Anda di halaman 1dari 15

Tugas Makalah

Perlindungan dan pengamanan hutan

HAMA HUTAN

NAMA : MELPIANY

NIM : M11116039

KELAS : A

LABORATORIUM PERLINDUNGAN DAN SERANGGA HUTAN

FAKULTAS KEHUTANAN

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2018

1
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL…………………………………………………… i

KATA PENGANTAR………………………………………………….. ii

DAFTAR ISI…………………………………………………………… iii


BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang…………………………………………………… 1

B. Tujuan……………………………………………………………. 2

BAB II PEMBAHASAN
A. Hama defiliator ( hama daun ) …………………………………... 3
B. Stem borer dan bark beetles ……………………………………... 8
C. Hama akar …………………………………….…………………. 10
BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan……………………………………………………... 12
DAFTAR PUSTAKA iv

2
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hama hutan adalah binatang yang menimbulkan kerusakan dan kerugian
pada sumber daya hutan, hama hutan yang terbatas pada binatang perusak
tanaman hutan yang menimbulkan kerusakan, dengan tingkat kerugian yang
melampaui batas toleransi (ambang ekonomi). Kerusakan ini berdampak pada
tingkat kerugian ekonomi yang cukup berarti. mikroorganisme (jamur, bakteri,
virus), berbagai jenis cacing dan tumbuhan tingkat tinggi yang menimbulkan
kerugian pada sumber daya hutan disebut sebagai penyakit hutan. Gejala serangan
dapat berupa kerusakan atau kelainan fisik pada tanaman. Hal ini disebabkan oleh
aktivitas binatang pemakan tumbuhan terutama serangga dan oleh adanya
penyakit. Gejala serangan sangat bervariasi, tergantung variasi bentuk dan alat
mulut serangga, cara hidup serangga dan patogen, serta bagian tanaman yang
diserang (Nur Fariqah Haneda, 2006).
Hama daun adalah hama yang merusak tanaman dengan cara memakan
jaringan daun (defoliator) atau menyebabkan kerusakan pada jaringan daun,.
Beberapa hama daun pada tanaman kehutanan diamati pada tahap bibit di persemaian
maupun tegakan yang ada di areal tanam. Hama penggerek merupakan hama yang
menyebabkan kerusakan pada batang, dengan cara meletakkan telur untuk selanjutnya
berkembang hingga menjadi serangga dewasa dan juga memakan bagian batang.
Serangga memegang peranan yang sangat penting bagi ekosistem, peranan
tersebut dapat menguntungkan maupun merugikan. Peran yang menguntungkan
yaitu serangga dapat bermanfaat sebagai penyerbuk/pollinator, dapat berperan
sebagai musuh alami serangga hama, berfungsi sebagai perombak/dekomposer,
penyedia bahan makanan/protein hewani, serangga yang diperdagangkan yaitu
serangga-serangga yang memiliki nilai ekonomis yang tinggi, serta fungsi
potensial lainnya seperti umpan untuk memancing, lebah madu dan semut
rangrang (Kahono dan Amir, 2003). Peran serangga yang merugikan yaitu
serangga yang menyebabkan luka pada tanaman sehingga menyebabkan
kerusakan/kerugian dan disebut sebagai hama. Pelukaan tanaman oleh serangga

3
dilakukan antara lain dengan cara: menggigit, menghisap, memakan, melukai
akar, meletakkan telur/ membuat sarang, mengamati serangga lain, dan pengantar
penyakit (Untung, 2010). Kerusakan pada tanaman bisa keseluruhan misalnya,
tanaman menjadi mati atau busuk, dan bisa juga pada sebagian tanaman saja,
misalnya merusak daun, batang, buah/ benih, dan akar ( Yeni dkk, 2007 ).

B. Tujuan
Adapun tujuan dari makalah ini yaitu :
1. Untuk mengetahui hama defeliator ( hama daun ) pada tanaman .
2. Untuk mengetahui hama Stem borer dan bark beetles .
3. Untuk mengetahui hama akar

4
BAB II
PEMBAHASAN
A. Hama Defoliator
Hama daun adalah hama yang merusak tanaman dengan cara memakan
jaringan daun (defoliator) atau menyebabkan kerusakan pada jaringan daun,.
Beberapa hama daun pada tanaman kehutanan diamati pada tahap bibit di persemaian
maupun tegakan yang ada di areal tanam. Hama yang bersifat defoliator diantaranya:
diantaranya:dan hama ulat kantong pada tanaman sengon, hama ulat grayak
(Spodoptera sp.), dan hama kupu kuning (Eurema) pada sengon. Adapun hama yang
merusak daun diantaranya adalah: hama kutu putih (Ferisia Virgata), hama kutu
loncat Heteropsylla cubana pada tanaman lamtoro, , hama gall pada tanaman
masohi,. Adapun macam hama daun adalah sebagai berikut :
a. Kutu putih (Ferisia virgata)
Kutu putih merupakan hama yang menyerang pada tanaman sengon
dipersemaian, gejala serangan daun tanaman menjadi berwarna kuning dan layu, pada
daun dan batang terdapat kumpulan serangga berwarna putih. Serangga betina dewasa
memiliki ciri-ciri bentuk tubuh oval, memiliki warna kekuningan serta ditutupi oleh
serbuk lilin yang berwarna putih, memiliki sepasang filament anal serta tidak
bersayap. Serangga dewasa jantan memiliki bentuk tubuh yang berbeda dengan
betinanya karena memiliki sayap serta memiliki bentuk tubuhnya lebih ramping
(Rumini et al, 2007). Serangan hama kutu putih ini dapat mengganggu proses
fotosintesis pada daun, karena permukaan daun tertutupi oleh serangga hama tersebut.

Gambar 1. Serangga dewasa betina

5
Gambar 2. serangga jantan

b. Hama ulat kantong


Selain hama kutu putih, hama ulat kantong (Lepidoptera; Psychidae) juga
merupakan hama yang sering menyerang tanaman sengon. Gejala serangannya yaitu
daun menjadi kuning, daun menjadi berlubang. Ciri khas dari ulat ini yaitu karena
tubuhnya ditutupi oleh kantung yang pada umumnya berbentuk kerucut yang terbuat
dari daun dan ranting. Hama ulat kantong menyerang secara sporadis pada tanaman
sengon di KHDTK Haurbentes.

Gambar 3. Akibat serangan hama ulat kantong

6
Gambar 4. jenis-jenis ulat kantong

c. Kutu loncat Heteropsylla cubana (Hemiptera: Psyllidae)


Hama ini merupakan hama utama pada tanaman lamtoro. Pada umumnya
bagian tanaman yang diserang yaitu bagian tunas daun, serta sering bergerombol pada
terminal pucuk, adanya serangan hama ini dapat menghambat pertumbuhan karena
proses fotosintesis terganggu. Hama ini pertama kali diketahui menyerang tanaman
lamtoro pada pertengahan tahun 1980 di Cuba dan menyebar ke Indonesia sekitar
tahun 1986 (Nair, 2007).

Gambar 5.Bentuk serangga Heteropsylla cubana

7
d. Spodoptera sp. (Lepidoptera)
Spodoptera atau yang lebih dikenal dengan nama ulat grayak ini memiliki
kisaran inang yang luas, baik pada tanaman hortikultura maupun pada tanaman
kehutanan. Salah satu tanaman yang termasuk ke dalam komoditas kehutanan yang
mengalami serangan ulat grayak ini yaitu tanaman murbey. Gejala serangan ulat
grayak yaitu terjadinya defoliasi daun, hal ini sesuai dengan pernyataan Cahyono
(2006) bahwa tanaman yang terserang ulat grayak memiliki daun yang berlubang,
robek atau terpotong.

