Anda di halaman 1dari 18

I.

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Membiakkan suatu tanaman dapat dilakukan dengan beberapa cara yaiut dengan

cara generatif dan vegetatif. Salah satu pembiakan pembiakan yang sering

dilakukan yaitu pengembangbiakan vegetatif dimana vegetatif merupakan suata

cara pembiakan secara tidak kawin antara satu tanaman dengan tanaman lain

dimana ada kesanggupan tanaman untuk meregenerasikan jaringan dan bagian

lainnya. Alasan utama dilakukannya pembiakan ini yaitu terdapat banyak tanaman

yang mempunyai sifat yang tidak sama dengan induknya jika dibiakkan

menggunakan biji dari tanaman yang dimaksudkan (Busconi dkk,2018)

Penggunaan dan pemilihan cara vegetatif dapat terjadi tergantung kepada jenis

tanaman dan tujuan dari pembiakan. Perbanyakan tanaman secara vegetatif

tersebut tanpa melalui perkawinan atau tidak menggunakan biji dari tanaman

induk. Prinsipnya adalah merangsang tunas adventif yang ada dibagian-bagian

tersebut agar berkembang menjadi tanaman sempurna yang memiliki akar, batang,

dan daun sekaligus. Sehingga pengembangbiakan ini dilakukan tanpa adanya

perkawinan antar tanaman yang terjadi. Adanya pembiakkan vegetatif dapat

membantu memperbanyak ragam tanaman yang ada.


Perkembangbiakkan secara vegetatif merupakan cara lain untuk memperoleh sifat

tanaman yang sama dengan induknya sehingga pembiakkan vegetatif memiliki

peran penting terhadap pembiakkan tanaman yang sukar dibiakkan dengan biji. .

Pembiakan vegetatif akan menghasilkan sifat genetik anakan yang sama dengan

induknya. Keuntungan secara ekonomi yang didapat dari pembiakan secara

vegetatif adalah lebih murah dan selain itu pembiakan vegetatif lebih mudah

untuk dilakuka. Akan tetapi pengembangbiakan ini tidak dapat dialkukan dengan

asal-asalan walupun dapat diakatan mudah untuk dilakukan karena terdapat

banyak faktor yang mengakibatkan tanaman akan mati (Haile dkk, 2011).

1.2 Tujuan Praktikum

Tujuan dilakukannya praktikum pembiakkan secara vegetatif adalah

1. Untuk mengetahui berbagai macam pembiakkan vegatatif.

2. Dapat melakukan berbagai cara pembiakkan vegetatif.


II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pembiakan Vegetatif

Perbanyakan tanaman secara vegetatif merupakan perbanyakan tanaman dengan

mengambil bagian-bagian tanaman seperti batang, cabang, ranting, pucuk, umbi

dan akar untuk menghasilkan tanaman baru yang sesuai dengan induknya. Pada

prinsipnya adalah merangsang tunas adventif untuk menghasilkan tanaman yang

sempurna memiliki batang, daun dan akar. Perbanyakan ini dilakukan tanpa

melalui proses perkawinan dan tidak melalui biji dari induknya. Perbanyakan

tanamana secara vegetatif dibagi menjadi dua, yaitu perbanyakan tanaman secara

vegetatif alami dan vegetatif buatan (Sumenda dkk, 2011).

Metode dengan perbanyakan secara vegetatif dapat membantu untuk

memperbanyak tanaman yang cukup sulit dalam memperoleh buah dan biji,

benihnya cepat rusak, melestarikan klon tanaman unggul dan untuk memudahkan

serta mempercepat perbanyakan tanaman. Biasanya metode ini digunakan untuk

membuat tanaman dengan kondisi yang sama dengan indukanannya sehingga

anak yang dihasilkan memiliki kualitas yang baik .Selain itu metoda ini sangat

membantu dan mendorong dalam proses pemuliaan pohon. Perbanyakan tanaman

secara vegetatif dapat dilakukan secara stek, grafting, cangkok dan kultur

jaringan. Cara stek dan kultur jaringan sangat baik untuk memperbanyak tanaman
secara masal. Cara grafting dan cangkok dapat dipergunakan untuk pengadaan bahan

tanaman untuk pembangunan kebun benih. Cara stek dan grafting merupakan teknik

perbanyakan vegetatif yang lebih efektif dan efisien, karena dalam pelaksanaannya

lebih mudah dan murah dibandingkan dengan teknik kultur jaringan dan cangkok

(Sutarto, 2014).

2.2 Cara Pembiakan Vegetatif

Cara pembiakan vegetatif ada yang secara alami dan secara buatan.pembiakan alami

yaitu seperti penanaman biji dan penggunaan spora. Pembiakan secara buatan dengan

stimulasi akar dan tunas adventif ialah okulasi, cuttage atau stek, penyambungan

tanaman, cangkok, dan kultur jaringan yang biasanya digunakan untuk menyamakan

anakan dengan indukannnya .Prinsip dari pembiakan vegetatif yaitu dengan

merangsang tunas adventif yang ada di bagian-bagian tersebut agar berkembang

menjadi tanaman sempurna yang memiliki akar, batang, dan daun sekaligus untuk

menyamakan diri sesuai dengan induknya (Pakpahan dkk, 2012).

Perbanyakan tanaman secara vegetatif dapat dengan cara alamiah dan dengan cara

buatan pengembang biakan secara alamiah yaitu perbanyakan tanaman tanpa melalui

perkawinan atau tidak menggunakan biji dari tanaman induk yang terjadi secara
alami tanpa bantuan campur tangan manusia. Perbanyakan tanaman secara vegetatif

alamiah dapat terjadi melalui tunas, umbi, rizoma, dan geragih (stolon). Perbanyakan

tanaman secara vegetatif juga dapat dilakukan secara buatan yaitu perbanyakan

tanaman tanpa melalui perkawinan atau tidak menggunakan biji dari tanaman induk

yang terjadi secara buatan dengan bantuan campur tangan manusia. Perbanyakan

tanaman secara vegetatif buatan dapat dilakukan dengan cara stek, cangkok, dan

merunduk (layering). Selain itu, perbanyakan tanaman dapat dilakukan dengan cara

okulasi dan sambung (grafting) (Justamante dkk, 2017).

2.3 Macam-Macam Pembiakan Vegetatif

Cangkok merupakan cara pembiakan vegetatif untuk mendapatkan anakan atau bibit

untuk pembangunan bank klon, kebun benih klon, kebun persilangan, karena dengan

teknik ini bibit yang dihasilkan akan seperti dewasa walaupun kondisi tumbuhannya

masih kecil. Pembuatan cangkokan dilakukan dengan memilihan cabang yang sehat

,cabang dikerat dengan menggunakan pisau cangkok, kulit cabang dikelupas dan

bagian kambiumnya dibersihkan dengan cara dikerik, lalu menutup luka sayatan pada

cabang dengan campuran media yang telah disiapkan kemudian ditutup dengan
polybag dan diikat dengan tali rafia sehingga media cangkok stabil lalu lubangi

polybag agar ada sirkulasi udara (Kumala dkk,2014).

Okulasi atau budding merupakan teknik memperbanyak tanaman secara vegetatif

dengan cara menggabungkan dua tanaman atau lebih. Penggabungan dilakukan

dengan cara mengambil mata tunas dari cabang pohon induk, lalu dimasukan atau

ditempelkan di bagian batang bawah yang sebagian kulitnya telah dikelupas

membentuk huruf T tegak, T terbalik, H, U tegak, atau U terbalik. Hampir sama

dengan okulasi,teknik penyusuan (approach grafting) merupakan cara

penyambungan di mana batang bawah dan batang atas masing-masing tanaman masih

berhubungan dengan perakaranya. Teknik ini dilakuka dengan mengambil pucuk

tanaman yang sama di gabungkan dengan pucuk tanaman dengan cara menempelkan

pucuk yang telah dipotong (Lukmanul dkk, 2019).

Stek (penyetekan) merupakan suatu perlakuan pemisahan, pemotongaan beberapa

bagian dari tanaman seperti; akar, batang, daun dan tunas dengan tujuan bagian -

bagian tanaman tersebut menghasilkan tanaman baru. Teknis sangat mudah.

Perbanyakan dengan stek umumnya dilakukan pada tanaman dikotil, pada monokotil

masih jarang. Dapat menghasilkan tanaman baru dalam jumlah yang banyak

walaupun bahan tanaman yang tersedia terbatas dan dapat menghasilkan tanaman
yang sifatnya sama dengan induknya.Stek merupakan perbayakan tanaman secara

vegetatif yang dilakukan dengan memotong bagian batang, akar atau pucuk. Tanaman

yang biasa diatek adalah tanaman berkayu dan memiliki cambium. Pertumbuhan stek

dipengaruhi oleh ukuran stek. Panjang stek menentukan jumlah cadangan

makananyang terkandung dalam stek. Panjang stek juga menunjukkan persediaan

energi yang diperlukan dalam pertumbuhan akar dan tunas lebih banyak (Anwar dkk,

2019).
III. METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat

Praktikum silvikultur dengan judul pembiakan vegetatif dilaksanakan pada hari Jumat

24 september 2019 di Rumah kaca Fakultas Pertanian, Universitas Lampung.

3.2 Alat dan Bahan

Alat yang digunakan dalam praktikum ini seperti kantong plastik yang berlubang

bagian dasarnya, media tanah, hormon rootone-f, pisau yang tajam dan bersih,

caliper, penggaris, lembaran plastik bening dan tali rafia. Sedangakan bahan yang

digunakan dalam praktikum ini seperti setek pucuk Mangga (Mangifera indica),

cangkok Lamtoro gung (Leucaena leucocephalla),sambung durian (Durio

zibethinus), okulasi jambu biji (Psidium guajava), dan micin.

3.3 Cara Kerja

Cara kerja yang dilakukan pada stek adalah sebagai berikut.

1. Disiapkan setek pucuk sebanyak 10 buah dengan ukuran panjangnya 1-5 cm.

Buatlah sedapat mungkin seragam dengan ujung datar dan pangkal miring.
2. Celupkan setek-setek tersebut ke dalam larutan hormon pemacu pertumbuhan akar

(seperti: Rootone-f) selama beberapa menit.

3. Tanamlah sedalam sepertiga bagian dengan posisi tegak lurus dalam kantong

plastik yang sudah diberi media tanah.

4. Amati satu bulan kemudian dan cabutlah setek dan periksalah bagaimana

perakarannya. Catat pertumbuhan bagian pucuk dan akarnya dari setiap macam

setek yang dilakukan.

5. Gambarlah pertumbuhan setek umur satu bulan tersebut.

A. Cara mencangkok pada praktikum pembiakan vegetatif.

1. Dilihlah pohon induk yang sehat dan cabang yang akan dicangkok berdiameter

sekitar 1-5 cm.

2. Sayatlah melingkar pada kulit cabang selebar 1,5-2,5 cm. Kemudian lepaskanlah

kulit yang disayat tersebut dan bersihkanlah lendir yang ada pada bekas sayatan

sampai benar-benar bersih.

3. Sesudah itu lingkarkanlah lembaran plastik pada sekeliling bekas sayatan tersebut

dan ikatlah dibagian bawah luka dengan tali rafia erat-erat, kemudian isilah plastik

yang sudah diikat tersebut dengan tanah.


4 Selanjutnya ikatlah pula ujung plastik sebelah atas. Jagalah kelembaban media

dengan cara menyiram bila diperlukan. Untuk menjaga erasi buatlah lubang-

lubang kecil dengan menusuk pembungkus plastic.

5. Berilah label dengan catatan tanggal pengerjaannya, kode bentuk cangkokan dan

nama regunya.

6. Buatlah sayatan kulit cabang lain tidak melingkar penuh, kemudian lepaskanlah

kulit yang disayat tersebut dan bersihkanlah bekas sayatan tersebut, langkah

selanjutnya sama dengan yang disayat penuh.

7. Setelah 30 hari periksalah apakah akar sudah tumbuh atau belum, tanpa membuka

pembungkus plastik.

B. Cara kerja menyambung pada praktikum pembiakan vegetatif

1. Pilihlah batang bawah yang sehat dan banyak cabang atau ranting-rantingnya.

2. Potonglah cabamg atau ranting dari pohon lain tetapi dari jenis yang sama dengan

batang bawah yang akan disambung, yang sehat dan berdiameter sama dengan

calon cabang atau ranting yang akan disambungkan.

3. Kemudian potonglah cabang atau ranting dengan dua cara, yaitu dipotong miring,

baik cbang atas maupun bawah dengan luas permukaan sama, dan dengan cara
memotong dengan bentuk huruf M terbalik untuk batang atas dan huruf M untuk

batang bawah.

4. Selanjutnya sambungkanlah cabang atau ranting tanaman atas denga batang

tanaman bawah. Usahakan agar luka potongan saling menutup satu dengan

lainnya. Setelah itu ikatlah dengan tali rafia kuat-kuat seperti susunan genting,

agar air hujan tidak masuk ke dalam luka.

5. Berilah label dengan catatan tentang tanggal pengerjaannya, bentuk sambungan

dan nama regu.

6. Setelah 30 hari, periksalah hasil sambungan tersebut. Jika sambungan berhasil,

maka cabang tanaman atas tetap berwarna hijau. Amati apa yang terjadi.

7. Kerjakan masing-masing perlakuan 3 ulangan.

8. Bila berhasil laporkanlah pada asisten, tetapi jika tidak berhasil anda harus

mengulang lagi.

C. Cara menempel pada praktikum pembiakan vegetatif

1. Pilihlah pohon yanga akan ditempeli, yang sehat.

2. Siapkan mata tunas yang sedang dorman dari jenis yang sama dengan pohon

bawah. Usahakan agar mata tunas yang telah diambil tidak kotor atau terkena air

3. Kupaslah kulit pohon bawah seluas ukuran mata tunas yang akan ditempelkan.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

Hasil yang diperoleh dari praktikum kali ini adalah :

Tabel 1.Pengamatan Pembiakan Vegetatif Cangkok Tanaman Mangga (Mangifera


indica), Okulasi Tanaman Durian (Durio zibetinus), Enten (Grafting) Tanaman
Jambu Biji (Pisidium guajava), Setek Tanaman Lamtoro gung (Leucaena
leucocephala)

Nama Pembiakan Nama Benih Jumlah Benih Kondisi Benih


Vegetatif

Stek Lamtoro gung (Leucaena 10 Mati = 10


leucocephala) Hidup = 0

Cangkok Mangga (Mangifera 3


indica)

Okulasi Durian (Durio zibetinus) 3 Mati = 0


Hidup = 3

Enten Jambu Biji (Pisidium 3 Mati = 0


guajava) Hidup = 3
Layu = 1
4.2 Pembahasan

Pada tabel 1 berisi tentang praktikum yang dilakukan dengan melakukaan

pengembangbiakan vegetatif dengan cara stek,cangkok,okulasi, dan enten.

Praktikum ini dengan mencangkok tanaman mangga (Mangifera indica) 3

cangkokan, okulasi tanaman durian (Durio zibetinus) 3 tanaman, enten (grafting)

tanaman jambu biji (Pisidium guajava) 3 tanaman , setek tanaman lamtoro gung

(Leucaena leucocephala) dengan 10 batang atau ranting. Terdapat faktor yang

mempengaruhi pengembangbiakan vegetatif yaitu Suhu dimana tinggi rendahnya

suhu mempengaruhi tumbuh kembang, reproduksi dan juga kelangsungan hidup

tumbuhan. Kelembaban udara berpengaruh dalam pertumbuhan dan

perkembangan tumbuhan. Tempat yang lembab menguntungkan bagi tumbuhan

karena dapat memperoleh air lebih mudah, serta berkurangnya penguapan dapat

menyebabkan pembentukan sel menjadi lebih cepat.Cahaya matahari dibutuhkan

oleh tanaman untuk dapat melakukan fotosintesis (khususnya tumbuhan hijau).

Jika suatu tanaman kekurangan cahaya matahari, maka tanaman itu bisa tampak

pucat dan warna tanaman itu kekuning-kuningan (etiolasi). Pada kecambah, justru

sinar mentari dapat menghambat proses pertumbuhan (Wiraatmaja, 2017).

Terdapat cangkok yang hidup yait dari 3 percobaan yang dilakukan hanya satu

yang diindikasikan akan hidup karena telah terlihat bintil akar yang tumbuh.

Cangkok merupakan cara pembiakan vegetatif untuk mendapatkan anakan atau

bibit untuk pembangunan bank klon, kebun benih klon, kebun persilangan, karena

dengan teknik ini bibit yang dihasilkan akan seperti dewasa walaupun kondisi

tumbuhannya masih kecil. Untuk stek tidak ada yang tumbuh dari 10 percobaan

.akan tetapi terdapat cabbang baru yang mulai tumbuh lalu mengering karena
beberapa faktor. Stek (penyetekan) merupakan suatu perlakuan pemisahan,

pemotongaan beberapa bagian dari tanaman seperti; akar, batang, daun dan tunas

dengan tujuan bagian - bagian tanaman tersebut menghasilkan tanaman baru.

Untuk okulasi dari percobaan sebanyak 3 tanaman tidak ada yang mengalami

pertumbuhan yang baik. Sehingga layunya mata tunas yang telah dilakukan.

Okulasi atau budding merupakan teknik dengan memperbanyak tanaman secara

vegetatif dengan cara menggabungkan dua tanaman atau lebih sedangkan pada

teknik menyambung atau grifting yang dilakukan denga 3 tanaman tidak ada

satupun yang mengalami pertumbuhan. Banyak daun yang layu akibat dari

beberapa faktor. Teknik ini dilakuka dengan mengambil pucuk tanaman yang

sama di gabungkan dengan pucuk tanaman dengan cara menempelkan pucuk yang

telah dipotong
V. SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Simpulan yang diperoleh dari praktikum ini yaitu

1. Pembiakan vegetatif dibagi menjadi dua yaitu secara alami dan buatan.

2. cara yang dapat dilakuakn dalam melakukan pengembang biakan secara

vegetatif

yaitui okulasi, cuttage atau stek, penyambungan tanaman, cangkok, dan kultur

jaringan.

5.2 Saran

Saran dari praktikum ini yaitu ketika praktikum para praktikanharus teliti dalam

memahami teknik yang dilakukan seperti dalam mencangkok ,menyetek,okulasi

dan menyambung serta harus mencari bibit cadangan untuk menggantikan bibit

yang gagal
DAFTAR PUSTAKA

Anwar,D., Titik,I., dan Septiyantoro,C.2019. Pengaruh bahan stek batang dan


media tanam terhadap pertumbuhan vegetatif jeruk lemon (Citrus limon L.).
Jurnal Ilmiah Hijau Cendekia 4 (1):39—46.

Busconi, M., Soffritti, G., Stagnati, L., Marocco, A., Mart´ınez, J. M., Pasculas,
M. D. L. M., dan Fernandez, J. A. 2018. Epigenetic stability in Saffron
(Crocus sativus L.) accessions during four consecutive years of cultivation
and vegetative propagation under open field conditions. Journal Plant
Science. 277:1—10.

Haile, G., Gebrehiwot, K., Lemenih, M., dan Bongers, F. 2011. Time of collection
and cutting sizes affect vegetative propagation of Boswellia papyrifera (Del.)
Hochst through leafless branch cuttings, Journal of Arid Environments.
75(9):873—877.

Justamante, M. S., Ibáñez, S., and Pérez-Pérez, J. M. 2017. Vegetative


propagation of argan tree (Argania spinosa (L.) Skeels) using in vitro
germinated seeds and stem cuttings. Journal Scientia Horticulturae. 225:81—
87 .

Kumala ,Z.P., Trisnowati,S., dan Sriyanto,W.2014. Pengaruh macam media dan


zat pengatur tumbuh terhadap keberhasilan cangkok sawo (manilkara zapota
(l.) van royen) pada musim penghujan.Jurnal Vegetalika. 3(4):107—118.
Lukmanul,H., Fadlan,H., Ruka,Y., dan Chairunni AR2.2019. Pelatihan
perbanyakan tanaman buah secara vegetatif dengan teknik penyambungan
(grafting) di panti asuhan yayasan islam media kasih banda aceh. Jurnal
Pengabdian pada Masyarakat. 1(2):101—106 .

Pakpahan, T. P., P. D. Bandem, dan Patriani. 2012. Pengaruh panjang entris


terhadap keberhasilan sambung pucuk bibit jambu air. Jurnal Sains
Mahasiswa Pertanian. 1 (1): 1—9 .

Sumenda L, Rampe HL, Mantiri FR. 2011. Analisis kandungan klorofil daun
mangga (Mangifera indica L.) pada tingkat perkembangan daun yang
berbeda. Jurnal Bioslogos. 1(1):20-24.
Sutarto, I. 2014. Teknik perbanyakan vegatatif pada tanaman hias semak, perdu
dan pohon. Jurnal Holtikultura. 1(2): 6—7 .

Wiraatmaja, I. W. 2017. Pembiakan Vegetatif Secara Alamiah dan Buatan. Buku


Ajar. Fakultas Pertanian UNUD. Denpasar. 44 hlm.

Anda mungkin juga menyukai