Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang

Kayu telah dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan manusia. Dalam kehidupan sehari-
hari, kayu merupakan bahan yang sangat sering dipergunakan untuk tujuan penggunaan
tertentu. Terkadang sebagai barang tertentu, kayu tidak dapat digantikan dengan bahan lain
karena sifat khasnya. sebagai pengguna dari kayu yang setiap jenisnya mempunyai sifat-sifat
yang berbeda, kita perlu mengenal sifat-sifat kayu tersebut sehingga dalam pemilihan atau
penentuan jenis untuk tujuan penggunaan tertentu harus betul-betul sesuai dengan yang kita
inginkan. Sebagai bahan alam, kayu terdapat kelebihan-kelebihan sendiri yang tidak dapat
ditemukan pada material lain. Hal ini yang menjadi nilai tersendiri untuk kayu dan menjadikan
kayu sebagai pilihan dalam struktural bangunan.

Penggunaan kayu untuk suatu tujuan tertentu tergantung dari sift-sifat kayu yang
bersangkutan dan persyaratan teknis yang diperlukan, yang mengarah ke jenis kayu yang akan
di pilih. Misalkan:untuk konstruksi (yang harus kuat, keras, mempunyai keawetan alam yang
tinggi) dapat dipilih jati, balau, bungur, bangkirai dan lain-lain. Untuk lantai (yang harus
bersifat keras,tahan asam,daya abrasi tinggi) dapat dipilih jati, bungur dan lain-lain. Berbagai
macam jenis kayu yang ada dan secara teknis mengguntungkan. Selain itu kayu memiliki nilai
estetika tersendiri yang dapat menjadi pertimbangan.

1.2. Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas diperoleh rumusan masalah sebagai berikut:

1. Apasajakah Jenis Jenis Kayu Pada Panglong PL.ANDY JAYA

2. Apasajakah Sifat-Sifat Pada Kayu Yang terdapat pada Panglong PL.ANDY JAYA

3. Jenis Sambungan Apa Yang Terdapat Pada PL . ANDY JAYA

1.3. Tujuan
1. Mengetahui Jenis Jenis Kayu PadaPanglong PL.ANDY JAYA
2. Mengetahui Sifat-Sifat Pada Kayu Yang terdapat pada Panglong PL.ANDY JAYA
3. Mengetahui jenis sambungan yang digunakan di PL. ANDY JAYA
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1. Definisi Kayu

Menurut Ryan Ginanjar, kayu merupakan bahan produk alam,hutan. Kayu merupakan
bahan bangunan yang banyak disukai orang atas pertimbangan tampilan maupun kekuatan. Dari
aspek kekuatan, kayu cukup kuat dan kaku walaupun bahan kayu tidak sepadat bahan baja atau
beton. Kayu mudah dikerjakan disambung dengan alat relatif sederhana. Bahan kayu
merupakan bahan yang dapat didaur ulang. Karena dari bahan alami, kayu merupakan bahan
bangunan ramah lingkungan. Karena berasal dari alam kita tak dapat mengontrol kualitas bahan
kayu. Sering kita jumpai cacat produk kayu gergajian baik yang disebabkan proses tumbuh
maupun kesalahan akibat olah dari produk kayu. Dibanding dengan bahan beton dan baja, kayu
memiliki kekurangan terkait dengan ketahanan-keawetan. Kayu dapat membusuk karena jamur
dan kandungan air yang berlebihan, lapuk karena serangan hama dan kayu lebih mudah terbakar
jika tersulut api. Kayu merupakan bahan yang dapat menyerap air disekitarnya (hygroscopic),
dan dapat mengembang dan menyusut sesuai kandungan air tersebut. Karenanya, kadar air kayu
merupakan salah satu syarat kualitas produk kayu gergajian. Jika dimaksudkan menerima
beban, kayu memiliki karakter kekuatan yang berbeda dari bahan baja maupun beton terkait
dengan arah beban dan pengaruh kimiawi. Karena struktur serat kayu memiliki nilai kekuatan
yang berbeda saat menerima beban. Kayu memiliki kekuatan lebih besar saat menerima gaya
sejajar dengan serat kayu dan lemah saat menerima beban tegak lurus arah serat kayu.

