Anda di halaman 1dari 16

ILMU BAHAN BANGUNAN

KAYU

Oleh :
1. Muhammad Ubait (5101414035)
2. Rayi Mahardhika Fusila (5101414036)
3. Arif Sudarmawan (5101414037)
4. Didik Saputra (5101414040)

PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
TAHUN 2014/2015

Jenis Kayu untuk Bahan Konstruksi Bangunan


Kayu merupakan satu dari beberapa bahan konstruksi yang sudah lama dikenal
masyarakat,didapatkan dari semacam tanaman yang tumbuh di alam dan dapat diperbaharui
secara alami. Faktor-faktor seperti kesederhanaan dalam pengerjaan, ringan, sesuai dengan
lingkungan (environmental compatibility) telah membuat kayu menjadi bahan konstruksi
yang dikenal di bidang konstruksi ringan (light construction). Penggunaan kayu sebagai
bahan konstruksi tidak hanya didasari oleh kekuatannya saja, akan tetapi juga didasari oleh
segi keindahannya.
Secara alami kayu memiliki bermacam-macam warna dan bentuk serat, sehingga
untuk bangunan exposematerial kayu tidak banyak memerlukan perlakuan tambahan. Pada
perkembangan teknik penggunaan kayu struktural perlu diperhatikan sifat-sifat dan jenis-
jenis kayu serta faktor-faktor yang mempengaruhi kekuatan kayu, sambungan dan alat-alat
penyambung serta keawetan kayu.
Keterbatasan penggunaan kayu selama ini terjadi dikarenakan keterbatasan kayu
alami yang lurus dan relative panjang sudah jarang didapatkan, serta kayu dengan tingkat
kekuatan yang tinggi sudah semakin berkurang. Oleh karena itu, maka teknologi sambungan
dan komposit material sangat penting pada perancangan struktur kayu.

Sifat Sifat Kayu


Kayu berasal dari berbagai jenis pohon yang memiliki sifat-sifat yang berbeda-beda. Bahkan
dalam satu pohon, kayu mempunyai sifat yang berbeda-beda. Dari sekian banyak sifat-sifat
kayu yang berbeda satu sama lain, ada beberapa sifat yang umum terdapat pada semua jenis
kayu yaitu :

1. Kayu tersusun dari sel-sel yang memiliki tipe bermacam-macam dan susunan dinding
selnya terdiri dari senyawa kimia berupa selulosa dan hemi selulosa (karbohidrat)
serta lignin (non karbohidrat).

2. Semua kayu bersifat anisotropik, yaitu memperlihatkan sifat-sifat yang berlainan jika
diuji menurut tiga arah utamanya (longitudinal, radial dan tangensial).
3. Kayu merupakan bahan yang bersifat higroskopis, yaitu dapat menyerap atau
melepaskan kadar air (kelembaban) sebagai akibat perubahan kelembaban dan suhu
udara disekelilingnya.

4. Kayu dapat diserang oleh hama dan penyakit dan dapat terbakar terutama dalam
keadaan kering.

Ada banyak sekali jenis-jenis kayu. Dalam konstruksi dan pemakaian kayu sebagai bagian
dari konstruksi bangunan seseorang harus benar-benar mengetahui dan memahami sifat-sifat
serta jenis-jenis kayu yang biasa digunakan sebagai konstruksi bangunan itu sendiri.
Kayu memiliki kelebihan sebagai berikut:
1. Mudah didapatkan di toko-toko material.

2. Banyak dikuasai oleh tukang lokal.

3. Kayu mudah dalam pengerjaan, bisa dibuat atau dibentuk sesuai keinginan, misalkan
saja untuk ukiran, desain kusen, dll. Selain itu, kayu juga mudah untuk dipaku,
dibaut, dan direkatkan

4. Kayu lebih tahan terhadap tekanan dan lenturan.

5. Dengan adanya bermacam jenis kayu, maka kayu memiliki tekstur yang baik dan
indah.

6. Kayu memiliki berat jenis yang cukup ringan sehingga bisa mengapung dan sifat
resonansinya.

Kelebihan-kelebihan dari kayu sebagai bahan konstruksi bangunan itu sendiri tentu
memberikan keuntungan bagi kita sendiri, namun dibalik kelebihan-kelebihannya itu kayu
juga memiliki kekurangan-kekurangan. Berikut kekurangan dari kayu:
1. Mudah terbakar, dan dapat dimakan rayap.

