Anda di halaman 1dari 48

Materi kuliah

Oleh : SITTI HAWA, ST., MPW

1
Perte-
Kompetensi Dasar Indikator Ketercapaian Materi Pokok
muan
Mahasiswa mampu Mahasiswa tahu macam- Penggunaan kayu
mengetahui dan me macam kayu diperda- di Indonesia

2100
mahami macam-ma
cam kayu dalam per
dagangan di Indo-
gangan Indonesia
Mahasiswa mengerti
keuntungan dan kerugian
nesia dan keuntung- pemakaian kayu
menit an/kerugian pema-
kaiannya
Kayu merupakan salah satu material bahan ba-
ngunan yang sering digunakan dalam konstruksi.
Setiap kayu memiliki sifat dan ciri tersendiri baik
dalam segi keindahan serat, kadar air, keawetan,
berat jenis, kerapatan, dan kekuatan.
Maka dalam memilih kayu yang akan dipergunakan
ada baiknya kita mengenal Jenis dan Ciri Kayu
Yang Sering Digunakan Sebagai Bahan Konstruksi.
Selain agar kita dapat mengetahui kayu yang co-
cok dengan kriteria dan spesifikasi yang kita
inginkan, tentunya juga agar kita tidak tertipu
dengan jenis-jenis kayu lainnya.
Kelas Berat Kayu
Berat suatu jenis kayu tergantung dari jumlah zat
penyusun kayu, rongga-rongga sel atau jumlah pori-
pori, kadar air. Berat suatu kayu tergantung dari berat
jenisnya.

Kelas Berat Kayu Berat Jenis Contoh


Sangat berat > 0,90 Kayu Giam, Balau
Berat 0,75 0,90 Kulim
Agak berat 0,60 0,75 Bintangur
Ringan < 0,60 Balsa, Pinus
Kelas Keras
Pada umumnya terdapat hubungan langsung antara
kekerasan kayu dan berat kayu. Kayu-kayu yang keras
juga temasuk kayu-kayu yang berat. Sebaliknya kayu
ringan adalah juga kayu yang lunak. Berdasarkan
kekerasannya, jenis-jenis kayu digolongkan sebagai
berikut:

Kelas Keras kayu Contoh


Sangat keras Kayu Giam, Balau
Keras Kulim, pilang
Kekerasan sedang Mahoni, meranti
Lunak Balsa, Pinus
Kelas Awet adalah tingkat kekuatan alami sesuatu
jenis kayu terhadap serangan hama dinyatakan
dalam Kelas Awet I, II, III. Makin besar angka
kelasnya makin rendah keawetannya.

Kelas Kuat adalah tingkat ketahanan alami suatu


jenis kayu terhadap kekuatan mekanis (beban)
dinyatakan dalam Kelas Kuat I, II, III, IV dan V.
Makin besar angka kelasnya makin rendah ke-
kuatannya.

Berikut beberapa macam kayu yang sering digu-


nakan sebagai bahan konstruksi.
KAYU JATI

Kayu jati sering dianggap sebagai kayu dengan


serat dan tekstur paling indah. Karakteristiknya
yang stabil, kuat dan tahan lama membuat kayu ini
menjadi pilihan utama sebagai material bahan
bangunan.
Termasuk kayu dengan Kelas Awet I, II dan Kelas
Kuat I, II.
Kayu jati juga terbukti tahan terhadap jamur, rayap
dan serangga lainnya karena kandungan minyak di
dalam kayu itu sendiri.
Tidak ada kayu lain yang memberikan kualitas dan
penampilan sebanding dengan kayu jati.
Hutan jati tumbuh dengan baik di daerah kering
dan berkapur di Indonesia, terutama di pulau Jawa.
Jawa adalah daerah penghasil pohon Jati
berkualitas terbaik yang sudah mulai sejak tahun
1800-an, sekarang berada di bawah pengelolaan
PT. Perum Perhutani.
Harga kayu jati banyak dipengaruhi dari asal,
ukuran dan kriteria batasan kualitas kayu yang
ditoleransi, seperti: ada mata sehat, ada mata mati,
ada doreng, ada putih.
Selain melindungi kayu dari kondisi luar, finishing
pada kayu tersebut diharapkan dapat memberikan
nilai estetika pada kayu tersebut dengan
menonjolkan kelebihan dan kekurangan kualitas
kayu tersebut.
KAYU MERBAU

Kayu Merbau termasuk salah satu jenis kayu yang


cukup keras dan stabil sebagai alternatif
pembanding dengan kayu jati.
Merbau juga terbukti tahan terhadap serangga.
Warna kayu merbau coklat kemerahan dan kadang
disertai adanya highlight kuning.
Merbau memiliki tekstur serat garis terputus putus.
Pohon merbau termasuk pohon hutan hujan tropis.
Termasuk kayu dengan Kelas Awet I, II dan Kelas
Kuat I, II.
Kayu merbau biasanya difinishing dengan melamin
warna gelap / tua.
Pohon merbau termasuk pohon hutan hujan tropis.
Pohon Merbau tumbuh subur di Indonesia, terutama
di pulau Irian / Papua.

KAYU BANGKIRAI

Kayu Bangkirai termasuk jenis kayu yang cukup


awet dan kuat. Termasuk kayu dengan Kelas Awet
I, II, III dan Kelas Kuat I, II.
Sifat kerasnya juga disertai tingkat kegetasan yang
tinggi sehingga mudah muncul retak rambut
dipermukaan.
Umumnya retak rambut pada kayu ini dapat ditutupi
dengan wood filler. Secara struktural, retak rambut
tidak mengurangi kekuatan kayu bangkirai itu
sendiri.
Karena kuatnya, kayu ini sering digunakan untuk
material konstruksi berat seperti atap kayu.
Kayu bangkirai termasuk jenis kayu yang tahan
terhadap cuaca sehingga sering menjadi pilihan
bahan material untuk di luar bangunan / eksterior
seperti list plank, outdoor flooring / decking, dll.
Pohon Bangkirai banyak ditemukan di hutan hujan
tropis di pulau Kalimantan. Kayu berwarna kuning
dan kadang agak kecoklatan, oleh karena itulah
disebut yellow balau.
KAYU KAMPER

Kayu kamper telah lama menjadi alternatif bahan


bangunan yang harganya lebih terjangkau.
Meskipun tidak setahan lama kayu jati dan sekuat
bangkirai, kamper memiliki serat kayu yang halus
dan indah sehingga sering menjadi pilihan bahan
membuat pintu panil dan jendela.
Karena tidak segetas bangkirai, retak rambut
jarang ditemui. Karena tidak sekeras bangkirai,
kecenderungan berubah bentuk juga besar,
sehingga, tidak disarankan untuk pintu dan jendela
dengan desain terlalu lebar dan tinggi.
Termasuk kayu dengan Kelas Awet II, III dan Kelas
Kuat I, II.
KAYU KELAPA

Kayu kelapa adalah salah satu sumber kayu alternatif


yang berasal dari pohon kelapa yang sudah tidak
menghasilkan lagi (umur 60 tahun keatas) sehingga
harus ditebang untuk diganti dengan pohon baru.
Semua bagian dari pohon kelapa adalah serat yaitu
berbentuk garis pendek-pendek. Anda tidak akan
menemukan alur serat lurus dan serat mahkota pada
kayu kelapa karena semua bagiannya adalah serat.
Tidak juga ditemukan mata kayu karena pohon kelapa
tidak ada ranting/cabang. Pohon kelapa tumbuh
subur di sepanjang pantai Indonesia.
Pohon kelapa di Jawa umumnya berwarna terang, di
Sulawesi coklat gelap.
KAYU MERANTI MERAH

Kayu meranti merah termasuk jenis kayu keras,


warnanya merah muda tua hingga merah muda
pucat, namun tidak sepucat meranti putih.
Selain bertekstur tidak terlalu halus, kayu meranti
juga tidak begitu tahan terhadap cuaca, sehingga
tidak dianjurkan untuk dipakai di luar ruangan.
Termasuk kayu dengan Kelas Awet III, IV dan Kelas
Kuat II, IV.
Pohon meranti banyak ditemui di hutan di pulau
Kalimantan.
KAYU KARET

Kayu Karet, pada awalnya hanya tumbuh di daerah


Amazon, Brazil. Kemudian dilakukan penanaman di
India (tidak berhasil) lalu dibawa ke Singapura dan
negara Asia Tenggara lainnya termasuk tanah Jawa.
Kayu karet berwarna putih kekuningan, sedikit krem
ketika baru saja dibelah atau dipotong. Ketika sudah
mulai mengering akan berubah sedikit kecoklatan.
Densitas kayu karet tergolong kayu lunak - keras,
tapi lumayan berat dengan densitas antara 435-625
kg/m3 dalam level kekeringan kayu 12%.
Kayu karet termasuk kelas kuat II, dan kelas awet III,
sehingga kayu karet dapat digunakan sebagai
pengganti kayu alam untuk bahan konstruksi
KAYU GELAM

Kayu gelam sering digunakan pada bagian peru-


mahan, perahu, kayu bakar, pagar, atau tiang
sementara.
Kayu gelam dengan diameter kecil umumnya
dikenal dan dipakai sebagai steger pada konstruksi
beton, sedangkan yang berdiameter besar biasa
dipakai untuk cerucuk pada pekerjaan sungai dan
jembatan.
Kayu ini juga dapat dibuat arang atau arang aktif
untuk bahan penyerap.
KAYU ULIN

Kayu ini banyak digunakan untuk bahan bangunan


rumah, kantor, gedung, serta bangunan lainnya.
Kayu ulin merupakan salah satu jenis kayu hutan
tropika basah yang tumbuh secara alami di wilayah
Sumatera Bagian Selatan dan Kalimantan.
Jenis ini dikenal dengan nama daerah ulin, bulian,
bulian rambai, onglen, belian, tabulin dan telian.
Pohon ulin termasuk jenis pohon besar yang
tingginya dapat mencapai 50 m dengan diameter
samapi 120 cm, tumbuh pada dataran rendah
sampai ketinggian 400 m.
Kayu Ulin berwarna gelap dan tahan terhadap air
laut.
Kayu ulin banyak digunakan sebagai konstruksi
bangunan berupa tiang bangunan, sirap (atap
kayu), papan lantai, kusen, bahan untuk bangunan
jembatan, bantalan kereta api dan kegunaan lain
yang memerlukan sifat-sifat khusus awet dan kuat.
Kayu ulin termasuk kayu kelas kuat I dan Kelas
Awet I.
KAYU AKASIA

Kayu Akasia, mempunyai berat jenis rata-rata


0,75 berarti pori-pori dan seratnya cukup rapat
sehingga daya serap airnya kecil.
Kelas awetnya II, yang berarti mampu bertahan
sampai 20 tahun keatas, bila diolah dengan baik.
Kelas kuatnya II-I, yang berarti mampu menahan
lentur diatas 1100 kg/cm2 dan kuat desak diatas
650 kg/cm2.
Berdasarkan sifat kembang susut kayu yang kecil,
daya retaknya rendah, kekerasannya sedang dan
bertekstur agak kasar serta berserat lurus ber-
padu, sehingga banyak diminati sebagai bahan
konstruksi maupun bahan furnitur.
Pemanfaatan kayu
Pada penampilan kayu juga mempunyai bermacam-
macam texture sehingga selain penggunaan untuk
struktur kayu juga dimanfaatkan sebagai bahan
interior.
Beberapa jenis kayu yang sering digunakan sebagai
bahan struktur dan yang bisa kita jumpai dipasaran,
seperti ;
kayu jati
kayu kamper
rasamala
kruing/ kamper medan
meranti merah dan meranti putih
terentang
borneo, dsb.
Kayu untuk bahan bangunan digolongkan menjadi 4
macam, yaitu kayu berdaun jarum (pinus), kayu berdaun
lebar (jati), kayu sebangsa palma (kelapa), kayu
sebangsa bambu.
Faktor penyebab kerusakan kayu ada 2, yaitu:
Faktor biologis, disebabkan cendawan (jamur), serangga
perusak (rayap) dan cacing laut (kerang penggerek).
Faktor non biologis seperti cuaca dan api.
Menurut keawetannya kayu di bagi dalam 5 kelas:
Kls 1 (25 tahun) seperti jati, ulin, merbau.
Kls 2 (15-25 tahun) seperti weru, rasamala, cemara.
Kls 3 (10-15 tahun) seperti pinang, kruing, meranti merah
dan putih.
Kls 4 (5-10) seperti durian, sengon, kenari.
Kls 5 ( 5 thn) seperti kemiri, jabon, kapuk hutan.
Macam Penggunaan Kayu
Penggunaan kayu untuk suatu tujuan pemakaian
tertentu tergantung dari sifat-sifat kayu yang ber-
sangkutan dan persyaratan teknis yang diperlukan.
Jenis-jenis kayu yang mempunyai persyaratan untuk
tujuan pemakaian tertentu antara lain sbb:
a. Bangunan (Konstruksi)
Persyaratan teknis : kuat, keras, berukuran besar
dan mempunyai keawetan alam yang tinggi.
Jenis kayu : balau, bangkirai, belangeran, cengal,
giam, jati, kapur, kempas, keruing, lara, rasamala.
b. Veneer biasa
Persyaratan teknis : kayu bulat berdiameter besar,
bulat, bebas cacat dan beratnya sedang.
Jenis kayu : meranti merah, meranti putih, nyatoh,
ramin, agathis, benuang.
c. Veneer mewah
Persyaratan teknis : disamping syarat di atas,
kayu harus bernilai dekoratif.
Jenis kayu : jati, eboni, sonokeling, kuku, bongin,
dahu, lasi, rengas, sungkai, weru, sonokembang.

d. Perkakas (mebel)
Persyaratan teknis : berat sedang, dimensi stabil,
dekoratif, mudah dikerjakan, mudah dipaku,
dibubut, disekrup, dilem dan dikerat.
Jenis kayu : jati, eboni, kuku, mahoni, meranti,
rengas, sonokeling, sonokembang, ramin
e. Lantai (parket)
Persyaratan teknis : keras, daya abrasi tinggi,
tahan asam, mudah dipaku dan cukup kuat.
Jenis kayu : balau, bangkirai, belangeran,
bintangur, bongin, bungur, jati, kuku.
f. Bantalan Kereta Api
Persyaratan teknis : kuat, keras, kaku, awet.
Jenis kayu : balau, bangkirai, belangeran, bedaru,
belangeran, bintangur, kempas, ulin.
g. Alat Olah Raga
Persyaratan teknis : kuat, tidak mudah patah,
ringan, tekstur halus, serat halus, serat lurus dan
panjang, kaku, cukup awet.
Jenis kayu : agathis, bedaru, melur, merawan,
nyatoh, salimuli, sonokeling, teraling
h. Alat Musik
Persyaratan teknis : tekstur halus, berserat lurus,
tidak mudah belah, daya resonansi baik.
Jenis kayu : cempaka, merawan, nyatoh, jati, lasi,
eboni.

i. Alat Gambar
Persyaratan teknis : ringan, tekstur halus, warna
bersih.
Jenis kayu : jelutung, melur, pulai, pinus.

j. Tong Kayu (Gentong)


Persyaratan teknis : tidak tembus cairan dan tidak
mengeluarkan bau.
Jenis kayu : balau, bangkirai, jati, pasang
k. Tiang Listrik dan Telepon
Persyaratan teknis : kuat menahan angin, ringan,
cukup kuat, bentuk lurus.
Jenis kayu : balau, giam jati, kulim, lara, merbau,
tembesu, ulin.
l. Patung dan Ukiran Kayu
Persyaratan teknis : serat lurus, keras, tekstur
halus, liat, tidak mudah patah dan berwarna
gelap.
Jenis kayu : jati, sonokeling, salimuli, melur,
cempaka, eboni.
m.Korek Api
Persyaratan teknis : sama dengan persyaratan
veneer, cukup kuat (anak korek api), elastis dan
tidak mudah pecah (kotak).
Jenis kayu : agathis, benuang, jambu, kemiri,
sengon, perupuk, pulai, terentang, pinus
n. Pensil
Persyaratan teknis : BJ sedang, mudah dikerat,
tidak mudah bengkok, warna agak merah,
berserat lurus.
Jenis kayu : agathis, jelutung, melur, pinus.

o. Moulding
Persyaratan teknis : ringan, serat lurus, tekstur
halus, mudah dikerjakan, mudah dipaku. Warna
terang, tanpa cacat, dekoratif.
Jenis kayu : jelutung, pulai ramin, meranti dll
p.Perkapalan
Lunas
Persyaratan teknis : tidak mudah pecah, tahan
binatang laut.
Jenis kayu : ulin, kapur.
Gading
Persyaratan teknis : kuat, liat, tidak mudah pecah,
tahan binatang laut.
Jenis kayu : bangkirai, bungur, kapur.
Senta
Persyaratan teknis : kuat, liat, tidak mudah pecah,
tahan binatang laut.
Jenis kayu : bangkirai, bungur, kapur.
q. Pembungkus as baling-baling
Persyaratan teknis : liat, lunak sehingga tidak meru-
sak logam.
Jenis kayu : nangka, bungur, sawo.
r. Popor Senjata
Persyaratan teknis : ringan, liat, kuat, keras, dimen-
si stabil.
Jenis kayu : waru, salimuli, jati.
s. Kulit
Persyaratan teknis : tidak mudah pecah, kuat, liat,
tahan binatang laut.
Jenis kayu : bangkirai, bungur, meranti merah.
t. Bangunan dan dudukan mesin
Persyaratan teknis : ringan, kuat dan awet, tidak
mudah pecah karena getaran mesin.
Jenis kayu : kapur, meranti merah, medang, ulin,
bangkirai.
Jenis-Jenis Kayu
1.Kayu Solid, yaitu kayu utuh yang tidak dibentuk
dari sambungan atau gabungan. Harga kayu solid
cenderung mahal. Yang termasuk kayu solid antara
lain, kayu jati, sungkai, nyatoh, dan jati belanda.
2.Kayu Lapis (plywood), dengan sebutan tripleks/
multipleks. Sesuai dengan namanya, kayu lapis
terbentuk dari beberapa lapis lembaran kayu.
Lembaran-lembaran tersebut direkatkan dengan
tekanan tinggi dan menggunakan perekat khusus.
Kayu lapis yang terdiri dari tiga lembar kayu
disebut tripleks. Sedangkan yang terdiri dari lebih
dari tiga lembar kayu, disebut multipleks. Kayu
lapis digunakan sebagai material untuk kitchen set,
tempat tidur, lemari, atau meja.
3. Kayu partikel (particle board), Jenis kayu olahan ini
terbuat dari serbuk kayu kasar yang dicampur
dengan bahan kimia khusus. Campuran tersebut
kemudian disatukan dengan lem & dikeringkan dgn
suhu tinggi. Kayu partikel banyak digunakan
sebagai material untuk berbagai furnitur. Dalam
kurun waktu tertentu, kayu partikel bisa berubah
bentuk, terutama jika terkena air dan menahan
beban terlalu berat.
4. MDF (Medium Density Fiberboard), adalah kayu
yang terbuat dari campuran bubur kayu dengan
bahan kimia tertentu. Cara pembuatannya mirip
dengan kayu partikel. Kayu MDF merupakan
material kayu olahan yang tidak tahan terhadap air
dan kelembapan. Untuk daerah-daerah yang
memiliki kelembapan tinggi, sebaiknya tidak
menggunakan kayu MDF.
5. Blockboard, jenis kayu olahan lainnya adalah
blockboard. Balok-balok kayu berukuran 4cm-5cm
dipadatkan menggunakan mesin. Setelah itu diberi
pelapis, sehingga hasil akhirnya berupa lembaran
seperti papan kayu. Blockboard memiliki dua
pilihan ketebalan, 15mm dan 18mm. Harganya
cenderung lebih murah dibandingkan kayu solid.
KAYU SEBAGAI BAHAN STRUKTUR
Jenis dan kelas yang sangat banyak macamnya
terkadang menyulitkan bagi orang awam untuk
mengenalinya.
Bahan struktur ini penggunaannya terbatas hanya
pada bangunan tidak terlalu tinggi, karena be-
berapa kelemahan fisiknya, terutama dalam penye-
lesaian sambungan dan tumpuan yang terkadang
memerlukan bahan lain.
Begitu juga sebagai bahan organik kayu banyak
musuhnya, sehingga diperlukan penanganan
khusus untuk mencegah kerusakan.
Kelas dan mutu kayu, digolongankan menjadi :
Kelas kayu menurut keawetannya
Kelas kayu menurut kekuatannya
Mutu kayu menurut pemakaiannya (diluar atau
didalam bangunan)
Keuntungan - kerugian memakai kayu.
Keuntungannya :
mudah didapatkan bahannya.
harganya relatip terjangkau.
mempunyai sifat yang cukup elastis.
mudah dalam pengerjaannya dan membentuknya.
bobotnya ringan.
penggunaannya bisa fleksibel.
pengolahan menjadi plywood/kayu lapis akan mem-
pertinggi daya tahan terhadap gaya tarik dan
tekanan tegak lurus bidangnya.
Kerugiannya :
Sebagai bahan organik mudah diserang hama,
Rayap, kumbang, kutu bubuk, jamur dan lapuk.
Perlu perawatan rutin, secara teratur perlu dicat
ulang atau diberi obat anti hama.
Tidak tahan terkena cuaca langsung ( hujan dan
terik panas matahari).
Karena kayu tidak homogen, kekuatan kayu tidak
merata pada seluruh bagian.
Mata yang ada pada kayu ( balok atau papan ) juga
memperlemah kekuatan kayu, terhadap gaya tarik.
Sebagai kayu lapis mempunyai kelemahan pada
perekatnya, umumnya tidak tahan bila terkena air.
Umur tanamannya akan menentukan kepadatan
kayunya yang berarti akan berpengaruh pada mutu
kayu.
BENTUK DAN DIMENSI KAYU
Sebagai material yang digunakan untuk struktur
kayu mempunyai beberapa macam ukuran yang ada
dipasaran (diperjual-belikan) dan ukuran yang
dipakai sesuai dengan fungsi dan letaknya.
1. Balok kayu, penggunaan balok kayu pada suatu
bangunan mempunyai berbagai fungsi, dan
biasanya mempunyai penampang segi empat.
Ukuran yang biasa dipakai adalah :
Ukuran 2/3 dan 3/4 disebut reng.
Ukuran 4/6 dan 5/7 disebut kaso/usuk.
Ukuran 6/12, 8/12, 8/15 disebut gording, rangka
kuda-kuda.
2. Papan kayu, ukuran 3/20 atau 3/30 pada penggu-
naan untuk lantai kayu. Penggunaan papan untuk
lisplang selain menahan beban sendiri tidak
berfungsi secara struktural. Bentuk sambungan
pada balok yang menahan beban tergantung dari
gaya yang diterima, sebab gayanya bisa tarik atau
tekan.

Bentuk dan dimensi kayu yang diperdagangkan


tidak hanya berupa balok dan papan, banyak
olahan yang sebagian besar hanya digunakan
untuk interior kecuali papan kayu lapis.
Bentukbentuk yang ada untuk struktur adalah
balok, papan dan kayu lapis/plywood.
Sedangkan yang digunakan untuk interior karena
bentuk olahannya (gaya tarik/gaya tekannya sangat
rendah) seperti:
papan blok/block board, yang terdiri dari bilah/po-
tongan kayu dipress dengan perekat.
papan partikel/particle board yang terdiri sepihan
/tatal hancuran kayu kecil-kecil yang dipress
dengan perekat dan tidak boleh terkena air sebab
akan hancur.
papan kayu semen, yaitu serutan tatal kayu yang
dicampur semen dan dipress.
Contoh model sambungan balok dan papan
Sambungan balok yang mendapat gaya tarik
Sambungan balok yang mendapat gaya tekan
Sambungan konstruksi lantai dan dinding

Anda mungkin juga menyukai