2.2. Karakteristik Kayu

Memilih karakteristik kayu yang baik dan sesuai dengan system pemilihan kayu untuk
bahan baku meubel merupakan suatu hal yang sangat rumit. sering menjadi perdebatan di dalan
suatu home industri. Alasannya bisa saja sangat beragam, namun alasan kualitas kayu serta
karakteristik kayu menjadi faktor utama dalam pemilihan kayu yang baik. Untuk mendapatkan
kayu yang baik dan berkualitas, berikut kami berikan ciri ciri karakteristik kayu yang baik.
Adapun macam-macam kompetensi tersebut ialah:
1. Menahan Tarikan. Kekuatan terbesar yang dapat ditahan oleh kayu adalah sejajar arah serat,
sedangkan kekuatan tarikan tegak lurus arah serat lebih kecil dari pada sejajar serat.

2. Menahan Tekanan (Desak). Kayu juga dapat menahan beban desak, baik tekanan sejajar serat
maupun tegak lurus serat, misalnya sebagai bantalan kereta api. Daya tahan desak tegak lurus
serat lebih kecil bila dibandingkan dengan sejajar serat.

3. Menahan Lenturan. Besarnya daya tahan kayu terhadap lenturan tergantung pada jenis kayu,
besarnya peampang kayu, berat badan, lebar bentangan, sehingga dengan dapatnya kayu
menaan lenturan maka dapat menahan beban tetap meupun beban kejut/pukulan. Sebagai bahan
struktur kayu biasanya diperdagangkan dengan ukuran tertentu dan dipakai dalam bentuk balok,
papan, atau bentangan bulat, (berdasarkan SK-SNI-03- 2445-1991) Kompetensi atau
karakteristik diatas akan direlasikan untuk Membantu mendapatkan informasi tentang tingkat
keberhasilan pemilihan kayu. Dimana informasi ini sangat diperlukan oleh home industry Niki
Way Carpenter untuk mengevaluasi pemilihan kayu yang berkualitas baik.

2.3. Bagian Bagian Kayu


1. Kulit
Kulit terdapat pada bagian terluar. Ada dua bagian yaitu :
Kulit bagian luar yang mati, mempunyai ketebalan yang bervariasi menurut
jenis pohon.
Kulit bagian dalam yang bersifat hidup dan tipis.
Kulit berfungsi sebagai pelindung bagian-bagian yang terdalam, terhadap
kemungkinan pengaruh dari luar yang bersifat merusak, misalnya iklim, serangan
serangga, hama, kebakaran serta perusak-perusak kayu lainnya. Selain itu berfungsi
sebagai jalan bahan makanan dari daun ke bagian-bagian tanaman.
2. Kambium
Kambium merupakan jaringan yang lapisannya tipis dan bening. Pertumbuhan
kambium mlingkari kayu, ke arah luar membentuk kulit baru menggantikan kulit lama
yang telah rusak dan ke arah dalam membentuk kayu yang baru. Pertumbuhan kambium
ke arah luar mengakibatkan pohon lambat laun bertambah besar.
3. Kayu gubal
Bagian kayu yang masih muda terdiri dari sel-sel yang masih hidup, terletak di
sebelah dalam kambium dan berfungsi sebagai penyalur cairan dan tempat penimbunan
zat-zat makanan. Tebal lapisan kayu gubal bervariasi menurut jenis pohon.
Pohon yang tumbuh cepat mempunyai lapisan kayu gubal lebih tebal dibandingkan
dengan kayu terasnya. Kayu gubal biasanya mempunyai warna terang.

4. Kayu Teras
Kayu teras terdiri dari sel-sel yang dibentuk melalui perubahan-perubahan sel hidup
pada lingkaran kayu gubal bagian dalam, disebabkan terhentinya fungsi sebagai penyalur
cairan dan lain-lain proses kehidupan. Ruang dalam kayu teras dapat mengandung
berbagai macam zat yang member warna lebih gelap. Pohon jenis tertentu kayu teras
banyak mengandung bahan-bahan ekstraktif yang memberi keawetan dan membuat lebih
berat pada kayu, tetapi tidak semua jenis kayu yang memiliki zat ekstraktif sudah dapat
dipastikan keawetannya.
5. Hati
Hati merupakan bagian kayu yang terletak pada pusat lingkaran tahun (tidak mutlak
pada pusat bontos). Hati berasal dari kayu awal, yaitu bagian kayu yang pertama kali
dibentuk oleh kambium. Hati mempunyai sifat rapuh atau sifat lunak.
6. Lingkaran tahun
Lingkaran tahun tumbuh antara kayu yang terbentuk pada permulaan dan pada akhir suatu
musim. Lingkaran-lingkaran tahun ini menunjukkan umur pohon, apabila pertumbuhan
diameter membesar terganggu oleh musim kering karena penguuguran daun, ataupun
serangan serangga/hama, maka lingkaran tahun dapat terdiri lebih dari satu lingkaran
tahun (lingkaran tumbuh) dalam satu musim yang sama. Lingkaran tahun dapat mudah
dilihat pada beberapa jenis kayu daun lebar. Pada pohon jenisjenis tertentu, lingkaran
tahun ada kalanya sulit dibedakan terutama di daerah tropik, karena pertumbuhan praktis
berlangsung sepanjang tahun.
7. Jari-jari
Jari-jari dari luar ke dalam berpusat pada sumbu batang, berfungsi sebagai tempat saluran
bahan makanan yang mudah diproses di daun guna pertumbuhan pohon.
BAB III
HASIL OBSERVASI

3.1. Tempat Dan Waktu Survey


Penelitian ini dilakukan di Panglong PL.ANDI JAYA . jln. Deli Tua Talun Kenas
3.2. Subject Survey
Subjek penelitian adalah satu orang karyawan di panglong ANDI JAYA tersebut.
3.3. Metode Pengambilan Data

Observasi

Pengamatan melibatkan semua indera (penglihatan, pendengaran, penciuman, pembau,


perasa). Pencatatan hasil dapat dilakukan dengan langung di lokasi tempat penyimpanan kayu
yang di observasi

3.4. Teknik Analisis Data


Teknik analisis data interview langsung, sehingga analisis data yang digunakan dengan
cara menelaah jawaban jawaban dari subjek penelitian. Jawaban jawaban tersebut
dikategorisasikan sesuai dengan tujuan dari penelitian ini.

3.5 Jenis jenis Kayu Hasil Observasi


1. Kayu Meranti

Kayu Meranti atau sering juga disebut Kayu Kalimantan merupakan kayu yang sering
dipergunakan untuk membuat kusen, furniture dan panel. Mendapat julukan Kayu Kalimantan
karna meskipun dapat tumbuh diberbagai daerah di Indonesia sebagai negara tropis, Kayu
Meranti tumbuh paling baik di daerah Kalimantan. Batang Kayu Meranti dapat tumbuh hingga
70 meter dengan diameter bisa mencapai 4 meter lebih.
Kayu Meranti yang bahasa latinnya Mahoni Philipina sering kita temui berwarna coklat
kemerahan dan tanpa urat (grain), dijual di toko material sebagai papan atau kaso. Kayu Meranti
memiliki tingkat kekerasan antara 580-770 Kgs/m.
Selain sebagai bahan bangunan dan furniture, Kayu Meranti juga dapat di jadikan Pulp
untuk kertas dan buah Tangkawang dari beberapa jenis Meranti dapat dijadikan bahan baku
untuk kosmetik.

