Anda di halaman 1dari 33

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang


Dalam konstruksi jembatan, gedung, bendungan dan lain-lain perlu
diperhatikan tentang hal-hal yang menyangkut bagaimana mengetahui letak yang
baik dan cocok dengan rencana yang diinginkan, serta bagaimana cara
mendapatkan hasil yang maksimal.
Untuk itu diperlukan ilmu yang mempelajari tentang struktur kayu dan
sambungan kayu serta mengerti akan konstruksi kayu tersebut. Maka dari itu
diperlukan latihan-latihan tentang konstruksi kayu.

1.2. Tujuan dan manfaat


Untuk mendapatkan kekuatan dan konstruksi yang baik dan benar. Dan
tujuan dari pekerjaan tersebut untuk memahami dan mengetahui pekerjaan-
pekerjaan pada kerja kayu.

1.3 Metode pembahasan


Metode pembahasan dilakukan dengan menggunakan suatu metode studi
literature, yaitu dengan mengumpulkan data-data dari berbagai macam buku yang
berhubungan dengan permasalahan serta dengan menggunakan metode
pengambilan data-data di lapangan pada saat melaksanakan pekerjaan kayu.
2

1.4 Kayu

Kayu merupakan tumbuhan alam yang ada di sekitar kita,baik kayu yang
berkualitas baik,maupun kualitas sembarang.
Nanggroe aceh merupakan sebuah zona yang kaya terhadap hasil alam di
antaranya adalah kayu.
Terlebih – lebih di Indonesia yang merupakan Negara penghasil kayu yang
sangat besar. Oleh karena itu pemakaian kayu untuk konstruksi bangunan jika
ditinjau dari segi ekonominya sangat menguntungkan.
Kayu yang kita dapati di hutan terutama di indonesia sangat menunjukkan
kualitas dan kuantitas yang bermutu. Bahan konstruksi ini banyak digunakan
karena mempunyai kekuatan yang tinggi.
Mengingat jumlah kayu yang banyak di Negara kita, ada baiknya kita
menghasilkan konstruksi yang baru dengan mutu yang tinggi. Oleh karena itu,
kita harus menguasai teknik-teknik pengolahan kayu tersebut dengan baik dan
benar.
Dalam pelaksanaan konstruksi kayu digunakan mesin – mesin kayu
sehingga pelaksanaannya cepat.

1.4.1 Sifat Kayu

Oleh karena dalam laporan kerja kayu ini dijelaskan tentang dasar teori.
Secara umum kayu mempunyai 3 macam sifat:
1.Sifat Fisik kayu:
• Fisik kayu terdiri dari kulit luar, kulit dalam, batang dan proses
pertumbuhannya
2.Sifat Hygrocopis:
• Terdiri dari kadar lengas dan kembang kusut yaitu Berubahnya sifat
kekuatan kayu akibat penurunan kadar air dalam sel kayu
3. Sifat Mekanik
• Hubungan arah serat dan arah gaya.
3

• Diagram tekanan lentur


• Pengaruh angka rapat
• Pengaruh kadar lengas kayu
• Pengaruh cara dan lamanya pembebanan
• Pengaruh pemyimpangan arah serat
• Arah gaya dan arah serat
• Pengaruh mata kayu dan cacat
• Pengaruh Sifat kolom dan batang desak

1.4.2 Jenis kayu di Indonesia

1. Kayu Jati
Jati merupakan kayu tingkat pemakaian I, tingkat keawetan I dan tingkat
kekuatan I dengan Bj 0.67 kayu jati adalah kayu terbaik di seluruh dunia

2. Kayu Merbau
Kayu merbau merupakan kayu tingkat pemakaian I, tingkat keawetan I dan
tingkat kekuatan I dengan Bj 0.9-1 kayu ini adalah kayu terbaik karena selain
tahan rayap juga kembang susutnya hanya sedikit.