Gambar 6. Hama ulat grayak (Spodoptera sp.)

e. Hama penyebab gall


Tanaman masohi (Massoia aromatic Becc) merupakan tanaman asli Papua
yang memiliki nilai ekonomi yang sangat tinggi, pada stadia bibit di persemaian
tanaman ini mengalami serangan gall yang diduga disebabkan oleh tungau. Ciri-ciri
morfologi serangan hama ini yaitu terjadi gall berwarna hijau hingga kecoklatan pada
daun dengan bentuk tidak beraturan, dan apabila gall tersebut disayat maka terdapat
rambut-rambut halus di dalam rongganya, hal ini sesuai dengan pernyataan Rajapakse

8
dan Kumara, 2007. Selain itu hama gall ini diduga sebagai vektor virus yang
mengakibatkan daun tanaman masohi menjadi keriting.

Gambar 7. Gejala serangan hama gall daun pada tanaman masohi

f. Kupu kuning (Eurema sp)


Kupu kuning termasuk ke dalam ordo Lepidoptera; Pteridae, pada stdia larva
kupu kuning menyerang tanaman sengon terutama pada anakan muda atau pada
stadia bibit di persemaian. Spesies dari kupu kuning yang telah diketahui menyerag
tanaman sengon yaitu Eurema blanda dan Eurema hecabe (Suratmo, 1976).

Gambar 8 Ulat kupu kuning

9
B.Stem borer dan bark beetles
Hama penggerek merupakan hama yang menyebabkan kerusakan pada
batang, dengan cara meletakkan telur untuk selanjutnya berkembang hingga menjadi
serangga dewasa dan juga memakan bagian batang. Beberapa serangga penggerek
yang menyerang tanaman hutan diantaranya yaitu Xytrocera festiva, Xylosandrus sp.
dan Epepeotes luscus
a. (Xystrocera festiva Pascoe (Coleoptera; Cerambycidae))
Hama penggerek batang sengon (Xystrocera festiva Pascoe (Coleoptera;
Cerambycidae)) atau yang lebih dikenal dengan sebutan hama boktor. Serangan
berawal tepat setelah kumbang betina melakukan perkawinan akan meletakan telur
dalam jumlah yang banyak secara berkolompok, jumlah telur tersebut dapat mencapai
169 butir (Matsumoto dan Irianto, 1998). Fase larva merupakan fase yang merusak
pada tanaman sengon karena larva tersebut akan memakan kulit bagian dalam serta
kayu gubal bagian luar.

Gambar 9 Gejala serangan dan karva

10
b. Xylosandrus sp
Penggerek batang pada tanaman mahoni terjadi pada saat mahoni masih
berada di persemaian, hama yang menyerang yaitu hama Xylosandrus sp., gejala dan
tanda serangan yaitu tanaman mengalami kelayuan kemudian menjadi kering dan
kemudian mati, terdapat lobang gerek pada batang serta batang akan mudah patah.
Serangan hama ini dapat menurunkan kualitas serta produksi bibit.

Gambar 10.Gejala serangan hama penggerek batang Xylosandrus sp. pada


bibit mahoni dan serangga dewasa

c. Epepeotes luscus
Hama penggerek yang menyebabkan kerusakan pada batang murbai yaitu
Epepeotes luscus (Coleoptera; Cerambycidae). Hama ini menyerang tanaman murbey
di Kabupaten Sukabumi.

Gambar 11.Serangga dewasa hama penggerek

11
C. Hama Akar
a. Rayap
Rayap dewasa bersarang di dasar tanaman – memakan akar,batang muda –
merana/mati

Coptotermes curvignathus (pada akasia, jati, jabon, kayu putih,


eukaliptus)
Adapun cara pengendaliannya yaitu :
1) Pembersihan tumbuhan bawah, mengatur kelembaban
2) Pemberian abu kayu pada pangkal batang,perakaran
3) Pemberian abu kayu pada pangkal batang,perakaran
4) Insektisida daun sirsak, ekstrak serai wangi (2%)
5) Termisida (disemprot,ditabur)
6) Pemusnahan sarang

b. Uret (Holotrichia helleri , Lepidiota stigma, Phyllophaga sp)


 Memakan akar-tanaman tiba-tiba layu-berhenti tumbuh
 Jika media dibongkar akar tanaman terputus/rusak dan dapat dijumpai
hama uret

Pengendalian :

12
a) Larva dikumpulkan&dimusnahkan pada saat pengolahan tanah atau kumbang-
kumbang ditangkap pada malam hari dengan bantuan lampu

b) penambahan insektisida nabati (gadung yang diparut, kulit buah jambe atau biji
mahoni yang dihaluskan) atau insektisida-nematisida granuler (G) (Marshal 5G,
Furadan 3G, Petrofur 3G, Indofuran, Diazinon 10G) pada lubang tanam

c) Perlu mengetahui informasi fluktuasi serangan di waktu sebelumnya.

13
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Adapun kesimpulan dari makalah ini yaitu :

1. Hama daun ( defiliator) adalah hama yang merusak tanaman dengan cara memakan
jaringan daun (defoliator) atau menyebabkan kerusakan pada jaringan daun. Hama
yang bersifat defoliator diantaranya: diantaranya:dan hama ulat kantong pada
tanaman sengon, hama ulat grayak (Spodoptera sp.), dan hama kupu kuning (Eurema)
pada sengon. Adapun hama yang merusak daun diantaranya adalah: hama kutu putih
(Ferisia Virgata), hama kutu loncat Heteropsylla cubana pada tanaman lamtoro, ,
hama gall pada tanaman masohi.

2. Stem borer dan bark beetles merupakan hama yang menyebabkan kerusakan pada
batang, dengan cara meletakkan telur untuk selanjutnya berkembang hingga menjadi
serangga dewasa dan juga memakan bagian batang. Beberapa serangga penggerek
yang menyerang tanaman hutan diantaranya yaitu Xytrocera festiva, Xylosandrus sp.
dan Epepeotes luscus.

3. Hama Akar, adalah hama yang menyerang akar pada tanaman. Jenis hama ini
yaitu Rayap, . Uret (Holotrichia helleri , Lepidiota stigma, Phyllophaga sp) dan
masih banyak lagi .

Dari penjelasan hama diatas dapat dilakukan pencegahan, dimana pada setiap
jenis hama dilakukan pencegahan, pengendalian dan penanggulangan yang berbeda-
beda.

14
DAFTAR PUSTAKA
Eritrina Windyarini, 2013. Hama Penting Pada Tanaman Hutan Rakyat Dan
Alternatif Pengendaliannya: Gelar Teknologi Badan Litbang Kehutanan di
Kaliurang, Jogjakarta
Husaeni, E.A., Kasno, N.F. Haneda dan O. Rachmatsjah. 2006. Pengantar Hama
Hutan di Indonesia: Bio-ekologi dan Teknik Pengendalian. Departemen
manajemen Hutan, Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor.
Karen Ripley, 2010. Bark Beetles And Wood Borers: Pests Of Stressed-Out
Conifers. Department Of Natural Resources. Washington.
Nuraeni Yeni , Illa Anggraeni dan Hani Sitti Nuroniah, 2010. Keanekaragaman
Serangga Yang Berpotensi Hama Pada Tanaman Kehutanan. Pusat
Penelitian dan Pengembangan Hutan.Bogor .
Nur Fariqah Haneda, 2006. Hama Dan Penyakit Hutan. Faculty Of Forestry IPB.
Bogor
Mappatoba Sila Dan Sitti Nuraeni. 2009. Buku Ajar Perlindungan Dan
Pengamanan Hutan. Fakultas Kehutanan, Universitas Hasanuddin.
Makassar.
Karen Ripley, 2010. Bark Beetles And Wood Borers: Pests Of Stressed-Out
Conifers. Department Of Natural Resources. Washington.
Sri , Dkk. 2015. Serangan Hama Defoliator Pada Pola Tanam Monokultur Dan
Agroforestri Jabon. Jurnal Sains Natural Universitas Nusa Bangsa, Vol. 5,
No.1.
Utami S, dan Agus Ismanto, 2014. Serangan Hama Defoliator Pada Pola Tanam
Monokultur Dan Agroforestri Jabon. Balai Penelitian kehutanan
Palembang .

15

Anda mungkin juga menyukai