2. Kayu Merbau

Kayu yang berasal dari Maluku dan Papua ini merupakan jenis kayu keras dan memiliki
julukan sebagai Kayu Besi. Kayu Merbau telah menjadi primadona lokal dan eksport sejak lama
karna kualitasnya yang superior. Kayu Merbau berwarna coklat abu gelap atau merah coklat
gelap dengan arah serat yang hampir lurus. Kayu ini dapat tumbuh menjulang hingga 50 meter
dengan diameter hingga 2 meter. Karna kekerasan dan durabilitasnya, Kayu Merbau banyak
dijadikan sebagai parkit untuk lantai, tiang bangunan, bak truk hingga digunakan sebagai bahan
konstruksi jembatan. Saat ini harga Kayu Merbau cukup bersaing dengan harga Kayu Jati.
Daya tahan Kayu Merbau yang tinggi juga dapat diaplikasikan sebagai material konstruksi
laut. Dalam pengolahannya, Merbau tidak sulit untuk dipotong dan di finishing, tapi cukup sulit
untuk dibubut dan di paku karna meskipun keras memiliki sifat getas karna serat-seratnya yang
pendek.
Dengan karakteristiknya tersebut, Kayu Merbau dapat dijadikan andalan sebagai bahan
bangunan dan konstruksi.
3. Kayu Keruing

Kayu keruing merupakan salah satu jenis kayu khas dari daerah tropis salah satunya seperti
Indonesia. Di negeri ini, kayu keruing dapat dengan mudah ditemukan terutama di 3 pulau besar
di Indonesia yakni di pulau Jawa, Sumatera dan Kalimantan. Selain dikenal sebagai kayu khas
tropis, di Indonesia, kayu keruing juga dikenal sebagai salah satu jenis kayu yang memiliki nilai
jual cukup baik di pasaran. Sebab, kayu keruing ini memang merupakan jenis kayu yang banyak
dibutuhkan, terutama oleh industri industri pengolahan kayu. Tentunya, hal tersebut membuat
popularitas kayu keruing tambah naik dan memiliki nilai tawar di pasaran.
Secara garis besar, jika dibandingkan dengan jenis kayu pertukangan yang umum
digunakan saat ini seperti kayu jati atau kayu mahoni, proses pengerjaan kayu keruing memang
agak sulit (dalam artian tidak semudah pengerjaan kayu jati atau mahoni). Tapi, meskipun
demikian kayu ini dianggap cocok untuk kayu pertukangan sebab, kayu keruing memiliki
tingkat kekerasan (bukan tingkat kegetasan) dyang sangat bagus sehingga daya rekatnya sangat
kuat ketika disekrup ataupun dilem nantinya.
Pada dasarnya kayu keruing bisa dibilang cukup awet, tingkat keawetannya mungkin setara
dengan kayu mahoni tapi masih dibawah tingkat keawetan kayu jati. Dalam lansiran situp
dephut, kayu keruing tergolong jenis kayu dengan tingkat keawetan kelas III (artinya meskipun
masih ada kemungkinan lapuk atau keropos tapi tingkatannya medium)
4. Kayu Cengal

Pohon Cengal sejenis pokok kayu keras yang dapat popular. Kawasan taburan semula jadi
pokok ini terhad kepada Semenanjung Malaysia, Singapura dan selatan Thailand.
Pokok cengal menghasilkan kayu terbaik dan mencapai harga tertinggi di pasaran jika
dibandingkan dengan jenis kayu lain dan tergolong dalam keluarga 'Dipterocarpacease' yaitu
sejenis pokok menghasilkan buah yang mempunyai sepasang sayap serta mengeluarkan resin
atau damar.
Kayu cengal adalah kayu keras yang tahan lama dan mempunyai ketumpatan antara 915
hingga 980 kilogram per meter padu yang kebiasaannya digunakan dalam kerja pembinaan
berat terutama pembinaan bot, selain dijadikan tiang, serta jambatan tanpa perlu diawet kerana
ia tahan dari serangan anai anai.
Ketahanan kayu itu disebabkan terdapat sejenis bahan awet semula jadi yang melindungi
kayu teras. Kayu gubal, teras serta kulit pokok cengal mempunyai sejenis damar yang dikenali
sebagai damar penak dan boleh digunakan dalam pembuatan varnis.
5. Kayu Damar Laut

