Adapun tujuan dari penulisan dari laporan ini adalah untuk memenuhi
tugas pada mata kuliah Silvikultur. Terlebih dahulu, kami mengucapkan terima
kasih kepada Ibu Kurnia S.Hut., M.Hut, selaku Dosen Silvikultur yang telah
memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan
kami.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak dab berbagai
sumber yang tidak dapat kami sebutkan semua, terima kasih atas bantuannya
sehingga sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini.
Kemudian, kami menyadari bahwa tugas yang kami tulis ini masih jauh
dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun kami
butuhkan demi kesempurnaan laporan ini.
Penulis,
DAFTAR ISI
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Penjarangan merupakan tindakan silvikultur terhadap tegakan hutan
tanaman yang dilaksanakan secara periodik untuk memberikan tempat dan
ruang tumbuh yang optimal. Diperoleh kayu konstruksi dan kayu industri yang
berukuran besar dengan kualitas tinggi sesuai dengan kemampuan tingkat
tumbuh dengan penekanan pada tegakan tinggal di akhir daur. Pelaksanaan
dari taksasi produksi sebagai hasil penjarangan bukan tujuan utama, oleh
karena itu tindakan penjarangan mutlak harus dilakukan.
Penjarangan sangat diperlukan untuk menstimulir keadaan tegakan dan
lingkungan. Penjarangan tegakan dilakukan ter utama terhadap HTI (Hutan
Tanaman Industri) untuk tujuan produksi kayu pertukangan, sedangkan untuk
kayu bakar, kayu serat dan non kayu tidak dilakukan penjarangan. Kegiatan
penjarangan dilakukan pada masing-masing petak tanaman paling banyak
tiga kali dalam satu daur.
Dampak penjarangan memberikan ruang tumbuh yang lebih baik pada
tegakan tinggal, terutama perkembangan tajuk maupun pertambahan riap.
Dapat diungkapkan pula bahwa pada penjarangan pohon-pohon dengan
diameter yang snagat kecil yaitu kurang dari 5 cm memang tidak
menguntungkan dan menambah bebean biaya pemeliharaan.
Penjarangan pohon cemara di desa Bonglo
2.1 Penjarangan
Penjarangan merupakan kegiatan yang dijalankan pada tegakan seumur ata
uckelompok seumur dan tegakan tidak seumur pada setiap saat sebelum
permulaan
atau periode permudaa. Tujuannya yaitu pemungutan pohon terutama untuk men
distribusikan
kembali potensi pertumbuhan atau untuk meningkatkan kualitastegakan tinggal
(Soekotjo, 1992).
Penjarangan dapat dilakuan 2 kali pada umur 5-7 tahun sebanyak 25% dan
padaumur 10 tahun sebanyak 25% dan pada umur 15 tahun dilakukan tebang
habis atau panen total. Penjarangan dan penebangan dilakukan dengan
berbagai pertimbangan yang mungkin bisa dilakukan ini tergantung pada jarak
tanah; kesuburan tanah Perawatan Pelaksanaan penjarangan sendiri didasarkan
atas beberapa pertimbangan antara lain- Pertimbangan ekonomis Jumlah pohon
persatuan luas ideal Penjarangan sistematik Penjarangan seleksi rendah
Penjarangan tajuk berkaitan dengan prinsip-prinsip penjarangan tersebut, maka
yang ideal adalah dilakukan dengan kaidah selemah mungkin akan tetapi
sesering mungkin. Pebab penjarangan yang terlalu keras akan menyebabkan
ruang tumbuh yang terlalu terbuka yang mengakibatkan tanaman menjadi
lunglai, sedangkan penjarangan yang telalu lemah menyebabkan tanaman
menjadi kurang optimal pertumbuhannya (Maman, 1976).
Hawley dan Smith (1962) dalam Maman (1976) mengemukakan bahwa pada
umumnya terdapat lima metode penjarangan yang digunakan, yaitu :
III.PEMBAHASAN
3.1 Alat
Alat yang digunakan dalam praktek diantaranya :
ATK
Busur 1 buah
Mistar 1 buah
Benang
Pemberat 1 buah
Plot atau petak adalah teknik pengamatan dengan membentuk kuadrat dimana
T =tgβ −tgα
KETERANGAN :
T = Tinggi Pohon
3.4.3 Keliling
Pengukuran keliling Pohon Menggunakan Pita ukur
d = Diameter Pohon
k = Keliling pohon
π = 3,14
3.5.2 Volume
₂
π dk
vk= x . tk . n . f
4 10.000
KETERANGAN :
Vk = volume kayu
Π = 3,14
Tk = Tinggi kayu
N = jumlah kayu
F = 0,7
IV. PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
4.2 SARAN
Dalam praktikum diharapkan dapat menggunakan alat ukur dan
pembacaannyasecara teliti agar data yang diperoleh akurat serta mengolah data dengan
benar agardata yang diperoleh lebih jelas dan akurat
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN