Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PRAKTIKUM

DASAR-DASAR PERLINDUNGAN HUTAN

Mohamad Dava Aditya

H1020045

PROGRAM STUDI PENGELOLAAN HUTAN

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

2021
ACARA IV
PENGENALAN KERUSAKAN HUTAN DAN PENYEBAB PENYAKIT
AKIBAT SERANGGA HAMA

A. TUJUAN
1. Mengenali jenis dan ciri-ciri morfologi hama hutan yang menyebabkan
kerusakan.
2. Mengenali kerusakan-kerusakan akibat serangan serangga hama
3. Mampu membedakan gejala kerusakan tanaman akibat serangga hama
dengan penyebab kerusakan yang lainnya.

B. TINJAUAN PUSTAKA

Serangga adalah hewan multiseluler paling dominan di bumi. Serangga


memiliki morfologi umum enam kaki dan tubuhnya terbagi menjadi tiga bagian,
yaitu kepala, toraks, dan abdomen (Chapman, 2013). Lebih dari 700.000 spesies
serangga telah diidentifikasi, tetapi hanya 25% yang telah dipelajari secara
rinci, yang merupakan serangga yang bertindak sebagai hama bagi tanaman
dengan campur tangan manusia (Purnomo, 2010).

Hama tanaman yaitu binatang yang dapat menimbulkan kerusakan pada


tegakan dan hasil hutan. Sebagian besar hama perusak hutan dan hasil hutan
adalah binatang-binatang yang termasuk ke dalam golongan serangga karena
hampir 90% jumlahnya dibandingkan dengan hama selain serangga
(Sindusuwarno, 1981). Berdasarkan penelitian Untung (2013) populasi
serangga hama yang merusak tidak timbul dengan sendirinya, melainkan akibat
dari hasil interaksi antara populasi itu dengan berbagai unsur dan faktor
lingkungan, maupun adanya tindakan oleh manusia yang tidak berasal dari
lingkungan hama.
C. METODE PENGAMATAN
a) Alat dan Bahan
1. Serangga hama :
a. Serangga perusak daun (defoliating insect)
b. Serangga penggerek kulit (inner-bark boring insect)
c. Serangga penggerek batang pohon dan kayu (wood-boring insect)
d. Serangga penghisap cairan pohon (sap-sucking insect)
e. serangga penggerek kuncup dan ranting (bud and twig-boring
insect)
f. Serangga perusak anakan (seedling insect), dan
g. Serangga perusak akar (root insect)).
2. Alat tulis
3. Buku kerja
b) Cara Kerja
1. Menggambar serangga hama penyebab kerusakan.
2. Mencantumkan gambar contoh kerusakan yang ditimbulkan dan
menggunakan literatur ilmiah sebagai sumber pustaka.
3. Menuliskan nama kerusakan dan penyebab kerusakan.
4. Mendeskripsikan penyebab dan kerusakannya.

D. HASIL PENGAMATAN
1. Serangga perusak daun
a. Nama penyakit : Defoliating insect
b. Nama inang : Pohon Jati (Tectona grandis)
c. Tipe gejala : Nekrotik
d. Gambar penyakit
e. Diskripsi penyakit : Ulat jati menggerogoti pinggiran daun, bahkan
daun-daun yang terserang menjadi robek dan berlubang-lubang
dimakan ulat. Ulat ini menyebabkan daun jati yang diserang berlubang-
lubang pada sebagian daun dan yang tertinggal hanya tulang daun
(Wattimena, 2020)
f. Gambar Penyebab

g. Diskripsi penyebab : Ulat ini memiliki panjang sekitar 2 cm,


biasanya menyerang pada awal musim penghujan.
2. Serangga penggerek batang pohon dan kayu
a. Nama penyakit : Wood-Boring Insect
b. Nama inang : Pala (Myristica fragrant Houtt)
c. Tipe gejala : Nekrotik
d. Gambar penyakit

e. Diskripsi penyakit : Gejala kerusakan yang ditimbulkan oleh hama


tersebut adalah batang pala digerek membentuk bulatan seperti dibor
dan menghasilkan serbuk yang menempel di sekitar lubang gerekan.
f. Gambar penyebab
g. Diskripsi penyebab : Dari larva yang mulai menggerek batang
kemudian membuang hasilnya berupa serbuk atau serpihan melalui
lubang yang telah dimakan oleh larva.
3. Penyakit Serangga penggerek kulit
a. Nama penyakit : Inner-bark boring insect
b. Nama inang : Sengon (Falcataria moluccana)
c. Tipe gejala : Nekrotik
d. Gambar penyakit

e. Diskripsi penyakit : Serangan boktor menimbulkan kerusakan dari


kulit hingga bagian kayu gubal.
f. Gambar penyebab
g. Diskripsi penyebab : Serangga boktor mulai menyerang pada tegakan
yang berumur 3 tahun, saat diameter mencapai 16 cm dan tinggi total
rata-rata 12,21m (Supriatna, 2017).
4. Serangga penghisap cairan
a. Nama penyakit : Sap-sucking insect
b. Nama inang : Masoy (Cryptocarya massoai Kostern)
c. Tipe gejala : Nekrotik
d. Gambar penyakit

e. Diskripsi penyakit : buah berubah warna menjadi kusam, kulit


menjadi kisut, timbulnya titik-titik pada tempat tertentu. Buah yang
terus menerus terserang akan menyusut dan bentuk tidak beraturan
(Harto, 2015).
f. Gambar penyebab
g. Diskripsi penyebab : Jenis ini diketahui termasuk dalam kelompok
hama pengisap buah karena memiliki tipe mulut pencucuk pengisap.
Tipe mulut pencucuk terdiri atas rostum (moncong) dan stylet
(pengisap). Pada ordo Hemiptera, rostum tersebut terletak pada bagian
anterior kepala (bagian ujung). Rostum tersebut berbentuk memanjang,
dan beruas-ruas sebagai membungkus stylet. Pada alat pengisap ini
terbentuk dua saluran yaitu saluran makanan dan saluran ludah (Harto,
2015).
5. Serangga perusak akar
a. Nama penyakit : root insect
b. Nama inang : Jati (Tectona grandis)
c. Tipe gejala : Hipertopik
d. Gambar penyakit
e. Diskripsi penyakit :
f. Gambar peneyebab

g. Diskripsi penyebab : Uret kumbang tergolong ordo Coleopatra


mempunyai panjang mencapai 5 cm, berwarna putih kekuningan,
borstel (bulu-bulu) pada bagian ventral ujung abdomen uret tersusun
dalam dua baris sejajar, banyaknya borstel tiap baris 15 - 27 buah.
Telurnya mula-mula berwarna putih berukuran 3 mm, telur yang hampir
menetas berubah menjadi 5 mm dan kulit telurnya menjadi keras
(Herdiana 2010).
h.
6. Serannga penggerek kuncup dan ranting
a. Nama penyakit : bud and twig-boring insect
b. Nama inang : Jati (Tectona grandis)
c. Tipe gejala : Nekrotik
d. Gambar penyakit

e. Diskripsi penyakit :. Gejala yang dapat dilihat pada pohon yang


terserang adalah kerusakan pada bagian pucuk tanaman akibat saluran
gerek yang dibuatnya. Saluran gerek yang dibuat oleh larva muda terdiri
dari dua bagian, bagian pertama sepanjang 1 - 2 cm ke arah pangkal dan
bagian ke dua ke arah pucuk.
f. Gambar penyebab

g. Diskripsi penyebab : Zeuzera coffeae (Nietn.) memiliki tubuh


larvanya berwarna merah bata dan menyerang cabangcabang jati muda.

7. Serangga perusak anakan (seedling insect)


a. Nama penyakit : seedling insect
b. Nama inang : Sengon (Falcataria moluccana)
c. Tipe gejala : Nekrotik
d. Gambar penyakit
e. Diskripsi penyakit :. Larva memakan permukaan atas daun
sehingga menimbulkan lubang lubang kecil. Sekitar lubang berubah
warna kuning dan akhirnya berwarna kecoklatan menyebabkan daun
sengon menjadi rontok.
f. Gambar penyebab

g. Diskripsi penyebab : Pteroma sp. termasuk famili Phychidae, ordo


Lepidoptera. Disebut sebagai ulat kantong karena berada dalam suatu
kantong yang terbuat dari serpihanserpihan daun dan ranting (Anggraeni
dan Ismanto, 2013)

E. PEMBAHASAN
 Serangga penyebab penyakit perusak daun (Defoliating insect) salah
satunya adalah Ulat daun jati (Hyblaea puera). Menurut Wattimena (2020)
Ulat ini menyerang pada awal musim penghujan. Ulat jati menggerogoti
pinggiran daun, bahkan daun-daun yang terserang menjadi robek dan
berlubang-lubang dimakan ulat. Ulat ini menyebabkan daun jati yang diserang
berlubang-lubang pada sebagian daun dan yang tertinggal hanya tulang daun.
Akibat serangan Hybleae puera adalah pertumbuhan tegakan Tectona grandis
melambat dan juga membuat daun jati lama kelamaan akan berubah warna
menjadi kuning. Penanganan yang dapat dilakukan bila sedikit yang
ditemukan bisa langsung diambil dan dimatikan (Wattimena, 2020).
 Serangga penggerek batang pohon dan kayu (Wood-boring insect) salah
satunya adalah Batocera hercules. Gejala kerusakan yang ditimbulkan oleh
hama tersebut adalah batang pala digerek membentuk bulatan seperti dibor
dan menghasilkan serbuk yang menempel di sekitar lubang gerekan (Cere,
1991). Selain batang, cabang juga di gerek, namun tidak separah gerekan di
batang. Akibatnya batang akan cepat lapuk, sehingga mempercepat kamatian
pohon pala. Penanganan yang tepat untuk mengurangi atau bahkan
menghilangkan yaitu dengan cara aplikasi pestisida, menggunakan metode
jarak tanam yang ideal yaitu 9x9 m dan 10x10 m, dan pemupukan juga
diperluakan untuk penambahan unsur hara bagi tanaman sehingga tanaman
dapat tumbuh subur dan dapat menghalau datangnya serangan hama
(Umasangaji, 2012).
 Inner-bark boring insect adalah hama serangga yang menyerang batang
khususnya pada bagian kulit salah satu contohnya adalah Xystrocera
festiva. Kerusakan yang ditimbulkan serangga ini adalah lubang gerek.
Menurut Supriatna (2017) serangan boktor ditemukan pada umur tegakan 3
tahun dan mengalami peningkatan baik persentase serangan maupun tingkat
kerusakan seiring dengan bertambahnya umur tegakan. Hal ini dikarenakan
pertambahan diameter dan tinggi pohon yang menyebabkan semakin
bertambahnya sumber makanan boktor dan tersedianya ruang hidup yang luas
bagi perkembangan boktor. Serangan boktor akan menimbulkan kerusakan
pada bagian dalam kulit hingga bagian gubal kayunya. Akibatnya proses
penyerapan air dan unsur hara dari tanah serta fisiologi pohon akan terganggu.
(Supriatna, 2017). Sehingga pohon sengon dapat mengalami kematian,
penurunan kualitas kayu, kelainan bentuk serta kerugian ekologis dan
ekonomis (Siregar, 2021)
 Gejala buah muda masoy yang terserang hama adalah warna kusam,
kulit kisut, terdapat spot ungu berukuran titik kecil buah mengecil tidak
beraturan. Gejala buah menggambarkan kondisi fisiologis buah, yang mulai
menurun kualitas pertumbuhan juga mencerminkan fisiologis buah yang tidak
akan mencapai masak fisiologis dan pembentukan biji (Harto, 2015). Ordo
Hemiptera dengan tipe mulut pencucuk pengisap mengkonsumsi bahan
makanan berupa cairan, baik berupa darah pada hewan atau cairan tumbuhan.
Aktivitas serangan hama pengisap buah muda masoy terjadi ketika buah
berumur dua bulan dihitung dari awal terbentuknya buah (Harto, 2015). Guna
melindungi buah muda masoy dari kerusakan dan agar buah dapat
menghasilkan biji yang masak fisiologis, maka perlu dilakukan upaya
pencegahan dan pengendalian dengan menggunakan metodehayati (Harto,
2015).
 Salah satu hama yang menyerang akar adalah uret. Leucopholis rorida
termasuk golongan uret yang bahan makananya hanya berupa akar tanaman
yang masih hidup (Husaeni, 2000). Serangga ini menyerang tanaman Ketika
masih berbentuk uret. Gejala yang ditimbulkan oleh hama ini ditandai dengan
adanya gigitan uret ppada akar-akar cabang yang masih muda. Kerusakan
yang ditimbulkan oleh serangan ham ini dalah putusnya akar serabut.
Sedangkan kerugian yang ditimbulkan adalah terganggunya penyerapan unsur
hara dan air pada tanaman (Herdiana 2010).
 Serangga penggerek kuncup dan ranting (bud and twig-boring
insect) Gejala yang dapat dilihat yang ditimbulkan oleh hama Z euzera
coffeae (N.) adalah kerusakan pada bagian pucuk tanaman akibat saluran
gerek yang dibuatnya. Saluran yang dibuat oleh larva larva akan membentuk
liang gerek yang akan menembus kambium dan daerah kulit, sehingga yang
tertinggal hanya lapisan yang tipis dan jika ada angin akan mudah patah.
Kadang kadang larva ini membuat saluran gerek yang melingkari batang atau
cabang dan meneres batang sehingga bagian batang kayu di atasnya menjadi
mati. Sampai saat ini pengendalian yang efektif terhadap serangan belum
banyak diteliti dan masih terbatas. Pengendalian secara mekanis dapat
dilakukan dengan cara memangkas/ memotong batang (pucuk) yang terserang
dan membunuh larvanya. Yang perlu diperhatikan pada saat melakukan
pemangkasan adalah menghindari kemungkinan infeksi dari mikroorganisme
lain seperti jamur atau bakteri yang dapat masuk melalui luka pada batang
yang dipangkas. Untuk menghindari hal tersebut dapat dilakukan dengan
pemberian pada bekas pemangkasan. Sedangkan pengendalian secara kimiawi
yang dapat dilakukan adalah dengan menggunakan insektisida berbahan aktif
dimetoat, diaplikasikan dengan cara disumbatkan dalam lubang gerek
menggunakan kapas (Tini dan Khairul, 2002).
 Pteroma sp. menyebabkan kerontokan pada daun bibit sengon. Larva
memakan permukaan atas daun sehingga menimbulkan lubanglubang kecil.
Sekitar lubang berubah warna kuning dan akhirnya berwarna kecoklatan
menyebabkan daun sengon menjadi rontok. Apabila tidak beraktivitas larva
akan menjadi pupa, larva akan pindah dari permukaan atas daun kepermukaan
bawah daun kemudian larva membuat semacam tali dari benang sehingga
kantong dalam posisi menggantung (Haerumi, 2019). Kerusakan pada daun
akan menyebabkan terganggunya proses fotosintesis sehingga tanaman
menjadi layu atau mati. Kerusakan yang ditimbulkan serangga perusak pada
bibit sengon pada bagian daun mengakibatkan bagian daun menggulung,
berlubang dan ada bekas gigitan pada tepi daun, serta tertinggal tulang daun
primer. Apabila terdapat kerusakan pada bagian daun bibit maka dapat
menyebabkan berkurangnya hasil fotosintesis, sehingga suplai makanan (hasil
fotosintesis) bagi bibit juga kan berkurang. Hal ini dapat menyebabkan bibit
menjadi layu dan mengalami kematian (Haerumi, 2019).

E. KESIMPULAN
Hama merupakan organisme pengganggu tanaman yang menimbulkan
kerusakan pada suatu tanamanx yang mengakibatkan kerugian pada tanaman
yang diserang. Pada pembahasan kali ini serangga dapat dikatakan sebagai
hama apabila dapat merugikan tanaman. Serangan serangga hama dipengaruhi
oleh berbagai faktor. Hama serangga ini diklasifikasikan menjadi 7 macam
berdasarkan tipe serangannya antara lain, Serangga perusak daun (defoliating
insect), Serangga penggerek kulit (inner-bark boring insect), Serangga
penggerek batang pohon dan kayu (wood-boring insect), Serangga penghisap
cairan pohon (sap-sucking insect), Serangga penggerek kuncup dan ranting
(bud and twig-boring insect), Serangga perusak anakan (seedling insect), dan
Serangga perusak akar (root insect)).
Adapun kerusakan-kerusakan yang ditimbulkan oleh hama dibagi
menjadi 2 macam yaitu, kerusakan langsung dan kerusakan tidak langsung.
Kerusakan langsung contohnya disebabkan oleh Xystrocera festiva dan
kerusakan tidak langsung oleh Leucopholis rorida.
DAFTAR PUSTAKA

Anggraeni I, Ismanto A. 2013. Kenaekaragaman Ulat Kantong Yang Menyerang Di


Berbagai Pertanaman Sengon (Paraserianthes Falcataria (L). Nielsen) Di Pulau
Jawa. Jurnal Sains Natural Universitas Nusa Bangsa 3 : 184-192.

Cere. 1991. Inventarisasi Hama Dominan Pada Tanaman Pala (Myristica


Fragrans Houtt).
Chapman, R. 2013. The Insects: Structure and Function. Cambridge University Press,
New York.

Harto, S. (2015). Perilaku Hama Pengisap Buah Muda Dysdercus SP. Dan Dampaknya
Terhadap Kerusakan Buah Masoy (Cryptocarya Massoai
Kostern). Jurnal Kehutanan Papuasia, 1(2), 108-113.

Husaeni, E. A. 2000. Diktat Hama Hutan Tanaman di Indonesia. Fakultas Kehutanan,


Institut Pertanian Bogor: Bogor.

Purnomo, H. 2010. Pengantar Pengendalian Hayati. Penerbit Andi: Yogyakarta.

Siregar, U. J., et al. 2021. De Novo Transcriptome Assembly Data For Sengon
(Falcataria Moluccana) Trees Displaying Resistance And Susceptibility To
Boktor Stem Borers (Xystrocera festiva Pascoe). BMC Research
Notes, 14(1), 1-4.

Sindusuwarno. 1981. Perlindungan Hutan Terhadap Hama.Balai Informasi Pertanian.


Ciawai.

Supriatna, A. H., Haneda, N. F., & Wahyudi, I. (2017). Sebaran Populasi,


Persentase Serangan, dan Tingkat Kerusakan Akibat
Hama Boktor Pada Tanaman Sengon: Pengaruh Umur,
Diameter, dan Tinggi Pohon Population Distribution, Damage
Percentage, And Damage Level Due To Boktor In Sengon: Effect Of Age,
Diameter. Jurnal Silvikultur Tropika, 8(2), 79-87.
Tini, Nia dan K. Amri. 2002. Mengebunkan Jati Unggul: Pilihan Investasi
Prospektif. Agro Media Pustaka. Jakarta.

Umasangaji, A., J.A. Patty, A. A. Rumakamar. 2012. Kerusakan Tanaman Pala Akibat
Serangan Hama Penggerek Batang (Batocera Hercules). Agrologia. 1(2): 163-
169.

Untung, K. 2013. Pengantar Pengelolaan Hama Terpadu. Cetakan ke-enam. Gajah


Mada University Press. Yogyakarta.

Wattimena, C.M.A, Fransina L, N.K Kartikawati. 2020. Inventarisasi Serangga dan


Tingkat Kerusakan Yang Ditimbulkan Pada Tegakan Jati (Tectona Grandis
Linn.F) Di Areal Hutan Tanaman Rakyat (HTR) Negeri Hila Kabupaten Maluku
Tengah. Jurnal Pemuliaan Tanaman Hutan. 14 (1) : 1 – 8.
Wattimena, C.M.A. et al. (2020). A Combination of Soursop and Lemongrass Leaves
Extract as A Vegetable Biopesticide. Test Engineering and Management. 83(23):
23–29.

Anda mungkin juga menyukai