Kayu dammar laut memiliki tampilan yang hampir sama dengan bengkirai. Seratnya lurus
atau terpilin dengan tampilan berwarna kuning kecoklatan. Semakin lama terekspos di ruang
luar, warna kayu damar laut akan semakin gelap. Proses pengolahan kayu ini termasuk sulit
karena sifat kayunya yang keras. Dari segi harga, damar laut memiliki harga sedikit lebih murah
dibandingkan kayu bengkirai.

6. Kayu Mindi

Ada satu lagi jenis kayu tropis yang memiliki nilai komersial cukup bagus dan sering
diperdagangkan dalam bisnis perkayuan. Kayu ini dikenal dengan nama Kayu mindi. Kayu
mindi dihasilkan atau berasal dari pohon mindi. Pohon ini banyak tumbuh pada daerah daerah
yang beriklim tropis seperti Indonesia, India dan Burma.
Kayu mindi memiliki tingkat ketahanan yang medium, tingkat ketahanan kayu mindi
kurang lebihnya setara dengan tingkat ketahanan pada kayu mahoni, sungkai dan meranti tetapi
lebih baik dari kayu durian. Dalam kelas ketahanan kayu, kayu mindi digolongkan pada kayu
kelas kuat II III. Yaitu jenis kayu yang tidak terlalu kuat, tapi cukup baik untuk digunakan
atau diproses untuk dijadikan produk-produk turunan kayu. Kuat dalam artian bahwa kayu
mindi relatif mudah diserang rayap atau serangga perusak kayu lainnya.
Untuk mengenal lebih spesifik tentang kayu ini, berikut ada beberapa ciri-ciri utama dari
kayu mindi yang membedakannya dengan jenis kayu tropis lainnya. Ciri-ciri kayu mindi
tersebut antara lain:
a. Kayu teras atau kayu yang berada pada bagian tengah berwarna coklat muda semu-semu
merah atau ada yang semu ungu, dan gubal kayu atau tepi kayu berwarna putih kemerah-
merahan. Batas antara kayu gubal dan kayu teras terlihat sangat jelas.
b. Kayu mindi memiliki serat yang lurus atau agak terpadu.
c. Kayu mindi memiliki berat jenis rata-rata 0,53.
d. Kayu mindi yang sudah berbentuk papan cenderung akan melengkung dan pecah pada
ujungnya ketika proses pengeringan atau pengovenan.
Proses pengeringan tersebut diperlukan untuk mengurangi tingkat kadar air yang terdapat
di dalam kayu. Hal ini bertujuan agar kayu tidak lagi pecah ketika diproses menjadi sebuah
barang. Dalam proses pengeringan secara alami, waktu yang diperlukan untuk mengeringkan
kayu mindi dari kadar air 37% sampai menjadi 15% diperlukan waktu selama 1 bulan lebih atau
tepatnya selama 47 hari.
Kayu mindi merupakan jenis kayu yang mudah dikerjakan seperti dipotong, diserut atau
dibentuk sehingga kayu ini tergolong jenis kayu pertukangan yang baik. Kayu mindi sering
digunakan untuk membuat produk-produk mebel dengan kualitas sedang hingga tinggi.
Meskipun jika ditinjau dari tingkat kekuatan kayu ini tergolong jenis kayu dengan tingkat
kekuatan kurang baik, tetapi kayu mindi masih menjadi pilihan bagi industri-industri
pengolahan kayu karena karena faktor harga. Harga per kubik untuk kayu mindi tergolong
murah. Pertimbangan inilah yang menjadi dasar bagi mereka untuk tetap menggunakan kayu
mindi sebagai bahan baku dalam proses produksinya. Karena akan lebih menghemat biaya
produksi dan tentunya harga jual produk yang dihasilkan bisa lebih terjangkau oleh konsumen.
7. Kayu Durian

