Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PRAKTIKUM SILVIKULTUR

ACARA VIII
KESESUAIAN JENIS TANAMAN DENGAN TAPAK

Disusun Oleh :

Nama : Genta Sena Santosa


NIM : 16/398314/KT/08309
Co-Ass : Sintiya Tri Yuliani

LABORATORIUM SILVIKULTUR DAN AGROFORESTRI


DEPARTEMEN SILVIKULTUR
FAKULTAS KEHUTANAN
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2017
ACARA VIII
KESESUAIAN JENIS TANAMAN DENGAN TAPAK
ABSTRAK

Kesesuaian lahan adalah penggambaran tingkat kecocokan sebidang lahan untuk


suatu penggunaan tertentu. Kelas kesesuaian suatu areal dapat berbeda tergantung
daripada tipe penggunaan lahan yang sedang dipertimbangkan. Klasifikasi
kesesuaian lahan merupakan penilaian dan pengelompokan suatu kawasan tertentu
dari lahan dalam hubungannya dengan penggunaan. Setiap tanaman pada dasarnya
membutuhkan persyaratan tempat tumbuh yang berbeda agar dapat tumbuh dan
bereproduksi secara optimal. Praktikum ini dilakukan di Taman Nasional Gunung
Merapi. Pada praktikum ini akan dilakukan pengamatan komponen-komponen
penilaian kesesuain jenis dengan lahan, sehingga dapat mengetahui dan memahami
keseusaian jenis tanaman dengan tapak sebagai salah satu penetuan pemilihan jenis
untuk kegiatan penanaman. Dari praktikum yang telah dilaksanakan diketahui bahwa
telah ditemukan 3 tumbuhan yang tidak teridentifikasi, 1 pancang yang tidak
teridentifikasi, 3 tiang yaitu Cecropia peltata, dan 6 pohon yang terdiri dari Pinus
merkusii dan Casuarina montana.

Kata kunci : kesesuaian jenis, kesesuaian tapak, klasifikasi kesesuain

A. Pendahuluan

I. Latar Belakang
Faktor lingkungan sangat berpengaruh pada pertumbuhan dan produksi tanaman.
Pegaruh faktor faktor lingkungan mempengaruhi satu atau lebih jenis tumbuhan
dinamakan autekologi. Dengan pengetahuan autekologi dan fisiologi yang baik dapat
dilakukan tindakan silvikultur yang tepat sehingga produksi hutan dapat ditingkatkan
dalam hal kualitas dan kuantitas. Pengaruh arah lereng terhadap tempat tumbuh
berkaitan dengan intensitas cahaya matahari yang dapat diterima tanaman. Pada
umumnya lereng yang menghadap utara dan timur cenderung memberikan kualitas
tempat tumbuh yang lebih baik daripada lereng yang terletak di sebelah selatan dan
barat.

Vegetasi, tanah dan iklim berhubungan erat dan pada tiap-tiap tempat
mempunyai keseimbangan yang spesifik. Vegetasi di suatu tempat akan berbeda
dengan vegetasi di tempat lain karena berbeda pula faktor lingkungannya.
Vegetasi hutan merupakan suatu sistem yang dinamis, selalu berkembang
sesuai dengan keadaan habitatnya.

Kesesuaian lahan adalah penggambaran tingkat kecocokan sebidang lahan untuk


suatu penggunaan tertentu. Kelas kesesuaian lahan suatu areal dapat berbeda
tergantung daripada tipe penggunaan lahan yang sedang dipertimbangkan. Berbeda
dengan evaluasi kesesuaian lahan, evaluasi kemampuan pada umumnya ditujukan
untuk penggunaan yang lebih luas seperti penggunaan untuk pertanian, perkotaan,
dan sebagainya. Penialaian kesesuaian lahan pada dasarnya dapat berupa pemilihan
lahan yang sesuai untuk tanaman tertentu.

II. Tujuan
Tujuan dari praktikum ini adalah melatih mahasiswa agar mengetahui dan
memahami keseusaian jenis tanaman dengan tapak sebagai salah satu penetuan
pemilihan jenis untuk kegiatan penanaman.

III. Manfaat
Manfaat mengetahui kesesuaian jenis tanaman dengan tapak yaitu dapat
membantu dan mempermudah dalam penetuan pemilihan jenis yang tepat sesuai
dengan tapak yang cocok untuk kegiatan penanaman sehingga jenis tersebut dapat
tumbuh dan berkembang dengan optimal, serta menghasilkan pertanaman yang
optimal guna mendukung tujuan pengelolaan pertanaman.

B. Tinjauan Pustaka

Kesesuaian lahan adalah penggambaran tingkat kecocokan sebidang lahan


untuk suatu penggunaan tertentu. Kelas kesesuaian suatu areal dapat berbeda
tergantung daripada tipe penggunaan lahan yang sedang dipertimbangkan. Berbeda
dengan evaluasi kesesuaian lahan, evaluasi kemampuan pada umumnya ditujukan
untuk penggunaan yang lebih luas seperti penggunaan untuk pertanian, perkotaan,
dan sebagainya. Evaluasi kesesuaian lahan mempunyai penekanan yang tajam, yaitu
mencari lokasi yang mempunyai sifat-sifat positif dalam hubungannya dengan
keberhasilan produksi atau penggunaannya, sementara evaluasi kemampuan sering
dinyatakan dalam hubungan dengan pembatas-pembatas negatif, yang dapat
menghalangi beberapa atau sebagian penggunaan lahan yang sedang
dipertimbangkan. Penilaian kesesuian lahan pada dasarnya dapat berupa pemilihan
lahan yang sesuai untuk tanaman tertentu (Suharta, 2000).
Kesesuaian lahan merupakan penggambaran tingkat kecocokan sebidang lahan
untuk penggunaan tertentu. Klasifikasi kesesuaian lahan merupakan penilaian dan
pengelompokan suatu kawasan tertentu dari lahan dalam hubungannya dengan
penggunaan yang dipertimbangkan FAO (1976) dalam Rayes (2007) adalah terdiri
dari 4 kategori, yaitu ordo (order): menunjukkan keadaan kesesuaian secara umum;
kelas (class): menunjukkan tingkat kesesuaian dalam ordo; sub-kelas: menunjukkan
keadaan tingkatan dalam kelas yang didasarkan pada jenis pembatas atau macam
perbaikan yang diperlukan dalam kelas; dan satuan (unit): menunjukkan tingkatan
dalam sub-kelas didasarkan pada perbedaan-perbedaan kecil yang berpengaruh
dalam pengelolaannya.
Setiap tanaman pada dasarnya membutuhkan persyaratan tempat tumbuh yang
berbeda agar dapat tumbuh dan bereproduksi secara optimal. Data dan informasi
yang lengkap mengenai iklim, tanah, dan sifat lingkungan fisik lainnya sangat
diperlukan (Rusdiana, 2012). Faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam pemilihan
jenis sehingga tercapi kesesuaian jenis dan tapak (site) adalah ketinggian diatas
permukaan laut atau altitude; curah hujan tahunan dan hari hujan pada lokasi yang
akan ditanam haruslah memenuhi persyaratan tumbuh jenis yang akan ditanam; jenis
tanah pada tapak yang akan dilakukan penanaman; kebutuhan cahaya (naungan) tiap
jenis-jenis poho; dan suhu dan kelembaban pada lokasi tanaman.
Kesesuaian lahan kualitatif adalah kesesuaian lahan yang ditentukan berdasar
atas penilaian karakteristik (kualitas) lahan secara kualitatif (tidak dengan angka-
angka) dan tidak ada perhitungan-perhitungan ekonomi. Biasanya dengan cara
memadankan (membandingkan) kriteria masing-masing kelas kesesuaian lahan
dengan karakteristik (kualitas) lahan yang dimilikinya. Kelas kesesuaian lahan
ditentukan oleh faktor fisik (karakteristik/kualitas lahan) yang merupakan faktor
penghambat terberat (Hardiwinoto, 2003).
C. Metode
I. Waktu
Praktikum Silvikultur Acara VIII Kesesuaian Jenis Tanaman Dengan Tapak
dilaksanakan pada pukul 07.30 WIB hingga selesai, tanggal 21 Oktober 2017.

II. Tempat
Praktikum Silvikultur Acara VIII Kesesuaian Jenis Tanaman Dengan Tapak
dilaksanakan di Taman Nasional Gunung Merapi, Sleman, Yogyakarta.

III. Bahan dan Alat


Bahan dan alat yang digunakan dalam praktikum adalah hagameter, diameter
tape, thermometer, kompas, meteran, pH meter , GPS (Global Positioning System),
dan cangkul.

IV. Cara Kerja


Pertama, dibuat petak ukur 20 m x 20 m. Kemudian, jenis diidentifikasi serta
tinggi dan diameter jenis yang ada di dalam petak ukur diukur. Setelah itu,
komponen-komponen penilaian kesesuaian jenis dengan lahan diamati dan diisi pada
form yang telah tersedia.

D. Hasil

Berikut adalah hasil yang diperoleh dari praktikum yang telah dilaksanakan :
Tabel 1. Data pengamatan untuk mengetahui Kesesuaian Jenis dengan Tapak
No. No. Tingkat Tinggi Keliling Diamete co
Jenis
PU Pohon Pertumbuhan (m) (cm) r (m) ass
10x Calliandra
5 Tiang 1 14.4 50.24 0.16 adit
10 calothyrsus
Calliandra
6 Tiang 2 8.7 31.4 0.1
calothyrsus
Calliandra
7 Tiang 3 18.4 53.38 0.17
calothyrsus
Calliandra
8 Tiang 4 7.5 53.38 0.17
calothyrsus
Calliandra
9 Tiang 5 12 53.38 0.17
calothyrsus
20x 10 Pohon 1 Calliandra 23 116.18 0.37
20 calothyrsus
11 Pohon 2 Pinus merkusii 30.8 213.52 0.68
12 Pohon 3 Altingia excelsa 36 200.96 0.64
Calliandra
13 Pohon 4 27 103.62 0.33
calothyrsus
Calliandra
14 Pohon 5 32 109.9 0.35
calothyrsus
Calliandra
15 Pohon 6 21 75.36 0.24
calothyrsus
Calliandra
16 Pohon 7 22 65.94 0.21
calothyrsus
Calliandra
17 Pohon 8 26 113.04 0.36
calothyrsus
tumbuhan
1x1 1 suplir ayu
bawah
10x1 0.02229
2 tiang araceae
0 2994
0.10509
1 tiang nyamplung 10 7
5541
0.13375
1 tiang nyamplung 24 33
7962
0.12261
2 tiang nyamplung 24 42
1465
0.14490
3 tiang nyamplung 25 38.5
4459
0.10828
4 tiang nyamplung 24 45.5
0255
0.12898
5 tiang nyamplung 21 34
0892
0.13375
6 tiang nyamplung 17 40.5
7962
0.12420
7 tiang nyamplung 21 42
3822
0.17515
8 tiang nyamplung 17 39
9236
0.14649
9 tiang nyamplung 21 55
6815
0.73248
10 tiang nyamplung 22 46
4076
20x2 0.61464
1 pohon pinus 35 230
0 9682
2 pohon pinus 38 193
tumbuhan
1x1 1 solanaceae
bawah
tumbuhan 0.46687
1x1 2 suplir
bawah 8981
0.45764
1 pohon rasamala 36 146.6
3312
0.21337
2 pohon rasamala 35 143.7
5796
0.35668
3 pohon cecropia peltata 26 67
7898
0.21974
4 pohon rasamala 38 112
5223
0.25796
5 pohon ficus elastica 28 69
1783
6 pohon ficus elastica 18 81
10x1 dicke
1 Tiang Cecropia peltata 5 23.864 0.076
0 y
2 Tiang Cecropia peltata 8 27.946 0.089
3 Tiang Cecropia peltata 8 42.076 0.134
20x2
1 Pohon Pinus merkusii 51 214.148 0.682
0
Casuarina
2 Pohon 17 103.934 0.331
junghunia
Casuarina
3 Pohon 13 59.032 0.188
montana
4 Pohon Pinus merkusii 48 244.92 0.780
Casuarina
5 Pohon 19 70.022 0.223
montana
Casuarina
6 Pohon 21 91.06 0.290
montana
Tumbuhan
1x1 1 A 0.04
Bawah 1
Tumbuhan
2 B 0.12
Bawah 2
Tumbuhan
3 A 0.04
Bawah 3
2x2 -
5x5 4 Pancang 1 C 2
Tumbuhan
1x1 1 Talas 0.17 Zulvi
Bawah
Tumbuhan
2 Talas 0.26
Bawah
Tumbuhan
3 A 0.35
Bawah
Tumbuhan
4 A 0.25
Bawah
Tumbuhan
5 B 0.09
Bawah
Tumbuhan
6 Rumput 0.15
Bawah
2x2 1 Semai C 1
0.04138
5x5 1 sapihan Rasamala 3.5 13
0285
0.06047
2 sapihan D 7 19
8878
10 x
tiang
10
20 x 0.39629
1 Pohon Rasamala 15 124.5
20 5808
0.49974
2 Pohon Rasamala 17 157
6521
0.61752
3 Pohon Rasamala 20 194
1179
Tumbuhan Polypodium
1x1 1
bawah trilobum (6)
Tumbuhan Nephrolepis
2
bawah exaltata (28)
Tumbuhan Dryopteris
3
bawah rufescens (3)
2x2 1 Semai Cecropia peltata
5x5 1 Sapihan Cecropia peltata
20x
1 Pohon Pinus 23 43 135.02 arif
20
2 Pohon Pinus 27 64 200.96
3 Pohon Cemara gunung 25 43 135.02
4 Pohon Cemara gunung 23 33 103.62
5 Tiang Cemara gunung 22 15 47.1
6 Pohon Cemara gunung 24 29 91.06
Tumbuhan tame
1x1 1 suplir 0 0 0
bawah ng
Tumbuhan
2 suplir 0 0 0
bawah
Tumbuhan Neoproliptis
3 0 0 0
bawah dyxronia
Tumbuhan Neoproliptis
4 0 0 0
bawah dyxronia
Tumbuhan Neoproliptis
5 0 0 0
bawah dyxronia
Tumbuhan Neoproliptis
6 0 0 0
bawah dyxronia
Tumbuhan Neoproliptis
7 0 0 0
bawah dyxronia
Tumbuhan Neoproliptis
8 0 0 0
bawah dyxronia
9 Tumbuhan Neoproliptis 0 0 0
bawah dyxronia
Tumbuhan Neoproliptis
10 0 0 0
bawah dyxronia
2x2 1 Semai Schima walichii 0 0 0
2 Semai Schima walichii 0 0 0
3 Semai Schima walichii 0 0 0
4 Semai Schima walichii 0 0 0
5 Semai Schima walichii 0 0 0
6 Semai Schima walichii 0 0 0
5x5 1 Sapihan Kaliandra 0 0 0
2 Sapihan Kaliandra 0 0 0
10x 24.9873
1 Tiang Araucaria sp. 7 7.958
10 2607
25.9868
2 Tiang Araucaria sp. 8 8.276
1911
26.9863
3 Tiang Araucaria sp. 7 8.594
1215
20x 134.931
1 Pohon Mahoni 26 42.972
20 5608
104.946
2 Pohon Puspa 32 33.423
7695
254.870
3 Pohon Pinus 45 81.169
7259
139.929
4 Pohon Puspa 35 44.563
026
35.9817
5 Pohon Mahoni 18 11.459
4953
10x1
1 Tiang Calliandra 12 52.281 0.1665 fitria
0
2 Tiang Calliandra 14 57.9958 0.1847
3 Tiang Calliandra 15 55.0128 0.1752
4 Tiang Acacia decuren 24 55.0128 0.1752
5 Tiang Acacia decuren 8 35.011 0.1115
6 Tiang Acacia decuren 26 55.9862 0.1783
20x2 114.986
1 Pohon Acacia decuren 30 0.3662
0 8
2 Pohon Acacia decuren 10 62.9884 0.2006
3 Pohon Acacia decuren 39 213.991 0.6815
206.015
4 Pohon Acacia decuren 48 0.6561
4
186.013
5 Pohon Acacia decuren 45 0.5924
6
Tumbuhan zyqr
1x1 1 Pakis - -
bawah o
2x2 1 Semai Deccuren - -
5x5 1 Pancang Puspa 3.5 8.478 0.027
10x1
1 Tiang Deccuren 15 34.54 0.11
0
2 Tiang Puspa 14 37.68 0.12
3 Tiang Puspa 13 31.4 0.1
4 Tiang Puspa 13.5 31.4 0.1
5 Tiang Deccuren 14 31.4 0.1
20x2
1 Pohon Pinus 52 229.22 0.73
0
2 Pohon Pinus 54 207.24 0.66
3 Pohon Deccuren 46 100.48 0.32
4 Pohon Deccuren 48.5 100.48 0.32

E. Pembahasan

Pada praktikum ini dilakukan suatu pengamatan untuk mengetahui dan


memahami kesesuain jenis tanaman dengan tapak. Hal ini sebagai salah satu
penetuan pemilihan jenis untuk kegiatan penanaman. Kesesuaian lahan merupakan
penggambaran tingkat kecocokan sebidang lahan untuk penggunaan tertentu.
Diperlukannya uji kesesuaian jenis tanaman dengan tapak dimaksudkan untuk
menghasilkan pertanaman yang optimal guna mendukung tujuan pengelolaan
pertanaman.

Setiap tanaman pada dasarnya membutuhkan persyaratan tempat tumbuh yang


berbeda agar dapat tumbuh dan bereproduksi secara optimal. Data dan informasi
yang lengkap mengenai iklim, tanah, dan sifat lingkungan fisik lainnya sangat
diperlukan. Faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam pemilihan jenis sehingga
tercapi kesesuaian jenis dan tapak (site) adalah ketinggian diatas permukaan laut atau
altitude; curah hujan tahunan dan hari hujan pada lokasi yang akan ditanam haruslah
memenuhi persyaratan tumbuh jenis yang akan ditanam; jenis tanah pada tapak yang
akan dilakukan penanaman; kebutuhan cahaya (naungan) tiap jenis-jenis poho; dan
suhu dan kelembaban pada lokasi tanaman.
Pengamatan yang dilakukan pada praktikum ini dilakukan dengan membuat
petak ukur dengan menggunakan metode nested sampling (bersarang). Semai,
sapihan, taing dan pohon yang ada di dalam petak ukur dicatat dan didentifikasi
jenisnya serta diukur tinggi, keliling, dan diameter. Selain itu, tumbuhan bawah juga
diamati, diidentifikasi jenisnya, dan diukur tingginya
Dari praktikum yang telah dilakukan diperoleh hasil bahwa ditemukan 10
tumbuhan bawah yaitu 8 berjenis Neoproliptis dyxronia dan 2 berupa suplir.
Kemudia, ditemukan 6 semaiSchima walichii, pada petak 5x5 ditemukan 2 sapihan
kaliandra. Pengamatan pada petak 10x10 m ditemukan 3 tiang, ketiganya jenisnya
adalah Araucaria sp. Selanjutnya, pada PU 20x20 m ditemukan 5 pohon. 2 pohon
mahoni, 2 pohon puspa dan 1 pohon pinus. Dari keenam pohon, pohon pinus
merupakan pohon tertinggi dengan tinggi 45 m.
Berdasarkan hasil dari pengamatan, tanaman pinus hidup pada ketinggian
1000-1500 mdpl dan suhu 27°, sedangkan habitus asli pinus hidup pada ketinggian
2000 mdpl dan suhu 16 - 22.5°C. Untuk curah hujan, kelembaban, dan pH sudah
sesuai. Jadi, faktor pembatas yang ada pada pinus adalah ketinggian dan suhu. Pada
puspa dan kaaliandra kondisi lapangan dan habitus asli secara keseluruhan sudah
sesuai, sehingga tidak ada pembatas untuk nya. Dari kedua pohon tersebut, kelas
kesesuaian untuk pinus, Araucaria sp. dan mahoni adalah cukup sesuai (S2) dan
untuk cemara gunung dan puspa adalah sangat sesuai (S1).

Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan, upaya yang sesuai yang dapat
dilakukan adalah dengan penanaman jenis cemara gunung (Casuarina montana) dan
puspa di daerah TNGM karena dinilai memiliki kelas sesuai yang sangat sesuai (S1).
Akan tetapi bukan berarti tumbuhan jenis lain dihilangkan. Jenis lain tetap
dipertahankan agar keanekaragaman hayati di TNGM tetap tinggi.

F. Kesimpulan

Dari praktikum yang telah dilakukan, dapat disimpulkan sebagai berikut:


1. Kesesuaian lahan merupakan penggambaran tingkat kecocokan sebidang lahan
untuk penggunaan tertentu sehingga menghasikan pertanaman yang optimal
guna mendukung tujuan pengelolaan pertanaman.
G. Saran

Saran dari saya dalam praktikum ini yaitu, lebih baik daerah yang digunakan
sebagai pengambilan data lebih jauh dari intervensi manusia atau lebih masuk ke
dalam hutan dan patok untuk pembuatan petak sudah ditentukan terlebih dahulu
sebelum hari H, sehingga dalam pembuatan petak lebih terorganisir dan rapi, serta
memudahkan praktikan dalam melaksanakan praktikum dan efisien waktu.

H. Daftar Pustka

Hardiwinoto, S., Agus, C., dan Karyant,O. 2003. “Legume cover crop as a soil
amendment in short rotation plantation of tropical forest”. Journal of
Environmental Sciences, 45 (1) : 13-19.

Rayes, M. L. 2007. Metode Inventarisasi Sumber Daya Lahan. Penerbit Andi


Yogyakarta. Yogyakarta.

Rusdiana, O., dan Amalia, R.F. 2012. Kesesuaian Lahan Pinus merkusii Jungh et de
Vriese pada Areal Bekas Tegakan Tectona grandis Linn. F. Jurnal Silvikultur
Tropika. 3 (3) : 174 – 181.

Suharta, N. 2000. Kriteria Kesesuaian Lahan Untuk Komoditas Pertanian. Pusat


Penelitian Tanah dan Agroklimat, Bogor.

Anda mungkin juga menyukai