2. Dapat mengembang dan menyusup.

3. Bentang atap dengan konstruksi kayu seringkali terbatas karena ukuran kayu di
pasaran adalah 4 meter.

4. Harga kayu semakin lama semakin mahal karena semakin berkurangnya stok kayu
dari alam.
5. Untuk pekerjaan tertentu (yang besar atau lebar), kayu tidak bisa menutup secara
keselurahan karena terbatasnya diameter kayu. Biasanya untuk menyikapi hal ini kayu
harus disambung atau diperlebar/perbesar.

6. Kayu bersifat higroskopis, dan sensitif terhadap kelembaban.

Dibawah ini beberapa jenis kayu yang bisa dipergunakan untuk bahan konstruksi bangunan :

1. Kayu jati

Kayu ini sering dianggap sebagai kayu dengan serat dan tekstur paling indah.
Karakteristiknya yang stabil, kuat dan tahan lama membuat kayu ini menjadi pilihan utama
sebagai material bahan bangunan.
Termasuk kayu dengan Kelas Awet I, II dan Kelas Kuat I, II, kayu jati juga terbukti
tahan terhadap jamur, rayap dan serangga lainnya karena kandungan minyak di dalam kayu
itu sendiri, tidak ada kayu lain yang memberikan kualitas dan penampilan sebanding .
Pohon Jati bukanlah jenis pohon yang berada di hutan hujan tropis yang ditandai
dengan curah hujan tinggi sepanjang tahun. Sebaliknya, hutan jati tumbuh dengan baik di
daerah kering dan berkapur di Indonesia, terutama di pulau Jawa. Jawa adalah daerah
penghasil pohon Jati berkualitas terbaik yang sudah mulai ditanam oleh Pemerintah Belanda
sejak tahun 1800 an, dan sekarang berada di bawah pengelolaan PT Perum Perhutani. Semua
kayu jati kami disupply langsung dari Perhutani dari TPK daerah Jawa Tengah dan Jawa
Timur. Kami tidak memakai kayu jati selain dari 2 daerah tersebut.Harga kayu jati banyak
dipengaruhi dari asal, ukuran dan kriteria batasan kualitas kayu yang ditoleransi, seperti: ada
mata sehat, ada mata mati, ada doreng, ada putih.
Penentuan kualitas kayu jati yang diinginkan seharusnya mempertimbangkan type
aplikasi finishing yang dipilih. Selain melindungi kayu dari kondisi luar, finishing pada kayu
tersebut diharapkan dapat memberikan nilai estetika pada kayu tersebut dengan menonjolkan
kelebihan dan kekurangan kualitas kayu tersebut.

2. Kayu Merbau
Kayu merbau termasuk salah satu jenis kayu yang cukup keras dan stabil sebagai
alternatif pembanding dengan kayu jati. Merbau juga terbukti tahan terhadap serangga. Warna
kayu merbau coklat kemerahan dan kadang disertai adanya highlight kuning. Merbau
memiliki tekstur serat garis terputus putus.

Pohon merbau termasuk pohon hutan hujan tropis ini termasuk kayu dengan Kelas
Awet I, II dan Kelas Kuat I, II. Merbau juga terbukti tahan terhadap serangga. Kayu merbau
biasanya difinishing dengan melamin warna gelap / tua. Merbau memiliki tekstur serat garis.
Pohon Merbau tumbuh subur di Indonesia, terutama di pulau Irian / Papua. Kayu merbau
kami berasal dari Irian / Papua.

3. Kayu Bangkirai
Kayu bengkirai termasuk jenis kayu yang cukup awet dan kuat, termasuk kayu
dengan Kelas Awet I, II, III dan Kelas Kuat I, II. Sifat kerasnya juga disertai tingkat
kegetasan yang tinggi sehingga mudah muncul retak rambut dipermukaan. Selain itu, pada
kayu bangkirai sering dijumpai adanya pinhole. Umumnya retak rambut dan pin hole ini
dapat ditutupi dengan wood filler. Secara struktural, pin hole ini tidak mengurangi kekuatan
kayu bangkirai itu sendiri. Karena kuatnya, kayu ini sering digunakan untuk material
konstruksi berat seperti atap kayu.

Kayu bangkirai termasuk jenis kayu yang tahan terhadap cuaca sehingga sering
menjadi pilihan bahan material untuk di luar bangunan / eksterior seperti lis plank, outdoor
flooring / decking, dll. Pohon Bangkirai banyak ditemukan di hutan hujan tropis di pulau
Kalimantan. Kayu berwarna kuning dan kadang agak kecoklatan, oleh karena itulah disebut
yellow balau. Perbedaan antara kayu gubal dan kayu teras cukup jelas, dengan warna gubal
lebih terang. Pada saat baru saja dibelah/potong, bagian kayu teras kadang terlihat coklat
kemerahan.