3. Kayu Bangkirai
Kayu bangkirai merupakan kayu tingkat pemakaian I, tingkat keawetan II dan
tingkat kekuatan I dengan Bj 0.8 - 1,1 kayu ini sering dinamakan juga jati
kalimantan atau disebut juga balau, kayu ini mudah diolah dan tidak dimakan
rayap kembang susutnya hanya sedikit.
4

4. Kayu Belian
Kayu Belian merupakan kayu tingkat pemakaian I, tingkat keawetan I dan
tingkat kekuatan I dengan Bj 0.9 - 1,2 kayu ini sering dinamakan juga kayu besi
kalimantan atau disebut juga belian onglen, kayu ini susah diolah dan tidak
dimakan rayap atau serangga, biasa digunaka untuk tiang jembatan.

5.KayuResak
Kayu Resak merupakan kayu tingkat pemakaian I, tingkat keawetan I dan
tingkat kekuatan I dengan Bj 1,1 kayu ini walaupun keras tapi mudah diolah,
mudah diperoleh dalam ukuran besar dan tanpa cacat. Banyak dipakai untuk
bangunan air juga sering digunakan untuk pasak.

6.KayuRasamala
Kayu Rasamala merupakan kayu tingkat pemakaian II, tingkat keawetan II dan
tingkat kekuatan II dengan Bj 0,6 - 0,8 kayu ini tumbuh didataran tinggi lebih dari
500m dari permukaan laut, tahan terhadap rayap dan tempat terlindung serta tidak
banyak mengalami perubahan kadar lengas, tahan pula terhadap bubuk. Namun
sering terjadi puntir akibat cepat mengalami perubahan kadar lengas.

7. Kayu Merawan
Kayu Merawan merupakan kayu tingkat pemakaian II, tingkat keawetan II dan
tingkat kekuatan II dengan Bj 0,6 - 0,8 kayu ini mempunyai kembang susut tidak
seberapa, mendapat ukuran besar sering digunakan untuk perkakas rumah tangga,
mempunyai warna sawo matang. Kayu jenis ini juga ada yang berkualitas rendah
dengan warna sawo kemerahan, tahan bubuk tapi tidak tahan rayap.
5

8.KayuKeruing
Kayu Keruing merupakan kayu tingkat pemakaian III, tingkat keawetan III
dan tingkat kekuatan II dengan Bj 0,6 - 0,9 kayu ini tidak tahan terhadap
rayap, mudah busuk, lagi kembang susutnya besar.
Oleh karena kayu ini sering digunakan untuk bangunan sederhana. Bila ingin
meningkatkan tingkat kuat awetnya maka perlu dilakukan proses pengawetan
terlebih dahulu sebelum digunakan.

Jenis kayu sembarang :


1. KayuPuspa
Kayu Puspa merupakan kayu tingkat pemakaian III, tingkat keawetan III dan
tingkat kekuatan II dengan Bj 0,6 - 0,8 kayu ini tidak tahan terhadap rayap, mudah
busuk, lagi kembang susutnya besar. Oleh karena kayu ini sering digunakan
untuk bangunan sederhana dan sementara terutama di daerah pergunungan.

2. KayuMeranti
Kayu Meranti merupakan kayu tingkat pemakaian IV, tingkat keawetan IV dan
tingkat kekuatan III dan IV dengan Bj 0,5 - 0,8 kayu ini di dapat di sumatera dan
kalimantan di dalam jumlah yang besar. Lagi pula mudah di dapat dengan
ukurannya yang besar. Macam pohon di bagi menjadi 2 golongan besar yaitu
meranti merah, yang lebih besar jumlahnya dan meranti putih. Kayunya mudah di
makan rayap, dapat juga menjadi lapuk. Kembang susutnya besar. Maka karena
kejelekan – kejelekan itu hanya di gunakan untuk bangunan – bangunan yang
kurang berarti atau sementara.

