BAB V.
METODE REPRODUKSI
A. Pendahuluan
Deskripsi Singkat
Pembahasan tentang pengertian , tujuan dan macam metode reproduksi akan
menjadi dasar pemikiran tentang budidaya tanaman kehutanan, pengelolaan hutan dan
sistem-sistem silvikultur yang berlaku dalam bidang kehutanan.
C. Penutup
a. Latihan
b. Tes Formatif
93
Buku Ajar Silvikultur
c. Umpan Balik
d. Tindak Lanjut
e. Kunci jawaban tes formatif
94
Buku Ajar Silvikultur
Uraian
5.1. Pengertian metode reproduksi
Metode reproduksi merupakan istilah yang digunakan untuk menggambarkan
cara tegakan akan ditebang untuk menjamin permudaan tanpa memperhatikan
bagaimana tegakan yang terbentuk nanti akan diperlakukan sesudah mantap
(established).
Metode reproduksi dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
I. Metode Hutan Tinggi, permudaan dilakukan dengan biji
A. Tegakan seumur
1. Metode tebang habis
2. Metode pohon biji
3. Metode shelterwood
B. Tegakan tidak seumur
1. Metode seleksi
II. Metode Hutan Coppice (pangkasan), permudaan berasal dari tunas dan tunas
pengisap
A. Metode coppice
B. Coppice dengan standar
96
Buku Ajar Silvikultur
Dalam metode yang sederhana ini, tegakan ditebang habis dan diperbarui
dengan penanaman biji secara langsung atau dengan menanam semai. Ukuran dan
pola penebangan tidak dibatasi oleh kebutuhan perolehan biji alami tetapi disesuaikan
untuk menciptakan perencanaan yang efisien dari tegakan dengan memperhatikan
perbedaan dalam faktor tapak (bonita). Metode ini biasanya memerlukan
persemaian. Persiapan sebelum penanaman diperlukan baik dari dengan api,
herbisida atau alat-alat mekanik, untuk menghindarkan vegetasi lain masuk dan
tumbuh di areal penanaman.
Sumber Biji :
a. Biji dari tegakan di sekitarnya
Biji dari asal tegakan terbawa angin dan tersebar di areal yang terbuka setelah
tebang habis. Permudaan banyak dijumpai (padat) di dekat batas pohon induk dan
makin sedikit ke tengah.
97
Buku Ajar Silvikultur
Modifikasi
Modifikasi dari metode tebang habis berdasarkan pada :
a. Variasi ukuran dan bentuk dari areal tebang habis
b. Penggunaan ukuran tambahan untuk mempersiapkan tapak.
c. Pengaturan individu tegakan di tebang habis dalam bentuk jalur atau kelompok
(patches).
tebang tebang
habis habis
98
Buku Ajar Silvikultur
Jalur yang diarsir ditebang habis, beberapa tahun kemudian setelah permudaannya
tumbuh, kayu pada tegakan yang belum ditebang diambil. Penebangan kedua harus
dilakukan beberapa tahun kemudian setelah tebangan pertama, kalau bentuk hutan
seumur yang diharapkan.
Tebangan yang belum ditebang dapat pula sebagai sumber biji melindungi
areal yang telah ditebang habis. Arah angin di sini sangat berpengaruh dan lebar jalur
tergantung dari penyebaran biji, biasanya tidak akan lebih dari 5 kali tinggi pohon.
Untuk tebangan jalur kedua, reproduksi alami tidak lagi seperti pada tebangan
pertama, jadi untuk reproduksinya dapat dari biji yang ada di pohon atau dapat pula
dari tempat lain. Kalau penebangan tidak bisa ditunda sampai pohon berbiji dulu,
metode pohon benih atau shelterwood bisa diterapkan. Tidak ada alasan pasti harus
50% ditebang 50 % disisakan. Kalau melihat regenerasi jalur kedua sulit, maka
mungkin lebih baik jika lebih dari 50 % ditebang pertama. Jadi lebar jalur pun harus
tidak terlalu sempit, sehingga biji karena angin dapat menyebar. Pertimbangan lain
walaupun tebangan pertama bisa lebih dari 50 %, tetapi harus diingat agar tebangan
kedua tetap menghasilkan kayu. Secara umum jalur yang tersisa paling sedikit
selebar tinggi pohon.
99
Buku Ajar Silvikultur
Dari modifiksi ini perlu lebih dari 3 tahap operasi diperlukan untuk menebang
semua tegakan.
1 2 3 1 2 3
Aplikasi sederhananya adalah dengan periode tebangan yang singkat pada jalur satu
kemudian ke jalur selanjutnya. Tetapi pada skala besar agak sulit karena tidak bisa
cepat. Regenerasinya punya masalah yang sama pada tebang habis dengan jalur yang
berselang-seling.
Kekurangan :
a. Regenerasinya sering banyak masalah.
b. Kolonisasi jenis lain yang tidak diinginkan masuk.
c. Tanahnya tererosi, run off cepat.
Kekurangannya dilebih-lebihkan karena penebangan tradisional tanpa memperhatikan
proses regenerasinya.
100
Buku Ajar Silvikultur
Alasan
Metode ini disebut pohon benih sebab semua areal ditebang pohonnya kecuali
pohon-pohon terpilih yang disediakan sebagai sumber benih. Pohon benih ini dapat
dalam jumlah individual maupun dalam kelompok. Secara alam pohon benih
memberi jaminan tersedianya benih secara alam. Setelah benih berkecambah dan
telah muncul permudaan baru dan terjamin terbentuknya hutan baru, kemudian
pohon-pohon benih ditebang.
101
Buku Ajar Silvikultur
Detail metodenya :
Bentuk sederhananya adalah meninggalkan pohon benih sekitar 10 - 20 % dari
areal penebangan. Jadi perlu penentuan berapa persen pohon-pohobn itu ditinggalkan
sebagai pohon benih.
Pada prinsipnya faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam menentukan
jumlah pohon adalah :
a. berapa benih yang dapat dihasilkan oleh setiap pohon.
b. berapa daya kecambah benih dari pohon benih.
c. berapa persen hidup benih.
d. berapa jauh benih dapat disebarkan oleh angin.
Dengan pertimbangan faktor tersebut akan dapat ditentukan jumlah pohon
benih per satuan luas tertentu, sehingga semua areal dapat dipenuhi permudaan baru.
Modifikasi
Modifikasi dari pohon benih adalah :
a. Metode pohon benih berkelompok.
Pohon benih ditentukan dalam jumlah tertentu tetapi secara berkelompok.
Berkelompoknya pohon benih dapat berupa jalur atau kelompok kecil yang
tersebar.
b. Metode pohon benih tersebar individual.
Metode pohon benih ini, pohon ditentukan tersebar dalam seluruh areal secara
individual. Karena pohon benih tersebar merata diharapkan permudaannya juga
dapat merata mengisi seluruh areal.
c. Metode pohon benih yang dicadangkan
Metode ini hampir sama dengan metode kedua, tetapi pohon yang tersisa tidak
hanya diharapkan sebagai penghasil benih tetapi diharapkan pula pertambahan
riapnya. Karena kedua tujuan ini maka pohon benih yang dipilih adalah pohon yang
masih memiliki kemampuan tumbuh.
102
Buku Ajar Silvikultur
103
Buku Ajar Silvikultur
c. Permudaan alamnya lebih terkontrol pada jenis yang diinginkan karena pohon
benihnya ada.
d. Cocok untuk jenis yang perlu kondisi terbuka untuk mempercepat
perkecambahannya.
Kekurangan :
a. Penebangannya mungkin membuat perkecambahan dan persemaiannya berat.
b. Proteksi terhadap erosi, run off sangat kurang.
c. Karena bahaya angin, hanya jenis-jenis dengan perakaran dalam yang cocok untuk
metode ini.
d. Metode ini juga terbatas untuk jenis yang persebaran bijinya oleh angin.
e. Untuk tegakan yang sudah melewati masa tebang “over mature” metoda ini tidak
bisa diterapkan karena masa berbijinya dengan biji yang berkualitas sudah lewat
masanya.
Detail metodenya :
Pelaksanaan dari metode ini dikenal adanya beberapa tebangan :
a. Tebangan persiapan, yaitu tebangan yang dilakukan untuk mempersiapkan
permudaan yang baru. Tebangan ini dilakukan pada tahapan paling awal dan
memberi kesempatan cahaya matahari dapat masuk dan sampai ke atas permukaan
104
Buku Ajar Silvikultur
105
Buku Ajar Silvikultur
106
Buku Ajar Silvikultur
107
Buku Ajar Silvikultur
b. Tebangan benih
c. Tebangan pemungutan
Tebangan pemungutan ini dilaksanakan berkali-kali dalam waktu tertentu.
Tebangan terakhir dari pelaksanaan tebangan pemungutan disebut dengan tebangan
akhir (final cutting). Pelaksanaan tebangan pemungutan harus dilaksanakan secara
berhati-hati, sebab seluruh areal telah dipenuhi permudaan. Apabila penebangannya
tidak dilakukan secara berhati-hati kerusakan akan terjadi.
Metode ini dipergunakan terhadap jenis-jenis intoleran pada saat telah tua dan
toleran pada saat masih muda. Biasanya pohon-pohon dengan ukuran besar dan
bagus batangnya, penebangan dilakukan paling akhir.
108
Buku Ajar Silvikultur
109
Buku Ajar Silvikultur
T T T T T T T T T T T T
e e e e e e e e e e e e
b b b b b b b b b b b b
a a a a a a a a a a a a
n n n n n n n n n n n n
g g g g g g g g g g g g
a a a a a a a a a a a a
n n n n n n n n n n n n
p b p p b p p b p p b p
e e e e e e e e e e e e S a m a
r n m r n m r n m r n m d e n g a n
s i u s i u s i u s i u S e k s i A
i h n i h n i h n i h n
a g a g a g a g
p u p u p u p u
a t a t a t a t
n a n a n a n a
n n n n
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9
6 6 7 6 7 7 7 7 8 7 8 8
4 9 4 9 4 9 4 9 4 9 4 9
Metode jalur ini lebih tahan terhadap pengaruh angin pada tegakan sisanya.
Reproduksinya juga akan lebih baik karena masih ada sumber benih dari luar jalur
tebangan. Lebar jalur tergantung dari toleransi terhadap angin, naungan dan
konservasi dari kelembaban tanah.
110
Buku Ajar Silvikultur
1
4 2
2
1 2 3
3 1
3 4
3
1 2
2 1
111
Buku Ajar Silvikultur
Kelebihan :
a. Jenis dengan biji yang berat dan terdistribusi karena gravitasi akan sukses dengan
metoda ini.
b. Reproduksi/permudaannya lebih komplit dan hasilnya lebih menjanjikan daripada
metode yang lain (tebang habis dan pohon benih)
112
Buku Ajar Silvikultur
c. Nilai produksi terhadap erosi, run off lebih baik daripada tebang habis dan pohon
benih.
d. Metoda ini paling baik diantara metoda hutan tinggi yang menghasilkan tegakan
seumur.
Kekurangan :
a. Shelterwood tidak bisa diterapkan di areal yang sering kena bahaya angin ribut
atau patah karena angin.
b. Shelterwood perlu biaya besar sehingga cocok bila pasarnya masih
menguntungkan untuk menebang tegakan dalam beberapa kali penebangan.
c. Kemampuan teknis pelaksana harus tinggi.
d. Sebagian besar dari permudaan akan rusak karena penebangan pemungutan.
Detail metodenya :
Pelaksanaan dari metode ini adalah memungut pohon-pohon besar yang sudah
tua baik secara individu maupun secara kelompok. Cara ini dilakukan berulang-ulang
hingga diperoleh suatu permudaan baru yang berhasil baik.