4. Kayu Kamper
Telah lama menjadi alternatif bahan bangunan yang harganya lebih terjangkau.
Meskipun tidak setahan lama kayu jati dan sekuat bangkirai, kamper memiliki serat kayu
yang halus dan indah sehingga sering menjadi pilihan bahan membuat pintu panil dan
jendela. Karena tidak segetas bangkirai, retak rambut jarang ditemui. Karena tidak sekeras
bangkirai, kecenderungan berubah bentuk juga besar, sehingga, tidak disarankan untuk pintu
dan jendela dengan desain terlalu lebar dan tinggi. Termasuk kayu dengan Kelas Awet II, III
dan Kelas Kuat II, I. Pohon kamper banyak ditemui di hutan hujan tropis di kalimantan.
Samarinda adalah daerah yang terkenal menghasilkan kamper dengan serat lebih halus
dibandingkan daerah lain di Kalimantan.

5. Kayu Kelapa
Adalah salah satu sumber kayu alternatif baru yang berasal dari perkebunan kelapa
yang sudah tidak menghasilkan lagi (berumur 60 tahun keatas) sehingga harus ditebang untuk
diganti dengan bibit pohon yang baru. Sebenarnya pohon kelapa termasuk jenis palem.

Semua bagian dari pohon kelapa adalah serat /fiber yaitu berbentuk garis pendek-
pendek, tidak beralur serat lurus dan serat mahkota pada kayu kelapa karena semua
bagiannya adalah fiber. Tidak juga ditemukan mata kayu karena pohon kelapa tidak ada
ranting/ cabang. Pohon kelapa tumbuh subur di sepanjang pantai Indonesia. Namun, yang
paling terkenal dengan warnanya yang coklat gelap adalah dari Sulawesi. Pohon kelapa di
jawa umumnya berwarna terang.

6. Kayu meranti merah


Kayu meranti merah merupakan jenis kayu keras, warnanya merah muda tua hingga
merah muda pucat, namun tidak sepucat meranti putih. selain bertekstur tidak terlalu halus,
kayu meranti juga tidak begitu tahan terhadap cuaca, sehingga tidak dianjurkan untuk dipakai
di luar ruangan. Termasuk kayu dengan Kelas Awet III, IV dan Kelas Kuat II, IV. Pohon
meranti banyak ditemui di hutan di pulau kalimantan

7. Kayu Karet
Dalam dunia internasional disebut Rubber wood pada awalnya hanya tumbuh di
daerah Amzon, Brazil.Kemudian pada akhir abad 18 mulai dilakukan penanaman di daerah
India namun tidak berhasil. Lalu dibawa hingga ke Singapura dan negara-negara Asia
Tenggara lainnya termasuk tanah Jawa.
Warna Kayu karet berwarna putih kekuningan, sedikit krem ketika baru saja dibelah
atau dipotong, ketika sudah mulai mengering akan berubah sedikit kecoklatan.
Tidak terdapat perbedaan warna yang menyolok pada kayu gubal dengan kayu teras. Bisa
dikatakan hampir tidak terdapat kayu teras pada rubberwood.
Densitas Kayu karet tergolong kayu lunak - keras, tapi lumayan berat dengan densitas
antara 435-625 kg/m3 dalam level kekeringan kayu 12%.
Kayu Karet termasuk kelas kuat II, dan kelas awet III, sehingga kayu karet dapat digunakan
sebagai substitusi alternatif kayu alam untuk bahan konstruksi
8. Kayu gelam
Sering digunakan pada bagian perumahan, perahu, Kayu bakar, pagar, atau tiang tiang
sementara. Kayu gelam dengan diameter kecil umumnya dikenal dan dipakai sebagai steger
pada konstruksi beton, sedangkan yang berdiameter besar biasa dipakai untuk cerucuk pada
pekerjaan sungai dan jembatan. Kayu ini juga dapat dibuat arang atau arang aktif untuk bahan
penyerap.
9. Kayu Ulin

Kayu ini banyak digunakan untuk bahan bangunan rumah, kantor, gedung, serta
bangunan lainnya. Berdasarkan catatan, kayu ulin merupakan salah satu jenis kayu hutan
tropika basah yang tumbuh secara alami di wilayah Sumatera Bagian Selatan dan
Kalimantan.Jenis ini dikenal dengan nama daerah ulin, bulian, bulian rambai, onglen, belian,
tabulin dan telian.Pohon ulin termasuk jenis pohon besar yang tingginya dapat mencapai 50
m dengan diameter samapi 120 cm, tumbuh pada dataran rendah sampai ketinggian 400 m.