Kayu durian berasal dari pohon durian yang tumbuh dan banyak ditemukan di daerah yang
beriklim tropis. Secara global, tanaman ini banyak tersebar di beberapa kawasan Asia Tenggara
seperti Indonesia, Thailand, Filipina, Malaysia, Kamboja, dan Laos. Selain di Asia Tenggara,
tanaman durian juga banyak tumbuh di India dan Sri Lanka. Khusus di kawasan Asia Tenggara,
beberapa negara di kawasan tersebut membudidayakan tanaman durian secara intensif untuk
diambil buah dan kayunya. Seperti halnya di Thailand, di negara tersebut, pohon durian
dibudidayakan dengan sangat intensif yakni dikelola secara serius dalam bentuk perkebunan.
Negara-negara di kawasan Asia tenggara memiliki kondisi iklim dan curah hujan yang
cocok dan sangat mendukung bagi pertumbuhan tanaman durian. Dan untuk di Indonesia,
tanaman yang termasuk ke dalam famili Bombaceae dan memiliki nama botani Durio sp,
Coelostegia sp, Neesia sp ini memiliki daerah persebaran yang merata hampir di seluruh daerah
di Indonesia. Sedangkan di filipina, ada daerah yang menjadi pusat penghasil durian, yaitu
daerah Davao di pulau Mindanao. Bahkan di Davao City, kabarnya setiap tahun diadakan
festival Kadayawan yaitu perayaan tahunan untuk durian.
Pohon penghasil kayu durian ini dapat tumbuh dengan tinggi mencapai 30-50 m, panjang
batang bebas cabang 15-30 m, dan diameter batang mencapai 150 cm. Ciri-ciri umum pada
pohon durian adalah sebagai berikut:
a. Pohon durian memiliki kulit luar berwarna coklat sampai merah tua, kasar dan mengelupas
tidak teratur.
b. Pohon durian bercabang banyak.
c. Pohon durian memiliki tajuk berbentuk kerucut.
Kayu durian tergolong jenis kayu yang relatif ringan dan memiliki tingkat keawetan yang
agak rendah. Kayu durian mudah diserang oleh rayap. Permukaan kayu pada kayu durian
memiliki sedikit perbedaan jika dibandingkan dengan jenis kayu lain. Permukaan kayu pada
kayu durian cenderung berbulu. Meskipun begitu, kayu durian memiliki sifat pengerjaan yang
bagus. Kayu ini mudah digergaji atau dipotong dan dapat dibentuk menjadi berbagai macam
produk seperti peti pengemasan, papan, perabot rumah, plywood, mebel dengan harga yang
murah dan bahan pendukung dalam berbagai konstruksi ringan (kayu harus diawetkan dan tidak
bersentuhan dengan tanah).

3.6 Jenis sambungan yang di pakai di panglong PL.ANDY JAYA


Jenis sambungan yang di pakai di PL.ANDY JAYA adalah sambungan pen , salah satu
konstruksi sambungan kayu yang mudah dan sederhana adalah pen & lubang. Dalam istilah
bahasa Inggris disebut Tenon & Mortise. Konstruksi ini paling sering diterapkan dalam
berbagai konstruksi sambungan kayu terutama kursi dan meja kayu solid.

Selain mudah dibuat, jenis sambungan ini sangat kuat karena bidang kayu yang diikat
dengan lem cukup luas. Lokasi sambungan bisa berada pada ujung kayu (L), misal: kaki meja
dengan rail di bawah meja. Bisa juga berada di tengah (T), misalnya sambungan kaki meja
dengan support kaki di tengah.