3. KayuSuren
Kayu Suren merupakan kayu tingkat pemakaian IV, tingkat keawetan IV dan
tingkat kekuatan III . BJ = 0,4 – 0,7 . Dapat tumbuh di seluruh indonesia .
Kayunya : kembang susutnya besar dan gampang di makan rayap . Di pergunakan
untuk berkisting , pekerjaan beton bertulang dan kadang – kadang juga untuk
bangunan – bangunan sementara atau sederhana .
6

4. KayuJeungjing
Kayu Jeungjing merupakan kayu tingkat pemakaian IV. tingkat keawetan IV.
dan tingkat kekuatan IV . dengan Bj = 0,3 - 0,5
Banyak terdapat di jawa barat , yaitu yang di tanam di perkebunan teh . Kayunya
lembek dan kembang susutnya besar . Kebaikannya ialah agak tahan rayap .
Banyak dipergunakan untuk kayu dalam bangunan – bangunan sederhana
terutama baik sekali untuk dipergunakan dalam konstruksi paku .
Telah banyak diadakan penyelidikan oleh lembaga penyelidikan masalah
bangunan – bangunan .Warnanya putih agak sawo – muda .
7

BAB II

PENGENALAN PERALATAN MANUAL DAN MESIN-MESIN KAYU

Dilihat dari segi alat pengolahannya, terdapat 2 jenis alat yang di pakai :

2.1 Alat-Alat Manual

1. Ketam
Biasanya alat ini digunakan untuk menghaluskan dan meratakan
permukaan kayu. Jenis – jenis ketam:
a) Ketam kayu
b) Ketam besi / baja
c) Ketam sponing

Ketam Besi/Baja

Ketam Kayu
2. Gergaji
Alat ini terbuat dari besi tipis dengan mata yang bergigi dan diberi
gagang kayu atau plastik, gergaji berguna untuk memotong dan
8

membelah kayu. Gergaji juga terbagi dalam beberapa jenis menurut


fungsinya:
a) Gergaji potong
Yaitu gergaji yang fungsinya untuk memotong kayu, gergaji ini
memiliki mata gerigi yang rapat guna menggergaji kayu dengan
kedudukan tegak lurus terhadap serat kayu.

Gergaji Potong

b) Gergaji belah
Yaitu gergaji yang fungsinya untuk membelah kayu, gergaji ini
memiliki mata gerigi yang jarang guna menggergaji kayu yang arah
potongannya sejajar dengan arah serat kayu.

Gergaji Belah

c) Gergaji punggung
Yaitu gergaji yang digunakan untuk penggergajian dengan
ketelitian ke semua arah tanpa memperhatikan arah serat dari kayu.

Gergaji Punggung
9

3. Siku
Alat ini terbuat dari plat baja tipis yang diberi garis – garis ukur dalam
ukuran centimeter dan inch guna mengukur panjang, lebar dan
kesikuan benda.

Siku

4. Meteran
Alat ini berfungsi untuk mengukur benda yang lebih panjang yang
misalnya dengan kepanjangan 1 – 5 meter.

Meteran

5. Pahat
Alat ini terbuat dari besi dengan ujungnya yang tajam, dan diberi
gagang kayu. Alat ini juga tersedia dalam beberapa ukuran sesuai
kebutuhan.
10

Pahat

6. Palu cakar
Alat ini terbuat dari besi/baja yang mempunyai muka bulat guna
mempermudah dalam memukul paku. Dan belakangnya yang
berbentuk cakar guna mencabut paku.

Palu Cakar

7. Palu kayu
Alat ini terbuat dari kayu gunanya untuk memukul gagang pahat agar
tidak cepat rusak.

Palu Kayu

8. Bor tangan
Alat ini terbuat dari besi yang salah satu gagangnya bisa di putar.
Fungsi alat ini untuk membuat lubang pada kayu.
11

Bor Tangan

9. Kikir kayu
Alat ini terbuat dari besi yang memiliki permukaan yang kasar,
berfungsi untuk memperata bagian kayu yang telah dipahat.

Kikir Kayu
10. Perusut
Adalah alat pemberi tanda yang terbuat dari kayu dan kayu pada
bagian melintang dapat di gerakkan kekanan dan kekiri.

Perusut

11. Batu asah


Alat ini berfungsi untuk menajamkan mata ketam dan pahat.
12

Batu Asah
12. Obeng
Alat ini terbuat dari baja yang bulat dengan matanya berbunga/sekrup
guna menyetel ketam.

Obeng
13. Pensil
Alat ini berfungsi untuk memberi tanda dan melukis pada kayu.

Pensil

2.2 Mesin yang digunakan

2.2.1 Mesin Gergaji Belah (Circular Saw)

1. Keselamatan Kerja
1. Sesuaikan mata gergaji dengan jenis pekerjaan
2. Untuk membelah putus, mata gergaji harus lebih tinggi 5 mm dari
permukaan benda kerja
13

3. Utuk membelah benda harus menggunakan pengatur


4. Jangan membelah benda kerja kurang dari 15 cm
5. Pekerjaan dimulai setelah mesin benar-benar siap untuk bekerja
• Kegunaan gergaji belah
 Membelah tegak lurus dan miring
 Memetong tegak lurus dan miring
 Membelah putus
 Membuat coakan piringan
 Membuat pen bulat atau dowel
 Membuat coakan
 Membuat sponing
 Membuat alur
 Membuat alur
 Membuat alur lengkung dan pinggiran

3. Pengoprasian dan langkah-langkah pengoprasian


 Atur pengantar bebas sesuai dengan ukuran
 Atur ketinggian daun gergaji
 Atur pengantar tetap sesuai dengan ukurannya
 Atur kemiringan daun gergaji
 Hidupkan sumber arus listrik
 Tunggu sampai mesin berputar penuh
 Matikan mesin setelah menggunakannya atau setelah bekerja
14

Mesin Gergaji Gergaji Belah

2.2.2 Mesin Ketam Perata

1. Kegunaan ketam perata


 Mengetam tegak lurus bidang satu dan bidang dua
 Mengetam sudut
 Membuat terusan
 Membuat sponing
 Membuat coakan

2. Langkah-langka pengoprasian
 Periksa terlebih dahulu mata ketam
 Hidupkan sumber arus listrik
 Atur mata ketam harus sama dengan ketinggiannya dengan meja
belakang
15

 Atur pemakaian mata ketam 0,8 – 1,6 mm,yaitu meja muka lebih
rendah daripada meja belakang
 Periksa kayu pekerjaan, pastikan tidak terdapat perkakas atau
adanya paku
 Matikan medan setelah pekerjaan selesai

3. Keselamatan Kerja
 Gunakan bidang pengaman kecuali pada saat membuat sponing
 Pengontrolnya, muka dan belakang rata
 Pengetaman maksimum 3 kali untuk kayu keras
 Gunakan kayu pembantu untuk mendorong benda kerja tersebut
agar tidak berbahaya
 Pada saat menggunakan mesin, mata ketam arus benar-benar tajam
 Tunggu mesin sampai bekerja penuh
 Setelah itu mulai bekerja

Mesin Ketam Perata


16

2.2.3 Mesin Ketam Penebal

1. Kegunaan ketam penebal


 Melanjutkan pengetaman yang telah dilakukan pada ketam
perata
 Menentukan ketebalan benda kerja sesuai dengan ukuran yang
telah direncanakan
 Membuat terusan
 Mengetam bentuk cembung

5. Langkah-langka pengoperasian mesin ketam penebal


 Hidupkan arus listrik, pastikan mesin dalam keadaan “Off”
sewaktu pengecekan kayu
 Atur ketebalan sesuai yang di inginginkan
 Hidupkan mesin sampai mesin bekerja penuh
 Masukkan kayu yang akan di ketam secara perlaan-lahan
 Kalau ketebalan kayu yang diinginkan belum dapat, maka ulangi
pengetaman dari awal

6. Keselamatan Kerja
 Periksa terlebi dahulu mesin pengetamnya
 Masukkan terlebih dahulu ujung kayu yang paling tebal kedalam
mesin ketam
 Sebelum kayu di ketam, terlebih dahulu ratakan sala satu sisinya
 Panjang kayu minimal 35 cm
 Tebal permukaan mesin dari 1,5 - 2,6 mm
 Pemutaran alat atau penyetelan ketebalan pada saat mengetam
17

Mesin Ketam Penebal

2.2.4 Mesin Gergaji Pita

1. Kegunaan Mesin Gergaji Pita


 Untuk membuat lengkungan lurus
 Untuk membuat sambungan-sambungan

2. Langkah – Langkah Pengoperasian


 Idupkan sumber arus listrik
 Tunggu mesin bekerja secara penuh sebelum menggergaji
 Matikan mesin setelah pekerjaan selesai
18

3. Keselamatan Kerja
 Periksa terlebih dahulu benda sebelum di gergaji
 Periksa pengaman mata gergaji pita, pastikan sudah terpasang
 Atur jarak pita dengan pengatur
 Jarak tngan jangan terlalu dekat dengan mata pita
 Saat membelah mata yang bulat, gunakan alat penghantar
 Jangan menarik kembali benda yang sedang digergaji
 Jangan membersihkan potongan-potongan kecil didekat mata
pita saat pita sedang bekerja
 Jangan menggunakan penghantar sebagai stopper
 Saat memotong bentuk lengkung harus perlahan-lahan
 Segera matikan mesin jika pita putus

Mesin Gergaji Pita


19

2.2.5 Gergaji ayun ( radialing saw )

Gergaji ayun adalah gergaji yang mana daunnya berada diatas yang dapat
digerak-gerakan sepanjang lengan yang dipegang salah satu tiangnya.

Kegunaannya
 Membuat alur dalam posisi melebar
 Memotong

Mesin Gergaji Ayun (Radialing saw)


20

2.2.6 Mesin bor

Kegunaannya
 Membuat lubang
 Membuat propel

Langkah pengoperasian
 Ukur mata bor sesuai ukuran yang diinginkan
 Hidupkan arus listrik
 Letakan benda kerja diatas benda kerja
 Lakukan pengeboran secara berlahan – lahan
 Ayun gagang pegangan bor hingga dalam posisi top yang sudah ditentukan

Mesin Bor
21

BAB III

LATIHAN DASAR MENGETAM DAN MENGGERGAJI

3.1 Tujuan

Pada akhir pelajaran ini nanti diharapkan mahasiswa dapat:


 Mengenal alat-alat dan terampil dalam menggunakan alat tersebut
secara manual.
 Terampil dalam memmbuat lukisan atau gambar pada benda kerja
sebelum dikerjakan
 Terampil dalam menggergaji
 Terampil dalam mengetam dengan rata, lurus dan siku
 Memahami dan mengetahui cara memotong dan cara membelah kayu
dengan benar

3.2 Dasar Teori

Sebelum mengerjakan pekerjaan yang lebih sulit terlebi-lebih membuat


benda kerja yang permanen serti pintu kayu, bingkai jendeja, kosen, dll. Maka
perlu dilatih terlebih dahulu bagai mana menggunakan perkakas atau peralatan
manual terutama alat memotong, alat penyayat, alat pengukur, alat lukis dan alat-
lat manual lain yang mendukung penyelesaian pekerjaan ini. Upaya ini merupakan
pelatihan bagi maasiswa untuk terbiasa bagaimana menggunakan perkakas kayu
kayu yang benar dan juga menanamkan cara penggunaan peralata serta merawat
peralatan tersebut. Hasil dari pekerjaan ini mendapatkan ukuran kesikuan.
22

3.3 Alat dan Bahan

Alat-alat
1. gergaji
 Gergaji potong
 Gergaji belah
2. Ketam
 Ketam pendek
 Ketam panjang
3. Perusut
4. Pencil (Kraspen)
5. Meteran
6. Siku
7. Palu

Bahan
 Balok kayu ukuran kotor 55 cm x 7,5 cm x 5,2 cm diketam menjadi
ukuran bersih 55 cm x 7,2 cm x 4,8 cm

3.4 Langkah – Langkah Kerja


a. Pemilihan bahan
 Bahan yang digunakan jangan terlalu lunak
 Keadaan kayu sebaiknya dipilih yang bagus dan baik, yaitu bermutu dan
kuat

b. Pengetaman bahan
 Menyiapkan alat dan memastikan ketajaman dan kesempurnaan alat
tersebut
 Menyaipkan bahan yang akan digunakan
 Memili sala satu sisi lebar kayu dasar awal pengetaman
23

c. Melukis bahan
 Melukis gambar dengan bentuk dan ukuran sesuai jobsheet
 Gunakan siku dan pensil untuk melukis

d. Menggergaji bahan
 Memotong dan membelah kayu mengikuti gambar yang telah dilukis
pada kayu
 Memperatikan kelurusan dan kerapian hasil kerja penggergajian
Gambar kerja:

3.5 Kesimpulan

Latihan dasar mengetam dan menggergaji merupakan sutu pekerjaan yang


membutuhkan ketelitian dan keseriusan, karena pekerjaan ini merupakan dasar
utama dalam konstruksi kayu.
24

3.6 Analisa Kerja

Karena ini merupakan job pertama dalam kegiatan bengkel kerja kayu I
maka masih banyak terjadi kesalahan dalam penggergajian, beralasan karena
seluruh mahasiswa DIV merupakan alumni dari sekolah umum dan bukan
sekolah kejuruan. kesalahan banyak terlihat pada potongan yang tidak padu
dengan garis gambar.

3.7 Saran
Utamakan kehati-hatian dan ketelitian dalam bekerja. Jangan pernah
harapkan oran lain akan dapat menjaga keselamatan kita.
25

BAB IV

SAMBUNGAN BIBIR MIRING BERKAIT

4.1 Tujuan :
Pada akhir pelajaran, mahasiswa/mahasiswi diharapkan dapat :
 Menggunakan alat tangan yang dipergunakan
 Membuat bentuk konstruksi sambungan bibir miring berkait
 Memahami fungsi – fungsi dan kegunaan sambungan tersebut

4.2 Keselamatan kerja :


1) Gunakan pakaian kerja selengkapnya
2) Simpan alat perkakas pada tempat yang tersedia.
3) Pelajari gambar kerja serta laksanakan dengan langkah – langkah kerja
yang teratur
4) Pusatkan perhatian pada pekerjaan
5) Ikuti petunjuk instruktur

4.3 Alat–alat dan bahan :


Alat : Bahan :
1. Gergaji Potong dan 1. Kayu ukuran ± 4,5 x 6,5
Belah cm, panjang 50 cm
2. Ketam
3. Pensil
4. Siku
5. Meteran
6. Palu kayu
7. Pahat bikul dan tusuk
8. Obeng + Obor
Langkah – langkah kerja :

1) Ambil satu batang dengan panjang 50 cm


2) Mengetam bahan tersebut hingga lurus, siku dan rata, untuk ukuran 4,5
x 6,5 cm
3) Potong jadi dua dan beri tanda masing – masing ( minsalnya A dan B )
4) Melukis :
 Tentukan panjang sambungan sesuai gambar
 Bagi 5 bagian dari lebar kayu tersebut
 Buat garis miring sesuai gambar
 Beri tanda silang kayu yang terbuang
5) Memotong pada bagian – bagian batas sambungan untuk melepas kayu
yang terbuang
6) Lepaskan kayu – kayu tersebut ( no 5 ) dengan pahat
7) Sambungkan kayu A dan B
8) Periksakan kepada instruktur
Gambar kerja :

Bila terjadi kurang sempurnanya penyambungan koreksilah


kembali, kemudian sambungkan lagi dan lakukan pekerjaan ini sampai
sambungan tersebut berhasil baik.
4.5 Analisis :

Kami membuatnya dengan sangat kompak,mengukur,memotong,mengolah


dengan sendiri-sendiri, tetapi di waktu pemasangan antara kayu 1 dan 2 sangat
cocok.

4.6 Kesimpulan

Lakukan pekerjaan itu dengan serius dan teliti,karna sambungan bibir miring
ini yang pertama kita pelajari,masih banyak lagi sambungan-sambungan yang
harus kita pelajari.
BAB V
JOB SHEET III
PRAKTEK KERJA MESIN
(MEMBUAT DAUN JENDELA)

5.1. Tujuan
Pada akhir pelajaran mahasiswa akan dapat:
- terampil menggunakan perkakas yang didiperlukan dengan teknik dan
cara yang betul
- bekerja dalam membuat daun pintu dengan procedure serta langkah-
langkah kerja dengan efektif dan efisien
- menerangkan langkah-langkah kerja dengan efektif

5.2. Keselamatan Kerja


- Simpanlah alat-alat pada bangku kerja dengan baik dan teratur sebelum
digunakan
- Pelajari gambar kerja dan ikuti langkah-langkah kerja dengan teratur
- Pusatkanlah perhatikan/pikiran pada perkajaan
- Ikuti petunjuk instruktur
-
5.3. Alat-alat dan bahan yang digunakan:
- gergaji ayun
- gergaji belah
- ketam perata
- ketam penebal
- gergaji pita
- mesin bor
- kayu
*panjang tiang daun(2 tiang) 350 cm
*panjang kayu untuk lebar daun jendela 100 cm
*tebal kayu 3 cm
*lebar kayu 5 cm

- pinsil/kraspen
- siku
- meteran
- pahat
- palu kayu
- kikir kayu halus/kasar

5.4. Langkah-langlah kerja


1. Ambilkan kayu untuk tiang jendela berukuran 350 cm potong menjadi
2 dengan menggunakan mesin gergaji ayun dan juga memotong kayu
berukuran 100 cm menjadi 2 untuk lebar daun jendela
2. ambilkan kayu untuk tiang daun jendela lukislah garis untuk membuat
lubang pada setiap ujung tiang dengan menggunakan mesin bor dan
merapikan lubang dengan pahat / kikir.
3. Pada kayu lebar daun jendela lukiskan garis pada permukaan kayu
berukuran 1/3,1/3,1/3 dengan tinggi garis berukuran sama dengan
ukuran tebal kayu.
4. potong kayu yang sudah digariskan hingga bagian tengah tetap
tertinggal,untuk dimasukkan ke kayu tiang daun jendela
rapikan/haluskan potongan dengan kikir.
5. berikan coakan pada tiap tiang daun jendela dan kayu lebar daun
jendela untuk pemasangan kaca dan kayu penahan sedalam 1,5 cm dan
luas 1 cm dengan menggunakan mesin mesin gergaji belah dan
mengubah ukuran dalam mata gergaji sesuai dengan ukuran coakan
6. ambilkan kayu untuk membuat penahan kaca dengan ukuran panjang
daun jendela setelah dipasang sempurna dengan kesikuannya dan tebal
penahan 1 cm
.

5.5 Kesimpulan
Dalam pembuatan Daun jendela, kita harus sangat teliti dalam pengukuran
dan pembuatan sambungan yang cokok, kita harus bisa
memperkirakan/memperhitungkan berapa banyak kayu yang akan terpakai untuk
pembuatan meja gambar.
Gambar kerja:
BAB VI

PENUTUP

6.1 Kesimpulan
Kegiatan bengkel kerja kayu merupakan latihan dasar mahasiswa untuk
dapat mahir dalam pembuatan segala jenis konstruksi dalam berbahan dasar kayu.
Mahasiswa juga dipastikan dapat menguasai segala hal – hal yang berhubungan
dengan usaha pengolahan kayu, seperti menggambar, mengetam, menggergaji,
dll. Baik secara manual maupun dengan mengunakan mesin.
Kegiatan bengkel kerja kayu, juga akan memudahkan mahasiswa untuk
mengetahui proses kerja dilapangan secara langsung dan dapat mendapatkan
jawaban dari permasalahan-permasalahan yang mahasiswa temukan saat
mengerjakan job-job yang ada. Sehingga setelah kegiatan selesai, mahasiswa
dapat dipastikan benar-benar mahir dalam mengolah kayu.

6.2 Saran
Dalam kegiatan konstruksi kayu kami harapkan kepada mahasiswa yang
akan datang agar memastikan diri dalam keadaan benar-benar siap saat masuk
bengkel. Pastiksn menggunakan perlengkapan keselamatan, tidak becanda, dan
selalu berfokus pada kegiatan yang dilakukan. Jangan pernah harapkan orang lain
yang akan membantu dan menjaga keselamatan anda.

6.3 Kesan
Saat melaksanakan kegiatan praktek kerja kayu, saya tidak tahu sedikitpun
tentang pekerjaan kayu tetapi Alhamdulillah sekarang saya sudah mengetahui
banyak hal tentang kerja kayu.saya sangat menyukai Peraturan bengkel yang
menjunjung tinggi kedisiplinan juga merupakan hal yang paling baik untuk
melatih ego mahasiswa,
setelah masuk bengkel saya juga menguasai alat-alat manual dan mesin serta saya
telah mampu untuk membuat beberapa bentuk konstruksi kayu, seperti :
Sambungan bibir berkait, kosen jendela, kosen pintu dan lainnya. Bagi saya di
dalam praktek kerja kayu ini sangat menyenangkan karena banyak ilmu yang
bermanfaat yang bisa kita dapatkan di dalamnya.Disamping itu,dalam praktek ini
menuntut kita untuk terbiasa di siplin dan dari situ kedisiplinan kita bisa dilatih.

6.4 Pesan
Di dalam melakukan praktikum di bengkel yang telah penulis
alami,penulis sangat mengharapkan supaya fasilitas atau alat kerja manual kayu
supaya lebih di komplitkan guna untuk memudahkan dan mempercepat
mahasiswa/i dalam bekerja.

6.5 Harapan Penulis


Berbagai macam fasilitas dapat kita buat dari kayu dengan seni ukir atau
olahan yang berbeda-beda namun tak terlepas dari cara kerja harus baik dan benar.
Agar kita dapat membuat atau melaksanakan tugas yang diberikan, maka sebelum
itu kita harus terlebih dahulu mengerti dan memahami tentang kegiatan atau tugas
tersebut sebagaimana yang telah diajarkan dan dicontohkan pada buku laporan
kerja kayu ini.
Semoga dengan adanya buku laporan ini dapat memudahkan kita
mahasiswa/i dalam menyelesaikan tugas,khususnya tugas mengenai kayu.
LEMBARAN ASISTENSI
KERJA KAYU

Nama : Robbi Gustia


Nim : 1622302020
Jurusan : Teknik Sipil
Program Studi : D IV / I (C) Perancangan Jalan dan Jembatan
Pembimbing : Rohana ,ST.MT.
Nip : 19631115 199010 2 001
Tanggal Uraian Paraf

Instruktur,

Rohana, ST.MT
NIP: 19631115 199010 2 001

Anda mungkin juga menyukai