Kayu Ulin berwarna gelap dan tahan terhadap air laut.


Kayu ulin banyak digunakan sebagai konstruksi bangunan berupa tiang bangunan, sirap (atap
kayu), papan lantai,kosen, bahan untuk banguan jembatan, bantalan kereta api dan kegunaan
lain yang memerlukan sifat-sifat khusus awet dan kuat. Kayu ulin termasuk kayu kelas kuat I
dan Kelas Awet I.

10. Kayu Akasia (acacia mangium),


Kayu Akasia mempunyai berat jenis rata-rata 0,75 berarti pori-pori dan seratnya
cukup rapat sehingga daya serap airnya kecil. Kelas awetnya II, yang berarti mampu bertahan
sampai 20 tahun keatas, bila diolah dengan baik. Kelas kuatnya II-I, yang berarti mampu
menahan lentur diatas 1100 kg/cm2 dan mengantisipasi kuat desak diatas 650 kg/cm2.
Berdasarkan sifat kembang susut kayu yang kecil, daya retaknya rendah,
kekerasannya sedang dan bertekstur agak kasar serta berserat lurus berpadu, maka kayu ini
mempunyai sifat pengerjaan mudah, sehingga banyak digunakan untuk sebagai bahan
konstruksi dan mebel

Tabel 7. Daftar Jenis dan Harga Rata Rata Kayu Komersial di Panglong Kota Medan
Jenis Kayu Komersial Harga (Rupiah)/ ton
Minimum Maximum Rata rata Rata rata m3
Sembarang Keras (SK) Kampung
Durian (Durio zibethinus)
Nangka ( Artocarpus integra)
Manggis (Garcinia mangostana)
Jengkol (Phitecollium labatum)
Petai (Parkia speciosa Hassk)
Duku (Lansium domesticum)
Kemiri (Aleurites molluccana )
Rambutan (Nephelium
lappaecum)
Rp. 3.600.000,- Rp. 4.000.000,- Rp. 3. 850.000,- Rp. 5.451.600,-
Sembarang Keras (SK) Hutan

Rengas (Gluta renga L)

Pualang/Cengal (Hopea sangal )

Mayang/ Nyatoh (Ganua spp)

Sampinur (Dacrydium junghunii)

Ingul/ Suren (Toona sureni Merr)

Bintangur (Callophillum spp)

Mersawa (Anisoptera spp)

Rp. 4.000.000,- Rp. 4.500.000,- Rp. 4.250.000,- Rp. 6.018.000,-

Meranti ( Shorea. Spp)

Meranti batu (Shorea platyclados)


Meranti gembung (Shorea
leprosula Miq)
Keruing (Dipterocapus spp)
Rp. 6.000.000,- Rp.8.496.000,-

Damar Laut (Shorea macroptera) Rp. 8.000.000,- Rp.10.000.000,- Rp. 9.000.000,- Rp. 12.744.000,-

Merbau (Intsia spp) Rp. 11.000.000,- Rp.13.000.000,- Rp.12.000. 000,- Rp.16.992.000,-

Kayu lain

Kelapa (Cocos nucifera) Rp.800.000,- Rp.800.000,- Rp. 800.000,- Rp.1.132800,-

Beberapa produk berbahan baku kayu yang diperdagangkan adalah sebagai berikut :

1. Papan

Produk olahan kayu berupa lembaran dengan ukuran dimana tebalnya jauh

lebih kecil dibanding ukuran lebar dan panjangnya. Panglong kota Medan
memiliki 2 ukuran papan dengan tebal x lebar x panjang (inch), yaitu :a. 1 x 9 x 1
6

b. x 8 x 16

TEBAL

LEBAR

PANJANG
2. Broti
Kayu batangan berbentuk balok dengan ukuran dimana ukuran tebal dan
lebarnya hampir sama sedangkan ukuran panjangnya jauh lebih besar atau
sama dengan ukuran panjang papan. Berdasarkan ukurannya, broti dibagi
8 bentuk, yaitu (inch):

a. 1 x 2 x 16 d. 11/2 x 2 x 16 g. 4 x 4 x 16

b. 2 x 2 x16 e. 3 x 3 x 16

c. 2 x 4 x 16 f. 3 x 4 x 16

3. Kusen
Kayu yang dimodifikasi dengan ukuran tertentu yang berfungsi sebagai
tempat atau penyangga daun pintu atau daun jendela dalam suatu
bangunan. Model kusen dapat dibagi kedalam 2 jenis yaitu model kusen
jalusi dan kusen biasa.
Kusen jalusi adalah kusen yang memilki celah ventilasi udara di bagian
atas kusen tersebut, sedangkan kusen biasa adalah kusen yang tidak
memiliki celah ventilasi atau sehingga ukurannya hampir sama dengan
daun pintu atau daun jendela yang akan digunakan. Bentuk kusen pintu
maupun kusen jendela dapat dipesan sesuai selera demikian juga
ukurannya sehingga bentuk atau ukuran kusen tidak selalu tetap.

4. Pintu/ Daun Pintu


Pintu merupakan produk kayu olahan berbentuk persegi panjang dan
memiliki tebal, yang berfungsi penutup penghubung antar ruang. Untuk
ukurannya, pintu disesuaikan dengan ukuran kusennya.
Umumnya ukuran
pintu yang diperdagangkan di kota medan adalah 70 x 2m, 80 x 2m,
90 x2m.
Jenis kayu yang digunakan untuk daun pintu berbeda beda, sehingga
kualitas dan harga setiap pintu berbeda. Saat ini banyak pintu terbuat dari
kayu meranti, damar, merbau dan kayu sembarang. Harga pintu juga
dipengaruhi oleh motif atau relief permukaan pintu tersebut, hal ini
membuat jenis pintu dibedakan atas:
a. Pintu biasa, merupakan pintu yang permukaannya rata tidak
memiliki motif ukiran atau relief di permukaannya.
b. Pintu Spanyol/ jopenPetak, merupakan pintu yang permukaannya
memiliki relief atau motif ukiran, sehingga kesannya lebih
menarik. Pintu petak biasanya lebih mahal daripada pintu biasa.

5. Jendela/ Daun Jendela


Produk kayu berbentuk persegi, atau persegi panjang sama halnya dengan
daun pintu,
namun ukuran jendela lebih kecil. Ukuran jendela yang umum diperdagangkan
adalah 60 x 60 cm dan 60 x 120 cm.
Jenis kayu yang digunakan untuk daun jendela umumnya adalah kayu meranti.

6. Plywood/ Triplek
Triplek merupakan produk kayu lapis yang terdiri dari 3 lapis. Jenis plywood
ini banyak triplek dipasok dari industri -industri plywood besar.
Jenis kayu plywood atau triplek ini adalah meranti.
Untuk ukuran triplek yang umum adalah 3, 4, 6, 9, 12 inch.
Ada 2 jenis plywood/ triplek yang diperdagangkan
1. Triplek biasa
2. Triplek warna yang salah satu permukaannya dilapisi bahan permika.
Ukuran Triplek dalam perdagangan adalah :
a. 8 x 4 kaki (kurang lebih 2440 x 1220 mm)
b. 7 x 3 kaki (kurang lebih 2130 x 915 mm)

1.Gambar pohon jati

1.Gambar potongan pohon jati


2. Gambar pohon merbau

3.Gambar pohon bengkirai

3.Gambar potongan pohon bengkirai


4.Gambar pohon kamper

5.Gambar pohon kalapa


6.Gambar pohon meranti merah

7.Gambar pohon karet


8.Gambar pohon gelam

10. Gambar pohon Akasia

Kesimpulan
1. Kayu merupakan bahan bangunan memiliki banyak kelebihan untuk digunakan material
dan konstruksi bangunan karena mudah ditemukan dan mudah dibentuk sesuai
keperluan.
2. Kayu memiliki kuat tarik dan kuat lentur serta kekuatannya yang lain yang cukup baik
untuk digunakan sebagai bahan bangunan.
3. Kayu memiliki beberapa jenis sambungan yang dapat diterapkan untuk kayu sebagai
bahan konstruksi bangunan.
4. Kayu memiliki tekstur yang khas yang dapat dimanfaatkan. Berdasarkan kelas mutunya,
kayu karet, tata dan tusam dapat dimanfaatkan untuk bahan bangunan struktural,
sedangkan yang lain dapat dimanfaatkan untuk bahan bangunan non struktural.Kayu
yang diteliti baik yang berasal dari hutan tanaman (HTI) maupun dari tanaman rakyat
tergolong kelas kuat III-V, hanya karet dan gmelina tergolong kelas kuat II-III.

Anda mungkin juga menyukai