Terdapat beberapa tipe pembuatan pen & lubang yaitu pen tersembunyi, pen tembus, pen miring
dan banyak lagi tergantung posisi konstruksi pada perabot.
Pen
Untuk mendapatkan kekuatan maksimal dari sambungan, pen diharuskan memenuhi minimal
syarat sebagai berikut:

- Ukuran panjang minimal 1/2 lebar kayu dan maksimal panjang sama dengan lebar kayu.
- Ketebalan pen 1/3 - 1/2 ketebalan kayu. Bisa lebih tebal tergantung komponen lawan
sebagai lubang.
- Lebar pen sama dengan lebar kayu. Jika harus dikurangi karena posisi sambungan, maksimal
pengurangan adalah 1/2 dari ketebalan kayu.
- Buatlah chamfered (bevel) pada ujung pen sebesar 2mm untuk memudahkan pen masuk ke
lubang pada waktu proses assembling. Bevel ini juga akan berfungsi untuk tempat
berkumpulnya lem pada waktu pressing.
Lubang
Membuat lubang yang tepat perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
- Lebar lubang maksimal 1/3 dari ketebalan kayu.
- Apabila sambungan pada posisi sudut tanpa kelebihan panjang, lubang harus berada minimal
1/2 ketebalan kayu dari ujung kayu.
- Kedalaman lubang sebaiknya diberi kelebihan sebesar 2mm untuk tempat penumpukkan lem
pada waktu assembling.
- Lubang harus benar-benar bersih pada waktu penyambungan.

Posisi Sambungan
Apabila anda menginginkan sambungan sudut tanpa panjang lebih, sebaiknya di buat 'Lidah
pen' yang akan membantu mengurangi perubahan bentuk sambungan karena penyusutan
kayu. Panjang dan tebal lidah pen sebaiknya 1/3 dari ketebalan komponen kayu yang
berfungsi sebagai lubang!
Panjang lidah pen juga perlu dikurangi sebesar 2 mm untuk tempat lem pada waktu
assembling.
BAB IV

PENUTUP
4.1 Kesimpulan

Dari mini riset tersebut maka dapat disimpulkan bahwa kayu yang ada saat ini sangat
banyak jenis dan sifat sifat kayu. Kayu biasanya dapat digunakan dalam berbagai keperluan
manusia seperti memasak, membuat perabot, dan yang terpenting dalam pembuatan bahan
bangunan. Selain itu, kayu juga banyak dimanfaatkan sebagai bahan untuk membuat
kerajiantanagn dan hiasan-hiasan rumah lainnya. Dalam mengenal dan memnetukan jenis kayu,
biasanya dilakukan dengan hanya memperhatikan sifat-sifat kasar yang mudah dilihat. Pada
dasarnya terdapat 2 (dua) sifat utama kayu yang dapat dipergunakan untuk mengenal kayu,
yaitu sifat fisik (disebut juga sifat kasar atau sifat makroskopis) dan sifat struktur (disebut juga
sifat mikroskopis). Namun untuk mendapatkan hasil yang lebih dapat dipercaya, akan lebih
baik bila kedua sifat ini dapat dipergunakan secara bersama-sama, karena sifat fisik akan
mendukung sifat struktur dalam menentukan jenis.
4.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian tentang jenis jenis kayu dan sifat sifat kayu di panglong
PL . ANDY JAYA , maka peneliti menyampaikan beberapa saran adalah sebaiknya di
panglong tersebut menambah atau memperbanyak jenis jenis kayu di panglong tersebut.
DAFTAR PUSTAKA

https://oestf.blogspot.co.id/2015/09/makalah-kayu.html
http://yulsyamdwinugroho.blogspot.co.id/2017/09/16-jenis-kayu-indonesia-yang-perlu-
kita.html
http://rimbakita.blogspot.co.id/2013/01/kayu-keruing.html
http://www.biodiversitywarriors.org/isi-katalog.php?idk=3705
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai