Oleh:
Nim: 2006134847
1. Bambang Utami
2. Kharen Hapuk Sianturi
JURUSAN KEHUTANAN
PEKANBARU
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur Penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang atas rahmat Nya
makaa penulis dapat menyelesaikan penyusunan laporan pratikum Pengamatan Serangan
Penyakit Biotik. Penyusunan ini dilakukan dalam rangka memenuhi tugas praktikum mata
kuliah Perlindungan Hutan.
Terimakasih penulis ucapkan kepada para asisten yang telah membimbing dalam
pelaksanaan praktikum, walaupun melalui media online dan tak lupa juga penulis
mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah memberikan dorongan, motivasi,
bimbingan, arahan dan saran yang telah diberikan sehingga penyusunan hasil pengamatan ini
dapat terselesaikan dengan baik.
Laporan praktikum ini penyusun akui masih banyak kekurangan karena pengalaman
yang penyusun miliki sangat kurang. Oleh karena itu sangat diharapkan setiap saran dan
kritikan yang sifatnya membangun untuk penyempurnaan laporan praktikum ini sehingga dapat
bermanfaat bagi peningkatan pengetahuan dan pengembangan pendidikan terutama dibidang
kehutanan.
i
DAFTAR ISI
I PENDAHULUAN............................................................................................................
1.1 Latar Belakang ................................................................................................1
1.2 Tujuan Pratikum .........................................................................…..……..…2
II TINJAUAN PUSTAKA……………………………………………………………….
2.2. Serangga……………………………………………………………………..3
2.3. Pengamatan Tentang Serangan Penyakit……………………………………5
IV.PENUTUP .....................................................................................................................
5.1 Ksimpulan .......................................................................................................11
5.2 Saran ...............................................................................................................11
V.DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................12
LAMPIRAN……………………………………………………………………………13
ii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 6 belalang……………………………………………………………………………18
Gambar 10 Inger-Inger……………………………………………….………………………22
DAFTAR TABEL
iii
I PENDAHULUAN
2
II TINJAUAN PUSTAKA
Hama daun adalah hama yang merusak tanaman dengan cara memakan jaringan
daun (defoliator) atau menyebabkan kerusakan pada jaringan daun,. Beberapa hama
daun pada tanaman kehutanan diamati pada tahap bibit di persemaian maupun tegakan
yang ada di areal tanam. Hama yang bersifat defoliator diantaranya: diantaranya:dan
hama ulat kantong pada tanaman sengon, hama ulat grayak (Spodoptera sp.), dan hama
kupu kuning (Eurema) pada sengon. Adapun hama yang merusak daun diantaranya
adalah: hama kutu putih (Ferisia Virgata), hama kutu loncat Heteropsylla cubana pada
tanaman lamtoro, , hama gall pada tanaman masohi.
2.2. Serangga
Serangga sering mempunyai ukuran dan penampilan yang mencolok dan juga
dapat memproduksi suara dan kadang-kadang bisa menjadi hama yang merusak.
Sebagian dari serangga ini tergolong fitofag, sementara yang lain hidup di sampah atau
serangga lainnya. Beberapa mengkonsumsi tanaman dan makanan hewan sementara
yang lain hidup di lumut dan tidak signifikan untuk pertanian. Serangga ini sangat
sensitif terhadap faktor lingkungan, seperti temperatur, kelembaban, cahaya dan
getaran (Kalshoven, 1981).
4
2.3. Pengamatan Tentang Serangan Penyakit
Untuk kasus diluar tersebut diatas, pada tanaman atau bagian tanaman yang
diamati harus dilakukan penilaian tingkat kerusakan masing-masing tanaman atau
bagian tanaman dan intensitas penyakit atau fungsi dari tingkat kerusakan tanaman atau
bagian tanaman tersebut. Intensitas penyakit lebih sulit ditentukan bila suatu penyakit
menyebabkan kerusakan pada berbagai organ tanaman, misalnya daun, dan buah,
akrena untuk masing-masing organ tanaman diperlukan suatu standar penialian
penyakit tertentu.
5
IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
1. Kutu Putih Hemiptera Nimfa, Imago 21,5 Merusak daun pada Pohon
tenggek Burung
2. Rayap kayu Basah Isoptera Nimfa,Rayap 23,2 Merusak batang pada Pohon
dewasa pinus
4. Tungau Merah mesostigmata Dewasa 22,9 Merusak daun pada Pohon Ara
8. Rayap Kayu Kering Isoptera Nimfa, rayap 26,1 Merusak batang pada Pohon
dewasa Saga
9. Kumbang Ambrosia Coleoptera Larva, Dewasa 27,4 Merusak batang pada Pohon
Eucalyptus
7
4.2.3 Semut hitam (Polyrhachis Spp)
Semut hitam membuat sarang berupa gundukan tanah memanjang di
bagian pangkal bawah daun, biasanya juga di bawah tangkai daun, mereka
hidup berkelompok. Semut hitam ini sering memakan serangga lain
misalnya ulat, semut hitam bisa juga mengurangi serangan hama pada
tanaman yang di tempatinya, tetapi semut hitam ini bisa membuat kulit
ranting menjadi terkelupas sehingga bakteri dapat dengan mudah
menyerang, kerugian lain yang ditimbulkan adalah kesulitan pada waktu
perawatan dan penebangan (Sari, 2013). Kehadiran dari semut ini
menyebabkan munculnya penyakit sekunder misalnya jamur yang dapat
menyebabkan penyakit. Semut juga dapat merusak akar dan tunas muda
yang disebabkan oleh cendawan (Sari, 2013).