Pohon yang dipungut pada metode ini adalah :
a. berdasarkan ukuran batang yang terbaik dan terbesar pada hutan buatan.
113
Buku Ajar Silvikultur
75 47
46 56 100 60 66 43
59
47
39
_____________________________________________________________________
____
Porsi ideal pada hutan dengan metode seleksi *angka : umur
Rotasi 100 tahun x : ditebang
47 57 61 67 76
63
114
Buku Ajar Silvikultur
_____________________________________________________________________
__
Satu tahun kemudian Permudaan umur 1 tahun
angin
115
Buku Ajar Silvikultur
Umur 20 30 40 50 60 70 80 10 20 30
Kekurangan :
a. Biaya logging paling mahal dibanding metode lain karena pohon masak tebang
tersebar dan bercampur dengan permudaannya.
b. Karena kelas umurnya campur maka sulit untuk menekan kerusakan akibat
penebangan.
c. Kayunya lebih rendah kualitasnya daripada hutan seumur.
d. Memerlukan keahlian yang tinggi untuk penerapan metode ini secara intensif.
Ringkasan Bab V
Metode reproduksi merupakan istilah yang digunakan untuk menggambarkan
cara tegakan akan ditebang untuk menjamin permudaan tanpa memperhatikan
116
Buku Ajar Silvikultur
Latihan
1. Jelaskan pengertian metode reproduksi !
2. Jelaskan tujuan metode reproduksi !
3. Sebutkan macam-macam metode reproduksi !
4. Jelaskan modifikasi dari metode tebang habis !
5. Jelaskan kelebihan dan kekurangan metode tebang habis !
6. Jelaskan pelaksanaan dari metode pohon pelindung !
7. Jelaskan metode reproduksi yang umumnya diterapkan pengusaahaan hutan di
Indonesia !
8. Jelaskan mengapa biaya logging pada metode seleksi lebih mahal dibandingkan
dengan metode reproduksi lainnya !
9. Jelaskan konsep metode pohon pelindung !
10. Jelaskan konsep metode pohon biji !
117
Buku Ajar Silvikultur
Test Formatif
Hanya ada satu jawaban benar :
1. Dari segi estetika hutan, metode reproduksi yang paling baik adalah :
a. metode seleksi c. metode pohon pelindung
b. metode pohon benih d. metode tebang habis
5. Metode reproduksi yang paling baik diantara metode hutan tinggi yang
menghasilkan tegakan seumur adalah :
a. metode pohon benih c. metode tebang habis
b. metode pohon pelindung d. metode seleksi
7. Metode reproduksi yang memberikan kondisi ekologis tetap terjaga baik, yaitu :
a. metode pohon benih c. metode tebang habis
b. metode pohon pelindung d. metode seleksi
8. Pada pelaksanaan tebang benih pada metode pohon pelindung yang ditebang
adalah :
a. pohon-pohon yang sudah menghasilkan benih
b. pohon-pohon yang akan menghasilkan benih
c. pohon-pohon yang tidak dapat menghasilkan benih
d. anakan semai dari benih
118
Buku Ajar Silvikultur
10. Metode reproduksi yang hampir sama atau mirip dengan praktek penjarangan
adalah :
a. metode pohon benih c. metode tebang habis
b. metode pohon pelindung d. metode seleksi
Umpan Balik
Daya serap materi kuliah dapat diketahui oleh mahasiswa dengan
menggunakan rumus sebagai berikut :
Jumlah jawaban benar
Daya serap = ------------------------------ x 100%
Jumlah total soal
Tindak Lanjut
Bagi mahasiswa yang mempunyai nilai daya serap di bawah 70% diharapkan untuk
mengulangi sub bab atau materi bab ini, sedangkan yang mempunyai nilai daya serap
70% atau lebih dapat melanjutkan membaca bab berikutnya dengan seksama sambil
memperluas cakrawala cakupan materi dan memperkaya wawasan dengan menambah
bahan pustaka dan informasi dari sumber-sumber lain untuk melengkapi materi dan
pustaka yang ada.
119
Buku Ajar Silvikultur
120