga menjadi tanaman baru (Yustina, 1994).

2. Metode mencangkok
Cangkok merupakan salah satu cara pembiakan vegetatif buatan yang bertujuan
untuk mendapatkan tanaman yang memiliki sifat yang sama dengan induknya dan cepat
menghasilkan, hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan pencangkokan tanaman
adalah :
a) waktu mencangkok, sebaiknya pada musim hujan karena tidak perlu melakukan
penyiraman berulang-ulang
b) Memilih batang cangkok, pohon induk yang digunakan adalah yang umurnya
tidak terlalu tua atau terlalu muda, kuat, sehat dan subur serta banyak dan baik
buahnya
c) Pemeliharaan cangkokan, pemeliharaan sudah dianggap cukup bila media
cangkokan cukup lembab sepanjang waktu.
Mencangkok adalah salah satu bentuk perkembangbiakan vegetative tanaman yang
dilakukan seseorang karena beberapa factor, diantaranya karena menginginkan tanaman
baru yang persis seperti induknya dan menginginkan tanaman yang dapat menghasilkan
buah dalam waktu yang relative singkat,yang dilakukan dengan cara mengupas kulit
batang dari tanaman induk dan membersihkan kambiumnya lalu membungkusnya dengan
media agar akar dapat tumbuh.

3. Penyambungan (Grafting)
Salah satu teknik pembiakan vegetatif adalah grafting, yaitu suatu seni
menyambung bagian dari satu tanaman (sepotong pucuk) ke bagian tanaman lain
(rootstock) sedemikian rupa sehingga tercapai persenyawaan dan kombinasi ini terus
tumbuh membentuk tanaman baru (Mahlstede dan Haber 1957; Hartman dan Kester
1978). Pembiakan vegetatif dengan grafting memiliki beberapa keuntungan dibandingkan
dengan pembiakan generatif. Salah satu keuntungan dari grafting ialah banyak digunakan
untuk produksi bibit yang akan ditanam di kebun benih dan bermanfaat untuk
penyelamatan kandungan genetik tanaman (Sukendro, 2007).
Menyambung atau enten, yang telah di kenal dan dipraktikan sejak beberapa
abad, adalah suatu cara menyambung potongan suatu tanaman pada batang yang telah
berakar dari suatu tanaman lain. Beberapa cara pembiakan aseksual lain, pada potongan
yang disambungkan tidak terjadi regenerasi organ-organ baru tetapi merupakan suatu
kesatuan dengan batang yang berakar tadi. Batang berakar tempat potongan di
sambungkan di sebut tanaman bawah. Akar kadang-kadang juga digunakan sebagai
tanaman bawah. Potongan-potongan yang disambungkan disebut tanaman atas, atau tunas
okulasi. Seluruh bagian atas dari tanaman bawah dibuang dan digantikan dengan tunas
okulasi atau tanaman bawah.
BAB III

HASIL KEGIATAN

Pada praktikum hari Rabu tanggal 5 Febuari 2020 bertempat di Balai Benih Hortikultura
Kota Jambi, adapun yang dipraktikumkan yaitu porses penyetekan,proses penyangkokan,proses
penyambungan (grafting) pada tanaman jambu air jenis

Adapun proses ataupun tahap-tahap dalam melakuannya antara lain ;

a) Penyangkokan
1) Menentukan Pohon Induk
2) Memilih Cabang Cangkokan
3) Menyayat Kulit Batang
4) Pembersihan Kambium
5) Mengeringanginkan
6) Pemberian ZPT(Zat Perangsang Tumbuh)
7) Pembungkus Sayatan

b) Penyetekan (Stek)
1) Menyiapkan bahan media tanam dan alat yang diperlukan.
2) Mencampur media tanam kompos : tanah perbandingan 1 : 2
3) Memasukkan media tanam ke dalam polybag
4) Memilih bahan stek dengan perlakuan pemotongan bagian batang yang agak muda
dengan kemiringan 45o dan 180o ukuran + 10 cm.
5) Masukkan bahan stek kedalam gelas air mineral yang telah diisi dengan larutan
6) auksin 1 ppm.
7) Rendam selama 30 menit
8) setelah direndam selama 30 menit tiriskan dan tanam dengan posisi agak miring.
9) Siram dengan air setelah ditanam untuk menjaga kelembapan.
10) Kemudian sungkup dengan plastik putih yang sudah disiapkan.
11) Setelah itu diberi naungan.
c) Penyambungan (Grafting)
1) Menyiapkan bahan tanam yang akan digunakan sebagai batang bawah dan batang
atas serta alat yang diperlukan.
2) Memilih batang atas sebesar batang bawah dan membuat perlakuan sebagai berikut:
a.  Batang atas daunnya dibuang
b. Batang atas daunnya tidak dibuang dengan menyisakan  2 daun lebih
3) Memotong batang bawah 3-5 cm di atas leher bonggol, kemudian membuat sayatan
celah berbentuk huruf V ke arah bawah sepanjang 1- 1,5 cm.
4) Memotong dan membuat sayatan batang atas berbentuk baji (lancip) sepanjang 1- 1,5
cm.
5) Menyisipkan batang atas (entres) ke dalam celah batang bawah.
6)  Membalut sambungan dengan tali rafia atau plastik mulai dari bawah ke atas.
7) Mengerudungi bidang sambungan dengan kantong plastik taransparan dan
meletakkan di tempat teduh sekitar 3 minggu.
8) Sambungan yang tumbuh akan muncul daun/ tunas baru.
BAB IV

KESIMPULAN

Mencangkok adalah cara memperbanyak tanaman dimana pembentukan akar pada calon
tanaman baru terjadi ketika masih melekat pada tanaman induknya.Tanaman yang ideal untuk
dapat dicangkok adalah tanaman yang mempunyai kambium dan diameter batangnya tidak
terlalu tipis atau terlalu tebal.  Faktor yang mempengaruhi keberhasilan dalam proses
pencangkokan diantaranya adalah batang yang dicangkok, waktu, faktor media, faktor  cahaya
matahari, proses fotosintesis, pemeliharaan, dll.

Dalam perbanyakan secara stek, ada beberapa macam cara penyetekan ada stek batang
dengan bahan awal perbanyakan berupa batang tanaman. Ada juga stek daun dengan bahan
awal perbanyakan yang dapat digunakan pada stek daun dapat berupa lembaran daun atau
lembaran daun beserta petiol. Bahan awal pada stek daun tidak akan menjadi bagian dari
tanaman baru. Dan terakhir ada juga stek umbi Pada stek umbi, bahan awal untuk
perbanyakan berupa umbi, yaitu: umbi batang, umbi kakr, umbi sisik, dan lain-lain. Senagai
bahan perbanyakan, umbi dapat digunakan utuh atau dipotong-potong dengan syarat setiap
potongannya mengadung calon tunas.

Dalam penyambungan dikenal beberapa cara antara lain adalah Approach Grafting yaitu
penyusuan, Inarching yakni penyambungan yang bisa dilakukan pada pohon-pohon tua yang
dekat dasarnya dikelilingi oleh tanaman muda, Bridge Grafting yakni penyambungan jaringan
rusak, Detached Scion Grafting, pada penyambungan ini salah satu contohnya adalah sambung
pucuk. Pada praktikum ini teknik sambung pucuk yang digunakan adalah grafting teknik Miring
dan grafting teknik V. Dan teknik Miring adalah teknik yang paling tinggi persentase
keberhasilannya. Beberapa faktor yang mempengaruhi antara lain faktor tanaman seperti,
hubungan kekerabatan batang atas dan batang bawah, keadaan fisiologi tanaman, keserasian
bentuk potongan, persentuhan kambium, kegiatan pertumbuhan kambium, kekuatan akar,
sedangkan faktor yang dipengaruhi berdasarkan lingkuangan.
DAFTAR PUSTAKA

Adinugraha. 2007. Teknik Pembibitan Dan Perbanyakan Vegetatif Tanaman Hias. Bogor: World


Agroforestry Centre.               
Hamid, N. Yusran. 2011. Keberhasilan Okulasi Varietas Jeruk Manis Pada Berbagai Perbandingan
Pupuk Kandang. Jurnal Media Litbang Sulteng Vol IV (2) : 97 – 104.
Rahardja, P.C. 2003. Aneka Cara Memperbanyak Tanaman. Surabaya:Agromedia Pustaka.
Saefudin. 2009. Kesiapan Teknologi Sambung Pucuk Dalam Penyediaan Bahan Tanaman Jambu
Mete.  Jurnal Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Aneka Tanaman Industri. Vol. 1(7) : 150 –
155.
Wudiyanto, Nanda. 1988. Membuat Setek, Cangkok dan Okulasi. Jakarta : Penebar Swadayana.
Hariyanto, bambang. 1992. Jenis, Perbanyakan, dan Perawatan Tanaman. Bogor: PT Penebar
Swadayana.
Frasiskus, harum. 2006. Tehnik Pembibitan dan Perbanyakan  Vegetatif Tanaman Buah. Bogor :
World Agroforestry Centre (ICRAF) & Winrock International.
Nugroho H. 1992. Perbanyakan, dan Perawatan Tanaman. Bogor : PT Gramedia.
Abidin, Z. 1983. Dasar-dasar tentang Zat Pengatur Tumbuh. Bandung: Angkasa.
Anonim. 2010. Jambu Air. (www.wikipedia.com) (23 Desember 2010)
De Data. 1987. Pencangkokan Pohon Mangga. Bogor : Instituti Pertanian Bogor.
Husni, Malian. 2004. Pembiakan Vegetatif. Jakarta : PT. Gramedia.
Rochiman dan Harjadi. 1973. Pencangkokan Tanaman. Bandung : Rajawali Group.
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai