BAB I
PENDAHULUAN
1.4 Kayu
Kayu merupakan tumbuhan alam yang ada di sekitar kita,baik kayu yang
berkualitas baik,maupun kualitas sembarang.
Nanggroe aceh merupakan sebuah zona yang kaya terhadap hasil alam di
antaranya adalah kayu.
Terlebih – lebih di Indonesia yang merupakan Negara penghasil kayu yang
sangat besar. Oleh karena itu pemakaian kayu untuk konstruksi bangunan jika
ditinjau dari segi ekonominya sangat menguntungkan.
Kayu yang kita dapati di hutan terutama di indonesia sangat menunjukkan
kualitas dan kuantitas yang bermutu. Bahan konstruksi ini banyak digunakan
karena mempunyai kekuatan yang tinggi.
Mengingat jumlah kayu yang banyak di Negara kita, ada baiknya kita
menghasilkan konstruksi yang baru dengan mutu yang tinggi. Oleh karena itu,
kita harus menguasai teknik-teknik pengolahan kayu tersebut dengan baik dan
benar.
Dalam pelaksanaan konstruksi kayu digunakan mesin – mesin kayu
sehingga pelaksanaannya cepat.
Oleh karena dalam laporan kerja kayu ini dijelaskan tentang dasar teori.
Secara umum kayu mempunyai 3 macam sifat:
1.Sifat Fisik kayu:
• Fisik kayu terdiri dari kulit luar, kulit dalam, batang dan proses
pertumbuhannya
2.Sifat Hygrocopis:
• Terdiri dari kadar lengas dan kembang kusut yaitu Berubahnya sifat
kekuatan kayu akibat penurunan kadar air dalam sel kayu
3. Sifat Mekanik
• Hubungan arah serat dan arah gaya.
3
1. Kayu Jati
Jati merupakan kayu tingkat pemakaian I, tingkat keawetan I dan tingkat
kekuatan I dengan Bj 0.67 kayu jati adalah kayu terbaik di seluruh dunia
2. Kayu Merbau
Kayu merbau merupakan kayu tingkat pemakaian I, tingkat keawetan I dan
tingkat kekuatan I dengan Bj 0.9-1 kayu ini adalah kayu terbaik karena selain
tahan rayap juga kembang susutnya hanya sedikit.
3. Kayu Bangkirai
Kayu bangkirai merupakan kayu tingkat pemakaian I, tingkat keawetan II dan
tingkat kekuatan I dengan Bj 0.8 - 1,1 kayu ini sering dinamakan juga jati
kalimantan atau disebut juga balau, kayu ini mudah diolah dan tidak dimakan
rayap kembang susutnya hanya sedikit.
4
4. Kayu Belian
Kayu Belian merupakan kayu tingkat pemakaian I, tingkat keawetan I dan
tingkat kekuatan I dengan Bj 0.9 - 1,2 kayu ini sering dinamakan juga kayu besi
kalimantan atau disebut juga belian onglen, kayu ini susah diolah dan tidak
dimakan rayap atau serangga, biasa digunaka untuk tiang jembatan.
5.KayuResak
Kayu Resak merupakan kayu tingkat pemakaian I, tingkat keawetan I dan
tingkat kekuatan I dengan Bj 1,1 kayu ini walaupun keras tapi mudah diolah,
mudah diperoleh dalam ukuran besar dan tanpa cacat. Banyak dipakai untuk
bangunan air juga sering digunakan untuk pasak.
6.KayuRasamala
Kayu Rasamala merupakan kayu tingkat pemakaian II, tingkat keawetan II dan
tingkat kekuatan II dengan Bj 0,6 - 0,8 kayu ini tumbuh didataran tinggi lebih dari
500m dari permukaan laut, tahan terhadap rayap dan tempat terlindung serta tidak
banyak mengalami perubahan kadar lengas, tahan pula terhadap bubuk. Namun
sering terjadi puntir akibat cepat mengalami perubahan kadar lengas.
7. Kayu Merawan
Kayu Merawan merupakan kayu tingkat pemakaian II, tingkat keawetan II dan
tingkat kekuatan II dengan Bj 0,6 - 0,8 kayu ini mempunyai kembang susut tidak
seberapa, mendapat ukuran besar sering digunakan untuk perkakas rumah tangga,
mempunyai warna sawo matang. Kayu jenis ini juga ada yang berkualitas rendah
dengan warna sawo kemerahan, tahan bubuk tapi tidak tahan rayap.
5
8.KayuKeruing
Kayu Keruing merupakan kayu tingkat pemakaian III, tingkat keawetan III
dan tingkat kekuatan II dengan Bj 0,6 - 0,9 kayu ini tidak tahan terhadap
rayap, mudah busuk, lagi kembang susutnya besar.
Oleh karena kayu ini sering digunakan untuk bangunan sederhana. Bila ingin
meningkatkan tingkat kuat awetnya maka perlu dilakukan proses pengawetan
terlebih dahulu sebelum digunakan.
2. KayuMeranti
Kayu Meranti merupakan kayu tingkat pemakaian IV, tingkat keawetan IV dan
tingkat kekuatan III dan IV dengan Bj 0,5 - 0,8 kayu ini di dapat di sumatera dan
kalimantan di dalam jumlah yang besar. Lagi pula mudah di dapat dengan
ukurannya yang besar. Macam pohon di bagi menjadi 2 golongan besar yaitu
meranti merah, yang lebih besar jumlahnya dan meranti putih. Kayunya mudah di
makan rayap, dapat juga menjadi lapuk. Kembang susutnya besar. Maka karena
kejelekan – kejelekan itu hanya di gunakan untuk bangunan – bangunan yang
kurang berarti atau sementara.
3. KayuSuren
Kayu Suren merupakan kayu tingkat pemakaian IV, tingkat keawetan IV dan
tingkat kekuatan III . BJ = 0,4 – 0,7 . Dapat tumbuh di seluruh indonesia .
Kayunya : kembang susutnya besar dan gampang di makan rayap . Di pergunakan
untuk berkisting , pekerjaan beton bertulang dan kadang – kadang juga untuk
bangunan – bangunan sementara atau sederhana .
6
4. KayuJeungjing
Kayu Jeungjing merupakan kayu tingkat pemakaian IV. tingkat keawetan IV.
dan tingkat kekuatan IV . dengan Bj = 0,3 - 0,5
Banyak terdapat di jawa barat , yaitu yang di tanam di perkebunan teh . Kayunya
lembek dan kembang susutnya besar . Kebaikannya ialah agak tahan rayap .
Banyak dipergunakan untuk kayu dalam bangunan – bangunan sederhana
terutama baik sekali untuk dipergunakan dalam konstruksi paku .
Telah banyak diadakan penyelidikan oleh lembaga penyelidikan masalah
bangunan – bangunan .Warnanya putih agak sawo – muda .
7
BAB II
Dilihat dari segi alat pengolahannya, terdapat 2 jenis alat yang di pakai :
1. Ketam
Biasanya alat ini digunakan untuk menghaluskan dan meratakan
permukaan kayu. Jenis – jenis ketam:
a) Ketam kayu
b) Ketam besi / baja
c) Ketam sponing
Ketam Besi/Baja
Ketam Kayu
2. Gergaji
Alat ini terbuat dari besi tipis dengan mata yang bergigi dan diberi
gagang kayu atau plastik, gergaji berguna untuk memotong dan
8
Gergaji Potong
b) Gergaji belah
Yaitu gergaji yang fungsinya untuk membelah kayu, gergaji ini
memiliki mata gerigi yang jarang guna menggergaji kayu yang arah
potongannya sejajar dengan arah serat kayu.
Gergaji Belah
c) Gergaji punggung
Yaitu gergaji yang digunakan untuk penggergajian dengan
ketelitian ke semua arah tanpa memperhatikan arah serat dari kayu.
Gergaji Punggung
9
3. Siku
Alat ini terbuat dari plat baja tipis yang diberi garis – garis ukur dalam
ukuran centimeter dan inch guna mengukur panjang, lebar dan
kesikuan benda.
Siku
4. Meteran
Alat ini berfungsi untuk mengukur benda yang lebih panjang yang
misalnya dengan kepanjangan 1 – 5 meter.
Meteran
5. Pahat
Alat ini terbuat dari besi dengan ujungnya yang tajam, dan diberi
gagang kayu. Alat ini juga tersedia dalam beberapa ukuran sesuai
kebutuhan.
10
Pahat
6. Palu cakar
Alat ini terbuat dari besi/baja yang mempunyai muka bulat guna
mempermudah dalam memukul paku. Dan belakangnya yang
berbentuk cakar guna mencabut paku.
Palu Cakar
7. Palu kayu
Alat ini terbuat dari kayu gunanya untuk memukul gagang pahat agar
tidak cepat rusak.
Palu Kayu
8. Bor tangan
Alat ini terbuat dari besi yang salah satu gagangnya bisa di putar.
Fungsi alat ini untuk membuat lubang pada kayu.
11
Bor Tangan
9. Kikir kayu
Alat ini terbuat dari besi yang memiliki permukaan yang kasar,
berfungsi untuk memperata bagian kayu yang telah dipahat.
Kikir Kayu
10. Perusut
Adalah alat pemberi tanda yang terbuat dari kayu dan kayu pada
bagian melintang dapat di gerakkan kekanan dan kekiri.
Perusut
Batu Asah
12. Obeng
Alat ini terbuat dari baja yang bulat dengan matanya berbunga/sekrup
guna menyetel ketam.
Obeng
13. Pensil
Alat ini berfungsi untuk memberi tanda dan melukis pada kayu.
Pensil
1. Keselamatan Kerja
1. Sesuaikan mata gergaji dengan jenis pekerjaan
2. Untuk membelah putus, mata gergaji harus lebih tinggi 5 mm dari
permukaan benda kerja
13
2. Langkah-langka pengoprasian
Periksa terlebih dahulu mata ketam
Hidupkan sumber arus listrik
Atur mata ketam harus sama dengan ketinggiannya dengan meja
belakang
15
Atur pemakaian mata ketam 0,8 – 1,6 mm,yaitu meja muka lebih
rendah daripada meja belakang
Periksa kayu pekerjaan, pastikan tidak terdapat perkakas atau
adanya paku
Matikan medan setelah pekerjaan selesai
3. Keselamatan Kerja
Gunakan bidang pengaman kecuali pada saat membuat sponing
Pengontrolnya, muka dan belakang rata
Pengetaman maksimum 3 kali untuk kayu keras
Gunakan kayu pembantu untuk mendorong benda kerja tersebut
agar tidak berbahaya
Pada saat menggunakan mesin, mata ketam arus benar-benar tajam
Tunggu mesin sampai bekerja penuh
Setelah itu mulai bekerja
6. Keselamatan Kerja
Periksa terlebi dahulu mesin pengetamnya
Masukkan terlebih dahulu ujung kayu yang paling tebal kedalam
mesin ketam
Sebelum kayu di ketam, terlebih dahulu ratakan sala satu sisinya
Panjang kayu minimal 35 cm
Tebal permukaan mesin dari 1,5 - 2,6 mm
Pemutaran alat atau penyetelan ketebalan pada saat mengetam
17
3. Keselamatan Kerja
Periksa terlebih dahulu benda sebelum di gergaji
Periksa pengaman mata gergaji pita, pastikan sudah terpasang
Atur jarak pita dengan pengatur
Jarak tngan jangan terlalu dekat dengan mata pita
Saat membelah mata yang bulat, gunakan alat penghantar
Jangan menarik kembali benda yang sedang digergaji
Jangan membersihkan potongan-potongan kecil didekat mata
pita saat pita sedang bekerja
Jangan menggunakan penghantar sebagai stopper
Saat memotong bentuk lengkung harus perlahan-lahan
Segera matikan mesin jika pita putus
Gergaji ayun adalah gergaji yang mana daunnya berada diatas yang dapat
digerak-gerakan sepanjang lengan yang dipegang salah satu tiangnya.
Kegunaannya
Membuat alur dalam posisi melebar
Memotong
Kegunaannya
Membuat lubang
Membuat propel
Langkah pengoperasian
Ukur mata bor sesuai ukuran yang diinginkan
Hidupkan arus listrik
Letakan benda kerja diatas benda kerja
Lakukan pengeboran secara berlahan – lahan
Ayun gagang pegangan bor hingga dalam posisi top yang sudah ditentukan
Mesin Bor
21
BAB III
3.1 Tujuan
Alat-alat
1. gergaji
Gergaji potong
Gergaji belah
2. Ketam
Ketam pendek
Ketam panjang
3. Perusut
4. Pencil (Kraspen)
5. Meteran
6. Siku
7. Palu
Bahan
Balok kayu ukuran kotor 55 cm x 7,5 cm x 5,2 cm diketam menjadi
ukuran bersih 55 cm x 7,2 cm x 4,8 cm
b. Pengetaman bahan
Menyiapkan alat dan memastikan ketajaman dan kesempurnaan alat
tersebut
Menyaipkan bahan yang akan digunakan
Memili sala satu sisi lebar kayu dasar awal pengetaman
23
c. Melukis bahan
Melukis gambar dengan bentuk dan ukuran sesuai jobsheet
Gunakan siku dan pensil untuk melukis
d. Menggergaji bahan
Memotong dan membelah kayu mengikuti gambar yang telah dilukis
pada kayu
Memperatikan kelurusan dan kerapian hasil kerja penggergajian
Gambar kerja:
3.5 Kesimpulan
Karena ini merupakan job pertama dalam kegiatan bengkel kerja kayu I
maka masih banyak terjadi kesalahan dalam penggergajian, beralasan karena
seluruh mahasiswa DIV merupakan alumni dari sekolah umum dan bukan
sekolah kejuruan. kesalahan banyak terlihat pada potongan yang tidak padu
dengan garis gambar.
3.7 Saran
Utamakan kehati-hatian dan ketelitian dalam bekerja. Jangan pernah
harapkan oran lain akan dapat menjaga keselamatan kita.
25
BAB IV
4.1 Tujuan :
Pada akhir pelajaran, mahasiswa/mahasiswi diharapkan dapat :
Menggunakan alat tangan yang dipergunakan
Membuat bentuk konstruksi sambungan bibir miring berkait
Memahami fungsi – fungsi dan kegunaan sambungan tersebut
4.6 Kesimpulan
Lakukan pekerjaan itu dengan serius dan teliti,karna sambungan bibir miring
ini yang pertama kita pelajari,masih banyak lagi sambungan-sambungan yang
harus kita pelajari.
BAB V
JOB SHEET III
PRAKTEK KERJA MESIN
(MEMBUAT DAUN JENDELA)
5.1. Tujuan
Pada akhir pelajaran mahasiswa akan dapat:
- terampil menggunakan perkakas yang didiperlukan dengan teknik dan
cara yang betul
- bekerja dalam membuat daun pintu dengan procedure serta langkah-
langkah kerja dengan efektif dan efisien
- menerangkan langkah-langkah kerja dengan efektif
- pinsil/kraspen
- siku
- meteran
- pahat
- palu kayu
- kikir kayu halus/kasar
5.5 Kesimpulan
Dalam pembuatan Daun jendela, kita harus sangat teliti dalam pengukuran
dan pembuatan sambungan yang cokok, kita harus bisa
memperkirakan/memperhitungkan berapa banyak kayu yang akan terpakai untuk
pembuatan meja gambar.
Gambar kerja:
BAB VI
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
Kegiatan bengkel kerja kayu merupakan latihan dasar mahasiswa untuk
dapat mahir dalam pembuatan segala jenis konstruksi dalam berbahan dasar kayu.
Mahasiswa juga dipastikan dapat menguasai segala hal – hal yang berhubungan
dengan usaha pengolahan kayu, seperti menggambar, mengetam, menggergaji,
dll. Baik secara manual maupun dengan mengunakan mesin.
Kegiatan bengkel kerja kayu, juga akan memudahkan mahasiswa untuk
mengetahui proses kerja dilapangan secara langsung dan dapat mendapatkan
jawaban dari permasalahan-permasalahan yang mahasiswa temukan saat
mengerjakan job-job yang ada. Sehingga setelah kegiatan selesai, mahasiswa
dapat dipastikan benar-benar mahir dalam mengolah kayu.
6.2 Saran
Dalam kegiatan konstruksi kayu kami harapkan kepada mahasiswa yang
akan datang agar memastikan diri dalam keadaan benar-benar siap saat masuk
bengkel. Pastiksn menggunakan perlengkapan keselamatan, tidak becanda, dan
selalu berfokus pada kegiatan yang dilakukan. Jangan pernah harapkan orang lain
yang akan membantu dan menjaga keselamatan anda.
6.3 Kesan
Saat melaksanakan kegiatan praktek kerja kayu, saya tidak tahu sedikitpun
tentang pekerjaan kayu tetapi Alhamdulillah sekarang saya sudah mengetahui
banyak hal tentang kerja kayu.saya sangat menyukai Peraturan bengkel yang
menjunjung tinggi kedisiplinan juga merupakan hal yang paling baik untuk
melatih ego mahasiswa,
setelah masuk bengkel saya juga menguasai alat-alat manual dan mesin serta saya
telah mampu untuk membuat beberapa bentuk konstruksi kayu, seperti :
Sambungan bibir berkait, kosen jendela, kosen pintu dan lainnya. Bagi saya di
dalam praktek kerja kayu ini sangat menyenangkan karena banyak ilmu yang
bermanfaat yang bisa kita dapatkan di dalamnya.Disamping itu,dalam praktek ini
menuntut kita untuk terbiasa di siplin dan dari situ kedisiplinan kita bisa dilatih.
6.4 Pesan
Di dalam melakukan praktikum di bengkel yang telah penulis
alami,penulis sangat mengharapkan supaya fasilitas atau alat kerja manual kayu
supaya lebih di komplitkan guna untuk memudahkan dan mempercepat
mahasiswa/i dalam bekerja.
Instruktur,
Rohana, ST.MT
NIP: 19631115 199010 2 001