4.2.6 Belalang
Hama Oxya spp. merusak daun talas. Gejala serangan hama Oxya spp.
terlihat pada daun yang berlubang dan mengerut. Pada kerusakan yang
lebih parah daun akan menguning yang hanya akan menyisakan tulang
daunnya saja akibat bekas gigitan Oxya spp., kemudian daun akan layu.
9
4.2.8 Rayap Kayu Kering
koloni rayap ini yang menyerang bagian ujung kayu keras yang sudah
mulai kering dan terlihat lapuk.Rayap-rayap dari golongan ini mempunyai
anggota koloni yang sangat terbatas. Strategi pengembangan koloni yang
harus mengefisiensikan penggunaan sumber makanan berupa material
kayu yang sekaligus juga sebagai dinding koloni/sarang yang
ditempatinya, fonomena seperti sangat jelas terlihat ketika kita membuka
koloni. Umumnya individu-individu rayap dari koloni ini tidak pernah
berhubungan langsung dengan tanah seumur hidupnya, sehingga untuk
memenuhi kebutuhan akan air didapatkan dengan strategi penguapan dari
dalam koloni atau penyerapan air dari dinding koloni/sarang yang
ditempatinya. Morfologi ini mempunyai bentuk dan ciri-ciri tersendiri
yang mudah dikenali dengan terdapatnya mandibel/gigi yang kokoh dan
kuat pada kasta pekerja. Kondisi ini memungkinkan untuk menginfeksi
berbagai jenis kayu yang tergolong kayu keras, dimana bagi tidak mampu
melakukannya.
4.2.10 Inger-inger
Hama ini jenis ngengat aktif pada malam hari, ngengat betina bertelur
pada malam hari dan meletakan telurnya dicelah kulit batang. Telurnya
berwarna putih kekuning-kuningan gelap dan berbentuk silinder.
Duomitus tergolong serangga hama yang kepadatannya rendah. Tingginya
kelembaban dan suhu lingkungan beresiko mempercepat perkembang an
hama ini (Mulyana dan Asmarahman 2010).
10
V PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Pada praktikum ini, dengan mengamati ke lapangan secara langsung dapat mengetahui
bagaimana rupa dan bentuk dari hama yang menyerang pohon secara langsung dan
mengetahui bagaimana besar nya kerusakan yang ditimbulkannya. Beberapa hama
mempengaruhi dari kerusakan awal nya seperti menyerang dari daun dan batang.
Kemudian membuat tanaman mati dengan menjadi parasit pada tanaman tersebut.
5.2. Saran
Untuk membuat praktikum ini menjadi lebih baik, maka terdapat saran yang seharusnya
disampaikan :
1. Pengamatan yang dilakukan pada kawasan yang benar benar terjadi kerusakan
akibat hama pada pohon.
2. Lebih teliti dalam mengamati jenis suatu hama, bagaimana bentuk, rupa, dan
bagaimana kerusakan yang ditimbulkannya
3. Diperlukan bahan bacaan yang cukup untuk bisa mengamati suatu jenis hama
dan bagaimana kerusakannya.
DAFTAR PUSTAKA
Fitri. 2012. Mata Kuliah Keanekaragaman Hayati Tanah keanekaragaman Rayap Ordo
Isoptera. Bioteknologi Tanah dan Lingkungan Sekolah Pascasarjana Institut
Pertanian Bogor. Jawa Barat.
Napitu. 2012. Inventarisasi Hama Tanaman Jati Unggul Nusantara di Kebun Percobaan
Universitas Nusa Bangsa Cogreg, Bogor. Fakultas Kehutanan Universitas Nusa
Bangsa
Sari. 2013. Identifikasi Serangga Penyebab Hama pada Beberapa Genus Anggrek
Koleksi Kebun Raya Purwodadi –Lipi. Jurusan Biologi Fakultas Matematika Dan
Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Brawijaya. Malang.
Swastika. 2012. Waspadai Hama Pendatang Baru Kutu Putih Paracoccus marinates di
Bali. Dinas pertania Pemerintah Kota Denpasar
Untung, K., 1996. Pengantar Pengelolaan Hama Terpadu. UGM Press. Yogyakarta.
12
LAMPIRAN
1. Kutu putih
Gambar 1.1
Gambar Sketsa
13
2. Rayap kayu basah
Gambar 1.2
Gambar Sketsa
14
3. Semut hitam
Gambar 1.3
Gambar Sketsa
15
4. Tungau merah
Gambar 1.4
Gambar Sketsa
16
5. Lalat putih
Gambar 1.5
Gambar Sketsa
17
6. Belalang
Gambar 1.6
Gambar Sketsa
18
7. Ulat kantong
Gambar 1.7
Gambar Sketsa
19
8. Rayap kayu kering
Gambar 1.8
Gambar Sketsa
9. Kumbang Ambrosia
20
Gambar 1.9
Gambar Sketsa
21
10. Inger-inger
Gambar 1.10
Gambar Sketsa
22